TENTANG FILSAFAT
Disusun Oleh;
1.Ida Ayu Neta Apriliani
2.Ni Nyoman Tri Dhita Ariyanti
3.Anak Agung Ngurah Wijaya
4. I Gede Aditya Arisandy W.D
5. I Kadek dwi saputra widi arsana
6. Ni Made Dwi Widianti
7. I Made Bajra Yoga
PEMBAHASAN
Tanah, air, api, dan udara adalah elemen dari alam semesta.
Tubuh, indra, dan objek-objek merupakan hasil kombinasi dari berbagai elemen alam.
Kesadaran muncul dari material seperti sifat alkohol anggur yang muncul dari anggur yang
dipermentasi.
Filsafat jaina merupakan sistem filsafat yang mengembangkan tradisi atheisme namun
spiritual, kata jaina sendiri berarti ‘penakluk spiritual’. Pengikut jaina mempercayai 24
tirthangkara (pendiri keyakinan), tirthangkara pertama adalah Rsabhadeva dan yang
terakhir adalah Mahavira. Sistem ini menekankan pada aspek etika yang ketat, yang
terutama adalah ahimsa. Jaina mengklasifikasikan pengetahuan menjadi 2, yaitu :
Aparoksa : pengetahuan langsung, terdiri dari avadhi (kemampuan melihat hal-hal
yang tidak nampak oleh indra), manahparyaya (telepathi), dan kevala (kemahatahuan).
Paroksa : pengetahuan antara, terdiri dari mati (mencakup pengetahuan perseptual dan
inferensial) dan sruta (pengetahuan yang diambil dari otoritas)
N A M U N S E M UA N YA M E N G A L A M I B E L E N G G U
D A L A M P E N G E T A H UA N YA N G T E R B A T A S .
B E L E N G G U D A PA T D I H I L A N G K A N D E N G A N
Satya (kebenaran)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat dalam hindu dikenal dengan sebutan
“darsana”. Kata darsana berasal dari urat kata ‘drs’ yang berarti melihat (ke dalam) atau mengalami,
menjadi kata darsana yang artinya penglihatan atau pandangan tentang realitas. ‘Melihat’ dalam konteks
ini bisa bermakna observasi perseptual atau pengalaman intuitif. Karena sifat darsana sebagai pandangan
yang merupakan akibat dari aktifitas ‘melihat’, maka dapat disadari bahwa ada beberapa pandangan
(darsana) dalam tradisi intelektual India, secara umum filsafat India (Veda) dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu pandangan yang orthodox, disebut juga Astika, kelompok ini secara langsung maupun
tidak langsung mengakui otoritas Veda sebagai sumber ajarannya.Sedangkan aliran kedua adalah
pandangan yang heterodox , disebut juga Nastika, kelompok ini tidak mengakui otoritas Veda sebagai
sumber ajarannya.