Anda di halaman 1dari 7

AGAMA

“TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN”

KELOMPOK 1

NI KADEK AYU HENNY KUSUMAWATI (14)

A.A. ISTRI SRI AYU CHANDRADEWI (23)

NI KADEK LINDA SWASTINI (28)

NI PUTU UTAMI BUDIARI (35)

I MADE AGUS PARAMARTHA (49)

A A ISTRI AGUNG DIANASUARI (42)


(PPT halaman 4)

Konsep Ketuhanan dalam Agama Hindu


(PPT halaman 5)

a. Konsep Monoteisme : Konsep monoteisme dalam weda terdapat dalam filsafat


Adwaita Wedanta (tiada duanya), yaitu percaya pada Tuhan yang satu.
Adwaita Wedanta menganggap bahwa Tuhan adalah pusat segala kehidupan di
alam semesta dan dalam Hindu, Tuhan disebut Brahman.

Saraswati, dan lain-lain. Konsep Ida Sang Hyang Widi Wasa


merupakan bentuk monoteisme asli orang Bali. Trimurti, yang terdiri dari dewa
Brahma, Siwa, Wisnu yang merupakan perwujudan dari kekuasaan Tuhan
Yang Esa. Brahma sebagai dewa pencipta alam semesta, wisnu sebagai dewa
pemelihara alam semesta dan dewa siwa sebagai dewa pelebur dunia.

b. Konsep panteisme : Dalam Upanisad, konsep panteisme terdapat dalam


pandangan bahwa Tuhan tidak memiliki wujud tertentu maupun tempat
tertentu, melainkan Tuhan berada dan menyatu pada setiap ciptaan-Nya, dan
terdapat dalam setiap benda apapun. Konsep panteisme disebut dengan istilah
Wyapi Wyapaka. Upanisad menyebutkan bahwa Tuhan memenuhi alam
semesta tanpa wujud tertentu, tidak berada di surga atau dunia tertinggi
melainkan ada pada setiap ciptaan-Nya.

c. Konsep Totemisme : Konsep totemisme terdapat dalam pengkultusan sapi.


Sapi dianggap binatang suci orang Hindu. Terdapat larangan membunuh sapi
karena sapi adalah ibu seluruh dunia (Darmayasa, 2008:22). Sapi dikatakan ibu
seluruh dunia karena sapi mampu menghidupi dunia ini, segala yang ada dalam
sapi dalam digunakan. Sapi juga wahana atau kendaraan dewa Siwa yang
bernama Nandini.
(HALAMAN 6)

KEIMANAN DAN KETAQWAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

(HALAMAN 7)

A. Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

B. Keimanan : Secara etimologi keimanan berasal dari kata iman yang


memiliki arti kepercayaan atau keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

C. Ketaqwaan : Berasal dari kata katwa yang berarti menjalankan segala


perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

(HALAMAN 8)

Ketuhanan yang diajarkan sebagai unsur sraddha (iman) dalam


Agama Hindu sebagaimana diuraikan dalam kitab-kitab Veda baik sruti
maupun smerti merupakan unsur paling penting dalam penghayatan
Agama Hindu dari keseluruhan pola ajarannya. Sraddha sebagai dasar
keimanan Hindu tersebut secara pokok ada lima yang disebut Panca
Sraddha. Salah satunya adalah Sraddha tentang adanya Tuhan yang disebut
Wichi Sraddha. Keyakinan terbadap Tuhan timbul melalui tiga cara yang
dikenal dengan tri Premana yaitu tiga cara untuk mendapatkan kebenaran/
keyalinan terhadap Tuhan yaitu Agama Premana, Amumana Premana, dan
Pratyaksa Premana. Oleh karena itulah maka Tuhan merupakan topik
bahasan yang menonjol dan terpenting di antara para wipra, yaitu para
Brahman ahli maupun di antara para cendekiawan Hindu.
(HALAMAN 9)

Keyakinan terbadap Tuhan timbul melalui tiga cara yang dikenal dengan Tri
Premana yaitu tiga cara untuk mendapatkan kebenaran/ keyakinan terhadap Tuhan
yang terdiri dari :

 1. Agama Premana adalah cara mengetahui sesuatu (kebenaran) dengan


cara mempercayai sumber-sumber yang pantas dipercaya, misalnya kitab
suci weda, orang suci seperti pendeta dan pinandita, para rsi, orang tua kita
dan sebagainya.

 2.Amumana Premana adalah cara mengetahui sesuatu (kebenaran) dengan


cara melihat gejala-gejala atau tanda-tanda, berdasarkan perhitungan analisa
yang logis dan sebagainya. Contohnya ada asap berarti ada api, ada angin
manakala melihat dedaunan pada pepohonan yang bergerak-gerak

 Pratyaksa Premana adalah cara mengetahui sesuatu (kebenaran) dengan


cara melihat langsung melalui Panca Indra. Contohnya misalnya melihat
matahari langsung, melihat bulan purnama pada malam hari, melihat
matahari terbit, mencium harumnya bunga secara langsung

Oleh karena itulah maka Tuhan merupakan topik bahasan yang menonjol dan
terpenting di antara para wipra, yaitu para Brahman ahli maupun di antara para
cendekiawan Hindu.

(HALAMAN 10)

INDIKATOR ORANG YANG BERIMAN DAN BERTAQWA


KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

 Menjalankan segala perintahnya seperti rajin sembahyang ( dalam Umat


Hindu Melakukan Trisandya sebanyak 3 kali sehari)

 Menghindari segala larangan yang bertentangan dengan ajaran agama

 Menyesali dosa yang telah di perbuat atau menyesali perasaan berdosa dan
tidak mengulangi perbuatan dosa
 Jujur, tidak suka berbohong ,tidak mengingkari janji dan melaksanakan
amanat yang telah diberikan

 Ikhlas dan tidak mengeluh dalam menerima cobaan yang diberikan

 Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang tidak baik

 Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar

 Percaya dengan adanya hukum karma

Dalam Weda maupun kitab-kitab cabangnya, seperti itihasa, purana


juga dalam kitab-kitab Agama dan Dasana, Tuhan Yang Maha Esa disebut
dengan berbagai nama. Kita dapat menemukan sebutan Brahma
Sahasranama, Wisnu Sahasranama, Siwa Sahasranama, yang artinya
Brahma dengan seribu nama, Wisnu dengan seribu nama, Siwa dengan
seribu nama walaupun disebut dengan seribu nama pada hakikatnya Tuhan
adalah tetap Maha Esa.
Tuhan menguasai alam semesta, dengan kekuatannya Ia berada di
angkasa, sebagai Ibu, Bapa maupun Anak. Tuhan menjiwai alam, dalam
hubungannya dengan manusia, prinsip kemanunggalannya pada nama
banyak dewata dan keanekaan manusia dalam suku dan bangsa. Kekuasaan
Tuhan dalam menyatukan alam semesta, tidak saja dalam arti ruang, tetapi
juga dalam arti waktu, yang meliputi waktu dahulu, sekarang, dan yang akan
datang dihubungkan dengan tata ruang, Tuhan berada pada ruang yang luas
dan ruang sempit dilukiskan dalam setetes air.
(HALAMAN 11)

Filsafat Ketuhanan
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang sangat luas cakupannya.
Istilah ‘filsafat’ dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata ‘falsafah’
(Arab), ‘philosophy’ (Inggris), ‘philosophia’ (Latin),philosophie (Jerman,
Belanda, Perancis). Pengertian istilah filsafat secara etimologis tentunya
belum cukup untuk mewakili pengertian filsafat, namun pemahaman secara
etimologi merupakan pondasi dasar untuk memahami kata filsafat.

(HALAMAN 12)

Dalam proses perkembangannya, filsafat banyak mendapat isi dan


sekaligus pengertian-pengertian baru, antara lain:
1. Filsafat sebagai suatu sikap: filsafat sebagai suatu sikap terhadap
kehidupan dan alam semesta.
2. Filsafat sebagai suatu metode: filsafat sebagai cara berpikir secara
reflektif (mendalam), penyelidikan yang menggunakan alasan,
berpikir secara hati-hati dan teliti.
3. Filsafat sebagai kelompok persoalan: berarti banyak persoalan atau
permasalahan-permasalahan abadi dan para filsuf berusaha untuk
mencari jawabannya.
4. Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran: sejarah
filsafat ditandai dengan pemunculan teori-teori dan sistem-sistem
pemikiran yang terlekat pada nama-nama filsuf besar.
5. Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna
istilah: kebanyakan para filsuf menggunakan analisis untuk
menjelaskan suatu istilah dan pemakaian bahasa. Menganalisis
berarti menetapkan arti secara tepat dan memahami saling hubungan
diantara arti-arti tersebut.
6. Filsafat sebagai usaha untuk memperoleh pandangan yang
menyeluruh: filsafat sebagai ilmu yang mencoba menggabungkan
kesimpulan-kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman
manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten.

(HALAMAN 13)

Karena sifat darsana sebagai pandangan yang merupakan akibat dari


aktifitas ‘melihat’, maka dapat disadari bahwa ada beberapa pandangan
(darsana) dalam tradisi intelektual India, secara umum filsafat India (Veda)
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Pandangan yang orthodox, disebut juga Astika, kelompok ini


secara langsung maupun tidak langsung mengakui otoritas Veda
sebagai sumber ajarannya. Terdiri dari 6 aliran filsafat (Sad
Darsana) yang pada akhirnya disebut sebagai filsafat Hindu,
terdiri dari: Nyaya, Vaisesika, Samkhya, Yoga, Purwwa
Mimamsa, Wedanta (Uttara Mimamsa).
2. Pandangan yang heterodox, disebut juga Nastika, kelompok ini
tidak mengakui otoritas Veda sebagai sumber ajarannya. Terdiri
dari Carwaka, Jaina, dan Buddha.

Sumber:

-http://repository.ut.ac.id/4121/1/MKDU4224-M1.pdf

-https://e-journal.stkip-
amlapura.ac.id/index.php/jurnallampuhyang/article/view/108

-https://id.scribd.com/doc/87948589/Beriman-Dan-Bertaqwa-Kepada-Tuhan-
Yang-Maha-Esa

-https://www.slideshare.net/ranmaniax/pengertian-keimanan-dan-ketakwaan

Anda mungkin juga menyukai