Bhagavata Purana
PURANA
Purana adalah cerita-cerita kuno tentang sejarah raja-raja,resi-resi dan
yang berisi syair kisah pahlawan dan mitologi tentang berbagai Awatara
atau penjelmaan Tuhan Whisnu turun ke bumi. Penyusun kitab ini
adalah maha Rsi Byasa putra maha Rsi Palasara.
LATAR BELAKANG
18 purana dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 naskah kelompok
yang pertama adalah yang mengagungkan Visnu yang ke-2 mengagungkan Brahma dan yang ke-3
mengagungkan Rudra sebagaimana ketiga dewa ini membentuk konsep Tri Murti.
A. SARGA -PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Berdasarkan perhitungan di dunia ini, waktu Satya Yuga adalah 1.728.000 tahun, waktu Treta Yuga 1.296.000 tahun, waktu Dvapara
Yuga selama 864.000 tahun dan waktu kali Yuga berlangsung selama 432.000 tahun. Jika ke empat zaman ini berputar sebanyak 1000
maka itu merupakan satu hari bagi dewa Brahma dan satu malam mempunyai waktu yang sama.
Krtayuga, merupakan masa yang penuh kedamaian dimana pada masa tersebut tidak ada manusia yang berbuat adharma walaupun hanya
dalam pikiran. Manusia pada masa itu selalu mematuhi ajaran-ajaran kebenaran dan tiada pernah menyakiti mahluk lain baik dalam
pikiran, perkataan maupun perbuatan. Yang ada dalam kehidupan manusia pada masa tersebut adalah : berbuat untuk kesenangan orang
lain dan berjalan diatas jalannya dharma sehingga jaman tersebut sering juga dinamakan: Zaman Satya Yuga yang mengandung arti bahwa
pada masa itu manusia hidup didalam kesetiaan. “Masa kertayuga ini berlangsung selama 1.460.000 tahun manusia dengan ketentuan
masa berikutnya berkurang satu”. (Penjelasan Manawadharmasastra hal. 45).
Trta Yuga, Zaman selanjutnya disebut Trta Yuga yang merupakan masa kedua dari catur yuga. Pada masa ini pikiran manusia mulai dikotori
oleh sesuatu kejahatan untuk menghancurkan manusia lainnya. “Pada masa ini mulailah muncul kerajaan-kerajaan yang memisahkan
antara golongan yang satu dengan golongan yang lainnya. Masa ini diawali dengan kehancuran Kerajaan Arjuna Sashrabahu dan diakhiri
dengan runtuhnya kerajaan Sri Rama: (I Ketut Nila, Penjelasan Mata Kuliah Wiracarita STKIP Agama Hindu Singaraja th. 1988).
Dwapara Yuga, pada masa ini manusia sudah mulai berwatak dua yakni sebagian dirinya merupakan kebaikan dan sebagian lainnya
tersimpan kejahatan. Pada zaman ini manusia sudah mulai merasa pamrih untuk membantu orang lain, maksudnya mereka membantu
orang lain karena ada maksud dan tujuan untuk mendapatkan imbalan dari pekerjaan yang dilakoninya. “Zaman ini diakhiri oleh
pemerintahan Parikesit yang merupakan cucunya dari Arjuna”.
Kali Yuga, merupakan zaman terakhir menurut ajaran Agama Hindu. Bila ditinjau dari segi arti katanya, kaliyuga adalah merupakan
kebalikan dari zaman Krta/Satya Yuga, dimana kalau pada zaman krta yuga hati manusia benar-benar tertuju kepada Tuhan sebagai
pencipta, pemelihara dan pengembali alam beserta isinya, maka pada zaman kaliyuga kepuasan hatilah yang menjadi tujuan utama dari
manusia. Pada zaman ini apabila manusia sudah dapat memenuhi segala sesuatu yang bersifat keduniawian baik itu berupa harta
(kekayaan) ataupun tahta (kedudukan) maka puaslah orang tersebut.
D. Vamsa dalam Bhagavata Purana
Asal - usul Vena sebagai keturunan Dhuruva dan Cakshusha manu. Putra tertua Dhuruva , Utkala
tidak naik tahta. Putra kedua Druva yaitu Vatsara diangkat menjadi raja, dan menikah dengan Svarithi
yang melahirkan enam anak yaitu Pusparna,Tikmaketu,Isa,Urja,Vasu dan jaya.
Pusparna memiliki seorang anak bernama Prabha dan menikah dengan Dosa sebagai istri, Dosa
melahirkan dua orang anak yaitu Nishita dan Vyusta.
Viyusta menikahi Pustarini dan memiliki anak yaitu sarva – teja dari seorang istri yang bernama Akuti.
Manu memiliki dua belas putra, dan ulmuka salah satu putra Manu memiliki enam putra. Angga salah
satu putra Ulmuka dan menikah dengan Sunitha melahirkan anak yang bernama Vena.
Bagan silsilah
Prabha Dosa
Angga Sunitha
Vena
v
Sunitha ibu Vena adalah wanita yang kejam, yang sangat senang menyakiti orang lain. Ketika dia pergi
kehutan untulibat dalam penebusan dosa untuk mendamaikan dewi musik ( dewi saraswati). Sunitha mulai
mengganggunya, tetapi susankha menolak usahanya untuk mengalihkan perhatianya. Pahit karena pemuda itu
mengabaikanya lalu dia memukulnya, Susankha marah tetapi tidak ingin memukul wanita. Sunitha
menyombongkan silsilahnya dari Yama kepadanya,tetapi pemuda itu tidak terkesan. Ketika Sunitha bertemu
Susankha lagi dia memukulnya lagi dengan cambuk, la bermain dengan para pelayanya dia melihat seorang
gandarva bernama Susankha. Pemuda tampan itu teralu pemuda itu mengutuknya suatu saat akan melahirkan
seorang putra yang akan menjadi pencemooh para dewa dan brahmana.
Suatu ketika raja Angga sedang melakukan pengorbanan Asvamedha para dewa tidak menerima
persembahanya, karena dia tidak memiliki seorang putra. Atas saran orang bijak raja Angga melakukan
pengorbanan lain dan memuliakan dewa Wisnhu. Dari api pengorbanan muncullah seorang dengan nasi rebus
(Pasayam), raja Angga memberi nasi itu kepada istrinya dan memakanya. Sunitha yang melahirkan seorang
putra , sejak kecil putranya terikat pada kakek dari pihak ibu. Anak itu bertikah seperti binatang buas dengan
kejam memburu rusa yang tidak bersalah, melihat berbuatan jahatnya lalu anak itu diberi nama Vena “ si
penyiksa”. Tidak dapat memuritkan anaknya, raja Angga kehilangan ketenangan pikiranya. Raja angga
memutuskan untuk meningggalkan kerajaanya dan pergi ke hutan, karena muak atas perbuatan anaknya.
Akhirnya Vena di nobatkan menjadi seorang raja meski orang – orang kurang setuju.
Pemerintahan dan kematian
Ketika Vena menjadi seorang raja segala kegiatan keagaman atau ritual suci
ditiadakan. Para rsi meminta sang raja mengembalikan praktik
persembahan kurban dan acara keagamaan, namun sang raja Vena menolak
dan menyatakan pengabdian mereka terhadap yajneshvara menjadi bodoh.
Raja Vena mengklaim dirinya adalah perwujutan dari dewa, atas
kesombonganya para Rsi membunuhnya dengan dengan bilah rumput yang
telah disucikansambil mengucapkan suara hum.
Kelahiran Prithu
Prihu menbawabusur , panah, dan baju besi ilahi. Orang bijak mengamati
bahwa Prithu memiliki tanda cakra sudarsana sebagai wujud Wisnhu , ia
nobatkan sebagai raja baru dan memulihkn ritual keagamaan.
OM SHANTI SHANTI SHANTI OM