Anda di halaman 1dari 13

Om Swastiastu

CATUR MARGA
Nama Kelompok :
1. Nabitha Octaviana (26)
2. Rai Laksmi Arpin (28)
3. Raka Laksmi Arpin (29)
4. Resa Rismayanti (30)
5. Ulan Trisnadewi (37)
6. Winny Istyani (40)
A. Pengertian dan Hakekat Catur Marga
– Catur Marga berasal dari 2 kata yaitu Catur dan Marga, Catur
artinya empat, dan Marga artinya jalan atau cara ataupun usaha.
Jadi Catur Marga artinya empat jalan atau cara umat hindu untuk
menghormati dan menuju kejalan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida
Sang Hyang Widhi Wasa.
– Sumber ajaran Catur Marga diajarkan dalam Kitab Bhagavad Gita,
terutama pada Trayodhayaya tentang Karma Marga yaitu sebagai
sistem yang berisi ajaran yang membedakan Subha Karma dan
Asubha Karma.
B. Bagian-bagian Catur Marga
1. Bhakti Marga
Bhakti Marga adalah jalan menuju Tuhan dengan cara menunjukan
Bhakti kita (berbakti, cinta pada Tuhan dan sesama). Mereka yang
mencintai Tuhan tak memiliki kesedihan dan keinginan. Tak pernah
membenci makhluk hidup, dan tak pernah tertarik oleh objek- objek
duniawi.
- Bhakti Marga dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Para Bhakti, artinya berbhakti kepada Sang Hyang Widhi yang utama
yang dilaksanakan oleh Bhakta yang tingkat intelegensi dan
kesadaran rohaninya tinggi.
2. Apara Bhakti, artinya cara berbhakti kepada Sang Hyang Widhi yang
tidak utama yang dilaksanakan oleh bhakta yang tingkat intelegensi
dan kesadaran rohaninya kurang atau sedang-sedang saja
2. Jnana Marga
Jnana Marga adalah cara mencapai Tuhan dengan cara
mempelajari kitab Suci Veda.
Jalan ini cukup sulit untuk dilakukan oleh orang biasa, karena
tidak semua orang mampu untuk memahami secara benar
maksud yang terkandung dalam Veda.
- Ada tujuh tahapan dari Jnana yaitu :
1. Aspirasi pada kebenaran ( Subhecha )
2. Pencarian filosofis ( Vicarana )
3. Penghalusan Pikiran ( Tanumanasi )
4. Pencapaian sinar ( Sattwatti )
5. Pemisahan batin ( Asamsakti )
6. Penglihatan spiritual ( Padarthabawana )
7. Kebebasan tertinggi ( Turiya )
3. Karma Marga
Karma Marga adalah jalan menuju Tuhan dengan cara bekerja atau
melakukan pelayanan tanpa pamrih. Dengan melakukan semua
pekerjaan atau pelayanan itu sebagai persembahan kepada Tuhan
dan jangan pernah mengharapkan pamrih atau hasilnya.

4. Raja Marga
Raja Marga adalah jalan yang membawa penyatuan dengan Tuhan
melalui pengekangan diri dan pengendalian pikiran seperti
mengendalikan indra-indra dan mental atau gejolak pikiran yang
muncul dari pikiran.
C. Contoh Penerapan Catur Marga dalam
Kehidupan
1. Bhakti Marga
1)Melaksanakan doa atau puja tri sandhya seçara rutin setiap hari;
2) Menghaturkan banten saiban atau jotan/ngejot atau yajnasesa;
3) Berbakti kehadapan para pahlawan pejuang bangsa;
4) Melaksanakan upacara dewa yajna (piodalan/puja wali, saraswati,
pagerwesi, galungan, kuningan, nyepi, siwaratri, purnama, tilem,
tumpek landep, tumpek wariga, tumpek krulut, tumpek wayang dan
lain-lainnya);
5) Melaksanakan upacara manusia yajna (magedong-gedongan,
dapetan, kepus puser, macolongan, tigang sasihin, ngotonin, munggah
deha, mapandes, mawiwaha, mawinten, dan sebagainya).
2. Jnana Marga
Dalam ajaran Agama Hindu, Dewi Saraswati merupakan Dewi ilmu
Pengetahuan. Adapun simbol – simbol yang dimiliki oleh Dewi Saraswati
ialah :
1. Wanita Cantik : Sifat ilmu pengetahuan itu sangat mulia, lemah lembut,
dan menarik hati
2. Genitri : Ilmu pengetahuan itu tidak akan ada akhirnya dan selama
hidup ini tidak akan habis untuk dipelajari
3. Keropak : Melambangkan sumber ilmu pengetahuan
4. Wina : Melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu sangat halus
5. Teratai : Melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat sangat
suci
6. Burung Merak : Melambangkan ilmu pengetahuan itu sangat
berwibawa
7. Burung Angsa : Melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat
sangat bijaksana, dapat membedakan antara yang baik dengan yang
tidak baik
Dalam Jnana Marga, terdapat contoh pelaksanaan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain :
a) Ajaran Brahmacari, yaitu masa menuntut ilmu dengan tulus dan ikhlas. Dalam
Kitab Sarassamuccaya sloka 27 mengajarkan kita tentang memanfaatkan masa
muda dengan sebaik-baiknya, jadi hendaknya digunakan untuk menuntut Dharma,
dan ilmu pengetahuan.
b) Menerapkan ajaran Aguron-guron, yaitu suatu proses hubungan guru dan murid
c) Menerapkan ajaran Catur Guru, yaitu berhasilnya seseorang menempuh jenjang
pendidikan yang tinggi dan berkualitas. Jika seseorang melaksanakan ajaran ini
cendurung memiliki disiplin yang tinggi dan percaya diri.
3. Karma Marga
1. Menerapkan ngayah dalam kehidupan, seperti ngayah di
pura – pura dalam hal keagamaan odalan atau karya yang
dilakukan dengan tulus dan ikhlas
2. Menerapkan berkarma yang tulus dan membantu sesama
tanpa pernah mengharapkan suatu imbalan
3. Menerapkan filosofi manyama braya seperti membantu di
dalam upacara yang dilaksanakan oleh orang lain seperti
pawiwahan, mecaru dan lain sebagainya
4. Menerapkan filosofi suka dan duka seperti selalu
membantu kepada seseorang yang mendapatkan musibah
dan menolong keluarga yang sedang berduka
4. Raja Marga
Penerapan Raja Marga seperti ajaran Astangga Yoga, yaitu catur brata
penyepian, yang pada hakekatnya merupakan penyucian bhuwana
agung dan bhuwana alit untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kebahagiaan lahir dan batin , terbinanya kehidupan yang
berlandaskan Satyam ( Kebenaran ), Sivam ( Kesucian ), dan
Sundaram ( Keharmonisan atau Keindahan ).
D. Hubungan Catur Marga dengan
Tujuan Ajaran Agama Hindu
Umat manusia tentunya memiliki tujuan hidup, termasuk umat Hindu memiliki tujuan
hidup yang jelas ,yakni :
1. Moksartham jagad hita ya ca iti Dharma.
2. Catur Purusartha.
3. Santa Jagadhita.
4. Sukerta Sakala lan Niskala.
5. Mencapai keharmonisan hidup sesuai ajaran Catur Marga.

– Inti dari penerapan Catur Marga : untuk memantapkan mengenai hidup & kehidupan
umat manusia di alam semesta ini, terutama untuk peningkatan, pencerahan, serta
memantapkan keyakinan atau kepercayaan (sraddha) & pengabdian (bhakti) terhadap
Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Anda mungkin juga menyukai