Nama Swastika berasal dari kata Sansekerta Swastik (Devanagari: वि तक) yang berarti 'kondusif untuk
kesejahteraan' atau 'keberuntungan'. Dalam agama Hindu, simbol dengan lengan yang menunjuk searah
jarum jam (卐) disebut swastika, melambangkan surya ('matahari'), kemakmuran dan keberuntungan,
sedangkan simbol berlawanan arah jarum jam (卍) disebut sauvastika, melambangkan malam atau aspek
tantra Kali. Dalam Jainisme, swastika adalah simbol untuk Suparshvanatha - ketujuh dari 24 Tirthankara
(guru spiritual dan penyelamat), sedangkan dalam Buddhisme itu melambangkan jejak kaki Buddha yang
menguntungkan. Dalam beberapa agama besar Indo-Eropa, swastika melambangkan petir, mewakili dewa
guntur dan raja para dewa, seperti Indra dalam Veda Hindu, Zeus dalam agama Yunani kuno, Jupiter dalam
agama Romawi kuno, dan Thor di agama Jerman kuno.
Pokok Ajaran
3 Pokok Kepercayaan
Samsara: Pengembaraan jiwa dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain.
Karma: Orang Hindu percaya bahwa karma yang menumpuk pada kehidupan
sebelumnya pindah ke masa kini dan sangat menentukan wujud kelahiran
jiwa kembali.
Bangsa Arya membawa bahasa Sansekerta dan memperkenalkan sistem kasta/ warna berdasarkan
kedudukan. Hal ini juga mendapatkan dukungan dari Kitab Suci Hindu, bangsa Indus dan Arya saling
mengalami perkawinan campur dan melahirkan kitab-kitab Veda - merupakan kumpulan pujian dan
sastra; salah satu yang paling terkenal Rig Veda.
Seiring waktu berlalu, sekarang Brahma jarang sekali dipuja, tetapi Vishnu
mempunyai berjuta-juta pengikut. Orang-orang Hindu percaya bahwa Vishnu
datang ke dunia sebagai avatar.
Nyepi berasal dari kata “sepi” hari raya nyepi dirayakan setiap tahun
baru saka yang jatuh pada hitungan tilem kesanga yang memiliki arti hari
penyucian dewa dewa yang berada di pusat samudera, tujuan hari raya
nyepi adalah memohon kepada tuhan untuk menyucikan alam manusia dan
alam semesta .
Pagerwesi berasal dari kata pager yang berarti pagar atau pelindung dan wesi yang berarti besi, hari raya ini jatuh
setiap rabu kliwon wuku sinta, untuk memuliakan ida sanghyang widhi wasa atau sanghyang pramesti guru ( tuhan sebagai
guru alam semesta), hari raya ini memiliki makna suatu sikap keteguhan pada iman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
manusia sebab tanpa kedua itu manusia akan mengalami kegelapan (awidaya)
8. Hari Raya Holi
1. Warna tertinggi (putih) - kasta Brahmana - berasal dari mulut Perusha; Pendeta yang memimpin
upacara-upacara keagamaan dan menyanyikan ayat-ayat Kitab Suci.
2. Warna kedua (merah) - kasta Ksatria - berasal dari lengan Perusha; Prajurit dan pengusaha India.
3. Warna ketiga (kuning) - kasta Waisya - berasal dari paha Perusha; Pusat kehidupan ekonomi dan sosial
negara, petani dan pebisnis.
4. Warna keempat (hitam) - kasta Sudra - berasal dari kaki Perusha; Melayani bagian badan yang lain. Pekerja
pada tingkat paling dasar.
References
1. https://www.kompasiana.com/mertamupu/55176548a33311b906b6603b/inti-ajaran-hindu#targetText=Selain%20tiga
%20kerangka%20dasar%20agama,keyakinan%20terhadap%20Atman%20(Roh).
2. Keene, M. (2006). World religions. Louisville, KY: Westminster John Knox Press.
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Pura
4. https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/mudahnya-beragama-hindu-92
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Wisnu_Bawa_Tenaya
6. https://manacikapura.wordpress.com/2017/02/22/lambang-parisada-hindu-dharma-indonesia/
SLIDE EXTRA
धन्यवाद।
dhanyavaad