Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN UMUM

TENTANG FILSAFAT
 Disusun Oleh;
 1.Ida Ayu Neta Apriliani
 2.Ni Nyoman Tri Dhita Ariyanti
 3.Anak Agung Ngurah Wijaya
 4. I Gede Aditya Arisandy W.D
 5. I Kadek dwi saputra widi arsana
 6. Ni Made Dwi Widianti
 7. I Made Bajra Yoga
PEMBAHASAN

 1.Pengertian Filsafat Hindu


 Dalam tradisi intelektual India Darsana merupakan padanan yang
paling mendekati istilah filsafat (barat), namun secara esensial ada
perbedaan yang sangat mendasar, filsafat (barat) terlepas dari agama
sedangkan darsana tetap mengakar pada agama Hindu. Kata darsana
berasal dari urat kata ‘drs’ yang berarti melihat (ke dalam) atau mengalami,
menjadi kata darsana yang artinya penglihatan atau pandangan tentang
realitas.
P E R B E DA A N A L I R A N
O RTO D OX DA N H E T E RO D OX

1.Pandangan yang orthodox, disebut juga Astika, kelompok ini secara


langsung maupun tidak langsung mengakui otoritas Veda sebagai
sumber ajarannya. Terdiri dari 6 aliran filsafat (Sad Darsana) yang
pada akhirnya disebut sebagai filsafat Hindu, terdiri dari :

2.Pandangan yang heterodox,disebut juga Nastika, kelompok ini tidak


mengakui otoritas Veda sebagai sumber ajarannya. Terdiri dari :
TERDIRI DARI 6 ALIRAN
FILSAFAT (SAD DARSANA)
 1. Nyaya, pendirinya adalah Gotama dan penekanan ajarannya ialah pada aspek logika.
2. Waisasika, pendirinya ialah Kanada dan penekanan ajarannya pada pengetahuan yang dapat menuntun
seseorang untuk merealisasikan sang diri.
3. Samkhya, menurut tradisi pendirinya adalah Kapita. Penekanan ajarannya ialah tentang proses
perkembangan dan terjadinya alam semesta.
4. Yoga, pendirinya adalah Patanjali dan penekanan ajarannya adalah pada pengendalian jasmani dan
pikiran untuk mencapai Samadhi.
5. Mimamsa (Purwa-Mimamsa), pendirinya ialah Jaimini dengan penekanan ajarannya pada pelaksanaan
ritual dan susila menurut konsep weda.
6. Wedanta (Uttara-Mimamsa), kata ini berarti akhir Weda. Wedanta merupakan puncak dari filsafat
Hindu. Pendirinya ialah Sankara, Ramanuja, dan Madhwa. Penekanan ajarannya adalah pada hubungan
Atman dengan Brahman dan tentang kelepasan.
A. CARWAKA
Filsafat carwaka didirikan oleh Brhaspati yang ajarannya tertuang dalam Brhaspati sutra. Sistem filsafat ini
mengembangkan tradisi heterodox, atheisme dan materialisme. Sering disebut dengan lokayata yang
berarti berjalan dijalan keduniawian. Adapun inti ajaran carwaka adalah:

 Tanah, air, api, dan udara adalah elemen dari alam semesta.

 Tubuh, indra, dan objek-objek merupakan hasil kombinasi dari berbagai elemen alam.

 Kesadaran muncul dari material seperti sifat alkohol anggur yang muncul dari anggur yang
dipermentasi.

 Tidak ada roh, yang ada adalah tubuh yang sadar

 Kepuasan adalah satu-satunya tujuan hidup manusia.

 Kematian adalah pembebasan


B. JAINA

 Filsafat jaina merupakan sistem filsafat yang mengembangkan tradisi atheisme namun
spiritual, kata jaina sendiri berarti ‘penakluk spiritual’. Pengikut jaina mempercayai 24
tirthangkara (pendiri keyakinan), tirthangkara pertama adalah Rsabhadeva dan yang
terakhir adalah Mahavira. Sistem ini menekankan pada aspek etika yang ketat, yang
terutama adalah ahimsa. Jaina mengklasifikasikan pengetahuan menjadi 2, yaitu :
 Aparoksa : pengetahuan langsung, terdiri dari avadhi (kemampuan melihat hal-hal
yang tidak nampak oleh indra), manahparyaya (telepathi), dan kevala (kemahatahuan).
 Paroksa : pengetahuan antara, terdiri dari mati (mencakup pengetahuan perseptual dan
inferensial) dan sruta (pengetahuan yang diambil dari otoritas)
N A M U N S E M UA N YA M E N G A L A M I B E L E N G G U
D A L A M P E N G E T A H UA N YA N G T E R B A T A S .
B E L E N G G U D A PA T D I H I L A N G K A N D E N G A N

 keyakinan yang sempurna terhadap ajaran guru-guru jaina.

 Pengetahuan benar dalam ajaran-ajaran tersebut.

 Perilaku yang benar. Perilaku ini meliputi, tidak menyakiti dan


melukai seluruh mahluk hidup, menghindari kesalahan mencuri,
sensualitas, dan kemelekatan objek-objek indriya.
J A I N A T I DA K M E M P E R C AYA I D E N G A N A DA N YA
T U H A N, PA R A T I R T H A N G K A R A M E N G G A N T I K A N
T E M PA T N YA . J A I N A M E N G E N A L L I M A D I S I P L I N
S P I R I T UA L , YA N G T E R D I R I DA R I

 Ahimsa (non kekerasan)

 Satya (kebenaran)

 Asteya (tidak mencuri)

 Brahmacarya (berpantang dari pemenuhan nafsu, baik pikiran, kata-


kata, dan perbuatan)

 Aparigraha (kemelekatan dengan pikiran, kata-kata, dan perbuatan)


C . BUDDHA
 Filsafat Buddha lahir dari ajaran-ajaran Buddha Gautama pada abad 567 sm, ajarannya
dapat dikatakan bersifat atheisme dan spiritual. Buddha menekankan pada etika, cinta
kasih, persaudaraan, menolak sistem kasta (penympangan sistem Varna), dan menolak
otoritas Weda dan pelaksanaan yajna. Pencerahan yang didapatkan oleh Sidharta Gautama
meliputi empat kebenaran utama (catvari arya-satyani), yaitu :
 Kebenaran bahwa ada penderitaan.
 Kebenaran bahwa ada penyebab penderitaan.
 Kebenaran bahwa ada penghentian penderitaan.
 Kebenaran bahwa ada yang menghilangkan penderitaan.
MENGHILANGKAN
P E N D E R I TA A N , T E R D I R I DA R I 8
J A L A N U TA M A

 Pandangan yang benar (samyagdrsti)


 Determinasi yang benar (samyaksamkalpa)
 Perkataan yang benar (samyalgwak)
 Perilaku yang benar (samyakkarmanta)
 Cara hidup yang benar (samyagajiva)
 Usaha yang benar (samyagvyayama)
 Sikap pikiran yang benar (samyaksmrti)
 Konsentrasi yang benar (samyaksamadhi)
KESIMPULAN

 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat dalam hindu dikenal dengan sebutan
“darsana”. Kata darsana berasal dari urat kata ‘drs’ yang berarti melihat (ke dalam) atau mengalami,
menjadi kata darsana yang artinya penglihatan atau pandangan tentang realitas. ‘Melihat’ dalam konteks
ini bisa bermakna observasi perseptual atau pengalaman intuitif. Karena sifat darsana sebagai pandangan
yang merupakan akibat dari aktifitas ‘melihat’, maka dapat disadari bahwa ada beberapa pandangan
(darsana) dalam tradisi intelektual India, secara umum filsafat India (Veda) dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu pandangan yang orthodox, disebut juga Astika, kelompok ini secara langsung maupun
tidak langsung mengakui otoritas Veda sebagai sumber ajarannya.Sedangkan aliran kedua adalah
pandangan yang heterodox , disebut juga Nastika, kelompok ini tidak mengakui otoritas Veda sebagai
sumber ajarannya.

Anda mungkin juga menyukai