Anda di halaman 1dari 4

Resume Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kuantitatif

No. Materi Kajian : 06. Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif


Nama Mahasiswa : Vicha Dita Prasetyo (11170541000017)
Jurusan/Semester : Kessos/ 6C
Hari/Tanggal : Kamis, 09 April 2020

A. Pengertian Data
Data merupakan suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan pengolahan lebih
lanjut sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kuantitatif maupun
kualitatif yang menunjukkan suatu fakta (Ridwan.2009:5)
Data dikumpulkan melalui cara-cara tertentu kemudian diolah sehingga menghasilkan
suatu informasi yang jelas dan mudah dipahami. Suharsimi menyatakan (2006:118) data
diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti, baik itu berupa fakta maupun angka.
Dari hal tsb, bisa disimpulkan bahwa data adalah kumpulan fakta yang diperoleh dari hasil
riset, pengamatan atau penelitian suatu objek.

B. Jenis dan Tipe Data


Berdasarkan jenisnya data dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, data kualitatif dan
data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data dari penjelasan kata verbal tidak dapat dianalisis dalam
bentuk bilangan atau angka. Dalam penelitian, data kualitatif berupa gambaran
mengenai objek penelitian.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung secara
langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel dalam ilmu statistika adalah.
atribut, karakteristik, atau pengukuran yang mendeskripsikan suatu kasus atau objek
penelitian.

Berdasarkan sifatnya data dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:


1. Data Kontinum
Data kontinyu adalah data yang sifatnya sinambung atau kontinyu, nilainya bisa
berupa pecahan.
Contoh data kontinyu adalah data tentang hasil panen padi, panjang jalan, berat sapi
dan sebagainya.
2. Data Dikotomi
Data dikotomi disebut juga dengan data kategori atau data nominal.
Data ini merupakan hasil perhitungan, sehingga tidak dijumpai bilangan pecahan.
Data dikotomi ialah data yang paling sederhana disusun menurut jenis dan
kategorinya.
Contoh : Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian
masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2)
dan renang (3). Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa
tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi dari
tenis. Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. 
3. Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang sifatnya terputus-putus, nilainya bukan merupakan
pecahan (angka utuh).
Contoh data diskrit adalah data tentang jumlah penduduk, kendaraan dan sebagainya.
C. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuntitas sesuatu (Zaenal
Arifin, 2012).
Jadi, Pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
fakta kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang
disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur.
Pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu:
1) penggunaan angka atau skala tertentu;
2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.

D. Skala Pengukuran
Skala Pengukuran Data = Skala Data
Pada dasarnya dimaksudkan untuk mengklasifikasikan Variabel yang akan diukur agar
tidak terjadi kesalahan dalam menentukan teknik analisis data dan tahapan penelitian
selanjutnya.
Sedangkan macam-macam skala pengukuran data dapat berupa :
1. Skala Nominal
Menurut Suryabrata (2003), menyebut bahwa skala nominal adalah skala yang
ditetapkan berdasarkan atas proses penggolongan yang bersifat diskrit dan saling pilah
(mutually exclusive). Banyak variabel dalam penelitian sosial menggunakan skala
nominal seperti agama, jenis kelamin, tempat lahir, asal sekolah, dsb.

Misalnya lagi untuk agama, kita bisa mengkode


1 = Islam, 2 = Kristen, 3 = Hindu, 4 = Budha, dst.
- Kita bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu karakteristik memiliki
angka yang berbeda dengan karakteristik lainnya.
- Karena tidak memiliki nilai intrinsik, maka angka-angka (kode-kode) yang kita
berikan tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya.

2. Skala Ordinal
Skala Ordinal ialah pengukuran di mana skala yang dipergunakan disusun berdasarkan
atas jenjang dalam atribut tertentu sehingga penyusunannya disusun secara terurut dari
yang rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri tertentu, namun antara urutan
(ranking) yang satu dengan yang lainnya tidak mempunyai jarak yang sama.

Misalnya : Mengukur sikap responden terhadap suatu kebijakan pendidikan,


responden dapat diurutkan dari mulai
Sangat Setuju (1), Setuju (2), Tidak Berpendapat (3), Kurang Setuju (4), dan Tidak
Setuju (5),
- maka angka-angka tersebut hanya sekedar menunjukkan urutan responden, bukan
nilai untuk variabel tersebut.
- ketika kita ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari
besar ke kecil atau dari kecil ke besar.
3. Skala Interval
Menurut Suryabrata (2003), mendefinisikan bahwa skala interval merupakan skala
yang dihasilkan dari proses pengukuran, di mana dalam pengukuran tersebut
diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. 

Missal pada pengukuran suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah
A = 10ºC, daerah B = 15ºC dan daerah C = 20ºC. 
- Angka nol hanya menggambarkan suatu titik dalam skala
- kita bisa mengatakan bahwa suhu daerah C dua kali lebih panas dibandingkan
daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan)

4. Skala Ratio
Merupakan skala pengukuran yang mempunyai nilai NOL MUTLAK dan mempunyai
jarak yang sama. kala rasio menunjukkan jenis pengukuran yang sangat jelas dan
akurat (precise).

1. Data Ordinal
Bagian lain dari data kontinum adalah data ordinal. Data ini, selain memiliki nama,
juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia
digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi, atau sebaliknya.
2. Data interval
Pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan
ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran dinamakan data
interval. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang
diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang
diukur. 
3. Data ratio 
Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain,
yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur dinamakan ukuran rasio (data rasio). Data rasio, yang diperoleh melalui
pengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol.

Referensi:

Purwanto.2007.instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, Pengembangan dan Pemanfaatan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan.2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI,
Jakarta : PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai