Anda di halaman 1dari 10

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : TATTWA


B. Kegiatan Belajar : Ilmu Pengetahuan Filsafat, Agama, Darsana dan Tattwa
(KB 1)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1. Ilmu Pengetahuan, Filsafat, Agama, Darsana dan Tattwa
1.1. Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala hal yang kita ketahui. Bila
pengetahuan itu tersusun dengan sistematis dan
memakai metode, maka ia disebut dengan ilmu
pengetahuan. Didalam ilmu pengetahuan terdapat
susunan pengertian yang teratur. Ilmu pengetahuan itu
bertujuan untuk mendapatkan kebenaran. Untuk
mencapai tujuan orang memakai metode dan sistem
tertentu. Ruang lingkup ilmu pengetahuan adalah
sebatas pengamalan indria. Kebanaran ilmu
pengetahuan dapat diperiksa dan dibuktikan serta
pembuktiannya itu dapat diulang-ulang. Ilmu
pengetahuan memecah-mecah obyeknya menjadi
bagian-bagian. Bagian-bagian itu menjadi disiplin ilmu
tersendiri. Misalnya ilmu yang mempelajari hubungan
manusia dalam hidup bersama di masyarakat menjadi
disiplin sosiologi. Ilmu sosiologi juga dapat mempunyai
Konsep (Beberapa istilah
1 bagian-bagian lain seperti sosiologi sosial, agama
dan definisi) di KB
pendidikan dan sebagainya. Orang yang mengetahui
sesuatu atas dasar pengalaman menjadikan
pengalamannya itu sebagai pedoman atau guru. Orang
yang biasa memikirkan sesuatu yang dilihatnya,
tidaklah ia puas dengan kenyataan itu saja. Ia ingin
mendapatkan keterangan tentang bagaimana duduk
persoalannya dan mengapa demikian.
1.2. Filsafat
Filsafat juga merupakan ilmu karena secara sadar,
metodis, dan sistematis menuntut kebenaran. Namun
filsafat juga berbeda dengan ilmu pengetahuan pada
umumnya. Ilmu pengetahuan membatasi dirinya
sendiri, ia berhenti pada batas-batas pengalaman,
sedangkan filsafat tidak membatasi dirinya, ia mencari
pengalaman yang sedalam-dalamnya. Ia tidak puas
dengan kebenaran ilmu pengetahuan.
1.3. Agama
Agama ialah kepercayaan kepada Tuhan serta segala
sesuatu yeng bersangkut paut dengan itu. Dengan
definisi ini maka sembahyang, beryajna, melakukan
kebajikan kepada sesama manusia adalah agama.
1.4. Darsana
Darsana adalah berasal dari akar kata drs yang berarti
melihat atau memandang. Maka darsana berarti
pandangan terhadap sesuatu kebenaran.
1.5. Tattwa
Tattwa berasal dari kata Tat dan Twa (bahasa
Sanskerta). Kata Tat yang berarti “itu”. dan Twa
menyatakan “Ke-an”. Jadi Tattwa berarti “Keituan” atau
“Tentang Itu” yaitu realita yang tertinggi (kenyataan
yang tertinggi) yaitu Tuhan itu sendiri.

2. Panca Sraddha
2.1. Widhi Tattwa
Menurut Agama Hindu keyakinan terhadap Hyang
Widhi itu timbul pada diri manusia melalui tiga cara
yaitu:
a) Bagi kebanyakan orang, kepercayaan muncul dari
agama Pramana atau dari Pramana, yaitu cerita
atau perkataan orang yang dapat dipercaya seperti
Maha Resi.
b) Kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan (Hyang
Widhi) berdasarkan Anumana Pramana, terutama
dengan kesimpulan dari perhitungan logis
c) Ada pula orang yang mengenal Tuhan (Hyang
Widhi) menurut Pratyaksa Pramana, terutama
dengan merasakan atau mengalami langsung
keberadaan Tuhan (Hyang Widhi)
1. Ke-Esaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)
Tuhan Yang Mahakuasa dan Mahahadir serta
sumber segala keberadaan. Tuhan itu Maha Kuasa,
Maha Kuasa, dan tiada tandingannya. Maha
Tunggal juga mengandung makna Tuhan Yang
Maha Besar dan Tak Terbatas.
2. Tri Murti dan Tri Sakti
Tri Murti merupakan tiga perwujudan dari tiga
kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Hyang
Widhi) yang disebut TriSakti. Tri artinya tiga dan
murti susunannya sebagai berikut: Murti merupakan
gabungan dari Purusa dan Pradhana atau Prakrti
(Sakti).
3. Widhi Suksma (Kegaiban Tuhan)
Tuhan Yang Maha Esa, Hyang widhi wasa, Sang
Pencipta yang maha kuasa dan maha kuasa yang
mengatur alam semesta beserta isinya sesuai
dengan hakikat kekuasaan-Nya, sungguh sulit
dibayangkan karena keberadaan-Nya yang gaib dan
ajaib, Dia bukanlah yang terlihat, tidak pula yang
terasa. , bukan suara. Tidak ada awal, tengah dan
akhir. dia bukan ini atau itu (neti-neti).
4. Sang Hyang Widhi Bersifat Acintya
Tuhan (Hyang Widhi) hadir dimana-mana sehingga
Dia tidak kasat mata. Berwujud (skala) dan tidak
berwujud (Niskala). Hal ini dapat terjadi pada
makhluk yang terlihat atau tidak terlihat. Saat
pernikahan Wira Sikarini.
5. Sang Hyang Widhi Berada Dimana-mana
Hyang Widhi atau Tuhan hadir dimana-mana, Beliau
adalah vyapivyapaka, meresapi segalanya, tidak
ada tempat dimana Beliau tidak hadir. Beliau ada
disini dan disana, Hyang Widhi adalah mahima,
agung, dalam purusa sukta Rgveda V.90.1 dan
Svetasvatara Upanisad ll .17.
6. Sang Hyangg Widhi dan Manifestasinya
Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa dalam
agama hindu diberi gelaran bermacammacam oleh
Para Maha Rsi sesuai dengan sifat, Fungsi dan
Perbhawanya. Ekam Sat Viprah Bahuda Vadanti;
Tuhan itu satu namaun para Maha Rsi menyebutkan
dengan nama (sahasra nama):
a) Sang Hyang Tunggal berarti Tuhan Yang
Maha Esa
b) Sang Hyang Guru artinya Tuhan adalah guru
seluruh alam semesta dan segala isinya
adalah muridnya.
c) Sanghyang Sangkan Paran (ing saat) yaitu
Tuhan sumber kembalinya segala alam.
d) Sanghyang Jagatnatha, sama dengan
Sanghyang Prajapati, yaitu Tuhan adalah
raja seluruh alam dan apa yang terkandung
di dalamnya, termasuk seluruh ciptaan.
e) Sanghyang Parameswara atau Maheswara,
yaitu Tuhan yang memegang kekuasaan
tertinggi atas seluruh alam.
f) Sanhyang Tri loka-Sarana, khususnya
pelindung tribuana disebut Tri Lokaa atau Tri
Buana iti, yaitu kerajaan bawah, kerajaan
tengah, dan kerajaan atas.
g) Sanghyang: yaitu bahwa nama Tuhan
dalam keadaan-Nya tidak dapat
dibayangkan karena tidak ada seorang pun
yang memahami keadaan-Nya yang
sebenarnya dan tidak dapat
membayangkannya dengan daya nalar
untuk mempelajarinya.
h) Sanghyang Paratama : khusus gelar Tuhan
dalam wujud atma tertinggi atau jiwa
terbesar, jiwa yang menjiwai seluruh
makhluk hidup dan alam semesta.
i) Sanghyang Wenang adalah gelar Tuhan
yang memegang kekuasaan dan otoritas
mutlak dalam membentuk tatanan dan
pengaturan alam.
j) Sanghyang memuat, secara khusus gelar
Tuhan sebagai yang memegang nasib
makhluk hidup, khususnya manusia.
Tuduhan itu berarti keberuntungan. k)
Sanghayang Paramawisesa adalah gelar
Tuhan dalam kedudukannya sebagai
penguasa tertinggi, pengendali segala
sesuatu, kelihatan dan tidak kelihatan, masa
kini dan masa depan.
7. Sang Hyang Widhi Sumber Segala
Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) sebagai
sumber dan kembalinya dari segalanya di alam ini,
baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Tidak ada
apapun yang dapat luput atau bebas dari proses
lahir, hidup dan mati (Utpatti, Sthiti, dan Praline)
kecuali Hyang widhi.
a) Kata Deva berasal dari kata Sansekerta
yang berasal dari kata “div” yang berarti
pancaran, cahaya, kilauan. Menurut
Vasudeo Goind Apte dalam Kamus Ringkas
Sansekerta “dewa (Ilahi, dewa, Brahman,
raja) Deva adalah cahaya ilahi dan
diciptakan oleh Tuhan untuk mengendalikan
alam semesta. Jadi Tuhan bukanlah Tuhan,
tetapi semua makhluk Tuhan yang lain juga
diciptakan untuk tujuan tertentu.
b) Menurut Vasudeo Goind Apte dalam Kamus
Ringkas Sansekerta “Devata (dewa, dewa.)”.
Dewata adalah dewa para dewa atau
pencipta para dewa. Kata Dewata ini dikenal
juga dengan sebutan Ista Dewata. Dewata
merupakan sumber atau asal mula segala
ciptaan, baik alam semesta maupun dewa-
dewa lainnya.
c) Menurut Vasudeo Goind Apte dalam Kamus
Ringkas Bahasa Sansekerta Inggris, kata
“Bhattara (Seorang prajurit; gelar
kehormatan; seorang sarjana)” Kata
Bhattara berasal dari kata Sansekerta yang
berasal dari kata Bhatta/akar kata Bhattr
yang berarti pelindung , Tuan atau Raja.
Kata Bhattara mengacu pada orang-orang
yang sangat dihormati karena mempunyai
fungsi memimpin dan melindungi umat
manusia.
2.2. Atma Tattwa
1) Kegaiban Sifat Atma
Atman adalah maha tahu dan tidak pernah
dilahirkan oleh karena ia tidak lahir , maka ia tidak
akan mati . jadi ia adalah bersifat kekal abadi.
sifat-sifat atma
adalah sebagi berikut :
- Acchedya = tak terlukai oleh senjata
- Adahya = tak terbakar
- Akledya = tak terkeringkan
- Asosyah = tak terbasahkan
- Nitya = abadi
- Sarvagatah = ada dimana-man
- Sthanu = tak berpinda-pindah
- Acala = tak bergerak
- Sanatana = selalu sama
- Avyakta = tak dilahirkan
- Acintya = tak terpikirkan
- Avikara = tak berubah
2) Tugas dan Fungsi Atma Dalam Tubuh atau Sarire
Fungsi Atman dalam tubuh atau sarira mahluk
antara lain sebagai berikut:
- Merupakan sumber kehidupan bagi
pikiran dan sthula sarira makhluk hidup.
Pikiran adalah alam pikiran, termasuk
pemikiran atau akal, emosi termasuk
indra dan intuisi. Sedangkan sthula
sarira adalah badan yang berisi atau
badan kasar seperti badan kasar
dengan unsur-unsur seperti :darah,
daging, tulang, lendir, otot, sumsum
tulang, bagian otak.
- Bertanggung jawab atas perbuatan baik
dan buruk atau perbuatan dasar seluruh
karma makhluk hidup.
- Menjadi daya hidup sari jiwa makhluk
yang bersangkutan. - Merupakan saksi
atas segala tindakan makhluk yang
terlibat
3) Tri Sarira
3 lapisan badan yang disebut “Tri Sarira” Kata Tri
artinya tiga, Sarira artinya badan. (Tiga Badan).
Ketiga lapisan tubuh ini memiliki peranan yang
sangat penting dalam hidup ini. Ketiga dari Tri Sarira
itu yaitu :
- thula Sarira adalah keseluruhan seperti tulang,
daging, otot, sumsum, kulit, darah, yang berasal
dari Panca Maha Bhuta pada alam tingkat
paling rendah yaitu Bhur - Loka.
- Suksma Sarira atau Lingga Sarira adalah tubuh
halus yang lahir dari pikiran antara lain:
- Buddhi (Akal), Manas (Roh), Ahamkara (Diri)
dan Indria serta hakikat Panca Maha Bhuta,
khususnya Panca Tan Matra dan Karma
Wasana.
- Antah Karana Sarira merupakan tubuh kausal
akhir dari alam yang lebih halus, terletak pada
ruang alam tingkat ketiga dari bawah ke atas,
yaitu Swah Loka. Antah Karana Sarira biasa
dikenal dengan Susuptapada.
2.3. Karmaphala Tattwa
1. Pengertian Karmaphala
"Karma". Kata karma berasal dari bahasa
Sansekerta dan berasal dari kata kerja “kr” yang
berarti bertindak atau berperilaku. Selanjutnya, kata
“karma” mengacu pada tindakan atau perilaku baik
fisik maupun mental. Ada tiga bidang karma yang
merupakan karma yang disebabkan:
pikiran (manah), ucapan (vak), dan tubuh (kaya).
Berpikir adalah tindakan yang dilakukan oleh
pikiran. Produksi ucapan adalah karma yang
dilakukan oleh wak atau waca.
2. Macama- macam Karmaphala
Berdasarkan atas cepat lambatnya untuk menikmati
hasil dari karma itu maka karma phala itu akan
dibedakan atas 3 macam yaitu :
a) Sancita Karmaphala merupakan pahala
yang belum pernah diperoleh sebelumnya
dan tetap menjadi benih yang menentukan
keadaan kehidupan saat ini.
b) Prarabda Karmaphala adalah karma yang
dicapai dalam kehidupan ini dan hasilnya
habis dan juga dapat dinikmati dalam
kehidupan reinkarnasi di dunia ini, tanpa
terikat pada pikiran, dan setelah kematian
dan kelahiran kembali. Di dalam dunia.
kemudian dia pergi dengan lembaran baru
atau dengan karma baru.
c) Kriyama Karmaphala, yaitu perbuatan yang
hasilnya belum dapat diapresiasi pada saat
melakukan tindakan tersebut dan akan
diapresiasi di kemudian hari pada kehidupan
selanjutnya.
3. Pengaruh Karma terhadap Atma
Akhirat adalah tempat tinggal Atman. Bawalah
wadah amal shaleh, masuk surga. Namun jika
Atman terus melakukan perbuatan buruk, maka ia
akan terjerumus ke neraka. Reinkarnasi Atman di
dunia menurut perbuatan atau kesenangan sesuatu
yang belum pernah dicicipi. Penjelmaan yang
dilakukan Atman di dunia sesuai dengan sifat dan
karmanya.
4. Hubungan Hukum Karma dengan Hyang Widhi
Hukum sebab akibat bersifat mutlak dan pasti.
Semua makhluk hidup, termasuk manusia, di dunia
ini tidak bisa lepas dari karma atau pekerjaan.
Bahkan berpikir adalah pekerjaan. Jalan-jalan,
melakukan sesuatu, dll. karma atau pekerjaan.
Kehidupan dan keberadaan adalah karma atau
pekerjaan.
5. Suba dan Asubha Karma
Subha asubha karma berarti perbuatan baik atau
buruk atau dosa. Jika dilihat dari segi nilai, setiap
perbuatan dan karma setiap makhluk hidup tentu
mempunyai sisi baik dan buruk. Tidak ada yang
sepenuhnya baik dan sebaliknya. “Investasi uang
tan hana” tidak ada gading yang tidak retak.
6. Sorga dan Neraka
Dalam mitologi Hindu sering dikatakan bahwa Atma
ketika mencapai surga selalu dapat menikmati
berbagai kesenangan, seperti memiliki tempat
tinggal yang baik atau menjamu bidadari cantik.
cantik. Sedangkan Atma di alam neraka masih
mengalami penderitaan dan segala macam siksaan.
Misalnya termasuk dalam "Kawah Tambra Gob
Mukha" termasuk dalam "Kawah Weci", di bawah
"Kayucuriga" digantung pada "Petung Agni".
7. Karma Vasana
Vasana dan kama karmalah yang menyebabkan
lahirnya banyak makhluk berbeda di dunia ini. Setiap
gerakan dan tindakan bermula dari pikiran (citta) dan
setiap jejak dari gerakan dan tindakan tersebut akan
selalu terekam di dalam pikiran. Jika semua catatan
dalam pikiran lebih banyak mengandung karma
asubha maka jiwa akan mengalami neraka dan
penderitaan.
8. Karmaphala Bersifat Universal
Contoh karma universal. Ketika tangan Sri Krishna
terluka dan dilihat oleh Dewi Draupadi, langsung
merasakan pengabdian yang besar, Dewi Draupadi
merobek sebagian sarinya untuk membalut luka Sri
Krishna. Karma baik inilah yang membantu Dewi
Draupadi selamat dari niat jahat Duryodhana dan
Dusasana.
2.4. Punarbhawa Tattwa
1. Pengertian Punarbawa dan Samsara
Punarhwawa pada dasarnya adalah keyakinan atau
keyakinan. Kita dapat memahami keberadaan
reinkarnasi ganda atau Punarbhawa jika kita
memiliki keyakinan. "Punarbhawa". Kata
Punarbhawa berasal dari bahasa Sansekerta dan
berasal dari kata “Punar/Punah” yang berarti
“kembali lagi” dan bhawa berarti kelahiran kembali.
Oleh karena itu, rangkaian semua
reinkarnasi/kelahiran berulang atau Punarbhawa
disebut “Samsara”.
2. Sebab Adanya Punarbhawa
Reinkarnasi tidak bersifat permanen tetapi bersifat
sementara karena sangat bergantung pada waktu
penciptaannya. Ketika momen pralaya muncul,
proses punarbhava akan berhenti dan akan kembali
ketika momen penciptaan tiba. Demikian pula
keterikatan seseorang pada hakikat jati dirinya akan
membawa pada keberadaan Punarbhava.
Kemarahan, keserakahan, dan kejahatan yang
membelenggu kita sebenarnya bisa dihilangkan
melalui ajaran agama. Ajaran bimbingan agama
bersifat welas asih terhadap makhluk hidup lainnya.
3. Bukti- Bukti Adanya Punarbhawa
Jika kita memperhatikan kondisi kehidupan
masyarakat dalam masyarakat, kita akan melihat
kondisi yang berbeda antara satu orang dengan
orang lainnya. Misalnya ada orang yang lahir di
lingkungan yang mewah, tidak kekurangan apa-apa,
mempunyai akhlak yang baik, berbakat dalam
berbagai bidang, berbadan sempurna, mempunyai
kesehatan yang baik, mempunyai akhlak mulia, dan
sebagainya.
4. Hubungan Punarbhawa dengan Karmaphala
Faktanya, Punarbhawa dan Karmaphala memiliki
hubungan dekat satu sama lain. Punarbhawa
sangat ditentukan oleh karma Subhasubha di
kehidupan sebelumnya. Punarbhawa juga dapat
dianggap sebagai perwujudan subhasubha karma
phala itu sendiri.
5. Cara Membebaskan Diri dari Punarbhawa
Untuk menghindari reinkarnasi yang berulang,
seseorang harus mengikuti Tri Kaya Parisudha,
beserta petunjuk moral lainnya seperti: Panca Yama
dan Nyama Brata dll.
2.5. Moksa Tattwa
1. Pengertian Moksa
Menurut Yogawasistha, moksa adalah realisasi
hakikat kebahagiaan Brahmanis, melalui
pengetahuan tentang Diri. Moksha adalah
pembebasan dari siklus kelahiran dan
kematian, karena tanpa kelahiran tidak akan
ada kematian. Moksha adalah pembebasan
dari segala jenis penderitaan dan pencapaian
kebahagiaan tertinggi (sarwa duhkha nirwrtti
dan paramananda prapti). Jnanadeva tu
kaivalyam (hanya dapat dicapai melalui jnana
kaivalya/pembebasan).
2. Jalan Untuk Mencapai Moksa
Alasan utama yang menghambat pencapaian
kebebasan (moksa) adalah pikiran atau pikiran
selalu dikelilingi oleh avidya. Citta atau pikiran
meliputi Buddhi (intelek), Manas (akal),
Ahamkara (I-sense, egoisme) dan Indria
(emosi). Diantaranya yang paling utama yang
timbul dari avidya adalah ahamkara (perasaan
diri, egoisme) dan idriya (emosi). Jika ahamkara
dan indriya dapat dikendalikan, maka buddhi
dan manas (akal) bersifat sattwam sehingga
yang dilakukan sebagai wujud pengembangan
akal dan keputusan buddhi bersifat
subhakarmik, menenangkan go merih, lepas
dari suka dan duka. Karma apapun yang
dilakukan tanpa dorongan ego (ahamkara) dan
indera (emosi) dan hanya kepada Sang Hyang
Widhi atau Brahman tidak akan tercipta
hubungan dengan Atman.
3. Tingkatan Moksa
Keempat tingk.atan moksa tersebut yaitu :
- Samipya adalah kebebasan yang
mungkin didapat selama hidup di dunia
ini, terutama bagi orang bijak.
- Sarupya/Sadhannya adalah suatu
kebebasan di dunia, dimana kedudukan
atma dapat mengatasi pengaruh unsur
Maya, karena dalam hal ini atma adalah
perwujudan/cerminan Tuhan
Widhi/Brahman yang mahakuasa,
seperti halnya Sri Krishna yang
disebutkan dalam Bhagawad Gita.
- Salokya adalah kebebasan yang dapat
diraih Atma ketika Atma sendiri berada
pada kedudukan dan kesadaran yang
sama dengan Tuhan Widhi/Brahman,
namun belum bisa menyatu dengan
Tuhan Widhi/Brahman.
- Sayujya adalah tingkat kebebasan
tertinggi dimana Atma dapat melebur
atau melebur dengan Māyām yang
identik dengan Sang Hyang
Widhi/Brahman dan tidak akan
terbebaskan oleh siapapun sampai
benar-benar mencapai “Brahman
Atman aikyam” yaitu Atma dengan Sang
Hyang Widhi/Brahman mempunyai
benar-benar menjadi satu

Daftar materi pada KB Materi pada KB yang sulit di pahami adalah Sorga dan Neraka.
2
yang sulit dipahami Serta materi tentang bukti-bukti adanya Punarbhawa

Daftar materi yang sering Materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam
3 mengalami miskonsepsi pembelajaran adalah Sorga dan Neraka. Serta materi tentang
dalam pembelajaran bukti-bukti adanya Punarbhawa

Anda mungkin juga menyukai