Anda di halaman 1dari 6

WARAHA PURANA

Nama : I Putu Mika Pratama yasa


Nim : 2311011035
Absen : 12
Kelas / Smt : A1 PAH Denpasar /Smt 2
Mata Kuliah : Intisari Veda
Dosen Pengampu : Dra.Ni Made Sukerni,M.Ag

PRODI S1 PENDIDIKAN AGAMA HINDU


FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
WARAHA PURANA
Varaha purana adalah termasuk ke dalam sattvika purana yang lebih mengagungkan
inkarnasi Visnu.Purana yang lainnya adalah Visnu Purana, Narada Purana,
Bhagavata Purana, Garuda Purana, dan Padma Purana.Kata Varaha Purana memuja
inkarnasi Visnu dalam wujud babi hutan (varaha), purana ini juga disebut dengan
Vaisnava Purana. Alasan ia dikenal sebagai varaha Purana karena ia diceritakan
oleh dewa Visnu yang menjelma sebagai babi hutan, kepada prtivi (bumi).
Kata Varaha dapat dibagi menjadi dua kata yaitu “vara” dan “aha”.Vara berarti
orang yang dimaksud dan aha berarti orang yang dapat membuat suatu batas ke
yang tak terbatas.Varaha kemudian diartikan dengan orang yang dapat membuat
batas menjadi tak terbatas.Varaha mengangkat jagat raya dari lembah kehancuran
dan kegelapan.Varaha purana terdiri dari 24.000 bait.Naskah Varaha Purana dibagi
menjadi dua bagian (bhaga) yaitu bagian pendahuluan (purva bhaga) dan bagian
lanjutan (uttara bhaga).
Dalam pura batu yang terdapat di gua Udaigiri ditemukan ukiran yang memuat
Varaha mengangkat prthivi.Ukiran ini dibuat sekitar tahun 400 setelah
Masehi.Varaha dalam ukiran tersebut digambarkan sebagai seorang manusia yang
berkepala babi yang sangat kuat.Manusia tersebut menggunakan gelang tangan,
teratai, dhoti dan sebuah odhni.Ia menempatkan kaki kirinya pada naga sesa, dan
gambar seorang wanita memegang taring kanannya. Latar belakangnya sebuah
lautan, dan dikitari oleh para rsi dan makhluk lain yang sedang menyembah babi
hutan tersebut.
1. Penciptaan
Di balik segala penciptaan ini adalah sang roh agung (paramatman). Dia merupakan
kesatuan abadi tanpa kelahiran dan kematian, awal atau pun akhir. Ketika
berkeinginan untuk mencipta, Ia mewujudkan diri-Nya dalam berbagai wujud
material dan sifat-sifat. Dalam proses penciptaan ada tiga sifat mendasar ini
merupakan manifestasi paramatman yang terdiri dari sattvam, rajas, dan tamas yang
sering disebut dengan Tri Guna. Satwam adalah sifat baik atau kesucian, rajas
berkaitan dengan hawa nafsu dan kesenangan sensual, dan tamas berkaitan denggan
kebodohan atau kegelapan, sebagai gantinya, rajas juga dapat dianggap sebgai
campuran sifat diantara segala sifat baik (sattvam) dengan segala sifat jahat (tamas).
Lima unsur penciptaan dikenal sebagai bhuta, yang terdiri dari ksiti (bumi), apa
(air), tejas (energy), marut (angin), dan vyoma (langit), semua unsur tersebut
berkembang dalam aturan sebagai berikut :
Pada awalnya taka ada apapun di dunia ini, yang ada hanya kekosongan.Dari
kekosongan tersebut tercipta bunyi dan dari bunyi tercipta langit.Dari langit tercipta
angina dan dari angin tercipta energi, dari energi tercipta air, dan dari air ada
kelahiran di bumi.Dengan unsur ini, dewa Visnu menciptakan makhluk hidup di
jagat ini. Dan beliau melahirkan bumi agar ia dapat melahirkan makhluk hidup ini.
Saat jagat raya ini hampa, unsur yang ada hanya air dan air berada dimana-mana
(hal ini tampaknya bertentangan dengan pernyataan dahulu yang menyebutkan
bahwa air tercipta dari energi).Paramatman atau Brahman tidur di air.
Kata nara berarti air dan kata ayana berarti tempat beristirahat. Karena Visnu tidur
di atas air, beliau disebut dengan Narayana. Hari Brahma jauh lebih panjang dari
hari manusia.Lamanya satu hari Brahma disebut dengan kalpa (siklus).Selama
kalpa berjalan, Visnu mulai mengadakan penciptaan.Pada akhir kalpa, malam
Brahma datang dan jagat raya dimusnahkan.Siklus penghancuran dan perbaikan
kembali datang bergantian.Siklus yang sekarang ini dikenal sebagai Varaha kalpa,
karena dalam kalpa ini Visnu mengenakan wujud seekor babi hutan untuk
mengangkat bumi dari kedalaman samudra.Ketika yang ada hanya kekosongan,
jagat raya diliputi oleh kegelapan dan tak ada tanda-tanda kehidupan. Visnu tidur
di atas air keberadaan awal dan ketika bangun, beliau menciptakan jagat raya dalam
sembilan sarga (tahapan).
2. Vaisnavi Devi
Dalam Varaha Purana diceritakan bahwa alam semesta ini dibagi menjadi empat
belas (14) wilayah atau loka.Tujuh loka berasal dari alam yang lebih tinggi dan
tujuh loka yang lainnya berasal dari alam bawah.Tujuh daerah yang berasal dari
alam yang lebih tinggi yaitu bhuloka (bumi), bhuvarloka,
svarloka (sorga), maharloka, janaloka, satyaloka, dan tapaloka.ketika terjadi
pemussnahan pada akhir kalpa, bhuloka, bhuvarloka, dan svarloka hancur. Empat
wilayah yang lainnya tidak mengalami kehancuran. Keempat wilayah tersebut akan
hancur pada pemusnahan terakhir. Manusia
mendiami bhuloka, burung bhuvarloka, orang-orang suci mendiami svarloka, dan
para rsi mendiami maharloka.

3. Menyenangkan Visnu
Dalam Varaha Purana, terdapat ajaran Babi hutan mengatakan kepada bumi bahwa
ia tidak terlalu suka terhadap suatu upacara atau ritual tertentu. Ia akan senang
dengan persembahan sederhana yang dipersembahkan dengan ketulusan hati.
Untuk mendapatkan anugrah dewa Visnu, kita harus menyembahnya dengan
memakai pakaian putih dan mempersembahkan bunga putih di kuil pada
hari dvadasi. Visnu akan memberikan anugrah kepada mereka yang memujanya
dengan ketenangan hati dan konsentrasi yang penuh, tidak makan daging, masih
bujangan, dan membebaskan pikiran mereka dari rasa cemburu, marah, bangga, dan
egois. Visnu memberkati orang yang senantiasa puas dan istri yang setia. Ada
beberapa dosa yang tidak disukai oleh dewa Visnu yaitu makan makanan yang tidak
bersih, memuja Visnu tanpa mandi atau setelah menyentuh mayat atau bangkai yang
baru datang dari kuburan, memuja dewa Visnu dengan berpakaian biru, merah,
hitam, kotor dan tidak dicuci, memuja Visnu dalam keadaan marah memuja Visnu
setelah makan ikan atau daging bebek, makan makanan tanpa
mempersembahkannya dahulu kepada Visnu, memuja Visnu setelah minum-
minuman beralkohol, makan atau menjual daging babi,
4. Menghormati para Leluhur
Jumlah generasi yang digolongkan sebagai leluhur ada tujuh.Kita harus
memberikan penghormatan kepada para leluhur tersebut.Empat dari leluhur
tersebut dianggap sebagai berwujud dan tiga lainnya dianggap sebagai sesuatu yang
abstrak.Kekayaan material tdak terlalu dipaksa dalam menyelenggarakan upacara
pemakaman. Walaupun orang miskin menghormati para leluhurnya hanya dengan
mencakupkan tangan, leluhr tersebut akan menerima dengan ikhlas upacara
pemakaman tersebut. Tidak ada batasan kapan sebuah upacara pemakaman (sradha)
dilaksanakan.Upacara tersebut dapat dilaksanakan pada siang hari atau malam hari,
atau pada saat gerhana bulan.
5. Tithi
Tithi adalah hari bulan. Memuja atau mengucapkan pujian pada hari itu akan
memberikan pahala yang besar.Pratipada adalah hari bulan pertama yang dianggap
sebagai hari pemujaan terhadap Dewa Agni.Dvitiya adalah hari kedua hari
bulan.Hari ini dikaitkan dengan pemujaan terhadap dewa kembar Asvini.Tritiya
adalah hari ketiga dari hari bulan.Hari ini dikaitkan dengan Rudra dan merupakan
hari baik untuk melakukan vrata bagi pasangan yang telah menikah untuk
mendapatkan kebahagiaan perkawinan.Caturthiadalah hari keempat dari hari bulan
dikaitkan dengan pemujaan terhadap ganesa atau Vinayaka. Melaksanakan vrata
menyantap biji wijen pada hari ini akan memberikan pahala yang sangat besar rudra
menciptakan makhluk luar biasa yang bernama Vinayaka dari mulutnya, akan tetapi
rudra juga menciptakan Vinayaka yang lain dari tubuhnya. Vinayaka yang asli
ditugaskan sebagai pemimpin (isa atau pati) dan dikenal sebagai Ganapati atau
Ganesa.Dewa-dewa dan para rsi yang hadir saat itu memberkati Ganapati dengan
air suci.Ganapati lahir di hari caturthi dan hal inilah yang menyebabkan caturthi
dianggap sakral.Pancami adalah hari kelima dari masa tengah bulanan. Pada hari
ini, makanan yang rasanya masam harus dihindari dan ular harus dipuja dengan
memberikan sesajen yang terbuat dari susu. Sasthiadalah hari ke-enam dari dua
minggu masa bulan dikaitkan dengan pemujaan terhadap Karttikeya. Bagi orang-
orang yang memohon pada hari itu akan mendapatkan kesehatan dan umur panjang
dan segala keinginan dapat tercapai. Saptamiadalah hari ketujuh dari dua minggu
masa bulan dan dikaitkan dengan pemujaan terhadap dewa Matahari.Astamiadalah
hari kedelapan dari dua minggu masa bulan dikaitkan dengan kekalahan Andhaka
(putra dari Kasyapa dan Diti).Nawamiadalah hari kesembilan dari dua minggu hari
bulan dikaitkan dengan Vetrasura dan kematiaannya ditangan dewi
Gayatri).Dasami adalah hari kesepuluh dari hari bulan.Pada hari ini kita hanya
diperbolehkan makan yoghurt dan memuja sepuluh dewi yang telah diciptakan oleh
Brahma.Ekadasi adalah hari kesebelas hari bulan dimana hari saat Kubera
dilahirkan dari debu badai yang keluar dari mulut dewa brahma saat ia diberi tugas
mencipta. Dvadasi adalah hari keduabelas hari bulan, Narayana berwujud dewa
Visnu karena permintaan dewa angina, Vayu.Dvadasi adalah hari pernikahan
Laksmi dengan dewa visnu.Trayodasi adalah hari ketigabelas adalah hari dimana
saat Brahma menciptakan Dharma, dewa kebenaran. Caturdasiadalah hari keempat
belas masa bulan dikaitkan dengan dewa Rudra.Melaksanakan puasa dan
mendengarkan tentang Rudra pada caturdasi membebaskan orang dari dosa-
dosanya.Amavasyaadalah malam bulan baru dan diaitkan dengan pemujaan
terhadap tanmatra.Tanmatra lahir dari tubuh dewa Brahma.Brahma memerintahkan
tanmatra untuk memimpin para lelhuru makhluk hidup.Di hari ini, orang-orang
menghaturkan air, biji wijen, dan rumput yang disucikan untuk leluhur mereka.
Upacara ini dikenal sebagai tarpana dan dengan melaksanakan upacara ini segala
keinginan akan dapat terpenuhi. Purnamasi atau purnamasi adalah malam bulan
penuh dan dikaitkan dengan pemujaan terhadap dewa bulan atau Candra yang juga
dikenal dengan Soma.
6. Tentang Yuga
Di masa kali yuga, sistem empat varna (kasta) dan empat asrama (tingkatan hidup)
sudah rusak sepenuhnya dan sifat kemanusiaan juga hilang. Pada masa satya yuga,
sattwam guna atau sifat kebajikan sangat mendominasi, tetapi itu hanyalah sifat. Di
masa treat yuga, sattwam guna dipengaruhi oleh rajas guna, sifat hawa nafsu. Akan
tetapi, sattwam menjadi lebih penting dari rajas. Di masa dwapara yuga, rajas
menjadi lebih penting dari sattwam. Di masa kali yuga, tamas, hanya sifat jahat dan
kegelapan yang menjadi sangat dominan. Karena dikuasai oleh kejahatan, varna
asrama menjadi bercampur. Cara untuk menebus dosa adalah dengan cara
melakukan meditasi, berdoa, mempelajari naskah-naskah suci, melaksanakan
upacara kurban dan memberikan sedekah.
7. Keagungan dewa Visnu

Visnu lebih berkuasa dari Brahma dan siwa.Visnu memiliki sifat sattwa
guna.Brahma memiliki sifat yang merupakan campuran dari sattwa guna dengan
rajas guna.Dan semua sifat sattwa, rajas, dan tamas ditemukan pada Siva.Suva
sendiri mengakui keagungan dewa Visnu.Pada saat mencipta, Brahma menyuruh
Siva untuk mencipta.Untuk mempersiapkan dirinya melaksanakan tugas yang
sangat berat ini, Visnu kemudian bermeditasi di bawah air.Di bawah air, Siva
berpapasan dengan wujud Narayana yang ukurannya hanya sebesasr ibu jari.
Dengan tidak memperdulikan wujud tersebut siva mulai bermeditasi. Saat
bermeditasi, sebelas bentuk yang bercahaya muncul dihadapan Siva yang ternyata
itu adalah Narayana. Sebagai akibat apa yang dilihatnya, Siva dipaksa mengakui
bahwa Narayana adalah dewa yang maha agung.
8. Penebusan dosa
Dengan cara yang sudah ditentukan, seseorang dapat membersihkan ddirinya,
menyalakan lampu, mengucapkan doa-doa suci, dan memandikan patung Visnu
dengan mentega. Bunga-bunga, kalung, kemenyan, sereal, dan susu harus
dipersembahkan kepada patung tersebut. Namun persembahan yang paling penting
yang diinginkan Visnu adalah pengabdian yang tulu ikhlas. Juga ada cara dimana
seseorang dapat dipastikan tak akan dilahirkan sebagai binatang dalam kehidupan
mendatang. Menjadi orang jujur, melaksanakan vrata dan menghormati orang tua
adalah beberapa diantaranya
9. Kewajiban terhadap orang mati
Babi hutan kemudian menguraikan tentang tugas-tugas yang harus dilakukan
terhadap orang mati, jika orang tersebut diketahui akan meninggal, pujian-pujian
Veda harus diucapkan dan madu murni harus dituangkan ke dalam mulutnya.
Setelah meninggal jasad orang mati tersebut harus ditempatkan di bawah pohon dan
dimandikan. Jasad tersebut kemudian akan dilumuri minyak, mentega, dupa dan
pengharum lainnya. Ketika jasad tersebut telah terbakar semuanya, api pembakaran
mayat tersebut di bawa keliling. Kemudian upacara perabuan dilaksanakan.Bagi
mereka yang ikt pergi ke tempat pembakaran mayat tersebut harus mandi dan
mencuci semua pakaiannya sebelum kembali ke rumah.Selama sepuluh hari dari
kematiannya, pembersihan kembali (asauca) harus dilaksanakan.Upacara
pemakaman yang dilaksanakan dengan tulu ikhlas dan hormat akan
memberikan punya yang sangat besarkepada yang melaksanakannya. Upacara
tesebut juga akan membantu para leluhur mereka sendiri. Jika upacara kematian
tersebut tidak dilaksanakan, para leluhur akan menderita.
10. Amal
Orang yang suka beramal akan mendapatkan kesenangan, seorang isri, putra, dan
nasib yang baik. Amal berupa makanan akan memberikan kesehatan yang baik,
kemampuan yang tinggi dan daya ingat luar biasa. Amal berupa air akan memenuhi
semua keinginan. Jika kita menyumbang beras, air, buah-buahan, pakaian, dan
madu akan memeberikan kebahagiaan dalam hidup ini dan kehidupan mendatang.
Jika seseorang menyumbangkan dupa, orang terebut akan mencapai vasuloka atau
galoka dua tempat kediaman surgawi. Jika orang menyumbangkan mentega murni
atau madu, orang tersebut akan dapat memperoleh vimana. Memberikan lampu
akan menyelamatakan orang lain dari kegelapan. Memberikan naungan kepada
makhluk lain yang ketakutan, orang tesebut akan mendapatkan semua
keinginannya. Amal berupa sapi akan sangat berguna bagi kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai