OLEH:
HARI HARSANANDA
PERKENALAN
➢ Nama: Hari Harsananda
Tempat/Tanggal lahir : Buton, 29 Desember 1992
No Telepon : 082235256457
Alamat : Grya Mumbul Sari, Perum Serongga Permai Blok B No. 33, Serongga Tengah, ds.
Serongga, Kec. Gianyar, Kab. Gianyar
E-mail : hariharsananda@gmail.com
Latar Belakang Pendidikan :
1. S1 Jurusan Teologi, Fakultas Brahma Widya, IHDN Denpasar (2011-2015)
2. S2 Program Studi Brahma Widya, Pascasarjana IHDN Denpasar (2015-2017)
3. S3 Program Studi Ilmu Agama, Pascasarjana IHDN Denpasar (2017 dan Sedang Berlangsung)
Pekerjaan :
Dosen pada Prodi Teologi Hindu, Fakultas Brahma Widya Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus
Sugriwa
Etimologi Teologi
Teologi Berasal dari Bahasa Yunani yang
terdiri dari kata “Theos” (Tuhan) dan
“Logos”(Ilmu)
Definisi Teologi
Ontologi
Tuhan
(Sastra Agama/Kitab Suci)
“ SASTRA YONITVAT” – Kitab Aksiologis
Epistemologi
suci itu sajalah yang merupakan 1.Memahami
Seluruh Ilmu yang
cara untuk mencari pengetahuan 2.Menghayati
yang benar”. Kemaha tahuan digunakan oleh
3.berbhakti
Brahman ternyata dari manusia
keberadaannya sebagai
sumber kitab suci (Brahmasutra
I.I.3 )
Catur Pramàóa
Sabda
Pramàóa
Upamana
Pramàóa
Anumana Penyaksian
Pramàóa
Praktyaksa Perbandingan
Pramàóa
Penyimpulan
Pengamatan
langsung
Úabda Pramàóa
Sumber
Dharma Tattwa
Ajaran
Patanjala Jnana
Tattwa
Tattwa
Jnana
Sangkaning
Bhuwana Siddhanta
Dadi Janma
Kosa
Terminologi Agama
Etimologi Kata
Atman
Keyakinan akan percikan kecil dari Brahman yang
menjiwai seluruh dimensi alam semesta ( Imanen)
Karma Phala
Keyakinan terhadap hasil- hasil perbuatan
Punarbhawa
Keyakinan akan adanya kehidupan berulang (samsara)
Moksa
Keyakinan akan proses Manunggalnya antara Atman
dan Brahman
Definisi Tattwa
Tattwa secara etimologi kata berasal dari bahasa sansekerta dengan akar kata
“Tat” yang artinya “ITU”.. yang maksudnya adalah hakekat atau kebenaran
(Thatnees). Dalam sumber lainya kata Tattva juga berarti falsafah .
Maksudnya adalah ilmu yang mempelajari kebenaran sedalam-dalamnya
(sebenarnya) tentang sesuatu seperti mencari kebenaran tentang Tuhan
BRAHMAN
ATMAN
SRADDHA KARMAPHALA
PUNARBHAWA
MOKSHA
TATTWA
TRI
KERANGKA
AGAMA
HINDU
SUSILA ACARA
PAKSA ( SEKTA ) HINDU BALI MENURUT GORRIS ADALAH SIVA SIDDHANTA
Hal tersebut ditandai dengan ditemukannya pecahan pragmen prasasti di Pejeng
yang diperkirakan ada sekitar abad ke-8, berbahasa Sanskerta yang memuat mantra
Bhuda (yete mantra) yang diperkirakan dari tahun 778 Masehi. Pada awal prasasti
berbunyi, “Sivasddh”, dan menurut Goris bahwa tulisan tersebut berbunyi Siva
Siddhanta (Subagiasta, 2006: 15)
Pasupata Dualis Raja Marga
Advaita
Saiva Siddhanta Dualis Vedanta
Dvaitàdvaita
Jnana Marga
Visistàdvaita Saiva
Visistàdvaita
Visesàdvaita Vedanta
Karma Marga
Advaita Saivaisme dari
Nandikesvara
Rasesvara Saivaisme
Dvaita Vedanta
Saivàdvaita (monistik) dari Bhakti Marga
Kasmir
Dvaita Vedanta “Sri Madhvacarya”
Madhvacarya membuat perbedaan mutlak antara Tuhan, objek-objek yang bergerak maupun yang tidak
bergerak, hanya Tuhan saja yang merupakan Realitas yang yang merdeka. Objek – objek yang bergerak dan
tidak bergerrak merupakan realitas yang tidak bebas.
Perbedaan antara
Tuhan dan Roh
Pribadi
2. Atman adalah sang diri yang nyata (Svatah-siddha), Atman merupakan dasar dari segala jenis
pengetahuan, persangkaan dan pembuktian. Sang diri ada di dalam, di luar, di depan, di belakang,
di kanan, dio kiri, di atas, dan di bawah
3. Brahman Bukanlah Objek, karena Ia Adrsta,yang mengatasi pencapaian mata, karena itulah
dalam teks Upanisad, menyatakan : Neti-neti ( Bukan ini dan bukan itu)
4. Brahman Tertinggi dari ajaran Sri Sangkara tak berpribadi, Nirguna ( tanpa guna atau atribut),
Nirakara (tanpa wujud), Nirvisesa ( tanpa ciri-ciri tertentu), tak berubah, abadi, dan akarta (
bukan pelaku atau perantara)
5. Nirguna Brahman dari Sangkara menjadi Saguna Brahman atau Tuhan yang berpribadi, hanya
melalui penyatuan-Nya dengan Maya. Nirguna dan Saguna Brahman bukanlah 2 Brahman yang
saling bertentangan, Nirguna Brahman tampak sebagai saguna Brahman bagi pemujaan yang saleh
dari para pemuja
Lanjutan
6. Alam menurut Sangkara bukanlah suatu khayalan dan hanya merupakan kenyataan yang
relative (Vyavaharika Satta) sedangkan Brahman merupakan kenyataan yang mutlak
(Paramarthika satta). Alam merupakan hasil perbuatan dari Maya atau Avidya. Brahman yang
tak berubah, tampak sebagai alam yang berubah melalui Maya. Maya itu tidak nyata, karena Ia
lenyap apabila kita mencapai pengetahuan dari yang abadi (Tuhan). Jadi penumpangan dari
alam pada Brahman disebabkan oleh Avidya atau kebodohan
7. Bagi Sangkara, Jiva atau roh Pribadi hanyalah kenyataan relative dan kepribadiaanya berakhir
hanya selama ia merupakan subjek terhadap Upadhi yang tidak nyata atau kondisi terbatas
yang disebabkan oleh Avidya. Jiva mempersamakan dirinyua dengan badan, pikiran dan indra-
indra bila ia di khayalkan oleh Avidya atau kegelapan
8. Menurut Sangkara, Kelepasan dari Samsara, merupakan penggabungan mutlak sang Roh
Pribadi dalam Brahman ; dan menganggap ada dugaan yang salah terhadap konsep roh
berbeda dengan Brahman. Menurut Sangkara, Karma dan Bhakti adalah cara menuju Jnana
yang merupakan jalan menuju Moksa.
Visistadvaita “Sri Ramanuja”
Beberapa Premis dari Visistadvaita
1. Filsafat ini disebut Visistavaita karena ia menanamkan pengertian Advaita atau kesatuan dengan
Tuhan, dengan Visesa atau atribut, sehingga merupakan filsafat monism terbatas
2. Filsafat Visistadvaita merupakan Vaisnavaisme, yang mengakui kejamakan, di mana Brahman atau
Narayana dari Ramanuja hidup dalam kejamakan bentuk sebagai roh-roh ( Cit) dan materi (Acit)
3. Menurut Ramanuja, apapun juga semuanya adalah Brahman; tetapi Brahman di sini bukanlah
sesuatu yang bersifat serba sama, namun dalam diri-Nya terkandung unsur-unsur kejamakan yang
menyebabkan-Nya benar-benar mewujudkan diri-Nya dalam alam yang beraneka warna ini. Brahman
nya Ramanuja benar-benar merupakan Tuhan Pribadi, pengatur yang maha kuasa dan maha bijak dari
alam nyata,diresapi dan dihidupi oleh Jiva-Nya, sehingga tak ada tempat membedakan antara Param
Nirguna dan Aparam Saguna Brahman, atau antara Brahman dan Isvara.
4.Ramanuja menyamakan Tuhan dengan Narayana, yang bersemayam di Vaikuntha dengan sakti-
Nya,yaitu Laksmi yang merupakan dei kemakmuran dan ibu Ilahi.
5.Alam dengan berbagai wujud material dan roh- roh pribadi, bukanlah Maya yang tidak nyata, tetapi
bagian nyata dari hakekat Brahman dan merupakan badan Tuhan. Materi itu Nyata, yang merupakan
Acit atau substansi yang tanpa kesadaran
Lanjutan
6. Roh adalah suatu Prakara (hak milik) Tuhan yang lebih tinggi daripada materi, karena ia
merupakan kesatuan yang sadar, yang merupakan kesatuan-kesatuan yang abadi. Roh adalah yang
sadar sendiri, tak berubah, tak terbagi dan bersifat atom (Anu).Roh-roh itu jumlahnya tidak terbatas
, dimana roh pribadi menurut Ramanuja benar-benar bersifat pribadi dan secara mutlak nyata dan
berbeda dengan Tuhan.
Mukta Roh-roh yang sesekali menjadi Subjek dari Samsara tetapi tetap
Roh (Bebas) “bebas” dan dapat hidup dengan Tuhan
6. Menurut Ramanuja, Moksa artinya berlalunya roh dari kesulitan hidup duniawi menuju semacam
surga (Vaikuntha) dimana ia akan tetap selamanya dalam kebahagaiaan pribadi yang tenang di
hadirat Tuhan. Roh-roh yang terbebaskan mencapai hakekat Tuhan dan tidak pernah menjadi identik
dengan-Nya, tetapi hidup dalam persahabatan dengan Tuhan, baik dengan melayani-Nya ataupun
bermeditasi kepada-Nya tetapi ia tidak pernah kehilangan kepribadiannya. Moksa ini menurut
Ramanuja hanya bisa dicapai dengan Bhakti dan karunia Tuhan serta penyerahan diri secara mutlak
atau Prapatti. Karma dan Jnana hanya cara untuk menuju Bhakti
advaita
Tattwa
Visistadvaita
Dvaita
Pengertian Cetana dan Acetana ( Siwa Tattwa dan Maya Tattwa)
Terjemahannya
( Inilah sesuatu unsur yang patut engkau ketahui, yaitu Cetana dan Acetana. Cetana
artinya “Jñanaswabhàwa” yakni selalu dalam keadaan sadar; tetap ingat, tiada pernah
lupa dan kekal abadi, tetap ada selama-lamanya dan tidak terpengaruh oleh apa –
apa, demikianlah yang disebut Cetana, Acetana adalah Ia yang yag tak memiliki
pengetahuan, tanpa kesadarang bagaikan batu, apabila Cetana dan Acetana bertemu,
maka lahirlah seluruh Tattwa…
**KONTRUKSI CETANA
Cetana
Tri
Purusa
Sada Siwa
Sadasiwa adalah cetana ( Tuhan ) yang telah aktif ( Sawyaparah) telah berfungsi dan berkhasiat (
Tri
misalnya) suka mengampuni ( Siwah), memberi sinar penerangan ( Suryah), dapat menjadi sekecil- Purusa
kecilnya ( wyapi), tiada berwujud ( Arupa) , dan menjadi objek pujaan dari segala makhluk. Sebagai
pencipta, pelebur ( dan) memberkati karunia ( pemelihara) pada dunia raya, memberi sinar –cahaya (
sebagai wirocana), serba tahu, maha kaya, ada dimana-mana, dan kekal abadi.
( Whraspati tattwa 11-12)
Durasrawana
Anima kecil
Guna Duratmaka
Laghima Ringan
Duradarsana
Mahima Besar
Wibhusakti
Mencapai segala
Sada Prapti
Sakti Prabhusakti tempat
Siwa
Prakamya Kehendak ssll
Jnanasakti
tercapai
Kriyasakti Isitwa Melebihi segalanya
MANAH
BUDI
BUDHI
Dharma Patanjala.9V
Cetana (Kesadaran)
ce
(Paramasiwa Acetana (Tanpa
Kesadaran)
Utaprota
Purusa Pradhana
Citta Guna
Sattwam
Rajas
Buddhi Tamas
Sattwam
Rajas Ahamkara
Tamas
Andhabhu
Waikreta Taijasa Bhutadi wana
( Saptaloka
Panca Tan Mantra +
Manah Dasendriya
Panca Maha Bhuta Guna Saptapatala
Dasendriya
1. Panca Budi Indria adalah lima gerak perbuatan/rangsangan:
Caksu indria; penglihatan,
Ghrana indria; penciuman,
Srota indria; pendengaran,
Jihwa indria; pengecap,
Twak indria; sentuhan atau rabaan
2. Panca Karma Indria adalah lima gerak perbuatan / penggerak:
Wakendriya; mulut,
Panendriya; tangan,
Pada indriya; kaki,
Payu indriya; pelepasan,
Upastha indriya; kelamin
Panca Tan Matra dan Panca Mahabhuta
Ahamk
Budhi ara Budhi
Manas Rupa
Rupa
Budhi
Rasa
Rasa
Mahat Ganda
Ganda
Panca Bhuta
Brahmanda
Panca Bhuta
Akasa
Akasa
Vayu
Vayu
Teja Teja
Apah
Apah
Yoga Sebagai Sarana Spiritualisasi Unsur – Unsur Material dalam
Ajaran Tattwa
Lanjutan