Bab XIII berjudul Ksetra Ksetrajna Vibhaga Yoga terdiri dari 34 seloka.
Bab ini membahas hakikat ketuhanan dihubungkan dengan hakikat purusa dan prakrti (pradana) sebagai
nama-rupa. Kebutuhan nama dan rupa yang digelari dengan purusa dan prakrti adalah untuk memberi
landasan dalam penjelasan tentang Tuhan sebagai hakikat yang mahamengetahui. Selain itu, juga
membahas tentang proses kejadian dari purusa dan prakrti sampai pada segala bentuk ciptaan alam
semesta melalui proses kejadian dari 24 macam elemen. Lebih penting lagi, bab ini menjelaskan sifat
orang yang dapat dikatagorikan sebagai arif bijaksana. Oleh karena itu, bab ini memberikan penjelasan
tentang kebaikan dan sifat rendah hati, tidak cepat marah, sabar, tawakal, adil, jujur, dan beriman.
Orang seperti ini adalah mereka yang suci lahir-batin dengan selalu mengendalikan pikiran, tutur kata,
dan tingkah laku sehingga terkendalinya ego. Bab ini menganjurkan, agar orang semakin bertambah baik
budinya.
Bab XVI berjudul Daivasura Sampad Vibhaga Yoga terdiri atas 24 buah seloka.
Daivasura Sampad Vibhaga Yoga pada intinya membahas hakikat tingkah laku manusia yang dikenal
sebagai perbuatan baik dan buruk. Bab ini menggambarkan tentang sifat baik disebut sifat Devata dan
sifat jahat disebut sifat raksasa atau asura. Mulai dari seloka satu sampai dengan seloka tiga
menggambarkan tentang sifat-sifat mulia, Devata, sedangkan sifat-sifat asura yang berlawanan diperinci
dalam seloka empat. Dikemukakan pula bahwa secara empiris tidak ada manusia yang hidupnya
sempurna. Oleh karena itu, jangan berputus asa dan jangan merasa takut.
Seloka delapan menjelaskan paham lokayatika atau carvaka sebagai filsafat hedonis telah dikenal dalam
agama Hindu yang ditentang sebagai filsafat amoral. Seloka 24 yang terakhir pada bab XVI ditegaskan,
agar kitab sastra dan Veda dipedomani. Kitab sastra adalah Kitab Smrti sebagai tafsir dari Kitab Sruti.
Bab XVII berjudul Sraddhatraya Vibhaga Yoga teridiri dari 28 buah seloka.
Sraddha Traya Vibhaga Yoga untuk meyakinkan tiga hal, yaitu triguna - satwam, rajas, dan tamas.
Penekanan ini ditujukan untuk penanggulangan dan meyakinkan pelayanan sikap mental yang positif
terhadap pengaruh yang ditimbulkan oleh triguna. Tujuan akhir mengatasi pengaruh triguna untuk
mencapai kesempurnaan.Bagian ini terdiri atas hakikat berikut. Pertama, landasan etika atau dharma.
Kedua, hakikat AUM, Om Tat Sat sebagai pengakuan adanya Tuhan Yang Mahaada, tiada lain kecuali
Yang Mahaabadi disebut Aksara Brahman.
Ketiga, keyakinan akan tercapainya Moksa, juga disebut Brahma Nirvana.