Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA.

2022/2023

Nama : SULASTRI
Prodi. : Pendidikan Agama Hindu
Mata Kuliah : Nawa Dharsana
SKS : 3 SKS
Semester : II/Eks
Dosen : Dr. Ni Nyoman Sudiani.

1. Evolusi alam semesta menurut Samkya:


Bahwa penciptaan alam semesta ini bukan dilakukan oleh Tuhan. Namun ada
personal-personal lain. Dunia ini adalah hasil dari pengaruh prakerti yang tidak
pernah berhenti, yang berasal dari banyak purusa, apabila purusa dan prakerti itu
saling dekat mendekati mulailah prakerti itu mencipta dari keadaan yang tidak
berbentuk dan dari kemungkinan yang alami beralihlah prakerti itu menjadi sesuatu
yang berbentuk (rupa). Dalam ajaran Hindu, Purusa dan Prakerti merupakan dua
unsur pokok yang terkandung dalam setiap materi di alam semesta. Purusa dan
Prakerti merupakan unsur yang bersifat kekal, halus, dan tidak dapat dipisahkan.
Purusa adalah unsur yang bersifat kejiwaan sedangkan Prakerti adalah unsur yang
bersifat kebendaan atau material. Pada penciptaan alam semesta, Prakerti
berevolusi menjadi Pancatanmatra yaitu lima benih yang belum berukuran.
Pancatanmatra setelah melalui evolusi yang panjang akhirnya menjadi
Pancamahabhuta, yakni lima unsur materi. Lima unsur materi ini kemudian
membentuk anggota alam semesta, seperti misalnya matahari, bumi, bulan, bintang-
bintang, planet-planet, dan lain-lain.
Sedangkan kitab suci weda yang diyakini oleh umat Hindu penciptaan alam semesta
dan segala isinya diciptakan oleh Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Kekuatan Tuhan dalam penciptaan alam semesta di sebut dengan Dewa Brahma.
Kekuatan Tuhan dalam memelihara alam semesta dan segala isinya disebut dengan
Dewa Wisnu. Sedangkan kekuatan Tuhan dalam mempralina mengembalikan ke
asalnya disebut dengan Dewa Siwa. Inilah kenyakinan umat Hindu yang ada di
Nusantara.
2. Klasifikasi objek pengetahuan menurut Nyanya Darsana adalah sebagai berikut:
System Nyaya mengakui adanya pramana yaitu cara mendapatkan pengetahuan
yang benar dan prameya yaitu objek dari pengetahuan itu sendiri. Adapun objek dari
pengetahuan itu antara lain:
1) Atman
2) Badan merupakan tempat kesakitan dan kenikmatan dirasakan dan
merupakan pusat dari aktivitas-aktivitas organik.
3) Panca indra yaitu penciuman, perasa, penglihatan, penyentuhan dan
pendengaran di mana kelima unsur inilah yang mengadakan kontak dengan
obyek-obyek eksternal dan menyampaikan pengalaman itu kepada pikiran.
4) Obyek-obyek atau sesuatu yang ditangkap oleh panca indra.
5) Buddhi yaitu pengetahuan atau intelek.
6) Manas yaitu pikiran yang merupakan indra-indra dalam yang mengurus soal
pengalaman tentang kenikmatan dan penderitaan serta semua pengalaman-
pengalaman internal lainnya yang menurut Nyaya adalah pengetahuan yang
dibatasi oleh ruang dan waktu. Pikiran yang dimaksud ini adalah sebuah atom
menurut pemikiran filsafat Vaisesika. Atom sangat kecil, selamanya ada,
bersifat individual dan meliputi segalanya.
7) Aktivitas-aktivitas baik yang bersifat vokal, mental maupun fisik.
8) Dosa atau penyimpangan mental termasuk keterikatan duniawi, kebencian,
irihati.
9) Reinkarnasi atau kelahiran kembali setelah kematian.
10) Pahala yaitu hasil dari perbuatan-perbuatan baik yang nikmat maupun yang
sengsara.
11) Penderitaan yang pahit atau yang tidak menyenangkan dari pikiran.
12) Pembebasan yaitu penghentian semua penderitaan dan tidak mungkin
terulang kembali.

3. Cara mengendalikan pikiran menurut yoga darsana:


Yoga Darsana merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang
menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan
seluruh pikiran untuk mengontrol panca indranya dan tubuhnya secara keseluruhan.
Pikiran perlu dikendalikan Karena Pikiran memegang peranan penting dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, dan pikiran merupakan rajanya indiria yang
mengontrol kerja dari panca indra.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan pikiran:
1) Ahimsa artinya tidak membunuh tidak menyakiti mahluk hidup, tidak
melakukan kekerasan, tidak melukai mahluk lain melalui pikiran, perkataan
dan perbuatan.
2) Satya artinya kebenaran dalam berkata-kata, peerbuatan maupun pikiran.
3) Asteya, pantang menginginkan milik orang lain.
4) Brahmacarya, pantang menikmati seksual atau pengendalian nafsu asmara.
5) Aparigraha, pantang kemewahan yang melebihi apa yang diperlukan.

4. Terjadinya Alam Semesta menurut Waisasika:


Terjadinya alam semesta menurut sistem filsafat Waisasika memiliki kesamaan
dengan ajaran Nyaya yaitu dari gabungan atom-atom catur bhuta (tanah, air, cahaya
dan udara) ditambah dengan lima substansi yang bersifat universal seperti akasa,
waktu, ruang, jiwa dan manas. Lima substansi universal ini tidak memiliki atom-
atom, maka itu ia tidak dapat memproduksi sesuatu di dunia ini. Cara penggabungan
atom-atom itu dimulai dari dua atom (dwynuka), tiga atom (Triyanuka), dan tiga
atom ini saling menggabungkan diri dengan cara yang bermacam-macam, maka
terwujudlah alam semesta beserta isinya.

5. Dravya juga disebut sebagai kekuatan dan kegiatan zat-zat yang terdapat pada
lapisan alam yang paling bawah. Ada 9 jenis dravya yaitu: tanah (prthivi), air (apah),
api (tajah), udara (vayu), ether (akasa), waktu (kala), ruang (dis), roh (jiva), dan
pikiran (manas). Lima bagian pertama merupakan unsur-unsur kebendaan
pancabhuta yang dapat menimbulkan bau, rasa, warna, sentuhan dan suara.
Kesembilan dravya ini bersama-sama membentuk alam semesta baik yang bersifat
jasmani maupun rohani. Empat yang pertama dan yang terakhir dianggap berwujud
atom-atom dan empat yang pertama tadi bersifat abadi dan juga tidak abadi. Ia
adalah indria internal yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
semua fungsi-fungsi fisik seperti kognisi, perasaan dan kehendak.
Maka dapat disimpulkan bahwa Tanah, Air, Api dan Udara bersifat Abadai dan tidak
abadi. Ether, waktu dan ruang bersifat Abadi sedangkan Roh dan pikiran bersifat
tidak abadi.

6. Cara pembebasan penderitaan menurut ajaran budha yaitu lenyapnya keinginan


atau ego yang merupakan sumber penderitaan itu sendiri. Karena ‘keinginan’ adalah
penyebab penderitaan, maka jalan penghentian penderitaan adalah dengan cara
meninggalkannya, melepaskannya, atau membiarkannya pergi. Inilah yang
sebenarnya merupakan tujuan dari jalan Buddha, yakni pelepasan dari penderitaan
dan pencapaian kebahagiaan tertinggi, nirwana. Nirwana ini pada dasarnya berbicara
mengenai “extinction of thirst” atau “padamnya keinginan.” Akan tetapi, harus
disadari bahwa nirwana merupakan konsep yang jauh lebih rumit dan abstrak dari
sekadar padamnya keinginan. Yang penting untuk diketahui adalah bahwa agama
Buddha percaya bahwa nirwana ini dapat dicapai manusia selagi ia masih hidup
(sopadisesa nibbana) ketika seorang buddhis telah mampu melepaskan
keinginannya. Selain itu, nirwana tentu juga bisa diraih ketika seseorang sudah
meninggal (anopadisesa nibbana). Penyebab penderitaan ini dapat dikurangi (be
eliminated) melalui The Noble Eightfold.
Cara melenyapkan dukkha adalah dengan menempuh “jalan tengah”, menghindari
segala sesuatu yang bersifat ekstrem. Menolak praktik penyiksaan diri maupun
menjaga diri dari jerat kenikmatan hawa nafsu.

7. Sistem filsafat Mimamsa termasuk dalam kelompok astika yang ajarannya


didasarkan sepenuhnya pada kitab suci Veda. Mimamsa mengakui kewenangan Veda
sebagai kitab suci yang mengandung kebenaran sejati. Sebagai filsafat, Mimamsa
mencoba menegakkan keyakinan keagamaan Veda. Kesetiaan atau kejujuran yang
mendasari keyakinan keagamaan Veda terdiri dari bermacam-macam unsur, yaitu:
1) Percaya dengan adanya roh yang menyelamatkan dari kematian dan
menikmati hasil dari ritual di sorga
2) Percaya tentang adanya kekuatan atau potensi yang melestarikan dampak
dari ritual yang dilaksanakan.
3) Percaya bahwa dunia adalah suatu kenyataan dan semua tindakan yang kita
lakukan dalam hidup ini bukanlah suatu ilusi.
Ajaran Mimamsa bersifat pluralistis dan realistis, artinya sistem filsafat ini menerima
adanya kejamakan jiwa dan pengadaan asas benda yang menyelami alam semesta
ini, serta mengetahui bahwa objek-objek pengamatan ini adalah maya. Mimamsa
menolak pandangan Budha dan advaita yang menyatakan bahwa dunia ini maya.
Mimamsa juga percaya adanya jiwa, sorga, neraka dan para dewa yang semuanya ini
dapat dicapai melalui upacara yang tepat menurut kitab suci Veda. Jiwa dan unsur-
unsur materi pembentukan dunia ini menurut Mimamsa bersifat permanen atau
kekal. Semua benda yang ada di dunia ini ditentukan oleh hukum karma.

8. Syarat ilmu pengetahuan menurut Nyanya Darsana, pengetahuan dibedakan


menjadi 2 kategori utama yaitu:
1) Anubhava yaitu pengetahuan yang kita dapatkan memlaui pengalaman atau
empiris. Pengetahuan empiris didapat melalui empat jalan yaitu
(pengamatan, penyimpulan, perbandingan dan kesaksian)
2) Smrti adalah pengetahuan ingatan. Pengetahuan smrti diperoleh melalui
ingatan-ingatan yang dikeluarkan dari gudang penyimpanan dalam memori
seseorang. Namun pada akhirnya pengetahuan smrti diperoleh berdasarkan
empiris karena tidak ada orang yang bisa mengingat tanpa pernah mengalami
kejadian langsung.
Ada empat alat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar menurut Nyanya
Darsana yaitu:
1) Pengamatan (Pratyaksa)
Persepsi merupakan sumber pengetahuan yang paling tinggi. Semua orang
percaya bahwa apapun yang dialami lewat panca indranya adalah merupakan
pengetahuan yang benar, walaupun ia belum menguji data-data yang
diterima lewat indra-indranya. 
2) Penyimpulan (Anumana)
Penyimpulan adalah proses mengetahui sesuatu tidak dengan kontak
langsung antara indra-indra dengan obyek-obyek dunia ini dan tidak pula
dengan observasi tapi dengan melewati suatu medium yaitu symbol atau
linga yang merupakan penghubung yang harus ada. Penyimpulan melibatkan
proses menganalisa ingatan-ingatan, hubungan-hubungan dan argumentasi-
argumentasi yang tidak menyimpang. 
3) Perbandingan (Upama)
Upama atau perbandingan yaitu alat pengetahuan yang menyebabkan
seseorang tahu adanya kesamaan antara dua hal. 
4) Kesaksian (Sabda)
Dalam filsafat Nyaya sabda didefinisikan sebagai pernyataan dari
seorag apta, yaitu seorang yang berbicara dan bertindak seperti apa yang
dipikirkannya, sejalan dengan pikirannya, orang yang satya wacana, dan
orang yang jujur.
Sumber-sumber pengetahuan yang benar dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
1) Pengetahuan yang didapat lewat kesaksian dari suatu otoritas.
2) Pengetahuan yang didapat dari presepsi indrawi.
3) Pengetahuan yang didapat dari pemikiran atau akal.
4) Pengetahuan yang didapat dari intuisi.

Anda mungkin juga menyukai