Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan dan
karunia-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penemuan Cacing Pita pada Sarden Kalengan” ini dengan
sebaik-baiknya.Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pemasaran.
Makalah ini ditulis dari hasil infomasi dari media massa berupa internet yang
berhubungan dengan penemuan cacing pita pada ikan sarden.Kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.Oleh karena itu,kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik.Semoga makalah ini dapat
menjadi sebuah referensi penambah cakrawala pembaca mengenai penemuan cacing
pita pada sarden kalengan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ada dua hal yang mungkin terjadi bila kita terlanjur mengonsumsi cacing di
sarden atau makarel kalengan,baik cacing mati maupun hidup.Yang pertama adalah
gangguan pencernaan, dengan gejala mual, muntah, dan diare.Akan tetapi, beberapa
orang yang makan cacing dari ikan laut mungkin saja tidak merasakan gejala
pencernaan apa pun.Hal kedua yang mungkin terjadi adalah reaksi alergi terhadap
cacing Anisakis.
Cacing di sarden atau makarel ini berpotensi menyebabkan reaksi alergi karena
mengandung zat kimia tertentu sejenis protein yang memang tidak ramah bagi
manusia. Akibatnya, ketika dimakan iiiiasiiim kekebalan tubuh (imun) Anda akan
menganggapnya sebagai serangan zat asing yang berbahaya bagi tubuh. Reaksi alergi
yang terjadi iiiias bersifat ringan hingga serius.
2
2.3 CARA MENGATASI JIKA SUDAH TERINFEKSI
Infeksi yang disebabkan cacing pita dewasa dapat dikenali dari tinja yang
mengandung telur ataupun bagian-bagian tubuh cacing tersebut.Tinja dari seseorang
yang mengalami infeksi sebaiknya diperiksa di laboratorium.Infeksi cacing pita dapat
diperiksa menggunakan sinar-X,ultrasound,CT scan,ataupun MRI.Pemeriksaan lain
mungkin juga dilakukan dengan tes darah atau tes fungsi hati.Umumnya pengobatan
akibat cacing pita adalah obat oral.Obat ini akan membasmi cacing pita dan akan
dikeluarkan bersama dengan tinja.Jika cacing pita tergolong besar,kemungkinan
penderita mengalami kram perut.
Akibat dari temuan ini,masyarakat jadi takut untuk membeli sarden kaleng
ini.Oleh sebab itu pemerintah melakukan penarikan terhadap sarden kaleng yang
diduga mengandung cacing pita.Ini akan mengakibatkan perusahaan merugi.
2.5 SOLUSI
3
Proses ini dikenal juga dengan sterilisasi komersial yang merupakan tahapan paling
penting dan menjadi titik kritis dalam penanganan HACCP produk ikan kalengan.
Analisis kecukupan panas dan nilai Fo (12 D) juga harus betul-betul terpenuhi
sehingga dapat mematikan dan membunuh seluruh kontaminan mikroba patogen,
mikroba perusak, spora tahan panas, cacing parasit maupun telur cacing yang
mungkin masih ada dalam produk ikan.
5. Melakukan sterilisasi pada kemasan kaleng dengan pemanasan retort maupun
teknik autoclaving (pemanasan bertekanan) pada suhu 121 derajat celsius selama 15
menit. Proses sterilisasi kemasan kaleng selain dapat dilakukan dengan proses termal
dapat juga dilakukan dengan teknik alternatif yaitu dengan iradiasi penyinaran sinar
UV dengan dosis iradiasi 5 - 10 Kgy (kilogray). Penggunaan teknik iradiasi tersebut
mampu mematikan cacing-cacing parasit, telur cacing, bakteri pembusuk, bakteri
patogen, maupun spora. Pemilihan kemasan kaleng juga harus benar yaitu jangan
memilih bahan kemasan kaleng yang mudah berkarat.
6. Pengisian (filling) ikan makarel maupun sarden dan bumbu saus ke dalam kemasan
kaleng harus dilakukan secara aseptis (steril) dalam suatu ruangan maupun pipa
pengisian khusus. Untuk menjamin hal ini pihak industri harus benar-benar
memastikan aspek sanitasi dan kebersihan ruangan tempat pengisian produk dan
selalu membersihkan pipa-pipa yang digunakan untuk pengisian produk.
7. Pengemasan (packaging) dan penutupan produk ikan kaleng harus dilakukan secara
praktis, hermetis dan septis (steril) serta jangan sampai terjadi kebocoran kemasan
akibat proses pengemasan yang kurang tepat. Kebocoran kemasan dapat menyebabkan
terjadinya kontaminasi silang yang dapat menyebabkan masuknya spora kapang, dan
spora Clostridium botulinum yang tahan panas ke dalam produk ikan kalengan melalui
udara.
8. Penyimpanan produk di ruangan yang tepat baik kondisi suhunya maupun
kelembabannya. Umur simpan produk sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu
penyimpanan dan kadar air (Relative Humidity) ruang penyimpanan. Pihak industri
harus menyediakan ruang storage khusus untuk menyimpan produk ikan yang telah
dikalengkan sebelum didistribusikan kepada konsumen.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penyelidikan yang sudah dilakukan memang terdapat cacing parasit pada
kemasan sarden tersebut sehingga terjadi penurunan penjualan dari sarden kalengan
karena masyarakat awam sudah mendengar kabar tentang sarden tersebut yang juga
sangat membahayakan bagi tubuh seperti terganggunya pencernaan dan juga bisa
menyebabkan reaksi alergi bagi tubuh.
Dengan adanya kasus ini,industri pangan melakukan evaluasi terhadap tahapan
produksi dengan mengaplikasikan GMP (Good Manufacturing Practices), GHP
(Good Handling Practices) dan prinsip HACCP (hazard Analytical critical Control
Point). Para konsumen dan masyarakat jangan terlalu khawatir dengan adanya kasus
ini. Konsumen yang baik harus tetap tenang dan cerdas dalam meilih dan mengolah
produk pangan yang akan dikonsumsi.
5
DAFTAR PUSTAKA
-https://m.kumparan.com/r-haryo-bimo-setiarto/solusi-penanggulangan-produk-ikan-
mackarel-dan-sardines-kalengan-dari-kontaminasi-cacing-p
-https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/cacing-di-sarden-kalengan-makarel-bp
om/
-https://jabar.tribunnews.com/2018/03/29/ini-gejala-cara-mengobati-dan-mencegah-ca
cing-pita-masuk-tubuh?page=4