NAMAKSARA
SAMKYA-YOGA
Kata “Samkhya” secara denotatif berarti pengetahuan yang benar dan angka tetapi
secara konotatif berarti “pemantuan” tepatnya pemantulan filsapati. Samkhya dapat disebut
mengandung pandangan realistis karena mengakui adanya realitas dunia ini yang bebas dari
pada roh, azas bendani yang berbeda dari azas roh. Pandangan samkhya terhadap roh itu
jumlahnya ta terhitung bilanganya, karena itu sistem ini pluralistis. Untuk merealisasikan roh
dibutuhkan latihan-latihan spritul bersifat mistis dalam disiplin diri yang panjang dan
berkesinambungan dengan penuh pengabdian dan konstenplasi konstan. Seperti diagram
dibawah ini :
PURUSA PRAKRTI
Buddhi
Ahamkara
Manas
Panca Tanmantra
Panca Mahabutha
Demikianlah ajaran samkhya (teoritis) tidak dapat dipisahkan dari yoga (praktik)
bahkan bhagavadgita menegaskan bahwa dengan melaksanakan salah satu diantaranya akan
memperoleh pahala dari keduanya. Purusa dapat dilepaskan dari ikatan prakerti melalui
pengetahuan benar dalam keadaran penuh, pengetahuan tentang purusa-prakerti sebagai azas
segala sesuatu. Untuk menjadikan karma sebagai tuntunan hidup yang baik yakni harus
berdasarkan panca klesa sebab karma sebagai otoritas membuat ketidaktahuan
(awidya).Sehingga menyebabkan perputaran yang tiadanya putus-putusnya dalam keinginan
hidupnya.
Kebebasan dari klesa dan duhka tersebut sebagaimana pandangan yoga yang mesti
melakukan kebiasaan (abhyasa) dan sungguh-sungguh secara terus menerus yang tidak
terikat pada nafsu ( wairagya). Adapun yoga yang menjadi dasar harus dilatih yakni astangga
yoga delapan tahapan-tahapan yang harus di demontrasikan yakni niyama, yama, asana,
pranayama, prahtyara, dyana, dharana.samadhi. Sang yogin yang mampu mencapai
tingkatan Samadhi memiliki kecakapan-kecakapan yang luar biasa, ia memiliki kemampuan
yang diperluas (Siddhi). Pengetahuan menurut samkya yakni diperoleh dengan tiga alat yakni
pengamatan, penyimpulan, dan kesaksian. Dalam ajaran samkhya pengetahuan dibandingkan
dengan pengetahuan secara organis, yaitu dari yang sedergana hingga menjadi yang
komlpleks. Sebab dalam Tri Hantakara salah satu bagainya Buddhi adalah memegang
peranan penting dalam asfek menunjang kesadaran manusia untuk menjadi lebih baik,
sehingga menjadikan wrtti, menjadi perantara yang menghubungkan antara yang mengenal
dan yang dikenal sehingga menjadi satu kesatuan yang akurat.
BAB IX
KESADARAN INDIVIDU
Sebagai manusia tidak elok bilamana tidak memiliki gaya hidup, sebab gaya hidup
merupakan modal utama untuk menciptakan suasana yang baru dalam kehidupan. Namun
gaya hidup bukan yang bersifat arogansi, ugal-ugalan apalagi gaya hidup yang tanpa etika.
Tapi, seharusnya gaya hidup yang berlandaskan dengan konsep agama Hindu. Gaya hidup
yang baik berdasarkan agama Hindu bisa dipetik dari Utama, Madya, dan Nisita seperti
diagram di bawah ini:
Susila/Etika
Tri Kaya Parisudha
Madya Tri Mala
Badan/ Susila Sad Ripu
Tatwam Asi
Sad Atatayi
Dasa Yama Bratha
Dasa Niyama Bratha
Nista Acara/Yajna
Rsi Yajna
Manusia Yajna
Bhuta Yajna