Anda di halaman 1dari 45

MENGAPA DAN BAGAIMANA :

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA


Oleh :
Usep Nuh, M.Pd
Pengawas Sekolah Cadisdik Wil III
Provinsi Jawa Barat
Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai
kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat merawat dan
menuntun tumbuhnya kodrat itu.
(Ki Hadjar Dewantara)
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:

Permendikbudristek Permendikbudristek Kepmendikbudristek Keputusan Kepala Keputusan Kepala


No. 5 Tahun 2022 No. 7 Tahun 2022 No. 262 Tahun 2022 BSKAP BSKAP
No.033/H/KR/2022 No.009/H/KR/2022
Tahun 2022 Tahun 2022

Standar Kompetensi Standar Isi pada Pedoman Penerapan Capaian Pembelajaran pada Dimensi, Elemen dan Sub
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Kurikulum dalam Pendidikan Anak Usia Dini, Elemen Profil Pelajar
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Rangka Pemulihan Jenjang Pendidikan Dasar, Pancasila Pada Kurikulum
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pembelajaran dan Pendidikan Menengah Merdeka
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka
Pendidikan Menengah

Standar kompetensi lulusan Standar Isi dikembangkan Memuat 3 opsi kurikulum Memuat Capaian Memuat penjelasan dan
merupakan kriteria minimal
melalui perumusan ruang yang dapat digunakan di Pembelajaran untuk semua tahap-tahap perkembangan
lingkup materi yang sesuai satuan pendidikan dalam jenjang dan mata pelajaran profil pelajar Pancasila yang
tentang kesatuan sikap, dengan kompetensi lulusan.
keterampilan, dan rangka pemulihan dalam struktur Kurikulum dapat digunakan terutama
Ruang lingkup materi
pengetahuan yang pembelajaran beserta Merdeka. untuk projek penguatan profil
merupakan bahan kajian
menunjukkan capaian dalam muatan pembelajaran struktur Kurikulum Merdeka, pelajar Pancasila.
kemampuan peserta didik yang dirumuskan aturan terkait pembelajaran
dari hasil pembelajarannya berdasarkan: 1) muatan wajib dan asesmen, serta beban
sesuai dengan ketentuan kerja guru.
pada akhir jenjang
peraturan perundang-
pendidikan. SKL menjadi undangan; 2) konsep
acuan untuk Kurikulum 2013, keilmuan; dan 3) jalur,
Kurikulum darurat, dan jenjang, dan jenis pendidikan.
Kurikulum Merdeka. Standar Isi menjadi acuan
untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
SMA KAB BEKASI
13 SMA = Mandiri Belajar
SMA BUNYAN INDONESIA
71 SMA 54 SMA = Mandiri Berubah FASE E

4 SMA = Mandiri Berbagi


KURIKULUM DI SEKOLAH PADA TP 2023/2024

K 2013 KUR DARURAT KUR MERDEKA


KURIKULUM
MERDEKA
PERUBAHAN TATANAN DUNIA

Era 1.0 Era 2.0 Era 3.0 Era 4.0


Munculnya Pembangkit Teknologi Munculnya
Mesin Uap Tenaga Listrik dan Elektronika, Digital teknologi
Generasi Pertama Motor Bakar dan Internet Superkomputer

TEKNOLOGI TIDAK MENGGANTIKAN PERAN GURU, NAMUN GURU YANG TIDAK


MENGIKUTI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI AKAN MENGALAMI KESULITAN
Krisis Pembelajaran

• Sejak kapan Indonesia


mengalami krisis pembelajaran?
Krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan
belum membaik dari tahun ke tahun
Studi-studi nasional maupun internasional,
salah satunya PISA menunjukkan bahwa
banyak siswa kita yang tidak mampu
memahami bacaan sederhana atau
menerapkan konsep matematika dasar

Skor PISA tidak mengalami peningkatan yang


signifikan dalam 10 sampai 15 tahun berada di
bawah kompetensi minimum membaca dan
matematika

Hasil tes PISA 2018 juga menunjukkan adanya


kesenjangan hasil belajar berbasis status
ekonomi-sosial, di mana siswa dari keluarga
yang lebih sejahtera mendapatkan skor 52
poin lebih tinggi
Krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi COVID-19 dengan meningkatnya
ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan
pembelajaran
Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari
kelas 1 ke kelas 2 SD. ▪ Sebelum pandemi, kemajuan
129 belajar selama satu tahun (kelas 1
SD) adalah sebesar 129 poin untuk
-52 77 literasi dan 78 poin untuk
numerasi.
(6 bulan)
▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar
Literasi selama kelas 1 berkurang secara
signifikan (learning loss).
▪ Untuk literasi, learning loss ini
78 setara dengan 6 bulan belajar.
▪ Untuk numerasi, learning loss
- 44 tersebut setara dengan 5 bulan
34
belajar.
(5 bulan)
Numerasi
(Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7
SEBELUM Indikasi SESUDAH Kab/Kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020
(TA 19/20) Learning Loss (TA 20/21) dan April 2021)
Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar VISI
Pancasila
PENDIDIKAN


Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia Berkebinekaan mewujudkan Indonesia maju yang
Global
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
Mandiri
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
Bergotong-
PELAJAR Royong kepada Tuhan YME, dan berakhlak
PANCASILA mulia, bergotong royong, dan
berkebinekaan global

Bernalar Kreatif
Kritis
ILUSTRASI DAN REFLEKSI:
LATAR BELAKANG MENGAPA KITA HARUS “MERDEKA DALAM BELAJAR”

Manusia
ROBOT?
Pembelajaran Paradigma Baru
• Holistik - Terpadu
• Kontekstual
• Eksploratif
• Kolaboratif
• Berpusat pada peserta didik (berhamba pada anak -
sesuai kodrat anak)
• Pendekatan belajar mengacu pada tingkatan capaian
peserta didik (Teaching at the Right Level (TaRL)
• Pembelajaran mengakomodir kebutuhan dan
perbedaan peserta didik (Differentiated Learning)
• Growth mindset (Pola pikir bertumbuh) --> Carol S.
Dweck (Stanford University)
• Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila.
Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merdeka melanjutkan arah pengembangan kurikulum


sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan
akademis dan non-akademis, kompetensi kognitif, sosial,
emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang
berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan
berdasarkan konten atau materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang
sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan
kebutuhan murid.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

1 Lebih Sederhana dan Mendalam


Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta
didik pada fasenya. Belajar menjadi
lebih mendalam, bermakna, tidak
terburu-buru dan menyenangkan.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

2 Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada program peminatan
di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran
sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.

Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian


dan perkembangan peserta didik.

Sekolah: memiliki wewenang untuk


mengembangkan dan mengelola kurikulum
dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

3 Lebih Relevan dan Interaktif


Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara
aktif mengeksplorasi isu-isu aktual
misalnya isu lingkungan, kesehatan,
dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakter dan
kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang
mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang
paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum Merdeka.

Pilihan 1: Mandiri Belajar


Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum
satuan pendidikan yang sedang diterapkan.

Pilihan 2: Mandiri Berubah


Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada
satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 3: Mandiri Berbagi


Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar
di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pembagian Kewenangan
Pemerintah Sekolah Guru
• Profil Pelajar • Kurikulum • Perangkat Ajar
Pancasila Operasional Sekolah • Instrumen Asesmen
• Struktur Kurikulum (KOS) Sumatif dan Formatf
• Capaian • Modul Projek Profil
Pembelajaran Pelajar Pancasila
• Prinsip • Asesmen Diagnostik
Pembelajaran dan
Asesmen
Struktur kurikulum

PAUD SD SMP SMA


Pembagian Fase
Pengembangan Karakter
Dalam struktur kurikulum
prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
didik dari berbagai disiplin ilmu
c) struktur belajar yang fleksibel

Kurikulum 2013 sudah


menekankan pada
pengembangan
karakter, namun
belum memberi porsi
khusus dalam struktur
kurikulumnya.
Struktur Kurikulum Merdeka:
Apa kekhasan dari Kurikulum Merdeka?
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan
projek dapat dilaksanakan dengan
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. semua mata pelajaran dan jumlah total
waktu pelaksanaan masing-masing projek
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila. tidak harus sama.
Kegiatan khusus yang ditujukan untuk
Alokasi waktu untuk setiap projek
memperkuat upaya pencapaian profil pelajar penguatan profil pelajar Pancasila tidak
Pancasila yang mengacu pada Standar harus sama. Satu projek dapat dilakukan
Kompetensi Lulusan. dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
Muatan Lokal
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3
(tiga) pilihan sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;
dan/atau
3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Struktur Kurikulum SMA
Struktur kurikulum SMA terdiri atas dua fase yaitu:
a. Fase E untuk Kelas X; dan Satuan pendidikan wajib membuka kelompok
b. Fase F untuk Kelas XI dan Kelas XII. mata pelajaran umum serta sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kelompok mata pelajaran
Struktur kurikulum untuk SMA/MA terbagi menjadi dua, yaitu: pilihan. Setiap peserta didik wajib mengikuti:
a. seluruh mata pelajaran dalam kelompok
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
mata pelajaran umum; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 30% (tiga
b. memilih 4 (empat) sampai dengan 5
puluh persen) total JP per-tahun. (lima) mata pelajaran dari minimal dua
kelompok mata pelajaran pilihan
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara (maksimal mata pelajaran pilihan yang
fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara diambil dari 1 (satu) kelompok mata
muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila pelajaran pilihan adalah 3 (tiga) mata
pelajaran),disesuaikan dengan minat,
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
bakat, dan aspirasi peserta didik.
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek
dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas X
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
(minggu) per tahun TAHUN * Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 masing-masing.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108


** Maksimal 2 JP
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 perminggu atau 72 JP
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 pertahun.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72 *** Pembelajaran reguler
tidak penuh 36 minggu
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 114
untuk memenuhi alokasi
Matematika 108 (3) 36 114
projek (27 minggu untuk
IPA: Fisika, Kimia, Biologi 216 (6) 108 324 PPKn, Bahasa Inggris,
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi 288 (8) 144 432 Informatika, serta Seni dan
Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72 Prakarya).
PJOK 72 (2) 36 108
**** Satu JP beban belajar
Informatika 72 (2) 36 108
di SMP adalah 45 menit.
Seni dan Prakarya***: 54 (2) ** 18 72
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari;
Prakarya adn kewirausahaan)
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72**
Total*****: 1098 (32) 486 1584
Struktur Kurikulum
Kelas X SMA
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 10
Kurikulum 2013 Arah perubahan kurikulum

Siswa langsung masuk dalam Belum ada peminatan, siswa mengambil semua mata pelajaran wajib
program peminatan (IPA, IPS, Di kelas 10 siswa menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di
atau Bahasa & Budaya)
kelas 11. Siswa perlu berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, dan orang tua.
Tidak ada mata pelajaran IPA
Mata pelajaran kelompok IPA dan IPS terdiri dari:
dan IPS. Mata pelajaran
1. IPA: Fisika, Kimia, Biologi (6JP)/minggu
langsung spesifik pada Fisika,
2. IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (8JP/minggu)
Kimia, Geografi, Ekonomi, dsb.

Sekolah dapat menentukan pengorganisasian IPA dan IPS berdasarkan


sumberdaya yang tersedia, yaitu dengan memilih:
a. Sistem blok - team teaching dalam perencanaan namun guru Fisika, Kimia,
Biologi mengajar bergantian
b. Sebagai mata pelajaran berdiri sendiri-sendiri
c. Terintegrasi - team teaching dalam perencanaan dan pembelajaran

Setiap tengah dan akhir semester ada unit inkuiri yang mengintegrasikan mapel-
mapel dalam masing- masing IPA dan IPS
Siswa menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusan. Partisipasi dalam berbagai
kegiatan pembelajaran diharapkan memberi inspirasi terkait topik yang dipilih.
35
Perkiraan 1 tahun = 36 minggu efektif
Struktur Kurikulum
Kelas XI dan XII SMA
Fase F Untuk Kelas XI dan Kelas XII
Di fase F, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 (lima) kelompok utama, yaitu:

a. kelompok mata pelajaran umum. Setiap SMA/MA wajib membuka atau mengajarkan seluruh
mata pelajaran dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik SMA/MA.
b. kelompok mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Setiap SMA/MA
wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.
c. kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Setiap SMA/MA wajib menyediakan paling
sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.
d. kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya. Kelompok mata pelajaran ini dibuka sesuai
dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.
e. kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya. Kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya
dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.

Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah keolahragaan atau seni, dapat
dibuka kelompok mata pelajaran Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang tersedia di
SMA/MA.
Perubahan di kelas 11 dan 12: paduan antara peminatan dan
perkembangan holistik
Kurikulum 2013 Arah perubahan kurikulum

Pilihan program peminatan (sejak kelas 10) Siswa memilih mata pelajaran dari kelompok pilihan

Siswa yang masuk ke dalam suatu program cenderung Siswa memilih mata pelajaran dari minimum 2 kelompok pilihan
hanya akan mempelajari disiplin ilmu tersebut saja. hingga syarat minimum jam pelajaran terpenuhi (total JP:
Kesempatan untuk eksplorasi disiplin ilmu yang lain 40/minggu; JP untuk mapel pilihan: 22 JP/minggu)
semakin sempit. Ada 5 kelompok mata pelajaran yang direkomendasikan, yaitu:
Siswa perlu mengambil keputusan tentang studi di perguruan ● MIPA: Matematika peminatan, Fisika, Kimia, Biologi,
tinggi sejak lulus SMP, dan kajian menunjukkan bahwa Informatika
banyak diantara mereka yang merasa salah jurusan ● IPS: Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Antropologi
Terjadi stratifikasi program, di mana IPA dianggap lebih baik ● Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa
daripada yang lain, dan kesempatan untuk masuk ke dan Sastra Inggris, Bahasa Asing lainnya
berbagai program studi di perguruan tinggi lebih besar untuk ● Vokasi/Karya Kreatif: Budidaya, Rekayasa, dsb.
lulusan program IPA ● Seni dan Olahraga* (khusus untuk sekolah-sekolah yang
ditetapkan pemerintah)
Angka siswa masuk perguruan tinggi masih rendah
Sekolah membuka minimum 2 kelompok mata pelajaran. Apabila
sumberdaya memungkinkan, sekolah dapat membuka lebih dari
dua kelompok
Sekolah dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan
setempat untuk mengembangkan CP mata pelajaran Vokasi
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas XI Program Sekolah Penggerak
Asumsi 36 minggu/tahun K13 Alokasi per tahun Alokasi Projek per
(minggu) tahun Total JP Per Tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 Total jp/minggu = 44
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 22 jp dialokasikan untuk
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 mapel pilihan dari kelompok
IPA, IPS, Bahasa dan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 Budaya, dan Vokasi
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108
Hanya mapel kelompok
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 umum (highlighted hijau
Pendidikan Pancasila 2 dalam tabel) yang
54 (2) *** 18 72
diintegrasikan dengan
Bahasa Indonesia 4 108 (3) 36 144 projek kokurikuler
Matematika 4 108 (3) 36 144 *Pilih salah satu
Bahasa Inggris 2 54 (2) *** 18 72
**Pembelajaran reguler
Pilihan minimal 1:
2 72 (2) 36 108 tidak penuh 36 minggu
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari untuk memenuhi alokasi
PJOK 3 54 (2) *** 18 72 projek (hanya 27 minggu)
Sejarah 2 54 (2) *** 18 72 ***Diselenggarakan bila
Jumlah jp mapel umum 22 576 (18) 216 792 Satuan Pendidikan memiliki
sumberdaya yang
Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan
mencukupi. Jika sekolah
membuka kelompok ini,
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi siswa wajib mengambil
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan 720 (20) - minimal 1 mapel dari tiap
Sastra Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Muatan 22 792 kelompok
Lokal, dsb.***
Kelompok: Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
72 (2) -
Pengolahan)/Vokasi (membatik, servis elektronik, dsb.)***
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas XII Program Sekolah Penggerak
Asumsi 32 minggu/tahun K13 Alokasi per tahun Alokasi Projek per
Total JP Per Tahun
(minggu) tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 Total jp/minggu = 44


Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 22 jp dialokasikan untuk
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 mapel pilihan dari kelompok
64 (2) 32 96
IPA, IPS, Bahasa dan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 Budaya, dan Vokasi
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96
Hanya mapel kelompok
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 umum (highlighted hijau
dalam tabel) yang
Pendidikan Pancasila 2 48 (2) *** 16 64
diintegrasikan dengan
Bahasa Indonesia 4 96 (3) 32 128 projek kokurikuler
Matematika 4 96 (3) 32 128 *Pilih salah satu
Bahasa Inggris 2 48 (2) *** 16 64
**Pembelajaran reguler
Pilihan minimal 1: 16 tidak penuh 36 minggu
2 48 (2) *** 64
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari untuk memenuhi alokasi
PJOK 3 64 (2) 32 96 projek (hanya 27 minggu)
Sejarah 2 48 (2) *** 16 64 ***Diselenggarakan bila
Jumlah jp mapel umum 22 512 (18) 192 704 Satuan Pendidikan memiliki
sumberdaya yang
Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan mencukupi. Jika sekolah
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi membuka kelompok ini,
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa 640 (20) - siswa wajib mengambil
dan Sastra Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, 22 704 minimal 1 mapel dari tiap
Muatan Lokal, dsb.*** kelompok
Kelompok: Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
64 (2) -
Pengolahan)/Vokasi (membatik, servis elektronik, dsb.)***
KURIKULUM YANG SEBENARNYA ???
TUPOKSI GURU

Melaksnakan Pembelajaran Merencanakan Pembelajaran


Pembelajaran Berdiferensiasi, Tujuan, Asesmen dan Kegiatan
Projek Kolaborasi

Penilaian (Asesmen) Tindak Lanjut

Pre Asesmen (Diagnostik), Pengayaan dan Remedial


Formatif dan Sumatif
"Hidup adalah perjalanan dengan masalah
untuk dipecahkan, pelajaran untuk
dipelajari, tapi yang terpenting, pengalaman
untuk dinikmati."

44

Anda mungkin juga menyukai