Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PAPER BIOSTATISTIK

Macam-macam Data, Skala Ukur dan Jenis Penyajian Data

OLEH : KELOMPOK II

A11-A

I Ketut Rajendra Patma Aget Winata 17.321.2670

I Wayan Gede Yudi Wigata 17.321.2672

Kadek Diah Sudarmi dewi Wulandari 17.321.2674

Luh Putu Nia Budi Martsiani 17.321.2680

Luh Putu Sukmayanti 17.321.2681

Ni Made Septyari 17.321.2696

Ni Nengah Ayu Sudiantari 17.321.2697

Ni Wayan Novi Uliandari 17.321.2704

Tjok Istri Nita Dewi 17.321.2710

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka
yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan
bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik tertentu. Jadi, data-data itu
masih berwujud sebagaimana data itu diperoleh yang biasanya berupa skor.
Skor-skor tersebut dapat pula disebut dengan istilah skor kasar, yang artinya
sama dengan data kasar. Biasanya relatif banyak dan tidak beraturan. Dalam
pembuatan laporan penelitian, data tersebut yang harus dilaporkan. Agar dapat
memberikan gambaran yang bermakna, data-data itu haruslah disajikan
kedalam tampilan yang sistematis.
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil
pengukuran dalam kerja penelitian. Penyajian data mana yang sebaiknya
dipilih tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu
sendiri.
Dalam dunia statistic maupun penelitian, kita tidak hanya mempelajari
bagaimana data dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Hal penting lainnya
adalah bagaimana memahami cara penyajian data yang benar. Penyajian data
tidak hanya sekedar menyajikan angka dan lain-lain, melainkan tetapi
menyajikan data yang akan bermanfaat untuk menarik kesimpulan dengan
cepat dan tepat, serta mempercepat pengambilan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajakah macam-macam data dalam biostatistik?
2. Apakah yang dimaksud dengan skala ukur biostatistik?
3. Apa sajakah jenis penyajian data biostatistik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam data dalam biostatistik.
2. Untuk mengetahui skala ukur biostatistik.
3. Untuk mengetahui jenis penyajian data biostatistik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Macam-macam Data


Dalam penelitian dan statistik, data merupakan hal terpenting. Jika tidak
menggunakan data, seorang peneliti maupun seorang ahli statistik tidak akan
mampu memberikan penjelasan tentang masalah, fenomena dan yang lainnya.
Data adalah potongan informasi – informasi yang di kumpulkan selama studi.
Data juga merupakan kumpulan angka yang di dapat dari hasil pengukuran,
pengamatan atau observasi terhadap suatu objek. Data dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis :
1) Data primer dan data sekunder
Data primer adalah data yang di dapatkan secara langsung melalui sumber
utamanya. Misalnya : kalau seorang peneliti ingin mengetahui berat badan
responden, maka peneliti tersebut langsung melakukan pengukuran.
Sementara itu data sekunder itu adalah data yang di dapat dari pihak
tertentu atau pihak lain. Dimana data tersebut pada umumnya telah diolah
oleh pihak tersebut.
2) Data berskala nominal, ordinal, interval dan rasio
Salah satu data yang paling umum digunakan dalam penelitian adalah data
yang dibedakan berdasarkan skalanya. Dalam statistik dikenal adanya data
yang bersifat kategorikal ( nominal dan ordinal ) serta data numerik
( interval & rasio ) atau dikenal juga dengan data kontimu dan diskrit.
a) Data nominal
Berikut merupakan ciri – ciri data nominal :
- Merupakan data kualitatip atau bukan berupa angka
- Data tidak dapat dikuantifisir ( tidak bisa dibagi, dikali, ditambah
di kurangi )
- Bersifat katagorikal bukan numerical
- Berkaitan dengan “name”
- Data merupakan unordered atau tidak berjenjang
- Data nominal merupakan data yang berada pada level yang sama
- Digunakan terutama untuk data statistik non-parametik
b) Data ordinal
Beberapa ciri dari data ordinal :
- Merupakan data kualitatif
- Data tidak dapat dikuantifisir
- Merujuk pada “order” atau “rank” atau berjenjang
- Data yang satu dengan yang lainnya tidak selevel, yang satu lebih
rendah atau lebih tinggi dari yang lain
- Jenjang dapat diurutkan dari yang paling rendah ke yang paling
tinggi atau sebaliknya
- Kelemahan data ordinal adalah dalam satu jenjang, ada
kemungkinan memiliki perbedaan
c) Data interval
Beberapa ciri data interval :
- Merupakan data kuantitatif
- Data dapat di kuantifisir
- Data bersifat numerik
- Data ini tidak memiliki nilai nol absolut, artinya tidak
dimungkinkan untuk memiliki nilai nol atau dibawah nol atau
minus
d) Data rasio
Beberapa ciri dari data rasio :
- Merupakan data kuantitatif
- Data dapat dikuantifisir
- Data bersifar numerik
- Data ini memiliki nilai nol absolut, artinya tidak memiliki nilai nol
atau dibawah nol.
3) Data yang bersifat kategorikal numerikal
a) Data kategorikal
Dalam sebuah penelitian, tidak jarang ditemukan data yang bersifat
kategorikal atau data kualitatif. Misalnya : baik - buruk, positif -
negatif, jelas – tidak jelas, kurang – cukup – baik, dll.
b) Data numerical
Merupakan data yang bersifat numerik atau berupa angka. Data
munerik ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Data deskrit ( discrete data )
Data deskrit merupaka data yang hanya memiliki bilangan bulat
dari satu dan seterusnya.
2. Data kontinu ( continous data )
Data kontinu merupakan data numerik yang selalu ada di antara
dua angka

2.2 Skala Ukur


Skala merupakan suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan
individu terkait dengan variable minat yang kita pelajari. Dalam melakukan
analisis statistik, perbedaan jenis data akan sangat berpengaruh terhadap
pemilihan model ataupun alat uji statistik yang akan digunakan. Sekaran
(2006:15). Pengukuran sebagai suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi)
terhadap atribut atau variabel sepanjang garis kontinum menurut (Azwar, 2010
: 3).
Menurut Sugiyono Skala Pengukuran atau Skala Ukur adalah kesepakatan
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval
yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Adapun macam-macam skala ukur yaitu:
A. Skala Nominal
Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di
antara skala pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan
benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama
(predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi
obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori. Contoh jenis
kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka
ini hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik
dan tidak memiliki arti apa pun.
Pada skala nominal ini, peneliti akan mengelompokkan objek, baik
individu atau pun kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan
dengan label atau kode tertentu. Kemudian, angka yang diberikan kepada
objek hanya memiliki arti sebagai label atau pembeda saja dan bukan
untuk menunjukkan adanya tingkatan.
Ciri-ciri dari skala nominal:
1) Kategori data bersifat mutually exclusive (setiap objek hanya memiliki
satu kategori saja)
2) Kategori data tidak memiliki aturan yang logis (bisa sembarang)
B. Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya
menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang
diukur (Sugiyono, 2010). Skala ordinal merupakan skala nominal yang
tidak hanya menyatakan kategori tetapi juga menyatakan peringkat
kategori tersebut (Septyanto, 2008). Walaupun berupa angka skala ini
tidak memiliki nilai kuantitas (Tahir, 2011) yang artinya tidak dapat
dilakukan perhitungan matematika karena angka-angka disini hanya
berupa simbol.
Dapat disimpulkan bahwa skala ordinal adalah angka yang
diberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan.
Skala nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke
tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan nilai absolute
terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja. Skala
ordinal terjadi bila objek yang ada dalam satu kategori suatu skala tidak
hanya berbeda dengan objek-objek itu, tetapi juga mempunyai hubungan
satu dengan yang lainnya. Hubungan yang ada biasa kita jumpai diantara
kelas-kelas adalah : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih sering, lebih sulit,
lebih dewasa, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara
lain : kategori data saling memisah, kategori data memiliki aturan yang
logis, kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik
khusus yang dimilikinya.
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering
juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal,
lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan
pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur
menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat kepuasan seseorang
terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas,
3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Ataupun misalnya
dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya
Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin
mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke
kecil atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh di buat 1=sangat puas,
2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas,
3=kurang puas dstnya. Selain itu, yang perlu diperhatikan dari
karakteristik skala ordinal adalah meskipun nilainya sudah memiliki batas
yang jelas tetapi belum memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa
jarak kepuasan dari tidak puas ke kurang puas. Dengan kata lain juga,
walaupun sangat puas kita beri angka 5 dan sangat tidak puas kita beri
angka 1, kita tidak bisa mengatakan bahwa kepuasan yang sangat puas
lima kali lebih tinggi dibandingkan yang sangat tidak puas.
C. Interval
Data dihasilkan dari pengukuran yang bersifat kontinu dan dalam
pengukuran itu diasumsikan dalam pengukuran yang sama. Pada data
interval dapat memberikan nilai interval antara ukuran kelas. Dalam
pengukuran ini tiap anggota dalam kelas mempunyai persamaan nilai
interval, demikian juga terkandung nilai lebih besar atau lebih kecil. Misal,
pengukuran suhu badan dapat membentuk variabel interval jika tiga buah
objek A,B, dan C berturut-turut memberikan variabel suhu dengan skala
interval 360 – 370c; 37,10-380c; 38,10-390 dan seterusnya (Nursalam,
2017).
Skala interval masih memiliki keterbatasan, yaitu titik awal dari
skala pengukuran tidak diketahui. Artinya, kita tidak dapat menentukan di
mana titik nol berada. Untuk contoh suhu (temperatur) udara, nol derajat
Celsius hanya dapat diartikan sebagai titik (suhu) di mana air membeku,
tetapi tidak diartikan sebagai kondisi tidak adanya panas. Selain itu, tidak
diketahuinya titik awal skala pengukuran menyebabkan peneliti tidak
dapat melakukan perbandingan (ratio) antar pengamatan. Dalam ilmu
sosial, contoh untuk variabel kuantitatif variabel berskala interval adalah
skala jarak sosial yang disusun oleh Bogardus.
Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat
menerapkan semua operasi matematika serta peralatan statistik kecuali
yang berdasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.
Contoh:

Skor Nilai Mata Kuliah


Nilai MataKuliah (a)
Data (b)

Yuni A 4
Desi B 3
Ika C 2
Astuti D 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai A setara dengan 4, B setara
dengan3, C setara dengan 2 dan D setara dengan 1. Selisih antara nilai A
dan Badalah sama dengan selisih antara B dan C dan juga sama persis
denganselisih antara nilai C dan D. Akan tetapi, tidak boleh dikatakan
bahwa Yuniadalah empat kali lebih pintar dibandingkan Astuti, atau Ika
dua kali lebih pintas dari pada Astuti. Meskipun selisihnya sama, tetapi
tidak mempunyainilai nol mutlak.
Ciri-ciri dari skala interval yaitu:
1) Kategori data memiliki sifat saling memisah
2) Kategori data memiliki aturan yang logis
3) Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karakteristik
khusus yang dimilikinya
4) Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang
sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori
5) Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam skala (tidak
memiliki nilai nol absolut)
D. Ratio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan
bisa dibandingkan. Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi
dan paling lengkap dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau interval antar
tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol
mutlak berarti benar-benar menyatakan tidak ada.
Contoh Skala Rasio:
Contoh pertama, misal tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan
tinggi badan Vatinson adalah 95 cm. Pada situasi ini dapat dikatakan
bahwa jarak tinggi badan Vatinson dengan Agung adalah 95 cm. Bisa juga
dikatakan bahwa tinggi badan Agung 2 kali tinggi badan Vatinson.
Contoh kedua, misalkan nilai ujian matematika Tono adalah 50,
sedangkan nilai Toni adalah 100. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa
nilai Toni adalah 2 kali nilai Tono.

2.3 Jenis Penyajian Data


Dalam sebuah statistic maupun penelitian tidak hanya membahas
bagaimana data dikumpulkan, diolah dan dianalisis tetapi perlu juga
memahami bagaimana menyajikan sebuah data yang benar. Penyajian data
yang baik dan benar akan membantu dalam menjelaskan, membandingkan
atau mengkontraskan variable sehingga memudahkan dalam menarik
kesimpulan dengan cepat dan tepat. Ada tiga cara penyajian data yaitu :
A. Jenis Tabel
Tabel adalah suatu susunan sistematis dari data numeric yang tersusun
dalam kolom dan baris agar dapat dibandingkan.
a) Bagian penting dalam penyajian data berbentuk tabel adalah :
1) Judul
- Judul terletak ditengah-tengah
- Bila judul panjang maka ditulis dua baris ( baris panjang diatas
dan baris pendek dibawah)
- Panjang judul tidak boleh melebihi panjang tabel
- Judul ditulis dengan huruf besar
- Mengandung unsure, apa, dimana, kapan
- Jangan melakukan pemecahan bagian kata
2) Stub : “ keterangan baris”
3) Box head : “keterangan kolom”
4) Body : “berisikan data berupa angka-angka
5) Nomor tabel (harus ada)
6) FOOT NOTE ”keterangan tambahan atau penjelasan-penjelasan
khusus
7) SUMBER atau source “bila tabel hasil kutipan”
b) Macam-macam bentuk tabel :
1) Master tabel (Tabel induk)
Master tabel merupakan tabel yang menyajikan seluruh data atau
angka berdasarkan variable yang dimiliki ( tempat, jenis kelamin,
umur, jenis pekerjaan,dll) yang merupakan bentuk data mentah,
biasanya tabel disajikan dalam lampiran suatu laporan
pengumpulan data.
Contoh tabel induk
Tabel 1.1 Data kejadian demam berdarah berdasarkan rentang
umur, desa, jenis kelamin, pendidikan dan pekerajaan
penduduk di kecamatan x tahun 2020

Jenis
Rentang Desa Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
Umur
A B L P SD SMP SMA PT Petani Buruh Swasta PNS

Jumlah
Catatan :…..
Sumber :…..

2) Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distribusi frekuensi merupakan tabel yang menyajikan data
variable dalam bentuk frekuensi (f). Pada tabel distribusi frekuensi,
data variabel yang dimasukkan tergantung dari tujuan dan
kebutuhan. Jumlah variabel yang ingin dimasukkan juga
tergantung dari kebutuhan peneliti.
Contoh Tabel :
Tabel 1.2 Distribusi frekuensi kasus demam berdarah di kecamatan
x tahun 2020

No Desa Frekuensi (f) Persen (%)


1 Desa A 58 22,75
2 Desa B 52 20,39
3 Desa C 68 25,49
4 Desa D 35 13,73
5 Desa E 45 17,65
Total
Catatan :…..
Sumber :…..

Tabel 1.3 Distribusi frekuensi kasus demam berdarah di kecamatan x


tahun 2020

No Desa Frekuensi (f) Persen (%)


1 Desa A 58 22,75
2 Desa B 52 20,39
3 Desa C 68 25,49
4 Desa D 35 13,73
5 Desa E 45 17,65
Sumber :…….

3) Tabel Silang
Tabulasi silang merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa
variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks. Hasil tabulasi silang
disajikan ke dalam suatu tabel dengan variabel-variabel yang
tersusun sebagai kolom dan baris. Kegunaan Analisis Tabulasi
Silang adalah dalam menyelesaikan permasalahan analisis data.
Manfaat yang dapat diperoleh dari analisis tabulasi silang,
khususnya dalam perencanaan wilayah dan kota, adalah:
- Membantu menyelesaikan penelitian yang berkaitan dengan
penentuan hubungan antara variabel atau faktor yang diperoleh
dari data kualitatif, setelah melalui uji statistik.
- Menentukan besarnya derajat asosiasi (hubungan kuat atau
lemah).
- Dapat menentukan variabel dependent (terikat) dan variabel
independent (bebas) dari dua variable yang dianalisis.
Contoh tabel:
Tabel 1.4 Tabel silang pengaruh nutrisi ibu Hamil terhadap
kejadian anemia di kecamatan x tahun 2020

Kanker paru - paru


Merokok Total
Positif (+) Negatif (-)
Positif (+)
Negatif (-)
Total

Catatan :……

Sumber :…….

Tabel 1.5 Tabel silang pengaruh nutrisi ibu Hamil terhadap


kejadian anemia di kecamatan x tahun 2020

Status Kategori Anemia


Total
Gizi
Normal
Kurang
Buruk
Total

Catatan :……
Sumber :…….

B. Jenis Grafik
Ada beberapa jenis grafik yaitu:
1) Grafik garis
Grafik garis secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu single
line chart yang terdiri dari satu garis saja dan multiple line chart yang
terdiri dari beberapa garis. Garfik garis baik yang tunggal maupun
yang terdiri dari beberapa garis sangat berguna untuk menggambarkan
perkembangan suatu kegiatan. Umumnya grafik ini digunakan untuk
data yang berbentuk time series yang sekaligus bisa dilihat trend-nya.
Didalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan
yang mendatar menunjukkan variabel tertentu yang ditunjukkan pada
gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik
adalah ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan
mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi.

2) Grafik batang
Grafik batang adalah grafik yang penyajian datanya mengunakan
batang atau persegi panjang. Grafik batang atau sering kita kenal
dengan sebutan histogram. Grafik batang dipakai untuk
memperlihatkan perbedaan tingkat nilai dari beberapa aspek pada
suatu data. Grafik batang merupakan grafik yang paling sederhana
diantara jenis-jenis grafik lainnya. Karena grafik ini sangat mudah
untuk dipahami dan hanya menggambarkan data dalam bentuk batang.
Panjang batang merupakan gambaran dari presentase data,
sedangkan lebar batang tidak berpengaruh apa-apa. Namun, pada
umumnya data yang dapat kita bandingkan dengan grafik ini tidak bisa
banyak, maksimal data yang dapat kita bandingkan hanya delapan
data. Untuk dapat memperjelas perbandingan antara data satu dengan
yang lain maka setiap batang harus memiliki warna-warna yang
berbeda

3) Grafik lingkaran
Grafik Lingkaran (Pie Chart) secara umum dibagi menjadi dua bagian
yaitu single Pie chart yang terdiri dari satu lingkaran saja dan multiple
pie chart yang terdiri dari beberapa lingkaran. Garfik ingkaran baik
yang tunggal maupun yang terdiri dari beberapa lingkaran sangat
berguna untuk menggambarkan perbandingan suatu kegiatan
berdasrkan nilai-nilai karakteristik satu dengan yang lain dan dengan
keseluruhan (biasanya dalam persentase). Grafik ini digunakan untuk
data yang berbentuk cross section.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Data juga merupakan kumpulan angka yang di dapat dari hasil
pengukuran, pengamatan atau observasi terhadap suatu objek. Ada data
primer, sekunder, data berskala nominal, ordinal, interval, rasio, data
kategoreikal dan numerical. Skala ukur adalah kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Adapun jenis skala ukur yaitu skala nominal,
ordinal, interval, ratio. Selain itu ada jenis penyajian data yaitu jenis tabel dan
grafik.

1.2 Saran
Setelah membaca paper ini, diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan paper kami.
DAFTAR PUSTAKA

Ali Z. Metode Statistik. Jakarta: Tans Info Media, 2010.


Arifin Husni. TT. Konsep-Konsep Dasar Statistika Modul 1
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Nurgiyantoro, B., Gunawan, Marzuki. (2000). Statistik Terapan untuk Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta:
Salemba Medika
Sekaran. (2006). Metode Penelitiaan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Septyanto, Dihin. (2008). Pengukuran Variabel dalam Penelitian. Diakses pada
http://pascasarjana.esaunggul.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=127:pengukuran-variabel-dalam-
penelitian&catid-57:artikel&itemid=80. 28 September 2020
Suarjana Ketut. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2016.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung:Alfabeta
Tahir, Muh. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar :
Universitas Muhammadiyah Makassar

Anda mungkin juga menyukai