Anda di halaman 1dari 7

A.

Pendahuluan

Menengok sejarah masa lalu bahwa sejak perkembangannya manusia telah


menjadi perhatian yang unik. Banyak para filsuf maupun tokoh-tokoh pemikir
manusia telah mencoba menafsirkan esensi manusia. Termasuk juga kita
ketahui bahwa pada setiap agama yang berkembang di bumi Indonesia, juga
memberikan konsep pemikiran manusia yang berbeda-beda, baik dari konsep
Islam, Kristen, Hindu, Budha, maupun agama-agama lainnya. Agama-agama
primitif yang telah berkembang di Indonesia juga telah memberikan kontribusi
pemikiran tentang manusia, yang sudah barang tentu berbeda dengan konsep
manusia menurut agama-agama yang berdasarkan wahyu maupun non wahyu.
Adanya pemikiran manusia yang berbeda itulah maka sering menjadikan
perdebatan tentang teori-teori yang menjadi keyakinan dasarnya.1

Esensi pemahaman terhadap manusia mengalami berbagai kendala.


Tampaknya hal ini adalah wajar, mengingat bahwa manusia dari waktu ke
waktu selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Manusia sebagai suatu
kumpulan dari berbagai corak yang khas. Manusia memiliki sifat-sifat yang
berbeda, watak yang berbeda sehingga tidak mudah untuk dapat
menggeneralisir makna yang bersifat dasariah dari manusia. Manusia sebagai
sesuatu yang kompleks, selalu berubah dari waktu ke waktu dan pemikiran
filosofis manusia yang telah diungkapkan para filsuf memiliki makna yang
berbeda-beda.2 Inilah realitas kenyataan yang sering dibahas, akan tetapi tidak
menemukan hasil akhir. Lantas bagaimanakah konsep dasar manusia menurut
Buddha?

B. Pembahasan

Manusia berasal dari kata Mano yang berarti pikiran, kesadaran atau dalam
hal ini batin dan Ussa yang berarti yang telah maju atau berkembang dan
maju. Dalam pandangan Agama Buddha, manusia merupakan perpaduan dari

1
HaloEdukasi.com. Asal Usul Terbentuknya Manusia Menurut Pandangan Agama Buddha.
Diakses pada 9 Desember 2022 pukul 14.20
2
Ibid

1
jasmani dan batin.3 Jasmani dan batin keberadaannya adalah sebagai suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan selama manusia hidup. Jasmani dan batin
sebagai perpaduan yang terus menerus mengalami proses perubahan.

Menurut ajaran Buddha, Manusia adalah salah satu makhluk yang terlahir
di 31 Alam kehidupan. Manusia terdiri atas 5 (lima) kelompok kehidupan
(Pancakhandha) 4, yaitu:

1. Rupakkhandha (kelompok jasmani)


2. Vedanakkhanda (kelompok perasaan)
3. Sannakkhandha (kelompok pencerapan)
4. Sankharakkhandha (kelompok bentuk-bentuk pikiran)
5. Vinnanakkhandha (kelompok kesadaran)

Kelompok jasmani (Rupakkhandha) yang dimaksudkan adalah fisik


jasmani yang dapat secara kasat mata kita lihat dari ujung rambut sampai
ujung kaki, biasanya disebut dengan Rupa. Menurut Sang Buddha bahwa
unsur yang terkandung dalam jasmani terdapat 28 bagian. Sedangkan
selebihnya (Vedanakkhandha, Sannakkhanda, Sankharakkhandha, dan
Vinnanakkhandha) termasuk dalam kelompok batin atau yang disebut Nama.
Jadi manusia secara singkat disebut dengan Nama dan Rupa atau
Namakkhanda dan Rupakkhandha.

Jasmani dan batin eksis dalam bentuk unit-unit materi dan mental yang
secara terus menerus bergerak dan berubah. Unit jasmani atau fisik
mempunyai bentuk-bentuk yang eksis dan keberadaannya mengalami
perubahan, dapat bercerai-berai, padam. Jasmani atau rupa yang terdiri atas 28
unsur materi, terdiri atas 4 unsur primer (Mahabhuta rupa) dan 24 unsur
sekunder (Upadaya-Rupa).5

Empat unsur dalam mahabhuta-rupa, yang pertama adalah unsur padat


(pathavidhatu) berfungsi sebagai penyokong dan memberi sifat keras-lunak;

3
Ilmu Theologia: Ajaran Buddha Tentang Manusia. Diakses pada 30 November 2022 pukul 14.53
4
Ibid
5
Jenis jenis manusia. Diakses pada 9 Desember 2022 pukul 14.45

2
Kedua adalah unsur cair/air (apodhatu) berfungsi sebagai pengikat atau
memberi sifat kohesi; Ketiga adalah unsur panas/api (tejodhatu) berfungsi
sebagai pemberi sifat panas atau dingin; dan Keempat adalah unsur
gerak/angin (vayodhatu) berfungsi dalam pergerakan dan memberi sifat
ekspansi-kontraksi.

Dua puluh empat (24) unsur sekunder (Upadaya-Rupa) terdiri atas:


Landasan mata (Cakkhu-pasada), Landasan telinga (Sota-pasada), Landasan
hidung (Ghana-pasada), Landasan Lidah (Jivha-pasada), Landasan jasmani
(Kaya-pasada), Objek bentuk (Ruparamana), Objek dengan Suara
(Saddarammana), Objek bau (Ghandharammana), Objek rasa (Rasarammana),
Unsur betina (Itthibhava), Unsur jantan (Purisabhava), Unsur hati sanubari
(Hadayavatthu), Unsur kehidupan (Jivitindriya), Unsur makanan (Ahara),
Unsur ruangan( (Paricchedarupa), Unsur isyarat gerakan badan (Kaya-
vinnati), Unsur isyarat dengan kata-kata (Vaci-Vinnati), Unsur gaya ringan
(Lahuta), Unsur gaya menurut (Muduta), Unsur gaya menyesuaikan diri
(Kammannata), Unsur sempurna (Upacaya), Unsur bergantung terus (Santati),
Unsur kelapukan (Jarata), dan Unsur tidak kekal (Aniccata).

Terdapat empat jenis makanan yang berperan dalam melangsungkan dan


mempertahankan kehidupan dan membantu memperbaharui keberadaannya,
serta menyatakan apa saja yang menghasilkan suatu akibat, yaitu:

1. Makanan yang berupa materi seperti nasi, sayur, dan lain-lain


(kabalinkahara)
2. Kontak dengan 6 indriya atau kesan-kesan (phassahara)
3. Kehendak pikiran (manosancetanahara)
4. Kesadaran (Vinnanahara). 6

Unit batin (Nama) dibedakan atas (Citta) dan (Cetasika). Citta


(Vinnanakhandha) dan Cetasika terdiri atas perasaan (Vedanakhandha),
pencerapan (Sannakhandha) dan bentuk pikiran (Sankharakhandha). Setiap

6
Mahathera Piyadassi. Spektrum Ajaran Buddha. Diterjemahkan oleh Hetih Rusli, Vivi, dan Titin
Negsi. . 2003 (Jakarta: Yayasan Pendidikan Buddhis Tri Ratna)

3
bentuk batin atau pikiran lahir setelah unit sebelumnya padam. Bergantung
pada jasmani, unit batin terjalin erat dan mengambil tempat materi.

Citta atau kesadaran atau pikiran adalah keadaan mengetahui objek, atau
keadaan yang menerima, mengingat, berpikir dan mengetahui objek. Sifat dari
kesadaran adalah keadaan yang bersyarat (Sankhata Dhamma) yaitu tertampak
dilahirkan, tertampak lenyapnya dan selama ini masih ada tertampak
perubahan. Keadaan citta atau kesadaran/pikiran itu dicengkeram oleh
ketidak-kekalan (Anicca ), tidak dapat bertahan muncul dan tenggelam
sehingga mengalami dukkha (Dukkha) dan tidak memiliki inti yang
kekal/tanpa inti/tanpa aku (Anatta). Kesadaran pikiran selalu timbul kemudian
padam/lenyap, timbul dan lenyap kembali, selalu tiada hentinya. Proses
kesadaran/pikiran timbul sangat cepat sekali. Pada modul ini tidak dijelaskan
secara rinci Citta dan pembagiannya menurut Abhidhammatthasangaha
sehingga sepintas hanya dijelaskan secara sederhana pengertiannya.

Cetasika adalah keadaan yang bersekutu dengan Citta. Keadaan yang


timbul bersama Citta, padam bersama dengan Citta, mempunyai objek sama
dengan Citta dan pemakaian objeknya sama dengan Citta. Cetasika dan Citta
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. 7

Eksistensi manusia adalah proses dari bersatunya batin dan jasmani yang
mengalami perubahan terus menerus selama manusia masih hidup. Kelahiran
dan kematian adalah hal yang biasa dalam ajaran Buddha, karena lahir dan
mati sebagai proses kelanjutan dari kehidupan sebelum tercapainya kebebasan
tertinggi (Nibbana). Dari perspektif agama Buddha, Biku Buddhadasa
menjelaskan bahwa manusia melahirkan keturunan agar spesies manusia bisa
lestari dan memungkinkan proses evolusi lebih lanjut. Manusia dilahirkan
memiliki kesempatan memperoleh kemajuan yang lebih tinggi, yaitu Nibbana,
sebagai tujuan akhir kehidupan.

Tubuh manusia bisa terbentuk dan berfungsi dengan baik karena ditunjang
berbagai faktor pembentuk. Unsur pembentuk tubuh manusia terdiri dari 2

7
Kegiatan Belajar 1: Hakikat Kehidupan. Diakses pada 30 November 2022 pukul 14.52

4
unsur yaitu badan jasmani (rupa) dan batin (nama). Unsur pembentuk dari
badan jasmani terdiri dari unsur padat, cair, udara dan suhu.

Unsur padat dalam tubuh manusia terdiri dari tulang, gigi, dan lain-lain.
Unsur cair dalam tubuh seperti darah, air seni dan lain-lain. Unsur udara
dalam tubuh terdiri dari hembusan nafas yang keluar dari hidung dan mulut.
Suhu yang terdapat dalam tubuh terdiri dari suhu panas dan dingin. Jika salah
satu dari keempat pembentuk badan jasmani ini tidak terpenuhi maka tubuh
manusia tidak bisa terbentuk dengan sempurna. 8

Manusia dalam pandangan agama Buddha dapat dibedakan dalam empat


tipe atau jenis, yaitu:

1. Manussa-Tiracchano (manusia hewan, berbadan manusia berperilaku


seperti hewan)
2. Manussa-Peto (Manusia setan, berbadan manusia berperilaku seperti
setan)
3. Manussa-Manusso (Manusia yang betul-betul manusia)
4. Manussa-Devo (Manusia dewa, manusia yang berperilaku seperti dewa)

Sedangkan hakikat kehidupan manusia menurut Sang Buddha dalam


Dhammacakkapavathana Sutta adalah:

1. Dukkha Ariya Sacca


Yang berarti kebenaran Ariya tentang dukha. Kelahiran, keluh kesah,
dihina, dicela, dan sebagainya adalah bentuk dukkha. Kelahiran sebagai
bentuk atau wujud dari penderitaan.
2. Dukkha Samudaya Ariya Sacca
Artinya kebenaran Ariya tentang asal mula dukkha. Sebab dari
dukkha adalah tanha. Keinginan ini akan menjadi sebab adanya
kelahiran kembali.
3. Dukkha Nirodha Ariya Sacca

8
Kegiatan Belajar 1: Hakikat Kehidupan. Diakses pada 30 November 2022 pukul 14.52

5
Yaitu kebenaran Ariya tentang terhentinya dukkha. Terhentinya
dukkha adalah tercapainya kebebasan mutlak/total.
4. Dukkha Nirodha Gamini-patipada ariya Sacca
Yang berarti kebenaran Ariya tentang jalan untuk melenyapkan
dukkha. Tidak ada jalan lain untuk melenyapkan dukkha kecuali Ariya
Atthangika Magga. Kelangsungan kehidupan manusia berproses sesuai
dengan hukum kamma. Sesuai hukum kamma juga dimaksudkan bahwa
segala sesuatu sebagai sebab akibat yang saling bergantungan.9
C. Penutup
Hakikat manusia adalah jiwa dan badan. Jiwa bersifat rohani dan
terpisah dari badan jasmani. Bila badan jasmani mengalami kematian, jiwa
tidak akan mengalami kematian. Jiwa dan tubuh tidak terpisah
keberadaannya. Jiwa sebagai forma dan tubuh sebagai materi. Kendati
lebih luhur dari tubuh, jiwa yang ada pada tubuh tidak lepas dari
kerusakan dan kematian. Jiwa dan tubuh akan mengalami kerusakan.

9
Kegiatan Belajar 2: Martabat Manusia. Diakses pada 30 November 2022 pukul 15.00

6
DAFTAR PUSTAKA

Asal Usul Terbentuknya Manusia Menurut Pandangan Agama Buddha.


(2022, Desember 9). Diakses dari HaloEdukasi.com:
file:///E:/SCHOOL/2/BUDDHISME/Source/Asal%20Usul
%20Terbentuknya%20Manusia%20Menurut%20Pandangan
%20Agama%20Buddha%20-%20HaloEdukasi.com.html

Hakikat Kehidupan. (t.th.). Kegiatan Belajar 1.


http://www.geocities.com/bbcid.geo/artikel4.htm
http://www.buddhistonline.com/dsgb/al03.shtml
http://www.buddhistonline.com/dsgb/al01.shtml

http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?
id=1042&multi=T&hal=0

Ilmu Theologia: Ajaran Buddha Tentang Manusia. (2022). Diakses dari


file:///E:/SCHOOL/2/BUDDHISME/Source/Ilmu%20Theologia_
%20Ajaran%20Buddha%20Tentang%20Manusia.html

Martabat Manusia. (t.th.). Kegiatan Belajar 2.

Mukti, Krishanda W. 2003. Wacana Buddha Dharma. Jakarta: Yayasan


Dharma Pembangunan
Piyadassi, Mahathera. 2003. Spektrum Ajaran Buddha. Diterjemahkan
oleh Hetih Rusli, Vivi, dan Titin Negsi. Jakarta: Yayasan
Pendidikan Buddhis Tri Ratna

Anda mungkin juga menyukai