Anda di halaman 1dari 16

Tantra Dan Sakta

Darsana
Penyusun: Kelompok 10
1. Ni Made Ari Diasih
Nim. 2011011019
2. Komang Ariawan
Nim. 2011011020
Om Swastyastu
Pengertian Tantra
Secara umum Tantra dapat diartikan sebagai kekuatan suci di dalam
diri yang bisa dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetapkan dalam
kitab suci. Tantra adalah suatu konsep pemujaan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa yang dimana manusia kagum pada sifat-sifat
kemahakuasaan-Nya, sehingga ada keinginan untuk mendapatkan
sedikit kesaktian atau ilmu.

Tantra berasal dari suku kata Tan dan Tra. Tan berarti "perluasan",
dan Tra berarti "pembebasan". Dengan demikian Tantra dapat
diartikan sebagai latihan rohani yang dapat mengangkat manusia dari
suatu proses yang memperluas pikirannya. Tantra menghantarkan
manusia dari suatu keadaan tidak sempurna menjadi sempurna, dari
keadaan kasar menjadi halus, dan dari kemelekatan menjadi
terbebaskan.
Sifat Dan Prinsip Tantra
“Tantra adalah bagian dari çaktisme, yaitu pemujaan kepada Ibu semesta.
Dalam proses pemujaannya, para pemuja ‘çakta’ tersebut menggunakan
mantra, yantra, tantra, yoga, dan puja serta melibatkan kekuatan alam semesta
dan membangkitkan kekuatan kundalini.” Disebut çaktiisme karena yang
dijadikan obyek persembahannya adalah çakti. Çakti dilukiskan sebagai Devi,
sumber kekuatan atau tenaga. “Çakti is the symbol of bala or strength” Çakti
adalah simbol dari bala atau kekuatan. Pada sisi lain çakti juga disamakan
dengan energi atau kala ”this sakti or energi is also regarded as ‘Kala’ or
time”.
Praktisi tantra memanfaatkan prana (energi semesta) yang mengalir di seluruh
alam semesta (termasuk dalam badan manusia) untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Tujuan itu bisa berupa tujuan material, bisa pula tujuan spiritual,
atau gabungan keduanya. Para penganut tantra meyakini bahwa pengalaman
mistis adalah merupakan suatu keharusan yang menjamin keberhasilan
seseorang dalam menekuni tantra. Beberapa jenis tantra membutuhkan
kehadiran seorang guru yang mahir untuk membimbing kemajuan siswa
tantra. Prinsip-prinsip Tantra terdapat dalam buku bernama Nigama, dan
sedangkan praktik-praktiknya terdapat dalam buku agama.
Perkembangan Ajaran Tantra
Tantra dalam perkembangannya sering menggunakan simbol-simbol
material termasuk simbok-simbol erotis. Tantra sering diidentikkan
dengan ajaran kiri yang mengajarkan pemenuhan nafsu seksual,
pembunuhan dan kepuasan makan daging. Padahal beberapa perguruan
tantra yang saat ini mempopulerkan diri sebagai tantra putih
menjadikan; mabuk-mabukan, makan daging dan hubungan seksual
sebagai sadhana dasar pantangan dalam meniti jalan tantra.
Konsep ini berpangkal pada percakapan Devi Parwati dengan Deva
Siva yang menguraikan turunnya Devi Durga ke Bumi pada zaman Kali
untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran moral dan perilaku.
Dalam beberapa sumber Devi Durga juga disebut “Candi”. Mulai saat
itulah pada mulanya muncul istilah candi ‘candikaghra’ untuk menamai
bangunan suci sebagai tempat memuja Deva dan arwah yang telah suci.
Peran Devi Durga dalam menyelamatkan dunia dari kehancuran moral
dan perilaku disebut kalimosada ‘kali-maha- usada’ yang artinya Devi
Durga adalah obat yang paling mujarab dalam zaman kekacauan moral,
pikiran dan perilaku; sedangkan misi beliau turun ke bumi disebut
Kalika-Dharma.
Tantra bukan saja merupakan kumpulan teknik
meditasi atau Yoga belaka, melainkan ada paham-
paham mengenai dunia yang terkandung di dalam
ajaran Tantra. Menurut Tantra, perjuangan adalah sari
hidup. Upaya yang penuh perjuangan untuk
mengatasi berbagai kendala dan maju dari keadaan
yang tak sempurna menuju yang sempurna
merupakan semangat sejati dari Tantra.
Tantra yang disebut-sebut sebagai bagian dari ajaran
Agama Hindu yang bersifat magis dapat dipahami
oleh pengikutnya dilaksanakan dengan memanfaatkan
yantra dan mantra.
Fungsi Dan Manfaat Tantra
 Menyeimbangkan keaktifan semua chakra
 Memurnikan prana atau energi yang masuk ke dalam tubuh.
 Membantu bangkitnya kemampuan clairvoyance, yaitukemampuan dalam
melihat dan merasakan energi yang halus (subtleenergies) seperti : melihat
aura, pancaran energi, melihat chakra.
 Membantu bangkitnya kemampuan clairaudience, yaitu kemampuan dalam
mendengar dan memahami suara gaib, mendengar pesan dari alam atau
dimensi lain.
 Membantu bangkitnya kemampuan psychometry, yaitu dapat mengetahui
sejarah suatu benda hanya dengan sentuhan saja.
 Membantu bangkitnya kemampuan clairsentience, yaitu kemampuan
merasakan suatu pikiran, emosi, aroma, dan sensasi fisik (emosi dan sakit
yang diderita orang lain).
 Membantu bangkitnya kemampuan psychokinesis, yaitu kemampuan
mempengaruhi sikap, pikiran dan jiwa seseorang ke arah yanglebih baik,
menenangkan orang yang kalap, bingung, emosi, dan
dapatmenyadarkan/menetralisir orang yang kesurupan (trance).
 Merasakan peningkatan pengalaman spiritual dalam kehidupan yanganda
jalani sekarang maupun pada tingkat dimensi yang lebih subtle
Pengertian Sakta
Tantra merupakan sekte ketiga setelah Vaisanava dan
Saiva.Tantra atau Agama Sakta (disebut juga Saktagama atau
Tantrayana dan pengikutnya disebut Tantrik) yakni pemuja
sakti, pada dasarnya merupakan bagian dari Saivisme. Jadi
yang dimaksud dengan Tantrayana tidak lain adalah pemuja
Sakti atay Devi sebagai pusat perhatian.
Diberbagai kitab Agama Sakta, dialog antara Siva dan parvati
sanagat menonjol. Karena itu, Agama Sakta pada hakekatnya
tidak dapat dipisahkan dari agama Siva. Kata
Sakta atau Saktam bersal dari  (Dewanagari:
शाक्तं ; IAST: Śāktaṃ; arti harfiah: "ajaran Sakti" atau "ajaran
tentang para dewi") adalah aliran dalam agama Hindu yang
berfokus pada pemujaan Sakti atau Dewi-Ibu Dewi bagi umat
Hindu sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Mahakuasa.
Beserta Saiwa dan Waisnaw, Sakta merupakan salah satu
aliran utama Hinduisme
Pengertian Darsana
Kata darsana berasal dari urat kata ‘drs’ yang berarti melihat (ke dalam)
atau mengalami, menjadi kata darsana yang artinya penglihatan atau
pandangan tentang realitas. ‘Melihat’ dalam koteks ini bisa bermakna
observasi perseptual atau pengalaman intuitif. Secara umum ‘darsan’ berarti
eksposisi kritis, survei logis, atau sistem-sistem, yang lebih lanjut menurut
Radhakrisnan kata ‘darsana’ menandakan sistem pemikiran yang diperoleh
melalui pengalaman intuitif dan dipertahankan, diberlanjutkan melalui
argumen logis. Kata darsana sendiri dalam pengertian filsafat pertama kali
digunakan dalam Waisesika sutra karya Kanada.
Filsafat Hindu (darsana) merupakan proses rasionalisasi dari agama dan
merupakan bagian integral dari agama Hindu yang tidak bisa dipisah-
pisahkan. Agama memberikan aspek praktis ritual dan darsana memberikan
aspek filsafat, metafisika, dan epistemology sehingga antara agama dan
darsana sifatnya saling melengkapi. Darsana muncul dari usaha manusia
untuk mencari jawaban-jawaban dari permasalahan yang sifatnya
transenden, dan yang menjadi titik awalnya adalah kelahiran dan kematian.
Mengapa manusia itu lahir?, apa yang menjadi tujuan kelahiran manusia?
dan apa yang hilang ketika manusia mati?, pertanyaan-pertanyaan inilah
yang menjadi titik awal dari darsana.
Nama atau istilah lainnya yang berhubungan dengan
darsana:
Tattva: kata ini berasal dari kata “tat” yang artinya ‘itu’
yang dimaksud adalah ‘hakekat atau kebenaran’.
 Mananasastra: kata ini berarti pemikiran atau renungan
filsafat.
Vicarasastra: kata ini
pertimbangan,renungan,penyelidikan , dan keragu-raguan
yang dimaksud adalah menyelidiki tentang ‘kebenaran
filsafat’.
Tarka: artinya spekulasi. Tarkika berarti orang yang ahli
filsafat
Sraddha: kata ini berarti keyakinan atau keimanan.
Pengertian Nawa Darsana
A. Istilah Nawadarśana sebenarnya adalah penggabungan
Darśanadengan filsafat Nāstika yaitu aliran filsafat yang tidak
mengakui otoritasVeda sehingga disebut filsafat heterodox.
Secara umum Darsana atau filsafat india dibedakan atas dua
kelompok,yaitu :
Pandangan yang orthodox,disebut juga Astika. Kelompok ini
mengakui otoritas dan kemutlakan kitab suci Veda sebagai sabda
Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan sumber ajarannya.
Kelompok ini terdiri dari Samkhya, Yoga, Mimamsa, Vaisesika,
Nyaya, dan Vedanta. Keenamnya sring disebut Sad Darsana atau
Darsana saja dan bila kita membicarakan filsafat Hindu,maka
yang dimaksud adalah sad darsana ini.
Pandangan yang Hetrodox disebut juga Nastika. Filsafat ini tidak
mengakui kebenaran dan kewenangan Veda. Kelompok ini
terdiri dari 3 aliran filsafat, yaitu : Carvaka, Budda, dan Jaina.
B. Filsafat Nastika
Carwaka
Filsafat carwaka didirikan oleh Brhaspati yang ajarannya tertuang
dalam Brhaspati sutra. Sistem filsafat ini mengembangkan tradisi
heterodok, atheisme dan materialisme. Sering disebut dengan
lokayata yang berarti berjalan dijalan keduniawian. Kata carwaka
sendiri berasal dari kata ‘caru’ yang berarti manis dan ‘vak’ yang
berarti ujaran, jadi carwaka berarti kata-kata yang manis.
Carwaka mengajarkan tentang kenikmatan indrawi yang
merupakan tujuan tertinggi hidup. Carwaka juga berarti seorang
materialis yang mempercayai manusia terbentuk dari materi, dan
tidak mempercayai adanya atman dan Tuhan, bentuk inilah yang
menyebabkan ia sering dianggap sebagai hedonisme timur.
Jaina
Filsafat jaina merupakan sistem filsafat yang
mengembangkan tradisi atheisme namun spiritual, kata
jaina sendiri berarti ‘penakluk spiritual’. Pengikut jaina
mempercayai 24 tirthangkara (pendiri keyakinan),
tirthangkara pertama adalah Rsabhadeva dan yang terakhir
adalah Mahavira.
Buddha
Filsafat Buddha lahir dari ajaran-ajaran Buddha Gautama
pada abad 567 sm, ajarannya dapat dikatakan bersifat
atheisme dan spiritual. Buddha menekankan pada etika,
cinta kasih, persaudaraan, menolak sistem kasta
(penympangan sistem Varna), dan menolak otoritas Weda
dan pelaksanaan yajna.
C. Filsafat Astika (Sad Darsana)
Saṁkhya
Paham ini didirikan oleh Maharsi Kāpila, dia yang menulis
Saṁkhyasūtra. Di dalam sastra Bhagavatapurāna dituturkan
nama Maharsi Kāpila, putra Devahuti sebagai pembangun
paham Saṁkhya yang bersifat theistic. Karya sastra mengenai
Saṁkhya yang sekarang mampu diwarisi yaitu Saṁkhyakarika
yang di tulis oleh Īśvarakṛṣṇa. Paham Saṁkhya ini sudah
sangat tua umurnya, dibuktikan dengan termuatanya paham
Saṁkhya dalam sastra-sastra Śruti, Smrti, Itihasa dan Purana.
Yoga
Paham Yoga didirikan oleh Maharsi Patanjali, dan adalah
paham yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Paham
yoga adalah ilmu yang bersifat praktis dari paham Veda. Yoga
berakar dari kata Yuj yang berfaedah berkomunikasi, yaitu
berjumpanya roh individu (atman/purusa) dengan roh
universal (Paramatman/Mahapurusa).
Mimamsa
Paham Mimamsa didirikan oleh Maharsi Jaimini, dinamakan juga dengan nama
lain Purwa Mimamsa. Kata Mimamsa berfaedah penyelidikan. Penyelidikan
sistematis terhadap Veda. Mimamsa secara khusus melaksanakan pengkajian
pada bagian Veda: Brahmana dan Kalpasutra. Sumber paham ini tertuang dalam
Jaiminiyasutra. Kitab ini terdiri atas 12 Adhyaya (bab) yang terbagi kedalam
60 pada atau bagian, yang intinya yaitu anggaran atur upacara menurut Veda.
Nyaya
Paham Nyaya didirikan oleh Maharsi Aksapada Gotama, yang menyusun
Nyayasutra, terdiri atas 5 adhyaya (bab) yang dibagi atas 5 pada (bagian).
Vaisiseka
Paham Vaisiseka dipelopori oleh Maharsi Kanada, yang menyusun
Vaisisekasutra. Meskipun sebagai sistem filsafat pada awal mulanya berdiri
sendiri, namun dalam perkembangannya paham ini menjadi satu dengan Nyaya.
hahahaha
Vedanta
Paham Vedanta, sering juga dinamakan dengan Uttara Mimamsa yaitu
penyelidikan yang kedua, karena paham ini mengkaji bagian Weda, yaitu
Upanisad. Kata Vedanta berakar kata dari Vedasya dan Antah yang berfaedah
Kesudahan dari Weda. Sumber paham ini yaitu kitab Vedantasutra atau dikenal
juga dengan nama Brahmasutra.
Terima Kasih
Om Santih Santih Santih
Om

Anda mungkin juga menyukai