Nim : 2317041253 Rombel : 38 RESUME 1. Jelaskan kaitan antara awatara dan manusia? Dalam ajaran agama Hindu, awatara dan manusia terkait satu sama lain. Awatara merupakan penjelmaan Tuhan/Dewa ke dunia dalam upaya menjangkau manusia. Dewa dalam ajaran Hindu dapat diartikan sebagai sinar suci dari Sang Hyang Widhi, sedangkan Awatara dapat diartikan sebagai penjelmaan Tuhan/Dewa ke dunia dalam upaya menjangkau manusia. Manusia dalam ajaran Hindu dianggap sebagai kesatuan antara badan jasmani dan jiwa (atman), yang menjadikan ia selalu terus berkembang. Manusia memiliki tiga hal sebagai kategori makhluk yang utama, yaitu: Sabda, Bayu, dan Idep, yang berarti memiliki kemampuan untuk berbicara, kemampuan untuk bergerak, dan kemampuan untuk berfikir. Ketiga hal ini dikenal dalam ajaran Hindu sebagai Tri Pramana. Awatara yang paling terkenal dalam ajaran Hindu adalah Krishna, yang disebutkan sebagai Awatara yang mengajar manusia tentang kehidupan dan kepercayaan. Krishna juga disebut sebagai Tuhan yang memenuhi seluruh alam semesta, yang merupakan satu dengan Brahman dalam Weda dan Hyang Widhi dalam lokal Bali.Manusia dalam ajaran Hindu juga dianggap sebagai bagian dari alam semesta yang dipenuhi Tuhan. Dalam praktis agama Hindu, manusia mengamalkan lima dasar kepercayaan atau keyakinan agama Hindu yang harus dipegang teguh dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat demi mencapai tujuan hidupnya di dunia. Salah satu dasar tersebut adalah Punarbhawa Sradha, yang mengenai kepercayaan dalam kehidupan yang berulang-ulang setelah kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran Hindu, manusia juga dianggap sebagai bagian dari unsur-unsur Panca Maha Bhuta, yang akan berubah menjadi unsur-unsur Panca Tan Matra setelah meninggal. Roh manusia juga dianggap sebagai suksma sarira atau badan halus yang membungkus jiwatman orang yang telah meninggal, dan akan mengalami Punarbhawa atau kelahiran yang berulang-ulang.Kaitan antara awatara dan manusia dalam ajaran agama Hindu adalah kesatuan antara Tuhan/Dewa dan manusia, yang mencakupi kehidupan yang berulang-ulang dan kepercayaan dalam kehidupan yang berulang-ulang. 2. Terkadang manusia sangat berambisi dalam melakukan sesuatu,bagaimana manusia bisa terhindar dari hal tersebut? Manusia dapat terhindar dari berambisi dalam melakukan sesuatu dengan membangun kesadaran sebagai manusia. Dalam ajaran Hindu, manusia adalah kesatuan antara badan jasmani dan jiwa (atman), yang memiliki kemampuan untuk berfikir, berkata dan bertindak. Kesadaran sebagai manusia sangat diuji dengan adanya situasi seperti Covid-19, banjir, dan gempa yang terjadi. Untuk mencegah berambisi yang tidak sepatutnya, manusia harus memiliki kesadaran yang baik dan mengendalikan nafsu amarah yang dapat mengakibatkan timbulnya sifat buruk.nafsu amarah yang tidak terkendali bisa mengarah pada sifat dendam dan benci, tetapi jika dapat dikendalikan akan baik. Manusia juga harus mengembangkan pola pikir yang runtut dan memiliki tujuan hidup dengan pemikiran yang terbuka.Pola hidup sederhana yang mengendalikan keinginan atau ambisi saja dapat membuat hidup lebih efektif dan bermanfaat.Dalam ajaran Hindu, manusia juga harus mengendalikan tiga hal sebagai kategori makhluk yang utama, yaitu: Sabda, Bayu, dan Idep, yang berarti memiliki kemampuan untuk berbicara, kemampuan untuk bergerak, dan kemampuan untuk berfikir. Dengan memperhatikan kemampuan ini, manusia dapat melakukan sesuatu yang baik dan memiliki kesejahteraan dalam kehidupan serta kesejahteraan dalam dunia Rohani. 3. Kalau manusia memiliki roh apakah tumbuhan dan hewan juga memiliki roh?bagaimana perbedaan itu dan seperti apa? Dalam ajaran agama Hindu, hewan dan tumbuhan memiliki roh, namun perbedaannya dengan manusia adalah tingkatan kesadaran dan kepemimpinan. Manusia dianggap sebagai kesatuan antara badan jasmani dan jiwa (atman), yang memiliki tiga hal sebagai kategori makhluk yang utama, yaitu: Sabda, Bayu, dan Idep, yang berarti memiliki kemampuan untuk berbicara, kemampuan untuk bergerak, dan kemampuan untuk berfikir. Ketiga hal ini dikenal dalam ajaran Hindu sebagai Tri Pramana. Hewan dan tumbuhan, seperti manusia, memiliki roh dan kesadaran, tetapi tingkatan kesadaran dan kepemimpinan mereka tidak sama dengan manusia. Hewan dan tumbuhan memiliki kesadaran dalam tingkatan yang berbeda, yang disebut dalam ajaran Hindu sebagai karma (hukum aksi-reaksi-ed). Mereka memiliki keluarga dan membesarkan anak-anak mereka dengan kasih sayang dan perhatian yang luar biasa, seperti yang dilakukan oleh manusia. Manusia memiliki roh yang lebih tinggi dan lebih kompleks, yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan kesadaran, akal, dan kepemimpinan yang lebih baik. Ini memungkinkan manusia untuk mengembangkan kemampuan yang lebih baik dalam berbicara, bergerak, dan berfikir, yang memungkinkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya di dunia. Dalam ajaran Hindu, manusia juga dianggap sebagai bagian dari unsur-unsur Panca Maha Bhuta, yang akan berubah menjadi unsur-unsur Panca Tan Matra setelah meninggal. Roh manusia juga dianggap sebagai suksma sarira atau badan halus yang membungkus jiwatman orang yang telah meninggal, dan akan mengalami Punarbhawa atau kelahiran yang berulang-ulang. Dalam praktis agama Hindu, manusia juga dianggap sebagai bagian dari alam semesta yang dipenuhi Tuhan. Dalam praktis agama Hindu, manusia mengamalkan lima dasar kepercayaan atau keyakinan agama Hindu yang harus dipegang teguh dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat demi mencapai tujuan hidupnya di dunia. Salah satu dasar tersebut adalah Punarbhawa Sradha, yang mengenai kepercayaan dalam kehidupan yang berulang-ulang setelah kehidupan sehari-hari.Jadi, dalam ajaran agama Hindu, hewan dan tumbuhan memiliki roh, tetapi perbedaannya dengan manusia adalah tingkatan kesadaran dan kepemimpinan yang lebih tinggi.