Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mutu pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005).Usaha untuk peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003). Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Untuk itu proses penilaian siswa di setiap lembaga pendidikan merupakan proses yang penting. Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan. Melalui penilaian, pelaku pendidikan mendapatkan gambaran sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai (Tyler dalam Arikunto, 2001:3). Dalam pembelajaran, penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 16). Oleh karena itu, sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran dan penilaian dalam kegiatan pembelajaran harus bermuara pada penguasaan kompetensi yang diharapkan (Depdiknas, 2004:5).

Dalam penilaian tidak hanya memperhitungkan nilai tapi juga manajemen waktu, obeservasi dan interview yang efektif di sekolah. Oleh karena itu penulis menyajikan makalah ini guna lebih memahami tentang pengertian penilaian kelas, manajemen waktu dalam penilaian kelas serta memahami observasi dan interview dalam kelas.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1.2.1 1.2.2 1.2.3 Apa yang dimaksud dengan sistem penilaian kelas? Bagaimana manajemen waktu dalam sistem penilaian di kelas? Bagaimana melaksanakan observasi dan interview yang efektif dalam sistem penilaian kelas?

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah: 1.3.1 1.3.2 1.3.3 Untuk mengetahui pengertian dari sistem penilaian kelas. Untuk mengetahui manajemen waktu dalam sistem penilaian di kelas. Untuk mengetahui cara melaksanakan observasi dan interview yang efektif dalam sistem penilaian kelas.

1.4 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan dari makalah ini adalah: 1.4.1 1.4.2 1.4.3 Dapat mengetahui pengertian dari sistem penilaian kelas. Dapat mengetahui manajemen waktu dalam sistem penilaian di kelas. Dapat mengetahui cara melaksanakan observasi dan interview yang efektif dalam sistem penilaian kelas.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Penilaian Kelas 2.1.1 Pengertian Penilaian Kelas Penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis, penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), penilaian produk dan penilaian unjuk kerja siswa. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa.

2.1.2 Manfaat Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, untuk menetapkan sampai sejauh mana siswa telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.Hasil penilaian kelas berguna sebagai: a. Umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil belajarnya. b. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remidiasi.

c. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. d. Masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar sedemikian rupa sehingga para siswa dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda. e. Sebagai informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan komite sekolah dapat ditingkatkan.

2.1.3 Keunggulan Penilaian Kelas Berikut ini dikemukakan sejumlah keunggulan penilaian kelas: a. Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan dan memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. b. Prestasi belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya, dengan demikian siswa tidak didiskriminasi (lulus atau tidak lulus, pintar atau bodoh) tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan. c. Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara agar gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi atau terungkap. d. Siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih dituntut mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri. e. Pengumpulan informasi menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan perlu tidaknya bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan, berdasarkan fakta dan bukti yang memadai. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya. f. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses).

g. Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas guru dengan para siswa sebelum karya itu dikerjakan, dengan demikian siswa mengetahui patokan penilaian yang akan digunakan atau secara tidak langsung terdorong agar berusaha mencapai harapan (standar yang dituntut) guru.

2.2 Manajemen Waktu dalam Sistem Penilaian Kelas Pada tahap awal, mencari waktu untuk menilai sering menjadi perhatian terbesar dan masalah. Bagaimana cara menemukan waktu di kelas untuk memberikan tugas yang tidak terbatas dan meminta siswa untuk

mempresentasikan tugasnya? Bagaimana cara menemukan waktu di luar kelas untuk menilai tugas siswa? Bagaimana cara menemukan waktu untuk siswa agar dapat merevisi pekerjaan atau tugas mereka? Bagaimana cara menemukan waktu untuk melaksanakan portofolio? Kapan waktu untuk dapat mengamati atau mewawancara siswa? Waktu untuk strategi penilaian sering bersaing dengan kebutuhan kita untuk "menutupi kurikulum". Bukti berharga dapat kita simpulkan dan pengetahuan siswa didapatkan melalui penilaian kualitas yang begitu tinggi, kita harus mencari cara untuk memecahkan masalah waktu Ada beberapa tips untuk menghemat waktu diantaranya adalah: 1. Mulailah menggunakan berbagai penilaian selama periode waktu daripada sekaligus. Gunakan salah satu alat atau strategi pada satu waktu dan menunggu sampai siswa mencapai tingkat yang wajar kenyamanan dengan itu sebelum pindah ke alat lain atau strategi. 2. Mulai bekerja dari kelas yang berbeda. Berikan tugas yang tak terbatas hanya satu kelas saat pembelajaran. 3. Memilih kelas sampel untuk diberi tugas, tetapi tidak semua dari mereka. 4. Mintalah siswa memilih tugas "terbaik" menurut mereka, seperti memasukan jurnal yang terbaik untuk seminggu 5. Mintalah siswa untuk membuat daftar semua keperluan tugas dan mintalah mereka memeriksa dari tugas yang telah mereka selesaikan. 6. Gunakan lembar "komentar" yang berisi daftar kesalahan yang paling umum atau kelalaian. 7. Gunakan banyak observasi kelas serta koreksi kertas.

8. Mintalah siswa bekerja dalam kelompok dan bergantian menyerahkan tugas. Daripada memiliki 32 makalah untuk menilai per kelas, lebih baik anda memiliki 8 jika kelas tersebut dibagi menjadi kelompok 4. 9. Gunakan penilaian teman sebaya dan penilaian diri. Mintalah siswa membaca dan mengevaluasi pekerjaan atau tugas satu sama lain 10. Ketika menilai pekerjaan siswa, gunakan dua tingkat seperti "diterima" atau "tidak dapat diterima".

2.3 Melaksanakan Observasi dan Interview yang Efektif dalam Sistem Penilaian Kelas 2.3.1 Observasi Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.Tujuan utama observasi antara lain : a. Mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan. b. Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill) c. Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.

Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya. Selain itu, observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:

a. Mempunyai arah dan tujuan yang jelas. b. Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional. c. Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi. d. Praktis penggunaannya. Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas. b. Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri. Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu: a. Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki. b. Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu. c. Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. Sebagai instrumen evaluasi yang lain, observasi secara umum mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Arifin (2009) Kelebihan dan kekurangan observasi antara lain:

Observasi memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1. Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena. 2. Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan. 3. Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi.

4. Tidak terikat dengan laporan pribadi.

Observasi memiliki beberapa kekurangan antara lain ; 1. Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri. 2. Biasanya masalah pribadi sulit diamati. 3. Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh.

Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi menurut Arifin (2009) adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan tujuan observasi 2. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi 3. Menyusun pedoman observasi 4. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran 5. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahankelemahan pedoman observasi 6. Merifisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba 7. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung 8. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

2.3.2 Interview (Wawancara) Cara lain untuk menilai pemikiran siswa adalah melalui wawancara sehingga kita dapat mengetahui banyak informasi. Wawancara memberikan wawasan pemahaman dan pemikiran siswa yang mungkin akan menjawab semua pertanyaan melalui observasi atau pemeriksaan kerja. Melalui wawancara, kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang kekuatan matematika siswa dan

kelemahannya.Wawancara juga alat yang sangat baik untuk mengungkap kesalahpahaman matematika karena mereka membantu kita mendaki asal-usul mereka. Wawancara siswa dapat bersifat formal. Yaitu pertama kita menciptakan pertanyaan spesifik, dan mencatat tanggapan pada lembar rekaman atau auditape atau video. Wawancara juga bisa bersifat informal dan tanpa persiapan yaitu, kita dapat mulai bertanya pada siswa berdasarkan tanggapan mereka terhadap tugas atau pertanyaan dari sesuatu yang mereka lihat selama siswa melakukan penelitian. Beberapa pertanyaan ketika kita berada di sekitar ruangan atau memberhentikan siswa pada akhir periode dapat dianggap sebagai wawancara. Tantangan bersama dengan wawancara adalah menemukan waktu untuk melakukannya. Beberapa guru telah menemukan cara untuk mewawancarai siswa mereka secara teratur. Wawancara dapat dilakukan dalam berbagai situasi. Kita mungkin bisa mewawancarai siswa tentang tanggapan mereka terhadap masalah dalam seminggu . wawancara juga dapat berfokus pada potongan yang lebih besar dari pekerjaan seperti portopolio atau penyelidikan. Kita dapat memilih untuk bertanya tentang bagaimana siswa menggunakan manipulatif , kalkulator, atau alat lainnya atau mengapa mereka membuat grafik atau menggambar diagram dengan cara tertentu. Pertanyaan wawancara tidak harus menghakimi dan dirancang untuk mendeteksi pemikiran siswa. Beberapa pertanyaan umum yang dapat ditanyakan kepada siswa diantaranya tentang masalah berikut: Ketika Anda mulai untuk memecahkan masalah, apa yang Anda pikirkan? Mengapa Anda memilih untuk memecahkan masalah seperti itu? Dapat Anda menunjukkan solusi Anda dalam bentuk lain? Bagaimana jawabannya akan terpengaruh jika nomor yang lebih besar atau Anda tidak memiliki informasi ini? Apa itu tentang angka yang menyebabkan Anda untuk alasan cara ini tentang mereka? Bagaimana kau tahu? Apakah itu membuat perbedaan itu?

Merupakan salah satu jawaban yang lebih baik atau mereka berdua sama baiknya?

Untuk mengungkap cara berpikir siswa kita dapat memutuskan untuk tidak mewawancarai semua siswa tetapi berfokus hanya pada siswa tertentu misalnya siswayang tugas mereka tidak jelas, menunjukkan beberapa masalah, atau teladan. Setelah mencetak sepotong karya siswa, kita mungkin ingin tujuan mengapa siswa merespon dengan cara tertentu. Melakukan interview yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang berkaitan langsung dengan matematika lebih lanjut tentang pemikiran siswa. Beberapa guru menggunakan tape recorder atau mengambil catatan untuk mendokumentasikan wawancara. Orang lain telah menemukan betapa sulitnya untuk menyulap tulisan dan berpikir tentang apa yang yang ditanya berikutnya serta membuat catatan kecil. Menurut Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang terlah ditentukan. Sedangkan menurut Bahri (2008) wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang diwancarai. Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi). Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan evaluator dalam pelaksanaan wawancara antara lain ; evaluator harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat apa yang sumber berikan. Sehingga informasi yang disampaikan oleh narasumber tidak hilang dan informasi yang dibutuhkan dapat ditangkap denganbaik.Selain itu evaluator harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi.Kadang kala banyak evaluator yang tidak dapat meredam egonya sehingga unsur subyektivitas muncul pada saat menganalisis hasil wawancara yang telah dilaksanakan. Menurut Zainal (2009) ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni :

10

1. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu. 2. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. 3. Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu. Berbeda dengan observasi, wawancara memiliki kelebihan antara lain ; 1. Dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu 2. mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber 3. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula 4. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan 5. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.

Namun, wawancara juga memiliki kelemahan antara lain 1. memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya 2. dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi 3. keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara.

11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan dari makalah ini adalah: 1. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. 2. Hasil penilaian kelas berguna sebagai: Umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil belajarnya serta memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remidiasi. 3. Beberapa keunggulan penilaian kelas antara lain: Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun informal, Prestasi belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya,

Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara agar gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi atau terungkap, Siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih dituntut mengeksplorasi dan memotivasi diri. 4. Waktu untuk strategi penilaian sering bersaing dengan kebutuhan kita untuk "menutupi kurikulum". Bukti berharga dapat kita simpulkan dan pengetahuan siswa didapatkan melalui penilaian kualitas yang begitu tinggi, kita harus mencari cara untuk memecahkan masalah waktu 5. Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahanbahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

12

6. Tujuan utama observasi antara lain : Mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, Menilai tingkah laku individu. 7. Melakukan interview yang efektif dapat dilakukan dengan cara, Mengajukan pertanyaan yang berkaitan langsung dengan matematika dilakukan memperlihatkan lebih lanjut tentang pemikiran siswa. Beberapa guru menggunakan tape recorder atau mengambil catatan untuk mendokumentasikan wawancara. Orang lain telah menemukan betapa sulitnya untuk menyulap tulisan dan berpikir tentang apa yang yang ditanya berikutnya serta membuat catatan kecil. 3.2 Saran Kepada mahasiswa calon guru agar senantiasa berupaya untuk meningkatkan wawasan kependidikan khususnya mengenai konsep-konsep penilaian kelas, manajemen waktu dalam penilaian kelas serta memahami observasi dan interview dalam kelas sebagai salah satu upaya dalam peningkatan mutu pendidikan nasional.

13

DAFTAR PUSTAKA

Mendiknas. 2007. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Kemendiknas: Jakarta NCTM.2000. Mathematics Assesssment A Practical Handbook for Grades 68.Library of congress Cataloging: USA . Http://makalah-observasi dan interviews.blogspot.com/.Diakses tanggal 14 September 2012.

14

Anda mungkin juga menyukai