Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN KURIKULUM

UNTUK MEMBANTU
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Kurikulum prototipe adalah bagian dari upaya sistemik untuk mengatasi
krisis belajar: rendahnya kompetensi dasar dan ketimpangan yang tinggi.

● Indonesia telah berhasil


Persebaran Skor AKSI (2019) meningkatkan secara signifikan
akses (angka partisipasi),
Kalimantan terutama pada jenjang
Sumatra • B. Indonesia (I) 49,0 -6% pendidikan dasar.
• I 48,0 -8% • Matematika (M) 39,5 -8%
• M 39,2 -9% • IPA (S) 43,0 -5%
Sulawesi ● Namun data berbagai survei
• I 46,4 -11%
• S 42,5 -6% nasional dan internasional, serta
• M 37,7 -12% Papua dan Maluku
• S 41,3 -9% • I 46,7 -11% trend skor Ujian Nasional
DKI Jakarta &
• M 36,9 -14% mengindikasikan bahwa dalam
DI Yogyakarta Jawa (non-DKI dan • S 40,9 -10% 15-20 tahun terakhir, hasil
• I 52,3 DIY) 50,2 -5%
• I Bali
belajar tidak mengalami
• M 4,1 41,2 -5%
• S 45,4 • M 44,0 -4%
Nusra
46,5 -11% peningkatan.
• S • I 3,8 -12%
• M 41,2 -9%
● Survei AKSI juga menunjukkan
• S adanya ketimpangan besar
antar daerah dalam hasil belajar
Legenda xx Skor AKSI (SMP) xx % perbedaan rata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta dan DI Yogyakarta
: murid.

Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2
Riset menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran
(learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan

Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari


kelas 1 ke kelas 2 SD setelah satu tahun pandemi.
▪ Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu
129 tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk
Literasi
-52
literasi dan 78 poin untuk numerasi.
77
(6 bulan) ▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1
berkurang secara signifikan (learning loss).

▪ Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6


bulan belajar.
78
Numerasi
▪ Untuk numerasi, learning loss tersebut setara
-44 dengan 5 bulan belajar.
34
(5 bulan) (Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota di
4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021)
SEBELUM Indikasi SESUDAH
(TA 19/20) Learning Loss (TA 20/21)

3
Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah diberi opsi untuk menggunakan kurikulum
yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar

Satuan pendidikan diberi tiga pilihan kurikulum % Kemendikbudristek menyusun modul literasi dan
(Kepmendikbud Nomor 719/P/2020) pengguna* numerasi untuk membantu guru menerapkan
kurikulum. Juga tersedia modul untuk orang tua
yang dapat digunakan di rumah.

Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh 59,2%

Menggunakan “Kurikulum Darurat”


(Kurikulum 2013 yang disederhanakan 31,5%
Kemendikbudristek)

Melakukan penyederhanaan kurikulum secara


mandiri 8,9%

Di samping itu, terdapat 0,4% satuan pendidikan menggunakan kurikulum lainnya

4
Kurikulum prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk
melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan
dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Pemulihan
Pandemi Pandemi
Pra pandemi pembelajaran 2024
2020 - 2021 2021 - 2022
2022 - 2024

Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan
Kurikulum Darurat Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Darurat, dan kurikulum nasional
(Kur-2013 yang Kurikulum Prototipe Kurikulum Prototipe berdasarkan evaluasi
disederhanakan) di SP dan SMK PK sebagai opsi bagi terhadap kurikulum
semua satuan pada masa pemulihan
pendidikan pembelajaran

5
Siswa pengguna Kurikulum Darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik daripada
pengguna Kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosio-ekonominya

Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss
dari 8 provinsi (April-Mei 2021) menunjukkan perbedaan hasil belajar numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi
yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi)

Capaian dengan
Capaian dengan Kurikulum Darurat
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 482 482 517 Proyeksi
capaian jika
Selisih Skor tidak ada
learning loss
Numerasi Indikasi Learning Loss (-5 bulan pembelajaran) 522
Numerasi
Kurikulum Darurat 517

+4 bulan manfaat Kurikulum Darurat (+4 bulan)

Proyeksi
capaian jika
Capaian dengan Capaian dengan tidak ada
Kurikulum 2013 Kurikulum Darurat learning loss
Kurikulum 2013 532
532 570 583
Selisih Skor
Indikasi Learning Loss (-6 bulan pembelajaran)
Literasi Literasi
Kurikulum Darurat 570

+4 bulan manfaat Kurikulum Darurat (+4 bulan)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6


Kurikulum Darurat efektif memitigasi learning loss karena membantu guru untuk
fokus pada materi esensial dan menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam
untuk mengembangkan karakter dan kompetensi dasar

Penyederhanaan tergambar pada jumlah


kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang mengalami penurunan antara 42% (SMA
peminatan) sampai 68% (SMP). Data kualitatif mengonfirmasi bahwa guru
merasa terbantu untuk melihat materi yang
esensial, sehingga bisa merancang dan
menerapkan pembelajaran yang lebih baik.
Modul literasi-numerasi dari Kemendikbud
Ristek juga sering disebutkan sebagai alat bantu
yang bermanfaat untuk penerapan kurikulum.

7
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai