Anda di halaman 1dari 4

NAMA :

KELAS :

NIM :

MATKUL :

(1) Cara menemukan masalah dalam penelitian:


 Melihat Sekitar. Masalah penelitian paling mudah ditemukan dengan melihat lingkungan
sekitar, bisa jadi orang sekitar atau mungkin diri sendiri menghadapi suatu masalah.
Masalah ini kemudian dilihat dari berbagai sisi layak atau cocok dijadikan tema penelitian.  
 Mencari Penelitian Terdahulu. Jika ingin cepat menyelesaikan tesis maka bisa juga mencari
masalah penelitian dengan mengecek penelitian terdahulu. Cari laporan penelitian sebanyak
mungkin sesuai bidang dan tema yang diinginkan.
 Mengecek Berita Terkini. Anda bisa mencoba fokus ke berita di bidang tertentu yang
disukai. Jika menyukai perangkat iPhone maka bisa terus mengikuti berita terbaru dari
ponsel besutan Apple tersebut. Sebab bisa jadi akan menemukan suatu masalah yang ideal
dijadikan masalah penelitian. Selain itu bisa juga mengecek apa yang sedang hangat
diperbincangkan atau yang sedang viral. Bisa jadi sesuatu yang hangat tersebut cocok untuk
dijadikan tema tesis. 
 Mengidentifikasi lingkup masalah. Langkah yang dapat ditempuh adalah menuliskan sebanyak
mungkin tipe-tipe kajian yang akan dilakukan dan aspek-aspek khusus yang paling menarik
setelah area minat profesional telah teridentifikasi, carilah masalah-masalah yang lebih khusus
dalam area ini yang dapat membentuk dasar-dasar untuk tesis.
 Bekerja pada suatu team proyek penelitian. Kerja pada kelompok biasanya berkenaan dengan
studi yang lebih besar dan  canggih dibanding bila dilakukan perorangan oleh karenanya
keterlibatan kerja ini memberikan banyak hal tentang prosedur. Keuntungan lain adalah
kesempatan belajar akan kerja team penelitian akan bermanfaat dimasa yang akan datang. Juga
banyak hal yang dapat dipelajari dari anggota tim lain. Walau mempunyai keuntungan, kerja
proyek kelompok juga mempunyai kekurangan, barangkali yang paling terlihat adalah
hilangnya kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan masalahnya sendiri.
 Membaca literatur-literatur. Membaca dalam artian membaca yang terprogram dan sistimatis.
Carlah referensi-referensi terbaru yang sesuai dengan studi kemudian seleksi 2 atau lebih buku
referensi dan buatlah review bab-bab yang bersangkutan. Kegiatan membaca ini akan
membantu mempersempit perhatian pada satu atau lebih sub topik yang khusus.
 Meneliti teori-teori yang sudah ada. Secara sederhana teori adalah penjelasan peristiwa fisik
maupun perilaku. Teori terdiri dari generalisasi (dalam ilmu-ilmu fisik disebut hukum) dan
konstruk.
(2) Data kuantitatif dan Data kualitatif
 Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang dikuantifikasikan.
Menurut kontinyuitasnya, data kuantitatif dapat dibagi menjadi dua yakni data diskrit dan
kontinyu. Data diskrit adalah data yang angka-angkanya memiliki kemungkinan nilai terbatas
dan antara satu angka dengan angka yang lain jelas terpisah. Data kontinyu adalah data yang
angka-angkanya memiliki kemungkinan nilai tidak terbatas dalam kisaran tertentu.
Selain dibedakan menurut kontinyuitasnya, data kuantitatif juga dapat dibedakan berdasarkan
level pengukurannya. Adanya level pengukuran pada masing-masing jenis data ini penting
untuk diketahui karena akan berpengaruh pada bagaimana kita memperlakukan atau
mengoperasionalkan data tersebut. Menurut level pengukurannya, data kuantitatif terbagi atas
empat jenis.
1) Data Nominal. Angka nominal bukanlah hasil prosedur pengukuran, melainkan hasil
pemberian. Artinya angka ini hanya sebagai label atau identitas yang membedakan satu
objek/subjek dengan objek/subjek yang lain.
2) Data Ordinal. Angka ordinal adalah angka yang berfungsi untuk menunjukkan adanya
penjenjangan kualitatif atau secara sederhana angka ini menunjukkan sebuah peringkat.
Jarak jenjang antara dua angka yang berurutan juga selalu sama dan karena itu operasi
hitung tambah dan kali juga tidak dapat dikenakan.
3) Data Interval. Angka interval pada dasarnya adalah hasil pengukuran ordinal yang
memiliki jarak antar jenjang yang tetap (selalu sama). Jadi dalam urutan 1,2,3, jarak
antara 1 dan 2 sama dengan jarak 2 dan 3. Sebagaimana angka ordinal, angka interval
juga tidak memiliki nol mutlak, sehingga tidak bisa dikatakan 6 adalah dua kali 3.
4) Data Rasio. Angka rasio pada dasarnya adalah angka interval yang memiliki angka nol
mutlak, artinya angka nol dalam skala ini memang menunjukkan bahwa atribut yang
diukur memang tidak ada pada objek. Ukuran berat, panjang, waktu adalah contoh data
pada level rasio. Dengan ada angka nol mutlak, maka pada level ini dapat dikenakan
level hitung perkalian dan penambahan. 

 Data kualitatif atau disebut juga data naratif, adalah data dalam penelitian yang menjelaskan
suatu fenomena berdasarkan hal-hal yang umumnya tidak dapat dihitung. Oleh karena itu, data
ini disebut data kualitatif karena berdasarkan kualitas dari suatu objek atau fenomena. Karena
kualitas umumnya tidak mampu dijelaskan dalam bentuk angka dan statistik maka data
kualitatif umumnya disajikan dengan menggunakan penjelasan deskriptif. Data kualitatif
mampu menggambarkan objek penelitian secara detail dengan uraian yang tidak dapat
dijelaskan secara numerik. Oleh karena itu, meskipun tidak dapat diukur secara pasti, masih
banyak peneliti yang memanfaatkan data kualitatif dalam penelitiannya. Data Kualitatif yaitu
data yang disajikan dalam bentuk verbal (lisan/kata) bukan dalam bentuk angka. Suatu
data dapat diperoleh berdasarkan sumber, yang dikelompokkan menjadi dua yakni data
primer dan data sekunder.
1) Data Primer atau data asli merupakan data yang dikumpulkan dan berasal dari
sumber asli atau tangan pertama. Data ini harus dicari melalui narasumber atau
responden yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian atau orang yang kita
jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Contoh data primer
yakni hasil wawancara.
2) Data Sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari
sumber yang telah diolah. (Uma Sekaran, 2011). Contoh data sekunder antara
lain catatan atau dokumentasi perusahaan; publikasi pemerintah seperti buku,
laporan, berita; analisis oleh media, situs web, jurnal, dan lainnya.

(3) Perbedaan variable mediasi dan variable moderasi.

Gambar 1 menunjukkan visualisasi variabel mediasi. Terlihat pada bahwa peranan variabel bebas terhadap
variabel tergantung terdiri dari dua jenis. Pertama adalah peranan langsung (direct effect) dan kedua
peranan tidak langsung (indirect effect) yang dimediasi oleh variabel mediator. Dengan demikian ada dua
jalur peranan variabel bebas terhadap variabel tergantung. Penjumlahan antar kedua jalur tersebut
dinamakan dengan peranan total (total effect). Menurut Baron dan Kenny (1986), secara umum sebuah
variabel merupakan mediator yang efektif ketika dalam peranan total, porsi jalur peranan tidak langsung
lebih besar dibanding dengan peranan secara langsung. Selain itu peranan tidak langsung tersebut
diharapkan signifikan secara statistik.
Gambar 2 menunjukkan visualisasi variabel moderasi. Variabel moderasi menjadi penentu apakah
variabel bebas berperan terhadap variabel tergantung. Variabel moderasi dapat juga dimaknai penentu
kuat lemahnya peranan variabel bebas terhadap variabel tergantung. Level data variabel moderasi ini
dapat berbentuk data nominal (misalnya jenis kelamin), ordinal atau interval. Untuk mempermudah
pemahaman mengenai terhadap berlakunya variabel moderasi (mekanisme moderasi), biasanya peneliti
mengkategorikan variabel moderasi menjadi dua level, misalnya tinggi-rendah. Pengkategorian ini tidak
berlaku pada variabel moderasi yang sejak awal sudah berbentuk kategori.

Anda mungkin juga menyukai