d. Manusa Yajña
Manusa Yajña adalah pengorbanan untuk manusia, terutama bagi mereka yang memerlukan bantuan.
Umpamanya ada musibah banjir dan tanah longsor. Banyak pengungsi yang hidup menderita. Dalam
situasi begini, umat Hindu diwajibkan melakukan Manusa Yajña dengan cara memberikan
sumbangan makanan, pakaian layak pakai, dan sebagainya. Bila perlu terlibat langsung untuk menjadi
relawan yang membantu secara sukarela. Dengan demikian, memahami Manusa Yajña tidak hanya
sebatas melakukan serentetan prosesi keagamaan, melainkan juga seperti donor darah dan membantu
orang miskin.
Membantu orangtua, wanita atau anak-anak yang menyeberang jalan ketika kondisi lalu lintas sedang
ramai.
Menjenguk dan memberikan bantuan kepada teman yang sakit.
Melakukan bakti sosial, donor darah, dan pengobatan gratis.
Memberikan tempat duduk kita kepada orangtua, wanita, atau anak-anak ketika berada di dalam
kendaraan umum.
Memberikan beras kepada orang yang membutuhkan.
Memberikan petunjuk jalan kepada orang yang tersesat.
Membantu fakir miskin yang sangat membutuhkan pertolongan.
Membantu teman atau siapa saja yang terkena musibah, bencana alam, kerusuhan, atau kecelakaan
lalu lintas.
Memberikan jalan terlebih dahulu kepada mobil ambulan yang sedang membawa orang sakit.
Semua perilaku ini wajib dilatih, dibiasakan, dan dikembangkan sebagai bentuk pelaksanaan Manusa
Yajña. Dalam konteks ini, tidak berarti hanya melakukan upacara saja, tetapi juga termasuk
membantu orang.
e. Bhuta Yajña
Upacara Bhuta Yajña adalah korban suci untuk para bhuta, yaitu roh yang tidak nampak oleh mata
tetapi ada di sekitar kita. Para bhuta cenderung menjadi kekuatan yang tidak baik, lebih suka
mengganggu orang. Contoh upacara Bhuta Yajña adalah masegeh, macaru, tawur agung, panca wali
krama. Sedangkan tujuannya adalah menetralisir kekuatan bhuta kala yang kurang baik menjadi
kekuatan bhuta hita yang baik dan mendukung kehidupan umat manusia.