Apakah Anda ingin berkeluarga? Mengapa manusia berkeluarga? Apakah makna keluarga bagi Anda? DEFINISI KELUARGA Definisi Keluarga dari Sudut Pandang Hukum Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas suami-istri, atau suami,istri dan anak, atau ayah dan anak, dan atau ibu dan anaknya (UU No.52 Tahun 2009 Pasal 1 (6) tentang Keluarga) Definisi Keluarga dari Sudut Pandang Sosiologi Keluarga adalah kumpulan individu-individu yang terikat oleh ikatan perkawinan maupun hubungan darah. DEFINISI KELUARGA Keluarga dari sudut Pandang Agama Hindu Kata keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Kula= darah; abadi dan Varga= var= kelompok. Jadi Keluarga adalah kelompok yang terikat karena hubungan darah. Keluarga adalah sebuah hubungan suci yang disahkan melalui sebuah upacara perkawinan (Wiwaha Samskara) yang bertujuan untuk membangun kehidupan yang bahagia dan sejahtera (Sukino Bhavantu) KELUARGA DAN CATUR ASRAMA BRAHMACARI: Brahma= Tuhan, Cari= car= bergerak, masa mencari Tuhan dengan mendalami ilmu pengetahuan. GREHASTA: Ghrya= Rumah, Stha= berdiri, masa membangun rumah tangga (masa berkeluarga) WANAPRASTHA: Wana=hutan, Prastha= pengasingan, masa pengasingan diri/menyepi dari kehidupan duniawi. BHIKSUKA: Bhiksu=meminta-minta, mencari jatidiri, meminta kesucian diri menuju moksa HUBUNGAN CATUR ASRAMA DAN CATUR PURUSA ARTHA BRAHMACARI DHARMA
GREHASTHA ARTHA
WANAPRASTHA KAMA
BHIKSUKA MOKSA PERKAWINAN VS PERNIKAHAN
HINDU MENGENAL YANG MANA????
APAKAH SAMA PERKAWINAN DAN PERNIKAHAN
ITU??? PEKAWINAN DAN PERNIKAHAN INDIKATOR PERKAWINAN PERNIKAHAN
DASAR HUKUM HUKUM POSITIF (UU HUKUM AGAMA
NO. 1 Tahun 1974 (HUKUM ISLAM)
SAKSI PEJABAT DESA PENGHULU
PENCATATAN CATATAN SIPIL/ KANTOR AGAMA
KANTOR DESA
HASIL PENCATATAN KARTU KELUARGA AKTA NIKAH
SIFAT BERLAKU NASIONAL SEKTORAL, KHUSUS
BAGI UMAT MUSLIM PENGERTIAN PERKAWINAN Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membetuk keluarga (rumah tangga) baru yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ( UU No. 1 Tahun 1974 (1) tentang Perkawinan). Aspek penting yang perlu dipahami: 1. Ikatan lahir-bathin membentuk hubungan suami-istri. 2. Tujuan perkawinan adalah membangun keluarga bahagia. 3. Berlandaskan pada ajaran agama yang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. AZAS-AZAS PERKAWINAN Tujuan Perkawinan adalah mengantarkan pasangan suami- istri membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Suatu perkawinan adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum agama yang dianut, dan harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. UU Perkawinan mengandung azas monogami. Calon suami-istri harus sudah matang jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan. UU ini menganut prinsip untuk mempersulit perceraian. Hak dan kedudukan suami-istri dalam kkehidupan rumah tangga dan bermasyarakat diatur dalam UU ini. PENGERTIAN WIWAHA Wiwaha : adalah upacara penyucian diri (Wiwaha Samskara) sebagai puncak upakara manusa yadnya untuk membayar hutang kepada leluhur/orang tua. Wiwaha: mensucikan kedua pasangan Purusa dan Pradhana untuk melahirkan Putra Suputra. Wiwaha: memberikan hak dan kewajiban baru kepada manusia, agar bisa menjadi manusia seutuhnya. Wiwaha adalah perkawinan sekaligus ritus keagamaan Hindu yang harus dilalui semua umat manusia. PENGERTIAN KELUARGA SUKINAH Keluarga Sukinah secara umum dapat diartikan dengan keluarga bahagia dan sejahtera. Kata sejahtera lebih berhubungan dengan material, sedangkan kata bahagia lebih berhubungan dengan aspek psikologis. Keluarga Sukinah meembangun keluarga yang sejahtera (Jagadhita) dengan memeuhi Artha dan Kama, dan membangun kebahagiaan dengan jalan melaksnakan Dharma untuk cita-cita Atmahita (kebahagiaan rohani). Ritus Ritual Daur Hidup Manusia (Manusa Yajña) Garbhadhana, yaitu upacara ketika mulai diketahui sudah ada konsepsi pembuahan yaitu bertemu dan bersatunya kama bang dan kama petak atau telur (ovum) yang merupakan bibit dari pihak perempuan dan bibit dari pihak laki (sperma ). Punsavana, upacara 3 bulan kandungan Simantonnayana, upacara 6 bulan kandungan , di Bali disebut magedong-gedongan. Upacara Jatakarma ketika lahir. Untuk anak laki dilakukan sebelum talipusar dipotong (Weda Smrti II,29) Ritus Ritual Daur Hidup Manusia (Manusa Yajña) Namakarana atau namadheya: Menurut Weda Smrti II.30 upacara pemberian nama dilakukan pada usia 10-12 hari atau pada hari lain yang dianggap baik. Nama harus disesuaikan dengan wangsa.Untuk wanita namanya harus mengandung arti penghormatan, sederhana dan tidak menakutkan. Semuanya ini diatur dalam Veda Smrti II.31-33. Niskramana: upacara pada usia empat bulan dimana bayi sudah boleh dibawa kelur rumah atau menyentuh (Weda Smrti II.34) Annprasana: upacara 6-7 bulan dimana bayi pertama kali diajarkan makan (Weda Smrti II. 3-4). Cundakarma : upacara potong rambut pertama, dilakukan untuk memperoleh kebajikan spiritual. Dilakukan pada usia 1-3 tahun (3 tahun bagi orang-orang dwijati, Smrti II.35) Upanayana : upacara mengawali belajar secara formal. Menurut Weda Smrti II. 36,upacara ini dilakukan pada tahun kedelapan setelah pembuahan bagi kaumbrahmana, tahun kesebelas bagi kaum Ksatriya, tahun kedua belas bagi Waisya. Samawartana ; upacara setelah menyelesaikan pendidikan. Wiwaha: upacara perkawinan . Manusa Yadnya dalam Tradisi Hindu di Bali Magedong-gedongan: Upacara Bayi dalam kandungan. Mapag Rare: Upacara bayi baru lahir. Kepus Puser/matelah-telah: upacara lepasnya tali pusar si bayi. Lepas Hawon: bayi berumur 12 hari Tugtug Kambuhan: bayi berumur 42 hari Macolongan/Nelu Bulanin: bayi berumur 105 hari. Ngotonin: bayi berumur 21o hari Upacara Ngempugin: upacara bayi tumbuh gigi Upacara Makupak: upacara bayi tanggal gigi pertama Ngaraja Singha/ Ngarja Swala: upacara memasuki usia remaja Mapandes: upacara potong gigi Wiwaha: upacara menikah Mawinten: upacara penyucian diri MARI BERDISKUSI Fenomena sex di luar nikah kini cenderung menjadi trend. Anak muda menganggap sex sebagai gengsi, sebagai identitas dan “keren”. Bagaimana pandangan kalian melihat fenomena ini? Mengapa fenomena ini bisa terjadi?? Bagaimana upaya pengendalian fenomena tersebut??