Dosen Pembimbing:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan karunia-
Nya, kepada seluruh umat manusia, yang atas izin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN PASCASALIN DAN MENYUSI ini yang
berjudul “KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSI” dapat selesai pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengampu. Dengan
makalah ini juga dapat digunakan untuk bahan pembelajaran atau pelengkap buku modul
pelajaran asuhan kebidanan dalam pembelajaran tentang konsep perencanaan kehamilaan.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya
berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.
Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga untuk melahirkan anaknya.
Setelah melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan kurang tenaga. Maka dari itu ibu sangatlah
membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyusui bayinya yang baru lahir yang mana sangat
membutuhkan makanan setelah dilahirkan.
Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk
kesempurnaan produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu banyak maka bayi ibu akan tumbuh
dengan sehat dan berkembang seperti seharusnya atau normal.
Menyusui sangat banyak manfaatnya bagi ibu untuk proses pengembalian atau pemulihan
kembali kesehatan dan organ-organ ibu. Maka dari itu ibu membutuhkan makanan yang bergizi.
Belakangan ini ibu banyak yang tidak menyusui bayinya, banyak alasan yang diajukan, padahal
menyusui sangatlah banyak untungnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kebutuhan fisik ibu nifas dan menyusui ?
2. Apa saja kebutuhan Psikologis ibu nifas dan menyusui?
3. Apa saja kebutuhan nutrisi kebutuhan ibu nifas ?
4. Apa saja kebutuhan nutrisi kebutuhan ibu menyusui?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut kajian dari sistem surveilans penilaian risiko tentang masalah-masalah yang
ditemukan pada wanita dalam masa postpartum 2-9 bulan pertama diperoleh beberapa
aspek yaitu;
Jika melihat aspek kajian tersebut menunjukkan bahwa ibu memerlukan dukungan dan
pengetahuan dalam menghadapi masa postpartum, termasuk dalam hal ini adalah perubahan-
perubahan fisiologi postpartum.
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuhan nutrisi pada masa postpartum dan menyusui meningkat 25%, karena berguna untuk
proses penyembuhan setelah melahirkan dan untuk produksi ASI untuk pemenuhan kebutuhan
bayi. Kebutuhan nutrisi akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (pada perempuan dewasa
tidak hamil kebutuhan kalori 2.000-2.500 kal,
perempuan hamil 2.500-3.000 kal, perempuan nifas dan menyusui 3.000-3.800 kal). Nutrisi
yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktifitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh,
proses memproduksi ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada
6 bulan pertama postpartum, peningkatan kebutuhan kalori ibu 700 kalori, dan menurun
pada 6 bulan ke dua postpartum yaitu menjadi 500 kalori. Ibu nifas dan menyusui
memerlukan makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, protein
hewani, protein nabati, sayur, dan buah-buahan. Menu makanan seimbang yang harus
dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu, makanan
Sumber energi terdiri dari karbohidrat dan lemak. Sumber energi ini berguna untuk
pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein (jika sumber tenaga
kurang). Zat gizi sebagai sumber dari karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung
terigu dan ubi. Sedangkan zat gizi sumber Lemak adalah mentega, keju, lemak (hewani)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak atau mati.
Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa
usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena. Sumber zat gizi protein adalah ikan,
udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu, keju (hewani) kacang tanah, kacang
merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe (nabati). Sumber protein terlengkap terdapat
dalam susu, telur, dan keju yang juga mengandung zat kapur, zat besi, dan vitamin B.
1) Air
Ibu menyusui sedikitnya minum 3-4 liter setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali
selesai menyusui). Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama minimal
adalah 14 gelas (setara 3-4 liter) perhari, dan pada 6 bulan kedua adalah minimal 12 gelas
(setara 3 liter). Sumber zat pengatur dan pelindung bisa diperoleh dari semua jenis sayuran
2) Mineral
Jenis–jenis mineral penting dan dibutuhkan pada ibu nifas dan menyusui adalah a). Zat
kapur atau calcium berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi anak, dengan sumber
makanannya adalah susu, keju, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau, b). Fosfor
diperlukan untuk pembentukan kerangka tubuh, sumber makananya adalah susu, keju dan
daging, c). Zat besi, tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena
dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta penambahan sel darah merah
sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi adalah kuning telur,
hati, daging, kerang, ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau, d). Yodium, sangat penting
untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kekerdilan fisik, sumber makanannya
3) Vitamin
Jenis–jenis vitamin yang dibutuhkan oleh ibu nifas dan menyusui adalah: a) vitamin A,
digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan saraf
penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber vitamin A adalah
kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, dan kuning. Selain sumber-sumber
tersebut ibu menyusui juga mendapat tambahan kapsul vitamin A (200.000 IU). b) Vitamin
karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik, membantu proses pencernaan
Sumber vitamin B1 adalah hati, kuning telur, susu, kacang-kacangan, tomat, jeruk, nanas,
dan kentang bakar. c) Vitamin B2 (riboflavin) dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu
makan, pencernaan, sistem urat syaraf, jaringan kulit, dan mata. Sumber vitamin B2 adalah
hati, kuning telur, susu, keju, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau.
2. Kebutuhan eliminasi
a. Miksi
Seorang ibu nifas dalam keadaan normal dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam.
Ibu diusahakan buang air kecil sendiri, bila tidak dapat dilakukan tindakan:
Apabila tindakan di atas tidak berhasil, yaitu selama selang waktu 6 jam tidak berhasil,
maka dilakukan kateterisasi. Namun dari tindakan ini perlu diperhatikan risiko infeksi saluran
kencing.
b. Defekasi
Agar buang air besar dapat dilakukan secara teratur dapat dilakukan dengan diit
teratur, pemberian cairan banyak, makanan yang cukup serat dan olah raga. Jika sampai hari
ke 3 post partum ibu belum bisa buang air besar, maka perlu diberikan supositoria dan
Mobilisasi dini pada ibu postpartum disebut juga early ambulation, yaitu upaya
sesegera mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbing berjalan.
Klien diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. Keuntungan
Early ambulation akan lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat atau
menjadikan ibu tidak bisa melakukan Early ambulation seperti pada kasus klien dengan
Seorang ibu nifas biasanya mengalami sulit tidur, karena adanya perasaan ambivalensi
tentang kemampuan merawat bayinya. Ibu akan mengalami gangguan pola tidur karena
beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki bayinya, mengganti popok
dsb. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu
dapat mulai melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, dan ibu pergunakan
waktu istirahat dengan tidur di siang hari. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses
Mengenai kebutuhan exercise atau senam nifas, mempunyai banyak manfaat yang
esensinya untuk memulihkan kesehatan ibu, meningkatkan kebugaran, sirkulasi darah dan
a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma
Mengenai manfaat secara spesifik atau khusus latihan perineal adalah sebagai berikut.
Manfaat secara spesifik atau khusus latihan perut adalah sebagai berikut.
c. Latihan tahap ketiga: setelah pemeriksaan pasca persalinan, latihan ini dilakukan
Kondisi umum yang dihadapi ibu postpartum sebagai akibat dari stress selama
kehamilan dan kelahiran, bidan perlu mengkaji dan kemudian menentukan apakah ada
kontraindikasi atau tidak untuk memulai senam nifas tersebut. Kontraindikasi tersebut
d. Sciatica.
f. Trauma perineum yang parah atau nyeri luka abdomen (operasi caesar).
C. KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE DAN SEKSUAL
1. Personal Higiene
a. Perawatan perinium
Setelah buang air besar ataupun buang air kecil, perinium dibersihkan secara rutin.
Caranya adalah dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Membersihkan
dimulai dari arah depan ke belakang sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu postpartum harus
mendapatkan edukasi tentang hal ini. Ibu diberitahu cara mengganti pembalut yaitu bagian
dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor diganti paling
sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna, dan bau lochea sehingga apabila
ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Apabila ibu mempunyai
luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah
luka.
b. Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering dengan menggunakan BH yang menyokong
payudara. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang
tidak lecet agar ketika bayi dengan daya hisap paling kuat dimulai dari puting susu yang tidak
lecet. Apabila puting lecet sudah pada tahap berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. Untuk menghilangkan nyeri ibu
dapat diberikan paracetamol 1 tablet 500 mg setiap 4-6 jam sehari.
2. Seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan apabila darah sudah berhenti dan luka episiotomi
sudah sembuh. Koitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu post partum. Libido menurun pada
bulan pertama postpartum, dalam hal kecepatan maupun lamanya, begitu pula orgasmenya.
Ibu perlu melakukan fase pemanasan (exittement) yang membutuhkan waktu yang lebih
lama, hal ini harus diinformasikan pada pasangan suami isteri. Secara fisik aman untuk
melakukan hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat melakukan
simulasi dengan memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina, apabila sudah tidak
terdapat rasa nyeri, maka aman untuk melakukan hubungan suami istri. Meskipun secara
psikologis ibu perlu beradaptasi terhadap berbagai perubahan postpartum, mungkin ada
rasa ragu, takut dan ketidaknyamanan yang perlu difasilitasi pada ibu. Bidan bisa
memfasilitasi proses konseling yang efektif, terjaga privasi ibu dan nyaman tentang seksual
3. Pencegahan
a. beristirahat ketika bayi tidur
b. Berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
c. tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
d. bicarakan rasa cemas dan komunikasikanbersikap fleksibel dan bergabung dengan
kelompok ibu-ibu baru
4. Penanganan
a. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik.
b. Dengan dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan
dengan masa nifas cara peningkatan support
c. meningkatkan support mental atau dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan
psikologis yang berhubungan dengan masa nifas.
Kalori
Protein
Kalsium dan vitamin D
Magnesium
Sayuran hijau dan buah
Karbohidrat kompleks
Lemak
Garam
Cairan
Vitamin
Zinc
DHA
1. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa
memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori,
karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
2. Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara dengan
tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium
dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi
kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gram
keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu
kalsium.
4. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan.
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8
semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah
dimasak, satu tomat.
6. Karbohidrat Kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu
porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti
dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir
kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi)
perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau
kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan selai
kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok
makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.
8. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti
kacang asin, keripik kentang atau acar.
9. Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan
akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
10. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara
lain:
a) Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A
terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
b) Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf.
Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat ditemui di
daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
c) Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan
tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan
gandum.
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc
didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme
memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada
seafood, hati dan daging.
12. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA
berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan
ikan.
4. Kebutuhan Nutrisi Ibu Menyusui
Hingga saat ini, belum diketahui adanya makanan khusus untuk ibu menyusui yang
dapat membuat bayi cerdas. Sebenarnya, meski ibu menyusui tidak memperoleh nutrisi yang
lengkap, ASI yang dikeluarkan masih bisa memenuhi kebutuhan gizi bayi. Kekurangan jenis
nutrisi tertentu akan diambil dari tubuh ibu.
Namun jika dibiarkan dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kondisi
kesehatan ibu. Itulah sebabnya penting untuk tidak mengonsumsi hanya satu jenis makanan
tertentu atau melakukan diet berlebihan. Hal ini dapat mengurangi kualitas dan jumlah ASI.
Untuk menjaga kualitas dan jumlah ASI, ibu menyusui disarankan untuk
mengonsumsi sekitar 2000 -2500 kalori per hari, banyak minum air putih, dan istirahat yang
cukup. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu menyusui perlu mengonsumsi beragam
jenis makanan dengan gizi seimbang. Di samping itu, ibu menyusui juga bisa
mengonsumsi booster ASI.
Makanan yang baik untuk ibu menyusui perlu mengandung berbagai nutrisi berikut:
1. Karbohidrat kompleks
2. Protein
Bagi ibu menyusui, penting untuk memenuhi kebutuhan protein. Protein dibutuhkan oleh
bayi untuk membentuk jaringan saraf dan otak. Menurut penelitian, asupan protein yang cukup
dari ASI berperan penting dalam pertumbuhan otak bayi, sehinga akan mendukung
kecerdasannya kelak.
Makanan yang merupakan sumber protein antara lain adalah telur, daging tanpa lemak,
ikan, produk olahan susu, kacang-kacangan atau biji-bijian, serta gandum utuh.
3. Lemak sehat
Saat menyusui, dianjurkan menghindari lemak jahat, seperti lemak jenuh atau lemak
trans. Lemak tersebut terdapat pada mentega, minyak kelapa sawit, krim, serta daging dan susu
berlemak (whole milk).
Ikan laut sering disarankan untuk dikonsumsi ibu menyusui karena mengandung protein
tinggi serta omega-3, yang terdiri dari DHA dan EPA. Nutrisi ini penting untuk perkembangan
mata dan otak bayi, serta menunjang tumbuh kembangnya secara umum agar kelak ia menjadi
anak yang cerdas.
4. Zat besi
Zat besi memegang peranan penting dalam proses perkembangan otak bayi. Oleh karena
itu, ibu menyusui disarankan mengonsumsi makanan yang kaya kandungan zat besi, seperti
daging, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan gandum utuh.
5. Kalsium
Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt, juga sayuran berwarna hijau
merupakan sumber kalsium yang baik. Makanan lainnya yang juga tinggi kalsium adalah tahu,
tempe, susu kedelai, serta jus atau sereal yang sudah diberi tambahan kalsium.
Yang penting diingat dalam memilih makanan ibu menyusui agar bayi cerdas adalah
memvariasikan jenis makanan yang dikonsumsi agar asupan nutrisi yang diperoleh lebih
beragam. Jika perlu, berkonsultasilah pada dokter gizi untuk mengetahui nutrisi apa saja yang
diperlukan oleh ibu menyusui dan bayi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melahirkan ibu membutuhkan nutrisi yang banyak. Ambulasi dini adalah
kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya untuk berjalan. Setelah melahirkan ibu diharapkan secepatnya BAB dan BAK
untuyk menghindari terjadinya komplikasi atau infeksi. Selain itu ibu juga perlu memperhatikan
kebersihan diri .
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali
kekeadaan fisik. Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Tetapi
banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu misalnya 40 hari atau 6
mingggu setelah melahirkan. Namun kepiutusan itu etrgantung pada pasangan yang
bersangkutan.Agar pemulihan organ-organ ibu cepat dan maksimal, hendaknya ibu melakukan
senam nifas sejak awal (ibu yang menjalani persalinan normal).
Dan Ibu menyusui memerlukan jumlah dan mutu makanan yang dikonsumsi harus lebih
baik. Makanan yang di konsumsi ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan zat gizi makro
maupun mikro. Dengan konsumsi makanan yang seimabng dan beraneka ragam maka dapat
mencegah masalah gizi pada ibu menyusui. Masalah gizi pada ibu menyusui sangat berakibat
buruk pada kesehatan ibu dan bayi yang disusuinya. Ganguan kesehatan pada ibu menyusui
meliputi anemia zat gizi, KEP, buta senja, dan osteoporosis.
B. SARAN
Untuk para ibu setelah melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi. Karena kebutuhan ibu yang menyusui itu lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil
maupun wanita biasa. Dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan AKA karena
dengan menyusui dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Bila dalam pembuatan Makalah ini
ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan
Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,Eni.Wulandari,Dyah.2009. Asuhan Kebidanan Nifas.Yogjakarta: Mitra Cendikia zas
Press.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta
Marmi. 2012. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: pustaka pelajar