Kunti
Kunti
Asal-usul
Ayah Kunti adalah Raja Surasena dari Wangsa Yadawa, dan saat
bayi ia diberi nama Pritha. Ia merupakan adik Basudewa, ayah
Kresna. Kemudian ia diadopsi oleh Raja Kuntiboja yang tidak
memiliki anak, dan semenjak itu ia diberi nama Kunti. Setelah Kunti
menjadi puterinya, Raja Kuntibhoja dianugerahi anak.
Masa muda
Pada saat Kunti masih muda, ia diberi sebuah mantra sakti oleh Resi
Durwasa agar mampu memanggil Dewa-Dewi sesuai dengan yang
dikehendakinya. Pada suatu hari, Kunti ingin mencoba naugerah
tersebut dan memanggil salah satu Dewa, yaitu Surya. Surya yang
merasa terpanggil, bertanya kepada Kunti, apa yang diinginkannya.
Namun Kunti menyuruh Sang Dewa untuk kembali ke kediamannya.
Karena Kunti sudah memanggil dewa tersebut agar datang ke bumi
namun tidak menginginkan berkah apapun, Sang Dewa memberikan
seorang putera kepada Kunti.
Kehidupan selanjutnya
Kemudian, Kunti menikahi Pandu, seorang raja di Hastinapura.
Pandu juga menikahi Madri sebagai istri kedua, namun tidak mampu
memiliki anak. Akhirnya Pandu dan kedua istrinya hidup di hutan.
Disanalah Kunti mengeluarkan mantra rahasianya. Ia memanggil tiga
Dewa dan meminta tiga putera dari mereka. Putera pertama diberi
nama Yudistira dari Dewa Yama, kedua bernama Bima dari Dewa
Bayu, dan yang terakhir bernama Arjuna dari Dewa Indra. Kemudian
Kunti memberitahu mantra tersebut kepada Madri. Madri memangil
Dewa Aswin dan menerima putera kembar, dan diberi nama Nakula
dan Sadewa. Kelima putera Pandu tersebut dikenal dengan nama
Pandawa.
Kresna
Kresna
Nama lain
Penitisan
Kelahiran
Ayah Kresna adalah Prabu Basudewa, yang merupakan saudara lelaki (kakak) dari
Kunti atau Partha, istri Pandu yang merupakan ibu para Pandawa, sehingga
Kresna bersaudara sepupu dengan para Pandawa. Saudara misan Kresna yang lain
bernama Sisupala, putera dari Srutadewa alias Srutasrawas, adik Basudewa.
Sisupala merupakan musuh bebuyutan Kresna yang kemudian dibunuh pada saat upacara
akbar yang diselenggarakan Yudistira.
Ahuka
Kutipan Terjemahan
yadā yadā hi dharmasya, Kapan pun kebenaran merosot dan
glānir bhavati bhārata, kejahatan merajalela, pada saat itu
abhyutthānam adharmasya Aku turun menjelma, wahai keturunan
tadātmanaṁ sṛjāmy aham Bharata (Arjuna)
Untuk menyelamatkan orang saleh
paritrāṇāya sādhūnāṁ,
dan membinasakan orang jahat, dan
vināśāyā ca duṣkṛtām,
menegakkan kembali kebenaran, Aku
dharma-saṁsthāpanārthāẏa, sendiri menjelma dari zaman ke
sambhavāmi yuge yuge zaman
O Arjuna, Aku adalah Roh Yang
aham ātmā guḍākeśa sarva-
Utama yang bersemayam di dalam
bhūtāśaya-sthitaḥ, aham ādiś
hati semua makhluk hidup. Aku adalah
ca madhyaṁ ca bhūtānām awal, pertengahan dan akhir semua
anta eva ca makhluk
purodhasāṁ ca mukhyaṁ Wahai Arjuna, di antara semua
pendeta, ketahuilah bahwa Aku adalah
māṁ viddhi pārtha
Brihaspati, pemimpinnya. Di antara
bṛhaspatim, senāninām ahaṁ
para panglima, Aku adalah Kartikeya,
skandaḥ, sarasām asmi dan di antara segala sumber air, Aku
sāgaraḥ adalah lautan
Di antara para Detya, Aku adalah
prahlādaś cāsmi daityānāṁ, Prahlada, yang berbakti dengan setia.
kālaḥ kalayatām aham Di antara segala penakluk, Aku adalah
mṛgāṇāṁ ca mṛgendro ‘haṁ waktu. Di antara segala hewan, Aku
vainateyaś ca pakṣiṇām adalah singa, dan di antara para
burung, Aku adalah Garuda.
Di antara segala penipu, Aku adalah
dyūtaṁ chalayatām asmi tejas penjudi. Aku adalah kemulian dari
tejasvinām aham jayo ‘smi segala sesuatu yang mulia. Aku
vyavasāyo ‘smi sattvaṁ adalah kejayaan, Aku adalah
sattvavatām aham petualangan, dan Aku adalah
kekuatan orang yang kuat
Di antara keturunan Wresni, Aku ini
vṛṣṇīnāṁ vāsudevo ‘smi Kresna. Di antara Panca Pandawa,
pāṇḍavānām dhanañjayaḥ, Aku adalah Arjuna. Di antara para
munīnām apy ahaṁ vyāsaḥ Resi, Aku adalah Wyasa. Di antara
kavīnām uśanā kaviḥ para ahli pikir yang mulia, aku adalah
Usana.
Bisma
Arti nama
Kelahiran
"Wafatnya Bisma". Lukisan dari kitab Razmnama, atau Mahabharata versi Persia.
Pendidikan
Bisma mempelajari ilmu politik dari Brihaspati (guru para Dewa), ilmu
Veda dan Vedangga dari Resi Wasistha, dan ilmu perang dari
Parasurama (Ramaparasu; Rama Bargawa), seorang ksatria
legendaris sekaligus salah satu Chiranjīwin yang hidup abadi sejak
zaman Treta Yuga. Dengan berguru kepadanya Bisma mahir dalam
menggunakan segala jenis senjata dan karena kepandaiannya
tersebut ia ditakuti oleh segala lawannya. Bisma berhenti belajar
kepada Parasurama karena perdebatan mereka di asrama tentang
masalah Amba. Pada saat itu dengan sengaja Bisma mendorong
Parasurama sampai terjatuh, dan semenjak itu Parasurama
bersumpah untuk tidak lagi menerima murid dari kasta Kshatriya
karena membuat susah.[1]
Perang di Kurukshetra
Kesabaran Kresna habis sehingga ia ingin membunuh Bisma dengan tangannya sendiri,
namun dicegah oleh Arjuna.
Kematian
Bisma tidur dengan tubuh yang ditancapi ratusan panah sambil memberi nasihat kepada
Pandawa dan Korawa.
Riwayat
Resi Bisma sangat sakti mandraguna dan banyak yang bertekuk lutut
kepadanya. Ia mengikuti sayembara untuk mendapatkan putri bagi
Raja Hastina dan memboyong 3 Dewi. Salah satu putri yang
dimenangkannya adalah Dewi Amba dan Dewi Amba ternyata
mencintai Bisma. Bisma tidak bisa menerima cinta Dewi Amba
karena dia hanya wakil untuk mendapatkan Dewi Amba. Namun Dewi
Amba tetap berkeras hanya mau menikah dengan Bisma. Bisma pun
menakut-nakuti Dewi Amba dengan senjata saktinya yang justru tidak
sengaja membunuh Dewi Amba. Dewi Amba yang sedang sekarat
dipeluk oleh Bisma sambil menyatakan bahwa sesungguhnya dirinya
juga mencintai Dewi Amba. Setelah roh Dewi Amba keluar dari
jasadnya kemudian mengatakan bahwa dia akan menjemput Bisma
suatu saat agar bisa bersama di alam lain dan Bisma pun
menyangupinya. Diceritakan roh Dewi Amba menitis kepada Srikandi
yang akan membunuh Bisma dalam perang Bharatayuddha.