TANTRA
3. Memohon keselamatan.
Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan
kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi
kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat
penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih
baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan
kepada orang-orang-Nya. Orang-orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh
keselamatan dan kebahagiaan yang sejati.
4. Memohon Pencerahan dan kebijakan.Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi
menjadi 3 sesuai dengan tingkat kesukarannya
a. Paroksa Mantra (mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi)
b. Adyatmika Mantra (mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari
Paroksa Mantra)
c. Pratyāksa Mantra (mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa
Mantra dan Adyatmika Mantra)
5. Melestarikan ajaran “Dharma”.
Sumber ajaran agama Hindu adalah Weda. Weda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh para
maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada
awalnya weda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia
masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos.
Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan
maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik
dalam buku, kitab, lontar yang disebut Varnātmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata
ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut Dhvanyātma Sabda, yang
merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melalui suara tertentu, yang dapat berupa
suara saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya
dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksan
KESIMPULAN
Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra
1. Tantra
Tantra dapat diartikan yaitu kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara
yang ditetapkan dalam kitab suci.
a. Menyeimbangkan keaktifan semua chakra.
b. Memurnikan prana atau energi yang masuk ke dalam tubuh.
2. Yantra
Yantra adalah bentuk “niyasa” (symbol, pengganti yang sebenarnya) yang diwujudkan oleh
manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
a. Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja.
b. Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya.
C. Media memusatkan pikiran.
3. Mantra
Mantra adalah ucapan yang luar biasa yang dapat mengikat pikiran untuk mengembangkan
sebuah kekuatan supranatural pada diri manusia.
a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memohon kesucian dan keselamatan.
c. Memohon Pencerahan dan kebijakan.
d. Melestarikan ajaran “Dharma”
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Tantra, Yantra, dan Mantra sebagai
bagian dari ajaran agama memiliki kontribusi yang sangat bermanfaat
dalam mewujudkan cita-cita kehidupan umat sedharma.