PROPOSAL PENELITIAN
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Seminar Proposal
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Oleh:
Desak Ketut Dewi Satiawati Kurnianingsih
1020025070
Menyetujui,
Denpasar, 4 Maret 2014
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas
berkat dan rahmat-Nya dapat diselesaikannya proposal penelitian yang berjudul Faktor
Risiko Hipertensi Pada Kehamilan Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas I
Denpasar Barat ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini antara lain:
1.
Ibu dr. Putu Ayu Swandewi Astuti, MPH selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah
memberikan waktu kepada penulis untuk menyusun proposal penelitian ini.
2.
Ibu Kadek Tresna Adhi, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing dan kepala
bagian peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat atas segala masukan, bimbingan
dan motivasi dalam penyusunan proposal penelitian ini.
3.
4.
Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan
proposal penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan
proposal ini, sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga proposal ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua yang membutuhkannya.
Denpasar, 28 Januari 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................viii
DAFTAR LAMBANG.....................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................7
1.3 Pertanyaan Penelitian....................................................................................7
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................8
1.4.1 Tujuan Umum...................................................................................8
1.4.2 Tujuan Khusus..................................................................................8
1.5
Manfaat Penelitian.....................................................................................9
1.5.1 Bagi Peneliti.....................................................................................9
1.5.2 Bagi Masyarakat...............................................................................9
1.5.3 Bagi Penentu Kebijakan...................................................................9
1.6
Tekanan Darah.........................................................................................10
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Kerangka Konsep.....................................................................................30
3.2
Hipotesis Penelitian..................................................................................31
3.3
Desain Penelitian......................................................................................37
4.2
4.3
4.4
Pengumpulan Data.................................................................................. 41
4.5
4.6
Etika Penelitian........................................................................................43
4.7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 3.1
Gambar 4.1
DAFTAR SINGKATAN
vii
CI
: Confident Interval
AKI
: miligram
ASEAN
WHO
mmHg
JNC VII
kg/m2
PUFA
mg/dl
UV
: ultraviolet
PTH
: Parathyroid Hormon
cAMP
BP
: Blood Pressure
Ca
: Calcium
RR
: Risk Ratio
vs
: versus
ANC
: Antenatal Care
UMR
AKG
SQ-FFQ
URT
CoQ10
: Coenzymes Q10
mEq/L
OR
: Odd Ratio
DAFTAR LAMBANG
viii
>
: Lebih besar
: lebih kurang
<
: kurang dari
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1.
2.
3.
Kuesioner Penelitian Hubungan Antara Asupan Kalsium pada Ibu Hamil Trimester
III dengan Kejadian Hipertensi pada kehamilan di Kota Denpasar Tahun 2014
4.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu parameter yang digunakan
untuk menilai derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. World Health Organization
(WHO) melalui Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 menargetkan
terjadinya penurunan AKI hingga risiko jumlah kematian ibu, yaitu sebesar 102 per
100.000 Kelahiran Hidup (KH). Di Indonesia, AKI pada tahun 2012 diketahui masih
tinggi dengan jumlah kematian ibu sebanyak 359 per 100.000 KH (SDKI, 2012). Angka
tersebut meningkat drastis dari tahun 2007 yang hanya sebanyak 220 per 100.000 KH
(SDKI, 2007). AKI di setiap provinsi di Indonesia bervariasi. Provinsi Bali merupakan
salah satu provinsi yang telah mencapai AKI di bawah target MDGs. Meskipun
demikian, dari tahun 2010-2012, AKI di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan,
dari 57,56 pada tahun 2010, meningkat menjadi 84,2 tahun 2011 dan meingkat kembali
pada tahun 2012 menjadi 89,57 per 100.000 KH (Dinkes Provinsi Bali, 2012). Provinsi
Bali kini perlu untuk menurunkan angka tersebut dengan cara mengetahui penyebab
AKI terbanyak. Hasil suvei SDKI tahun 2002 mendapatkan salah satu penyebab utama
kematian ibu adalah eklampsia (24%).
Eklampsi disebabkan oleh ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi
(hipertensi) yang tidak terkontrol saat kehamilan dan kemudian memburuk saat
persalinan (Profil Kesehatan Indonesia, 2007). Kejadian hipertensi pada kehamilan di
1
Provinsi Bali menduduki peringkat ketiga penyebab AKI dengan prevalensi sebesar
4,35% pada tahun 2005 setelah kejadian pendarahan dan infeksi (Mahadinata, 2005).
Selain itu, dari tahun ke tahun ditemukan pula trend peningkatan angka kejadian
hipertensi pada kehamilan. Menurut Riskesdas tahun 2007 diketahui prevalensi
hipertensi pada kehamilan di Provinsi Bali sebesar 7,8%, Sedangkan, berdasarkan
penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar pada periode 2009-2010
didapatkan prevalensi hipertensi pada kehamilan sebanyak 9,32%. Angka tersebut
ditemukan lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,06% (Lidapraja,
2010).
Selain menjadi salah satu penyebab tingginya AKI, kejadian hipertensi pada
kehamilan merupakan penyebab utama pertumbuhan janin terhambat, kematian janin di
dalam rahim, kelahiran bayi prematur serta berat bayi lahir rendah (Duley, 2009; WHO,
2011). Keadaan hipertensi yang dialami oleh ibu selama hamil diketahui berkontribusi
dalam 30-40% kematian bayi di Indonesia (Saidin, 2009). Berdasarkan data diatas maka
permasalahan hipertensi pada kehamilan perlu segera ditanggulangi sehingga dapat
mencegah semakin meningkatnya AKI di Provinsi Bali pada tahun mendatang.
Pada kehamilan normal terjadi peningkatan tekanan darah, terutama setelah usia
kehamilan 24 minggu (Villar, 2004). Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada
3.394 ibu hamil di Indonesia diketahui bahwa hipertensi pada kehamilan ditemukan
rendah pada kehamilan trimester I (5,0%) dan trimester II (4,7%), namun mulai
meningkat pada kehamilan trimester III mencapai 8,2% (Budiarso, 2006). Hal ini sejalan
dengan teori yang menyatakan bahwa umumnya hipertensi sebagai gejala preeklamsia
dan eklamsia timbul pada trimester III (POGI, 2010).
Selain kalsium dan magnesium, terdapat pula kalium yang sering dikaitkan
dengan kejadian hipertensi pada kehamilan. Diketahui asupan kalium yang meningkat
akan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (Hull, 1993). Konsumsi kalium
yang tinggi akan meningkatkan konsentrasi kalium didalam cairan intraselular sehingga
akan cenderung bersifat menarik cairan dari bagian ekstraselular dan menurunkan
tekanan darah (Astawan, 2003). Kalium akan membuat natrium intrasel menjadi
menurun, dan akan menurunkan efek hipertensi dari asupan natrium yang berlebihan
(Barbagallo et al., 2001).
Berbeda dengan tiga mineral sebelumnya, natrium justru bersifat sebagai
pencetus terjadinya hipertensi pada kehamilan. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraselular meningkat. Untuk
menormalkannya, cairan intraselular ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraselular
meningkat.
Meningkatnya
volume
cairan
ekstraselular
tersebut
menyebabkan
meningkatnya volume darah (Astawan, 2003). Disamping itu, konsumsi garam dalam
jumlah yang tinggi dapat mengecilkan diameter dari arteri, sehingga jantung harus
memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang
yang semakin sempit dan mengakibatkan terjadinya hipertensi (Hull, 1993).
Sebuah penelitian yang dilakukan di Bali pada tahun 2012 menemukan bahwa
asupan mikronutrient seperti kalsium, magnesium, dan kalium harian bagi ibu hamil
masih tergolong rendah dan berada di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Untuk
asupan kalsium hanya sebanyak 87,1%, asupan magnesium sebanyak 56,4% dan asupan
kalium hanya mencapai 86,6% AKG (Aryani, 2012). Hal tersebut mengkhawatirkan
mengingat ketiga mikronutrien tersebut berperan dalam mencegah kejadian hipertensi
pada kehamilan. Sedangkan untuk asupan natrium diketahui bahwa dari 3.376 ibu hamil
di Provinsi Bali, terdapat sebanyak 69,7% diantaranya memiliki asupan natrium berlebih
(Acmalya, 2010).
Pencegahan kejadian hipertensi pada kehamilan dengan pendekatan terapi nutrisi
seperti edukasi mengenai pembatasan konsumsi natrium serta pentingnya asupan
mineral dan suplementasinya seperti kalsium, magnesium maupun kalium bagi ibu hamil
telah banyak dilakukan di dunia dan menghasilkan penurunan angka kejadian hipertensi
pada kehamilan (Sacks et al., 2001). Namun, hal tersebut belum dapat dilakukan secara
komprehensif oleh tempat-tempat pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia
termasuk kota Denpasar, meskipun telah diketahui terdapat angka kejadian hipertensi
pada kehamilan yang tinggi. Salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dimiliki Kota
Denpasar adalah Puskesmas I Denpasar Barat. Dari survei pendahuluan yang telah
dilakukan ditemukan sebanyak 34 ibu hamil yang tinggal di wilayah kerja puskesmas
tersebut mengalami hipertensi. Jumlah ini tergolong paling banyak jika dibandingkan
dengan 10 puskesmas lainnya yang tersebar di Kota Denpasar, sehingga tepat untuk
dijadikan tempat melaksanakan penelitian mengenai faktor risiko demografi maupun
faktor risiko nutrisi yang menyebabkan hipertensi pada kehamilan.
Selain itu, penelitian mengenai faktor risiko yang menyebabkan hipertensi pada
kehamilan belum banyak dilakukan di Bali, khususnya di wilayah kerja Puskesmas I
Denpasar Barat sehingga diharapkan penelitian ini akan menghasilkan cara baru dalam
menanggulangi masalah tekanan darah tinggi dalam masa kehamilan serta dapat
memberi masukan bagi penentu kebijakan program kesehatan dan instansi terkait
lainnya dalam upaya pencapaian penurunan angka kematian ibu.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, permasalahan utamanya adalah
terdapat trend peningkatan angka kejadian hipertensi pada kehamilan. Hipertensi pada
kehamilan tersebut ditemukan meningkat pada kehamilan trimester III. Hingga saat ini
intervensi yang dilakukan hanya menyasar faktor risiko demografi seperti umur ibu,
paritas, dan frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC. Padahal, terdapat pula
beberapa penelitian di dunia mengenai faktor risiko nutrisi berupa asupan mineral
selama kehamilan seperti kalsium, magnesium, kalium serta natrium yang dihubungkan
dengan kejadian hipertensi pada kehamilan. Hingga saat ini belum dilakukan penelitian
terkait faktor risiko terjadinya kejadian hipertensi pada kehamilan trimester III di Bali
khususnya di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat.
1.3
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka memberi dasar bagi peneliti untuk
Bagaimanakah distribusi faktor risiko demografi (umur ibu, paritas dan frekuensi
kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC) pada sampel (ibu hamil trimester III)
yang menderita dan tidak menderita hipertensi pada kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Barat?
2.
3.
Bagaimanakah hubungan antara faktor risiko demografi (umur ibu, paritas dan
frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC) pada sampel terhadap
kejadian hipertensi pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat
4.
1.4
Tujuan Penelitian
Mengetahui distribusi faktor risiko demografi (umur ibu, paritas dan frekuensi
kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC) pada sampel (ibu hamil trimester III)
yang menderita dan tidak menderita hipertensi pada kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Barat
2.
Mengetahui jenis, jumlah, dan frekuensi asupan kalsium, magnesium, kalium dan
natrium pada sampel yang menderita dan tidak menderita hipertensi pada
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat
3.
4.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian sehingga
Bagi Masyarakat
Memberikan masukan atau informasi kepada masyarakat, mengenai faktor risiko
faktor risiko demografi dan faktor risiko nutrisi dan kejadian hipertensi pada kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik
adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya
digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik. Rata-rata tekanan
darah normal biasanya 120/80 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut Hayens (2003),
tekanan darah timbul ketika sejumlah volume darah bersirkulasi di dalam pembuluh
darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana
jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah,
dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat.
Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air
raksa (mmHg) dan dapat diukur menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop.
2.2
diastolik 90 mmHg dan kenaikan tekanan sistolik 15 mmHg dibandingkan tekanan darah
sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan (WHO, 2010). Hipertensi pada
kehamilan merupakan kelainan vaskular yang terjadi sebelum kehamilan, atau timbul
dalam kehamilan atau pada masa nifas. Hipertensi pada kehamilan ditandai dengan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg
10
11
dan sering disertai proteinuria, edema, kejang, koma atau gejala-gejala lainnya (Fatimah,
2010). Diagnosis hipertensi pada kehamilan ditegakkan apabila hipertensi tanpa
proteinuria pertama kali terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu atau dalam waktu
48 72 jam pasca persalinan.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (Eduward, 2009).
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Berdasarkan JNC VII
Kategori
Tekanan Darah Sistol
Tekanan Darah Diastol
(mmHg)
(mmHg)
Normal
< 120
<80
Prahipertensi
120-139
80-89
Hipertensi derajat 1
140-159
90-99
Hipertensi derajat 2
160
100
2.3
kesakitan ibu bersalin. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 23% kehamilan.
Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 515%, dan merupakan satu di antara tiga
penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin di samping infeksi dan perdarahan
(Yudasmara, 2010).
Menurut Riskesdas (2007), dari 8.341 kasus ibu hamil yang berusia 1554 tahun
di 33 provinsi yang tersebar di Indonesia, didapatkan prevalensi hipertensi pada ibu
hamil sebesar 1.062 kasus (12,7%). Dari 1062 kasus ibu hamil dengan hipertensi,
ditemukan 125 kasus (11,8%) yang pernah didiagnosis menderita hipertensi oleh petugas
12
kesehatan. Ibu hamil yang menderita hipertensi sebelum hamil memiliki kemungkinan
komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang
menderita hipertensi ketika sudah hamil. Angka rata-rata hipertensi pada ibu hamil
secara keseluruhan di seluruh provinsi di Indonesia yaitu sebesar 12,6% (Riskesdas,
2007).
Umur ibu hamil < 18 tahun dan > 35 tahun adalah umur dengan risiko tinggi
terjadinya preeklamsia dan eklamsia. Sebanyak 24,3% ibu hamil di kelompok umur ini
menderita hipertensi (Riskesdas, 2007). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Bale (2010) yang menyatakan bahwa wanita yang menikah pada usia muda (< 20
tahun) fungsi organ-organ reproduksinya belum maksimal, sehingga mudah timbul
komplikasi.
Selain itu, menurut Riskesdas (2007) diketahui bahwa persentase hipertensi pada
ibu hamil di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah perdesaan. Pada
analisis multavariat, risiko hipertensi pada ibu hamil yang berada di daerah perkotaan
1,59 lebih besar (95% CI: 1,371,86) dibandingkan dengan di daerah perdesaan. Hal
ini juga didukung oleh penelitian lainnya yang menampilkan karakteristik pada daerah
perkotaan memiliki kecenderungan peningkatan insiden hipertensi pada ibu hamil
mencapai 46-50%, namun pendataan resmi masih sulit dilakukan (Ahaneku, 2011, Xu,
2008). Bale (2010) dalam penelitiannya juga menyatakan hal serupa. Teori yang ada
menitikberatkan kejadian hipertensi dengan gaya hidup perkotaan.
2.4
13
1.
Umur ibu
Umur ibu yang dikategorikan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35
tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia dibawah 20
tahun dan setelah usia 35 tahun meningkat, karena wanita yang memiliki umur
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun di anggap lebih rentan terhadap
kejadian hipertensi pada kehamilan. Selain itu ibu hamil yang berumur 35
tahun telah terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir
tidak lentur lagi sehingga lebih berisiko untuk terjadi gangguan hipertensi seperti
preeklamsi. Terdapat sebuah penelitian yang menemukan bahwa prevalensi
hipertensi kerena kehamilan meningkat tiga kali lipat pada ibu hamil yang
berumur < 20 tahun dan 35 tahun dibandingkan dengan wanita yang termasuk
kelompok kontrol yaitu ibu yang berumur 20-34 tahun (Van Dongen, 1977).
Selain itu, Hansen (1986) meninjau beberapa penelitian dan melaporkan
peningkatan insiden (kasus baru) hipertensi pada kehamilan sebesar 2-3 kali lipat
pada nulipara yang berusia di atas 40 tahun bila dibandingkan dengan yang
berusia 25 29 tahun. Di negara berkembang diketahui sekitar 10-20% bayi
dilahirkan dari ibu yang berumur < 20 tahun (Moerman, 2001). Dari hasil
penelitian di beberapa negara berkembang, selain menyebabkan hipertensi pada
kehamilan, ditemukan wanita berumur 15 tahun mempunyai angka kematian ibu
7 kali lebih besar dari wanita berusia 2024 tahun (Harisson, 1985).
2.
Paritas
Sebanyak 85% kejadian hipertensi terjadi pada kehamilan pertama.
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari kejadian hipertensi dan
14
Pendapatan Keluarga
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang hidup dengan
pendapatan keluarga yang lebih maju jarang terjangkit penyakit gangguan
hipertensi hingga kejadian preeklampsi. Secara umum gangguan hipertensi dapat
dicegah dengan asuhan prenatal yang baik. Namun, pada kalangan wanita yang
memiliki pendapatan keluarga tergolong masih rendah dan pengetahuan yang
kurang seperti di Indonesia insiden hipertensi pada kehamilan masih sering
terjadi. Menurut Sirait (2012), prevalensi kejadian hipertensi pada ibu hamil
dengan pendapatan keluarga rendah (13,4%) lebih besar dibandingkan dengan
pendapatan keluarga tinggi (12,0%). Kelompok masyarakat yang miskin sering
dihubungkan dengan ketidakmampuan untuk membiayai perawatan kesehatan
sebagai mana mestinya. Bahkan dikatakan orang miskin tidak percaya dan tidak
15
16
dan
eklampsia
merupakan
komplikasi
kehamilan
17
1.
18
19
Ca (diet) PTH
Ca++
Muscular reactivity BP
Ca++
Muscular reactivity BP
20
21
dan air sehingga tekanan darah menurun (Braverman, 1996 dan Wirakusumah,
2001).
Dalam penyerapan kalsium dibutuhkan vitamin D dan magnesium. Tanpa
vitamin D, daya serap tubuh terhadap kalsium yang dikonsumsi hanya 10% -15%
saja (Fiedler, 2012). Masyarakat Indonesia diketahui memiliki kadar vitamin D
hasil sintesis sinar matahari yang rendah (Sofoewan, 2009). Rendahnya kadar
vitamin D disebabkan oleh kurangnya pajanan sinar matahari dan/atau diet
kurang baik. Selain itu, di Indonesia, kebiasaan berpakaian, warna kulit,
penghindaran sinar matahari karena cuaca yang panas dan polusi yang berat
dapat mempengaruhi jumlah sinar ultraviolet (UV) yang mencapai permukaan
kulit (Brown, 2002; Lenora, 2007).
2.
Magnesium adalah
vasodilator dan pada tingkat yang tinggi dapat menyebabkan tekanan darah
rendah. Terapi magnesium digunakan untuk mengurangi keadaan kekurangan
magnesium yang sering disebabkan oleh penggunaan diuretik. Pasien hipertensi
yang menggunakan diuretik memiliki perbedaan tingkat magnesium yang
signifikan, dari 1,79 mg pada 100 ml dibandingkan dengan pasien tekanan darah
normal dengan 1,92 mg pada 100 ml. Kekurangan magnesium dapat
22
23
mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Ini juga
membantu mengganti kehilangan kalium akibat pemakaian diuretik.
Di dalam tubuh, kalium berfungsi untuk memelihara keseimbangan
garam (natrium) dan cairan serta membantu mengontrol tekanan darah. Kadar
kalium yang rendah akan menyebabkan terjadinya retensi natrium dalam tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah mengalami peningkatan. Dengan
menerapkan diet tinggi kalium dapat menurunkan dosis obat hipertensi yang
dibutuhkan. Kebutuhan kalium minimal wanita hamil untuk mencapai kesehatan
yang optimum sekitar 2000 mg (2 g) per hari, dengan kemampuan tubuh untuk
menyerap asupan kalium sekitar 90% (Wirakusumah, 2001). Peningkatan asupan
kalium dapat melindungi dari terjadinya hipertensi pada kehamilan yang berubah
menjadi pre-eklampsia. Hal ini disarankan oleh Acheson dan Williams (1983
dalam Kaplan, 2002) dan didukung oleh temuan bahwa peningkatan asupan
kalium 10 mmol per hari berkaitan dengan penurunan sebanyak 40% angka
kejadian pre-eklampsia di antara 859 ibu hamil. Tindakan terbaik adalah untuk
meningkatkan asupan kalium dengan meningkatkan konsumsi buah-buahan
segar, sayuran dan makanan rendah lemak (Kaplan, 2002).
4.
24
sensitif terhadap natrium, misalnya orang Afrika-Amerika, ibu hamil, dan orang
hipertensi atau diabetes sehingga, pembatasan asupan garam akan bermanfaat
terhadap penurunan tekanan darah. American Heart Association (2011)
menganjurkan setiap orang untuk membatasi asupan garam tidak lebih dari 6
gram per hari. Pada populasi dengan asupan natrium lebih dari 6 gram per hari,
tekanan darahnya meningkat lebih cepat seiring dengan meningkatnya umur,
serta kejadian hipertensi lebih sering ditemukan (Kaplan, 2002). Berdasarkan
studi epidemiologi diketahui terjadi kenaikan tekanan darah ketika asupan garam
ditambah (Kaplan, 2002). Pengurangan asupan garam bermanfaat untuk
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan
tekanan darah pada hipertensi pada kehamilan (Gunawan, 2007). Manfaat
lainnya yaitu meningkatkan efektivitas obat antihipertensi, mengurangi
kehilangan kalium akibat diuretik, regresi hipertrofi ventrikel kiri, mengurangi
proteinuria, mengurangi ekskresi kalsium dalam urin, menurunkan terjadinya
osteoporosis, menurunkan prevalensi kanker perut, menurunkan insiden kematian
akibat stroke, menurunkan prevalensi asma, menurunkan prevalensi katarak,
melindungi terhadap terjadinya hipertensi (Kaplan, 2002).
mengurangi asupan garam, antara lain diet rendah garam I (hanya boleh
mengonsumsi kurang dari 0,5 gr natrium atau kurang dari 1,25 gr garam dapur
per hari dan diberikan kepada penderita dengan oedema, ascites, dan/atau
hipertensi berat), diet rendah garam II (boleh mengonsumsi 0,5-1,5 gr natrium
per hari, senilai dengan 1,25-3,75 gr garam dapur dan diberikan kepada penderita
dengan oedema, ascites, dan/atau hipertensi tidak terlalu berat), sedangkan diet
25
rendah garam III (boleh mengonsumsi 1,5-3 gr natrium per hari, senilai dengan
3,75-7,5 gr garam dapur dan diberikan kepada penderita dengan oedema dan/atau
hipertensi ringan) (Sheps, 2002 dan Gunawan, 2007). Pengurangan asupan
natrium harian sekitar 100 mmol (2,4 g natrium atau 6,0 g garam/NaCl) dapat
dicapai dengan menghindari makanan olahan yang sangat asin dan dengan tidak
menambahkan garam pada saat memasak atau saat makan. Bahan pengganti
garam mungkin bermanfaat, terutama karena sebagian besar menyediakan kalium
tambahan. Dalam konsumsi rendah garam (natrium), selain membatasi konsumsi
garam dapur, juga harus membatasi sumber natrium lainnya seperti makanan
yang mengandung soda kue, baking powder, maupun MSG (mono sodium
glutamate yang lebih, dikenal dengan nama bumbu penyedap masakan) (Sheps,
2002).
2.6
kardiovaskuler, renal dan endokrin. Perubahan ini akan berbeda dengan respons patologi
yang timbul pada hipertensi pada kehamilan (Elkayam, 2002; Sibai, 1996). Pada
kehamilan trimester kedua akan terjadi perubahan tekanan darah, yaitu penurunan
tekanan sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan darah diastolik 10 mmHg, yang
selanjutnya meningkat kembali dan mencapai tekanan darah normal pada usia kehamilan
trimester ketiga (Elkayam, 2002; Kaplan, 2002; William et al, 2000). Selama persalinan
tekanan darah meningkat, hal ini terjadi karena respon terhadap rasa sakit dan karena
meningkatnya beban awal akibat ekspulsi darah pada kontraksi uterus.
26
Tekanan darah juga meningkat 4-5 hari post partum dengan peningkatan rata-rata
adalah sistolik 6 mmHg dan diastolik 4 mmHg (Elkayam, 2002; William et al, 2000).
Pada
keadaan
istirahat,
tersebut mulai terjadi pada kehamilan 8 minggu dan mencapai puncak pada usia
kehamilan 20-30 minggu (Elkayam, 2002; Kaplan, 2002; William et al, 2000).
Sedangkan, tahanan perifer menurun pada usia kehamilan trimester pertama. Keadaan
ini menyebabkan volume darah yang beredar juga meningkat 40%, peningkatan ini
melebihi jumlah sel darah merah, sehingga hemoglobin dan viskositas darah menurun.
Pada ibu hamil tertentu akan terjadi keadaan dimana terdapat peningkatan
aktifitas
sistem
reninangiotensin
aldosteron
dan
juga
sistem
saraf simpatis.
27
1.
Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya omega-3,
PFA
b.
c.
2.
2.8
tahun 2012, maka kebutuhan kalsium, magnesium, kalium dan natrium yang dianjurkan
bagi wanita hamil seperti tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.2 Kecukupan Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium yang Dianjurkan
untuk Wanita Hamil tahun 2012
Kelompok
Ca (mg)
Mg (mg)
K (mg)
Na (mg)
Umur
Perempuan
16-18 th
1200
225
4700
1500
19-29 th
1100
324
4700
1500
30-49 th
1000
330
4700
1500
50-64 th
1000
330
4700
1300
Hamil
Trimester I
+200
+0
+0
+0
Trimester II
+200
+0
+0
+0
Tr[imester III
+200
+0
+0
+0
28
Adapun sumber kalsium dalam pangan yang memiliki tingkat absorpsi yang
tinggi adalah susu dan hasil olahannya seperti keju serta yogurt. Selain itu ikan dan
makanan sumber laut mengandung kalsium lebih banyak dibanding daging sapi maupun
ayam (Kartono dan Soekatri, 2004). Sumber kalsium lain adalah sayuran berdaun hijau
seperti kangkung, bayam, dan daun lobak cina, brokoli, kubis, bunga kol, kecambah, dan
makanan yang difortifikasi kalsium seperti sereal dan jus buah (Bredbenner et al. 2007).
Sedangkan bahan makanan yang mengandung cukup magnesium dapat ditemukan dalam
sayuran berdaun hijau seperti brokoli, buncis, bayam, padi-padian, kacang-kacangan
seperti kacang hijau, polong-polongan, gandum, jagung, tahu, daging tanpa lemak, serta
berbagai jenis buah-buahan seperti apel, anggur, jeruk maupun melon (Wirakusumah,
2001).
Bahan makanan yang mengandung kalium dalam jumlah tinggi yaitu kentang,
bayam, tomat, sawi, jamur, mentimun, pisang, jeruk, apel, kacang kedelai, kacang
merah, ikan laut segar, daging ayam, daging babi dan daging sapi (National Institute of
Health, 2006). Untuk kandungan natrium, ibu hamil dengan tekanan darah tinggi harus
memperhatikan hal-hal berikut, antara lain sedikit atau tidak menggunakan garam dapur
baik untuk penyedap masakan atau dimakan langsung, menghindari bahan makanan
awetan yang diolah menggunakan garam dapur (terasi, sardencis, sosis, cornet beef, dan
peanut butter), menghindari dan membatasi bahan makanan yang diolah dengan
menggunakan bahan makanan tambahan atau penyedap rasa (misalnya saos dan tauco),
menghindari penggunaan baking soda, membatasi minuman yang bersoda atau minuman
ringan (softdrink), pengawet makanan atau natrium benzoate (biasanya terdapat di dalam
saos, kecap, selai, jelli), dan makanan yang dibuat dari mentega (Sheps, 2002).
29
2.9
sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu. Metode frekuensi
makanan sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi karena dapat memperoleh
gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, dan dapat membedakan
individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat gizi. Terdapat pula modifikasi dari
metode food frequency yatu Semi Quantitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ).
SQ-FFQ berguna untuk mengetahui perhitungan konsumsi makanan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu, SQ-FFQ juga dapat mengetahui kebiasaan
asupan nutrisi dari responden yang akan ditanyakan (Grootenhuis et al., 2004). Pada SQFFQ skor zat gizi yang terdapat disetiap subyek dihitung dengan cara mengalikan
frekuensi setiap jenis makanan yang dikonsumsi yang diperoleh dari data komposisi
makanan yang tepat. SQ-FFQ ini memberikan gambaran ukuran porsi yang dimakan
seseorang dan frekuensi makan dalam waktu tahun, bulan, minggu dan hari makanan
yang dimakan oleh responden, serta memberikan gambaran ukuran yang dimakan oleh
responden dalam bentuk besar, sedang, dan kecil yang nantinya jenis dan berat dari
makanan itu datanya akan dimasukkan ke dalam komputer dengan mengalikan nutrisi
yang terkandung dalam makanan tersebut (Syukriawati, 2011). Kelebihan penggunaan
SQ-FFQ yaitu keefektifan biaya lebih baik, mengurangi terjadinya eror dalam
pengolahan data, dan tidak terlalu menyusahkan responden, karena asupan makanan
yang ditanyakan oleh peneliti hanya dengan satuan besar, sedang, dan kecil saja (Rankin
et al., 2010).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1
Kerangka Konsep
Faktor Risiko
Demografi:
Umur Ibu
Paritas
Frekuensi
Pelayanan
Kesehatan/ANC
HIPERTENSI
PADA
KEHAMILAN
Asupan kalium
Faktor Kehamilan:
Mola hidatidosa
Hiperplasentosis
Kehamilan Ganda
Infeksi saluran
kencing pada
kehamilan
Gambar 3.1 Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Kehamilan
Sumber: Modifikasi dari Penelitian Hipertensi pada Kehamilan (Notoatmojo, 2005)
Keterangan:
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
*
: variabel kontrol
30
31
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemaparan teoritis yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
32
33
Definisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel bebas, Definisi Operasional, Cara Pengukuran, Kategori dan Skala
Data
Variabel
Umur Ibu
Definisi
Operasional
Waktu sekarang
dikurangi tanggal
lahir yang dilihat
dari akte kelahiran,
KTP/KK atau SIM
Alat Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner
Berdasarkan Depkes
RI, (2003):
1. Berisiko, jika < 20
atau >35 tahun
2. Tidak berisiko, jika
20-35 tahun
Berdasarkan Manuaba
(1998):
1.Berisiko, jika 0 atau
>3
2.Tidak berisiko, jika
1-3
Berdasarkan Rozhikan
(2007):
1. Berisiko, jika 0 - <
3 kali
2. Tidak berisiko, jika
3 kali
Menurut BPS (2011):
1. Tinggi: jika
pendapatan per
kapita/bulan > Rp
255.996
2. Rendah: jika
pendapatan per
kapita/bulan Rp
255.996
Paritas
Banyaknya anak
yang pernah
dilahirkan ibu baik
dalam keadaan
hidup atau mati
Kuesioner
Pelayanan
Kesehatan/
ANC
Kunjungan ibu
hamil di tempat
pelayanan
kesehatan untuk
memeriksakan
kehamilannya
Penghasilan
perkapita perbulan
yang dihitung dari
jumlah rata-rata
pendapatan yang
diterima keluarga
baik tetap maupun
tidak tetap setiap
bulan dibagi
dengan jumlah
anggota keluarga,
yang dinyatakan
dalam rupiah.
Kuesioner
Pendapatan
Keluarga
Kuesioner
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
34
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Menurut Sofoewan
(2009):
1. Tinggi :
pendidikan 12
tahun
2. Rendah : < 12
tahun
Menurut Moesya
(2007):
1. Cukup, jika 75%
AKG
2. Kurang, jika < 75%
AKG
Ordinal
Menurut Moesya
(2007):
1. Cukup, jika 75%
AKG
2. Kurang, jika < 75%
AKG
Ordinal
Pendidikan
Ibu
Jenjang pendidikan
terakhir yang
ditempuh responden.
Kuesioner
Asupan
kalsium
SQ-FFQ
Asupan
magnesium
SQ-FFQ
Skala
Ordinal
35
Variabel
Asupan
kalium
Asupan
natrium
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
SQ-FFQ
Menurut Moesya
(2007):
1. Cukup, jika 75%
AKG
2. Kurang, jika < 75%
AKG
Ordinal
Menurut Moesya
(2007):
1. Tinggi, jika 100%
AKG
2. Cukup, jika < 100%
AKG
Ordinal
SQ-FFQ
Skala
36
Definisi
Operasional
Keadaan hipertensi
yang
muncul
pertama kali pada
kehamilan
lebih
dari 20 minggu dan
bukan merupakan
hipertensi
yang
sudah ada sebelum
kehamilan
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Nominal
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa
sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian yang juga berperan sebagai rambu-rambu yang akan menuntun peneliti dalam
seluruh proses penelitian (Sastroasmoro, 2011). Penelitian ini merupakan penelitian
yang bersifat analitik observasional dengan menggunakan desain case control yang
artinya penelitian yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi
kesehatan) tertentu dengan faktor risiko tertentu. Penelitian ini menggunakan
pendekatan retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian
hipertensi pada kehamilan sebagai variabel efek dengan faktor demografi (umur ibu,
paritas, dan frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC) serta faktor nutrisi
(asupan kalsium, magnesium, kalium dan natrium) pada ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat sebagai faktor risiko.
Penelitian dimulai dengan identifikasi ibu hamil trimester III yang menderita
hipertensi (kelompok kasus) dan mencari yang tidak menderita hipertensi (kelompok
kontrol), kemudian secara retrospektif ditelusuri apakah subyek mempunyai riwayat
terpapar faktor penelitian atau tidak. Pada penelitian ini ingin mengetahui apakah suatu
faktor risiko berpengaruh terhadap kejadian efek (hipertensi pada kehamilan) dengan
37
38
membandingkan kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus dengan
kelompok kontrol. Rancangan penelitian ini akan dijelaskan dalam bagan berikut.
Faktor risiko
demografi dan nutrisi
(+)
Faktor risiko
demografi dan nutrisi
(-)
Faktor risiko
demografi dan nutrisi
(+)
Faktor risiko
demografi dan nutrisi
(-)
Kelompok Kasus
Hipertensi pada Kehamilan (+)
Kelompok Kontrol
Hipertensi pada Kehamilan (-)
waktu pelaksanaan penelitian yang dilakukan dari bulan Januari sampai Mei 2014, mulai
dari penyusunan proposal hingga berlangsungnya penelitian.
4.3
4.3.1
Populasi
Populasi adalah seluruh subjek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti.
Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Barat. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat yang mengalami
39
hipertensi sedangkan populasi kontrol yaitu semua ibu hamil trimester III di wilayah
kerja Puskesmas I Denpasar Barat yang tidak mengalami hipertensi.
4.3.2
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kasus kontrol berdasarkan sumber data
Kriteria Kasus:
Kasus dalam penelitian ini ialah ibu hamil dengan hipertensi yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dan tidak memiliki riwayat
keluarga dengan hipertensi atau hipertensi sebelum kehamilan dan bersedia
menjadi sampel dalam penelitian ini.
2.
Kriteria Kontrol:
Kontrol dalam penelitian ini ialah ibu hamil trimester III yang tidak mengalami
hipertensi dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat
serta bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.
Keterangan:
n
= Jumlah sampel
40
P1
= Digunakan perkiraan proporsi asupan kalsium rendah pada ibu hamil trimester
III yang mengalami hipertensi yaitu 0,67, didapatkan dari rumus:
= 1-P1 = 0,33
P2
= Digunakan perkiraan proporsi asupan kalsium rendah pada ibu hamil trimester
III yang tidak mengalami hipertensi ditetapkan yaitu 0,3 (Djaja, 2012)
Q2
= 1-P2 = 0,7
= 1- P yaitu 0,51
41
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder dan
primer. Data sekunder berasal dari daftar ibu hamil menderita hipertensi dan tidak
menderita hipertensi yang terdapat dalam buku registrasi kohort puskesmas, maupun
catatan kunjungan ibu hamil ke bidan praktek swasta serta dokter spesialis yang
dilaporkan ke setiap puskesmas terpilih. Selanjutnya data primer berupa data yang
dikumpulkan saat penelitian yaitu data karakteristik sampel, data demografi ibu hamil
(umur ibu, paritas, dan frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC), data faktor
nutrisi (jenis, jumlah, dan frekuensi konsumsi bahan makanan yang mengandung
kalsium, magnesium, kalium dan natrium). Seluruh data dikumpulkan dengan cara
wawancara dan observasi. Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data antara lain
peneliti terlebih dahulu menjelaskan mengenai tujuan dan ruang lingkup penelitian dan
dilanjutkan dengan pengisian inform consent apabila ibu hamil bersedia menjadi sampel
42
dalam penelitian dan sesuai dengan kriteris inklusi peneliti untuk sampel kasus dan
kontrol. Selanjutnya dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner SQ-FFQ
untuk melihat asupan kalsium, magnesium, kalium dan natrium.
4.5
ibu, data asupan kalsium, magnesium, kalium dan natrium serta hasil pengukuran
tekanan darah. Alat dan cara pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:
1.
2.
Asupan kalsium, kalium, magnesium, dan natrium yang diperoleh dari konsumsi
makanan melalui wawancara dengan Semi Quantitative Food Frequency
Questionaire (SQ-FFQ). Untuk memudahkan dalam mengingat kembali jumlah
makanan dan minuman yang telah dikonsumsi dan untuk memudahkan peneliti
dalam mengkonversikan berat makanan ke dalam berat (gram) dengan
menggunakan URT berupa peralatan rumah tangga (gelas, sendok nasi, sendok
sayur, sendok teh, gelas, dan mangkok). Hasil penelitian pada nantinya akan
berupa frekuensi, jumlah dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi sampel
dalam rentang waktu satu hari atau minggu, atau bulan.
43
4.6
Etika Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini dipertimbangkan mengenai etika penelitian.
Peneliti mengajukan surat ijin penelitian atau Ethical cleareance yang akan diperoleh
dari komisi etik Lembaga Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. Izin penelitian tersebut akan diajukan kepada Kesatuan Bangsa
dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Pollinmas) Provinsi Bali. Sebelum penelitian ini
dimulai, akan diminta inform concent responden. Semua obyek penelitian dirahasiakan
identitasnya dan penelitian ini tidak merugikan dan membahayakan jiwa responden
maupun janin yang dikandungnya.
4.7
Analisis Univariat
Analisis univariat (deskriptif) digunakan untuk mengetahui distribusi dari
masing-masing variabel yang diteliti, sehingga dapat mengetahui gambaran tiap
variabel. Variabel yang akan dianalisis secara univariat yaitu meliputi data
karakteristik ibu hamil sekaligus faktor risiko demografi, gambaran asupan
kalsium, magnesium, kalium dan natrium yang dikonsumsi oleh ibu hamil
trimester III, dan kejadian hipertensi pada ibu hamil. Dari analisis univariat ini
akan didapatkan distribusi frekuensi, tabulasi silang, mean dan SD dari setiap
variabel yang diteliti. Analisis univariat bertujuan untuk:
a.
44
c.
2.
Analisis bivariat
Pengolahan data akan dilanjutkan dengan analisis bivariat untuk
mengetahui hubungan antar dua variabel. Analisis bivariat untuk mengetahui
hubungan dari masing-masing variabel bebas (umur ibu, paritas, pendidikan,
pendapatan keluarga, asupan kalsium, magnesium, kalium dan natrium) terhadap
variabel tergantung (kejadian hipertensi pada ibu hamil trimester III) dengan
menggunakan Chi Square (X2), dengan tingkat kepercayaan 95% (=0,05)
dengan tabel kontingensi 2x2. Dengan menggunakan uji ini maka akan didapat
nilai OR sehingga dapat diketahui derajat hubungan dengan membandingkan
risiko antara kelompok hipertensi dan tidak hipertensi. Intepretasi OR yaitu:
45
a. OR=1, estimasi bahwa tidak ada hubungan antara kejadian hipertensi pada
kehamilan dengan asupan kalsium (bukan faktor risiko)
b. OR>1, estimasi bahwa ada hubungan positif antara kejadian hipertensi pada
kehamilan dengan asupan kalsium (merupakan faktor risiko)
c. OR<1, estimasi bahwa ada hubungan negatif antara hipertensi pada
kehamilan dengan asupan kalsium (ada efek protektif).
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan program komputer dan
disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Analisa data yang akan dipergunakan
adalah:
a.
b.
c.
DAFTAR PUSTAKA
Acmalya, Dewi, Reviani Christiana. (2010). Hubungan Asupan Natrium, Kalium dan
Serat terhadap Status Gizi Ibu Hamil di Bali. PGM 2009,22: 67-74
Ahaneku GI, Ikeh VO, Oguejiofor OCO, Ahaneku JE. (2011), Evaluation of Blood
Pressure and Indices of Obesity in a Typical Rural Community in Eastern Nigeria,
Annals of African Medicine. 10(2): 120-126.
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
American Heart Association. (2011). Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update:
A
Report
from
the
American
Heart
Association.
Tersedia:
http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/121/7/e46. (Diakses pada 2 Januari
2014)
Appel. (1999). Prospective Study in Calcium, Potassium, and Magnesium Intake And
Risk of Hypertensy on Pregnancy. Stroke. 30: 1772-1779
Arnaud, Lee. (1994). Calcium in Pregnancy. Mayo Clin Proc 81(3):353-73.
Aryani, Putu, Laksmi Utari. (2012). Prevalensi Anemia, Pengetahuan, dan Asupan
Nutrisi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tampak Siring I, Gianyar,
Bali. MEDICINA (43):83-8
Astawan, F. (2003). Mineral dan Manfaatnya. Gramedia Pustaka. Jakarta: 23-29
Badan Pusat Statistik (BPS). (2007). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun
2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS). (2011). Perkembangan Beberapa Indikator Utama SosialEkonomi di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS). (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun
2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Bale B. (2010). Optimizing Hypertension Management in Underserved Rural
Populations, J Nati Med Assoc. 102:10-17.
Balitbangkes Depkes RI. (2008). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007: Laporan
Nasional 2007. Jakarta: Depkes RI.
Barbagallo et al (2001). Role of magnesium during pregnancy in reducing risk of
developing gestational hypertensive disorders: a meta-analysis of studies from
developing countries. BMC Public Health, 11(Suppl. 3):S18.
Belizan, JM, Repke, JT. (1988). Does calcium supplementation reduce pregnancy
induced hypertension and prematurity?. Proceedings of the International
Symposium on advances in the prevention of low birth weight; 1988 May 8-11;
Cape Cod, Massachusetts. 1988:18795.
Elkayam, U. (2002). Pregnancy and cardiovascular disease dalam: Heart Disease 6th Ed,
Braunwald. Philadelpia Sounders: p. 2172-87
Fatimah. (2010). Pengaruh Preeklampsia Berat pada Kehamilan terhadap Keluaran
Maternal dan Perinatal di RSUP DR Kariadi Semarang Tahun 2010. Artikel
Penelitian Karya Tulis Ilmiah.
Fiedler JL et al. (2012). Household Consumption and Expenditures Surveys (HCES): A
Primer for Food and Nutrition Analysis in Low- and Middle-Income Countries.
Food and Nutrition Bulletin, 33(Suppl. 3):S170184.
Grootenhuis, P. A., Westenbrink, S., Sie, C. M. t. L., Neeling, J. N. D. D., Kok, F. J., &
Bouter, L. M. (2004). A Semiquantitative Food Frequency Questionnaire for Ise
in Epidemiologic Research Among The Elderly: Validation by Comparison with
Dietary History. J Clin Epidemiol, 48 (7), 859-868.
Gunawan, Muhlilal. (2007). Nutritional Status of Factory Labourers with Special
Emphasis on Dietary Human Basic Need. In: Human Nutrition: Better Nutrition
in Nation Building. Proceeding of SEAMEO TROPMED Second Seminar on
Nutrition Jakarta, Indonesia. March: 20-21, 1989.
Hansen, M. (1986). Contemporary Nutrition Issues and Insights. St. Louis. Missouri:
Mosby Years Book
Harrison, K.A. (1985). Child bearing, Health and social prioritirs: A survey of 22,774
consecutive birth in Zaria, Northen, Nigeria. British Journal of Obstetries and
Gynecology
Hayens, B. (2003). Hipertensi dalam Kehamilan. Ladang Pustaka. Jakarta.
Hojo & August. (1997). Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D [book
online].
Washington:
National
Academy
Press.
Tersedia:
http://books.nap.edu/openbook.php?record_id=13050&page=361 (Diakses pada
4 Januari 2014).
Hull. (1993). Osteoporosis: The Role Of Micronutrient. New York: Am J Clin Nutr
(81)5:1232S-1239
Institute of Medicine (IOM). (2011). Nutrition during Pregnancy for Preventing
Hypertensive Disorders and Related Problems. Cochrane Database of Systematic
Reviews, 2010, (8):CD001059.
Kaplan, N.M. (2002). Hypertention with Pregnancy and the PiIl Kaplans Clinical
Hypertention 8th Ed. Philadelpia: p.404-27
Kartono D, Soekatri M. 2004. Angka kecukupan mineral: besi, iodium, seng, mangan,
selenium dalam: Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan
Globalisasi. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII; Jakarta, 17-19 Mei
2004. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Lenora, Lita. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi Rendahnya Kadar Vitamin D
pada Pekerja Garment di Jawa Tengah. JKM (5): 50-54
Sirait, Anna Maria. (2012). Prevalensi Hipertensi pada Kehamilan di Indonesia dan
Berbagai Faktor yang Berhubungan (Riset Kesehatan Dasar 2007). Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 15 No. 2 April 2012: 103109
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol.1). Alih bahasa oleh AgungWaluyo,dkk.
EGC. Jakarta.
Sofoewan, S. 2009. Preeklampsia Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia,
Patogenesis, dan Kemungkinan Pencegahannya. MOGI, 27; 141 151.
Sugiyono, Hasan. (2003). Aplikasi Metode Penelitian Case Control. Tersedia:
http://hasansugiyono/metpen/678_archive.html (Diakses 26 Desember 2012)
Syukriawati, R. (2011). Metode Pengukuran Konsumsi Makanan Individu. Tersedia:
http://unimus.digilid.345789_copy.html (Diakses 5 Januari 2014)
Taber, M. (1994). Faktor Risiko penyebab Hipertensi pada Kehamilan di Surabaya.
Badan Litbang Kesehatan. Jakarta
The seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), JAMA 2003; 290:
197.
US Departement of Health and Human Service. (2006). Dietary Requirements for
Magnesium, But Not Calcium, Are Likely to Be Met in United States Based on
National Food Supply Data. International Journal of Vitamin and Nutrition
Research, 82(3):192199.
Van Dongen, Derry. (1977). Consideration for Preeclampsia-eclampsia. In: Shinder
SM, Levenson G, editors. Anesthesia for obstetrics. Baltimore: The Williams
&Wilhims Company: p. 22434.
Villar J et al. (2004). Methodological and Technical Issues Related to the Diagnosis,
Screening, Prevention And Treatment of Pre-Eclampsia and Eclampsia.
International Journal of Gynecology and Obstetrics, 85(Suppl.1):S28S41.
William, H. (1992). Calcium deficiency and Insufficiency is common during Pregnancy.
American Journal of Perinatology 28(1):7-11.
Wirakusumah, Emma S. (2001). Makronutrient dan Manfaatnya. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
World Health Organization (WHO). (2010). WHO Expert Committee on Physical
Status: The Use and Interpretation of Anthropometry Physical Status. The use of
anthropometry: report of WHO Expert Committee. WHO. Geneva
World Health Organization (WHO). (2011). WHO recommendations for prevention
and treatment of pre-eclampsia and eclampsia. Geneva, World Health
Organization,
2011
(http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/9789241548335_eng.pdf (Diakses
pada 26 Desember 2013).
Nama
NIM
: 1020025070
Judul Penelitian
Kegiatan
Pengajuan Outline Proposal
Survei dan pengumpulan data awal
Penyusunan proposal
Ujian Proposal
Perbaikan dan Pengumpulan Proposal
Penelitian (pengumpulan data, analisis data,
penyusunan laporan skripsi)
Pendaftaran Ujian Skripsi
Ujian Skripsi
Perbaikan dan Pengumpulan Skripsi
Jan
Feb
Bulan
Mar Apr
Mei
Jun
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
Kode Sampel :
I.
Identitas Sampel
1. Nama
3. Umur
6. Alamat rumah
7. Pendidikan Terakhir
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Sarjana
8. Pekerjaan
a. PNS
b. Wiraswasta
c. Pegawai Swasta
d. Tidak Bekerja
9.
Paritas
a. Ayah
b. Ibu
c. Pendapatan lainnya
:
:
:
II.
Konsumsi Garam :
1. Apakah ibu menyukai konsumsi makanan asin (misal: ikan asin, telur asin,dll) ?
a. Ya
b. Tidak
VI.
Kondisi Klinis
Oedem :
a. Ya, di bagian tubuh .............................................
b. Tidak
Penambahan berat badan :
a. Ya,
.............kg
b. Tidak
VII. Pelayanan Kesehatan/ANC
1. Frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. > 4 kali
mmHg
Kode Sampel
Hari/Tanggal
Nama
Alamat Rumah
Jenis
Makanan
Ikan segar
Ikan Teri
Ikan asin
Pindang
Kerang
Daging
ayam
Daging
Kambing
Daging
sapi
Udang
Sosis
Kuning
telur
Putih telur
Telur Asin
Tahu
Tidak
Pernah
Jumlah
(./bln)
Porsi/x
makan
URT
gr
Berat
(gr)
Jenis
Makanan
Buncis
Kangkung
Brokoli
Sawi
Kecambah
Bayam
Daun Katu
Daun
Kubis
Daun
kelor
Daun
bawang
Daun
singkong
Daun Ubi
Jamur
Sayur
Labu
Mentimun
Rumput
laut
Terong
Tidak
Pernah
Jumlah
(./bln)
Porsi/x
makan
URT
gr
Berat
(gr)
Kacang
Hijau
Jenis
Makanan
Tomat
Susu
Keju
Biskuit
Crackers
Sereal
Yogurt
Kentang
Kacang
merah
Gandum
Jagung
Emping
(melinjo)
Kecap
Tauco
Mie
Instant
Mangga
Pisang
Apel
Tidak
Pernah
Jumlah
(./bln)
Porsi/x
makan
URT
gr
Berat
(gr)
Anggur
Jenis
Makanan
Jeruk
Semangka
Nanas
Melon
Salak
Lainnya....
Tidak
Pernah
Jumlah
(./bln)
Porsi/x
makan
URT
gr
Berat
(gr)
Peneliti sebagai pelaksana penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara faktor risiko
demografi (umur ibu, paritas, dan frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC)
serta faktor risiko nutrisi (asupan kalsium, magnesium, kalium dan natrium) pada sampel
terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar
Barat. Peneliti akan mencoba untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut:
a. Bagaimanakah distribusi faktor risiko demografi (umur ibu, paritas dan frekuensi
kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC) pada sampel (ibu hamil trimester III) yang
menderita dan tidak menderita hipertensi pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
I Denpasar Barat?
b. Bagaimanakah jenis, jumlah, dan frekuensi asupan kalsium, magnesium, kalium dan
natrium pada sampel yang menderita dan tidak menderita hipertensi pada kehamilan
di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat?
c. Bagaimanakah hubungan antara faktor risiko demografi (umur ibu, paritas, dan
frekuensi kunjungan ke pelayanan kesehatan/ANC) pada sampel terhadap kejadian
hipertensi pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat
Penjelasan Prosedur
Jika Anda memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, hal-hal berikut inilah
yang akan terjadi:
a. Anda akan ditanyakan mengenai karakteristik, faktor demografi dan kebiasaan
konsumsi makanan mengandung kalsium, magnesium, kalium dan natrium dengan
menggunakan kuesioner.
3.
Keuntungan
Menjadi bagian dari penelitian ini membuat Anda mendapatkan informasi mengenai
faktor risiko demografi dan nutrisi serta hubungan antara hal tersebut dengan kejadian
hipertensi pada kehamilan. Anda tidak akan dikenakan biaya untuk mendapatkan
pemeriksaan ini.
Hasil dari penelitian ini akan membantu kami dalam mengembangkan strategi kegiatan
program peningkatan status kesehatan ibu, khususnya ibu hamil.
4.
Kerahasiaan
Semua catatan tentang Anda dalam penelitian ini akan diperlakukan sebagai catatan
medik rahasia. Berkas penelitian akan disimpan dalam rak terkunci di PS IKM dan
hanya staf peneliti yang mempunyai akses ke rak tersebut. Beberapa data juga akan
disimpan di komputer, dimana hanya staf peneliti yang mempunyai akses untuk
membuka komputer tersebut.
Meskipun hasil penelitian ini kemungkinan akan dibagi dengan orang lain dan mungkin
dipublikasikan dalam laporan ilmiah, nama Anda dan kenyataan bahwa Anda terlibat
dalam penelitian ini tetap akan dirahasiakan.
5.
Penolakan/Pemutusan Partisipasi
Jika Anda masih mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, Anda dapat
menghubungi Desak Ketut Dewi Satiawati K (087860013065)
Tanggal
SAYA
MENYATAKAN
BAHWA
SAYA
TELAH
MENJELASKAN
SEPENUHNYA KEPADA IBU/SAMPEL DI ATAS TENTANG GAMBARAN
DAN TUJUAN, PROSEDUR DAN KEMUNGKINAN RISIKO DAN
KEMUNGKINAN MANFAAT DARI PENELITIAN INI
__________
Tanda tangan peneliti atau perwakilannya
________________
Tanggal