Anda di halaman 1dari 24

Karma MargaYoga

Oleh:
APA ITU CATUR MARGA YOGA?
Pengertian Catur MargaYoga
Catur : 4 (Empat)

Marga : Jalan

Yoga : Penyatuan dengan Brahman


Bagian Bagian Catur MargaYoga
 Bhakti MargaYoga
 Karma MargaYoga
 Jnana MargaYoga
 Raja MargaYoga
Karma MargaYoga
Bhagawadgita. III.19 :
Tasmad asaktah satatam karyam karma samacara, asakto hy
acaran karma, param apnoti purusah.
Artinya :
Oleh karena itu, laksanakanlah segala kerja sebagai
kewajiban tanpa terikat pada hasilnya, sebab dengan melakukan
kegiatan kerja yang bebas dari keterikatan, orang itu
sesungguhnya akan mencapai yang utama.
Pustaka SuciYang Memuat Tentang Ajaran
Karma MargaYoga
 Bhagavad Gita Bab III
o Sloka (1)
o Sloka (2)
o Sloka (3)
o Sloka (13)
 Bhagavad Gita Bab II
o Sloka (47)
o Sloka (48)
o Sloka (49)
Bhagavad Gita Bab III Sloka (1)
Arjuna bertanya kepada Kresna. Dasar pertanyaan Arjuna
adalah karena dia bingung dengan penjelasan Kresna. Disatu sisi
Kresna mengatakan bahwa ilmu pengetahuan lebih mulia dari
tindakan, disisi lain Kresna malah menganjurkan kepada Arjuna
untuk melakukan tindakan kejam yaitu berperang untuk
membunuh saudara-saudaranya (Kurawa), gurunya, kakeknya
sendiri.
Bhagavad Gita Bab III Sloka (2)
Dalam sloka (2) akhirnya Arjuna minta ketegasan dari Kresna,
agar diberitahukan dengan pasti satu-satunya jalan yang dapat
ditempuhnya untuk mencapai kebahagiaan abadi. Permitaan
Arjuna dijawab oleh Kresna di sloka (3)
Bhagavad Gita Bab III Sloka (3)
Bahwa sejak dahulu ada dua disiplin dalam hidup ini, jalan
ilmu pengetahuan bagi cendekiawan dan jalan tindakan kerja bagi
karyawan. Selanjutnya Kresna bersabda; orang tidak akan
mencapai kebebasan karena diam tidak bekerja, juga ia tidak akan
mencapai kesempurnaan karena menghindari kegiatan kerja.
Tetapi, bagi orang yang sudah dapat mengendalikan
pancaindrianya dengan pikiran serta bekerja dengan tanpa
mementingkan diri sendiri, dialah yang disebut orang yang utama
Bhagavad Gita Bab III Sloka (13)
yajna sishtasinah santo
muchyante sarva kilbishaih
bhunjate te tv agham papa
ye pachanty atma karamat
Artinya:
Yang baik makan setelah upacara bakti, akan terlepas dari
segala dosa. Tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi diri
sendiri, mereka ini sesungguhnya makan dosa.
Bhagavad Gita Bab II Sloka (47)
karmany eva dhikaras te
ma phaleshu kadachana
ma karma phala hetur bhur
ma te sango ‘stv akarmani
artinya:
Kewajibanmu kini hanya bertindak, bekerja tiada mengharap
hasil, jangan sekali pahala jadi motifmu, jangan pula hanya
berdiam diri jadi motifmu.
Bhagavad Gita Bab II Sloka (48)
Yogasthah kuru karmani
Sangam tyaktva dhanamjaya
Siddhyasiddhyoh samo bhutva
Samatvam yoga uchyate
Artinya:
Pusatkan pikiranmu pada kesucian, bekerjalah tanpa
menghirukan pahala, Dananjaya, tegaklah pada sukses maupun
kegagalan, sebab, keseimbangan jiwa adalah yoga.
Bhagavad Gita Bab II Sloka (49)
durena hy avaram karma
buddhi yogad dhanamjaya
buddhau saranam anvichchha
kripanah phala hetevah
Artinya:
Rendahlah derajat kalau hanya kerja tanpa disiplin budi, oh
Dananjaya. Serahkanlah dirimu pada Yang Maha Tahu, kasihan
yang mengharap pahala dari kerja.
Cerita Yang Berkaitan Dengan Karma Marga
Yoga
Pada suatu hari Devi Laksmi mengadakan sayembara, dimana
beliau akan memilih suami. Semua Dewa dan para Danawa dating
berduyun-duyun dengan harapan dapat terpilih. Devi Laksmi
belum mengumumkan janjinya, kemudian datanglah beliau
dihadapan pelamarnya dan berkata demikian : saya akan
mengalungkan bunga kepada pria yang tidak menginginkan diri
saya. Tetapi mereka yang datang itu semua lobha, maka mulailah
Devi Laksmi mencari Dewa yang tiada berkeinginan, untuk
dikalungi. Terlihatlah oleh Devi Laksmi wujudnya Dewa Wisnu
dengan tenangnya di atas ular Sesa yang sedang melingkar.
Kalung perkawinan kemudian diletakkan dileherNya dan sampai
kinilah dapat kita lihat simbolis Devi Laksmi berada di samping
kaki Dewa Wisnu.
Penerapan Karma MargaYoga Dalam
Kehidupan Sehari-hari
 Menerapkan filosofl Paras-paros Sarpanaya Salunglung
Sabayantaka
 Menerapkan filosofi suka dan duka
 Menerapkan filosofi makarma sane melah
 Menerapkan filosofi catur paramita
 Menerapkan filosofi trikaya parisudha
 Menerapkan filosofi yama nyama brata dan berbagai ajaran
agama Hindu
Paras-paros Sarpanaya Salunglung
Sabayantaka
Paras Paros adalah semangat kebersamaan yaitu seia
sepenanggungan atau seia sekata dalam menjaga keharmonisan
Tri Hita Karana khususnya hubungan palemahan antara manusia
dan lingkungannya
Suka dan Duka
Suka Duka adalah kebahagiaan dan kedukaan yang selalu
menyertai kehidupan di dunia ini
Makarma Sane Melah
 Rame Ing gawe sepi ing pamrih

 Tat Twam Asi


Catur Paramita
Catur Paramita adalah empat bentuk budi pekerti yang luhur
dalam prilaku baik / subha karma, yaitu meliputi :
 Maitri, berbudi luhur.
 Karuna, belas kasihan atau kasih sayang, yang merupakan
bagian dari budi luhur, yang menghendaki terhapusnya
penderitaan segala makhluk.
 Mudita, sifat dan sikap menyenangkan orang lain.
 Upeksa, sifat dan sikap suka menghargai orang lain.
Tri Kaya Parisudha
Tri Kaya Parisudha adalah tiga gerak perilaku manusia yang
harus disucikan yaitu:
 Manacika, berpikir yang bersih dan suci.
 Wacika, berkata yang benar.
 Kayika, berbuat yang jujur.
Tri Kaya Parisudha
Tri Sandhya bait ke 6 diucapkan :
Om Ksàntavyah kàyiko Dosah
ksàntavyo vàciko mama
ksàntavyo mànaso dosah
tat pramàdàt ksamasva màm
Yang artinya :
Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah
dosa perkataan hamba, ampunilah dosa pikiran hamba,
ampunilah hamba dari kelahiran hamba.
Yama Nyama Brata dan Berbagai Ajaran
Agama Hindu
PancaYama Bratha adalah lima macam pengendalian diri
tingkat pertama untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian
jasmani
Bagian – Bagian PancaYama Brata:
Ahimsa, tidak menyakiti, melukai, atau membunuh mahluk
Brahmacari,masa menuntut ilmu pengetahuan
Satya, benar, jujur, dan setia
Awyawaharika, tidak terikat pada kehidupan duniawi
Asteya atau Astenya, tidak mencuri atau menggelapkan harta
benda milik orang lain, masyarakat, dan Negara
Yama Nyama Brata dan Berbagai Ajaran
Agama Hindu
Panca Nyama Bratha adalah lima macam pengendalian diri
dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan
kesucian bathin, adapun bagian dari prilaku baik subha karma ini
meliputi :
 Akrodha, tidak suka marah.
 Guru Susrusa, hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran
dan nasehat-nasehat guru.
 Sauca, kebersihan, kemurnian dan kesucian lahir dan bathin.
 Aharalaghawa, pengaturan makan dan minum.
 Apramada, taat tanpa ketakaburan melakukan kewajiban dan
mengamalkan ajaran-ajaran suci.

Anda mungkin juga menyukai