Anda di halaman 1dari 3

19 april 2024

Nama : PUTU TYAS ERSIKA


Nim : 2317041253
Rombel : 38
RESUME
1. Jelaskan kaitan antara awatara dan manusia?
Dalam ajaran agama Hindu, awatara dan manusia terkait satu sama lain. Awatara
merupakan penjelmaan Tuhan/Dewa ke dunia dalam upaya menjangkau manusia. Dewa
dalam ajaran Hindu dapat diartikan sebagai sinar suci dari Sang Hyang Widhi, sedangkan
Awatara dapat diartikan sebagai penjelmaan Tuhan/Dewa ke dunia dalam upaya
menjangkau manusia.
Manusia dalam ajaran Hindu dianggap sebagai kesatuan antara badan jasmani dan jiwa
(atman), yang menjadikan ia selalu terus berkembang. Manusia memiliki tiga hal sebagai
kategori makhluk yang utama, yaitu: Sabda, Bayu, dan Idep, yang berarti memiliki
kemampuan untuk berbicara, kemampuan untuk bergerak, dan kemampuan untuk berfikir.
Ketiga hal ini dikenal dalam ajaran Hindu sebagai Tri Pramana.
Awatara yang paling terkenal dalam ajaran Hindu adalah Krishna, yang
disebutkan sebagai Awatara yang mengajar manusia tentang kehidupan dan kepercayaan.
Krishna juga disebut sebagai Tuhan yang memenuhi seluruh alam semesta, yang
merupakan satu dengan Brahman dalam Weda dan Hyang Widhi dalam lokal
Bali.Manusia dalam ajaran Hindu juga dianggap sebagai bagian dari alam semesta yang
dipenuhi Tuhan. Dalam praktis agama Hindu, manusia mengamalkan lima dasar
kepercayaan atau keyakinan agama Hindu yang harus dipegang teguh dalam kehidupan
beragama dan bermasyarakat demi mencapai tujuan hidupnya di dunia. Salah satu dasar
tersebut adalah Punarbhawa Sradha, yang mengenai kepercayaan dalam kehidupan yang
berulang-ulang setelah kehidupan sehari-hari.
Dalam ajaran Hindu, manusia juga dianggap sebagai bagian dari unsur-unsur
Panca Maha Bhuta, yang akan berubah menjadi unsur-unsur Panca Tan Matra setelah
meninggal. Roh manusia juga dianggap sebagai suksma sarira atau badan halus yang
membungkus jiwatman orang yang telah meninggal, dan akan mengalami Punarbhawa
atau kelahiran yang berulang-ulang.Kaitan antara awatara dan manusia dalam ajaran
agama Hindu adalah kesatuan antara Tuhan/Dewa dan manusia, yang mencakupi
kehidupan yang berulang-ulang dan kepercayaan dalam kehidupan yang berulang-ulang.
2. Terkadang manusia sangat berambisi dalam melakukan sesuatu,bagaimana manusia bisa
terhindar dari hal tersebut?
Manusia dapat terhindar dari berambisi dalam melakukan sesuatu dengan
membangun kesadaran sebagai manusia. Dalam ajaran Hindu, manusia adalah kesatuan
antara badan jasmani dan jiwa (atman), yang memiliki kemampuan untuk berfikir,
berkata dan bertindak. Kesadaran sebagai manusia sangat diuji dengan adanya situasi
seperti Covid-19, banjir, dan gempa yang terjadi. Untuk mencegah berambisi yang tidak
sepatutnya, manusia harus memiliki kesadaran yang baik dan mengendalikan nafsu
amarah yang dapat mengakibatkan timbulnya sifat buruk.nafsu amarah yang tidak
terkendali bisa mengarah pada sifat dendam dan benci, tetapi jika dapat dikendalikan
akan baik.
Manusia juga harus mengembangkan pola pikir yang runtut dan memiliki tujuan
hidup dengan pemikiran yang terbuka.Pola hidup sederhana yang mengendalikan
keinginan atau ambisi saja dapat membuat hidup lebih efektif dan bermanfaat.Dalam
ajaran Hindu, manusia juga harus mengendalikan tiga hal sebagai kategori makhluk yang
utama, yaitu: Sabda, Bayu, dan Idep, yang berarti memiliki kemampuan untuk berbicara,
kemampuan untuk bergerak, dan kemampuan untuk berfikir. Dengan memperhatikan
kemampuan ini, manusia dapat melakukan sesuatu yang baik dan memiliki kesejahteraan
dalam kehidupan serta kesejahteraan dalam dunia Rohani.
3. Kalau manusia memiliki roh apakah tumbuhan dan hewan juga memiliki roh?bagaimana
perbedaan itu dan seperti apa?
Dalam ajaran agama Hindu, hewan dan tumbuhan memiliki roh, namun
perbedaannya dengan manusia adalah tingkatan kesadaran dan kepemimpinan. Manusia
dianggap sebagai kesatuan antara badan jasmani dan jiwa (atman), yang memiliki tiga hal
sebagai kategori makhluk yang utama, yaitu: Sabda, Bayu, dan Idep, yang berarti
memiliki kemampuan untuk berbicara, kemampuan untuk bergerak, dan kemampuan
untuk berfikir. Ketiga hal ini dikenal dalam ajaran Hindu sebagai Tri Pramana.
Hewan dan tumbuhan, seperti manusia, memiliki roh dan kesadaran, tetapi
tingkatan kesadaran dan kepemimpinan mereka tidak sama dengan manusia. Hewan dan
tumbuhan memiliki kesadaran dalam tingkatan yang berbeda, yang disebut dalam ajaran
Hindu sebagai karma (hukum aksi-reaksi-ed). Mereka memiliki keluarga dan
membesarkan anak-anak mereka dengan kasih sayang dan perhatian yang luar biasa,
seperti yang dilakukan oleh manusia.
Manusia memiliki roh yang lebih tinggi dan lebih kompleks, yang memiliki kemampuan
untuk mengembangkan kesadaran, akal, dan kepemimpinan yang lebih baik. Ini
memungkinkan manusia untuk mengembangkan kemampuan yang lebih baik dalam
berbicara, bergerak, dan berfikir, yang memungkinkan manusia untuk mencapai tujuan
hidupnya di dunia.
Dalam ajaran Hindu, manusia juga dianggap sebagai bagian dari unsur-unsur
Panca Maha Bhuta, yang akan berubah menjadi unsur-unsur Panca Tan Matra setelah
meninggal. Roh manusia juga dianggap sebagai suksma sarira atau badan halus yang
membungkus jiwatman orang yang telah meninggal, dan akan mengalami Punarbhawa
atau kelahiran yang berulang-ulang.
Dalam praktis agama Hindu, manusia juga dianggap sebagai bagian dari alam semesta
yang dipenuhi Tuhan. Dalam praktis agama Hindu, manusia mengamalkan lima dasar
kepercayaan atau keyakinan agama Hindu yang harus dipegang teguh dalam kehidupan
beragama dan bermasyarakat demi mencapai tujuan hidupnya di dunia. Salah satu dasar
tersebut adalah Punarbhawa Sradha, yang mengenai kepercayaan dalam kehidupan yang
berulang-ulang setelah kehidupan sehari-hari.Jadi, dalam ajaran agama Hindu, hewan dan
tumbuhan memiliki roh, tetapi perbedaannya dengan manusia adalah tingkatan kesadaran
dan kepemimpinan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai