Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Dosen Pembimbing:

ITA HERAWATI M.Keb.

Disusun oleh Kelompok 2 :

1.Amanda Desta Permata (190413004)

2.Amanda Putri (190413005)

3.Rita Yuniati (190413017)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN AJARAN 2019/2020


Jalan swadaya no.19,Rt002/Rw14 jatibening,kec.pondok gede,kota Bekasi,jawa barat 17412
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan karunia-
Nya, kepada seluruh umat manusia, yang atas izin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN PASCASALIN DAN MENYUSI ini yang
berjudul “KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSI” dapat selesai pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengampu. Dengan
makalah ini juga dapat digunakan untuk bahan pembelajaran atau pelengkap buku modul
pelajaran asuhan kebidanan dalam pembelajaran tentang konsep perencanaan kehamilaan.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya
berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.

Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga untuk melahirkan anaknya.
Setelah melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan kurang tenaga. Maka dari itu ibu sangatlah
membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyusui bayinya yang baru lahir yang mana sangat
membutuhkan makanan setelah dilahirkan.

Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk
kesempurnaan produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu banyak maka bayi ibu akan tumbuh
dengan sehat dan berkembang seperti seharusnya atau normal.

Menyusui sangat banyak manfaatnya bagi ibu untuk proses pengembalian atau pemulihan
kembali kesehatan dan organ-organ ibu. Maka dari itu ibu membutuhkan makanan yang bergizi.
Belakangan ini ibu banyak yang tidak menyusui bayinya, banyak alasan yang diajukan, padahal
menyusui sangatlah banyak untungnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kebutuhan fisik ibu nifas dan menyusui ?
2. Apa saja kebutuhan Psikologis ibu nifas dan menyusui?
3. Apa saja kebutuhan nutrisi kebutuhan ibu nifas ?
4. Apa saja kebutuhan nutrisi kebutuhan ibu menyusui?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kebutuhan Fisik Ibu Nifas dan Menyusui

Menurut kajian dari sistem surveilans penilaian risiko tentang masalah-masalah yang
ditemukan pada wanita dalam masa postpartum 2-9 bulan pertama diperoleh beberapa
aspek yaitu;

1) Ibu postpartum membutuhkan kebutuhan untuk dukungan sosial 32%,


2) masalah menyusui 24%,
3) pengetahuan yang memadai tentang perawatan ibu dan bayi 21%,
4) bantuan untuk psikologi dan masalah depresi postpartum 10%,
5) merasa perlu dirawat di RS lebih lama 8%, dan
6) perlu jaminan pemeliharaan kesehatan yang mencakup masa postpartum 6%.

Jika melihat aspek kajian tersebut menunjukkan bahwa ibu memerlukan dukungan dan
pengetahuan dalam menghadapi masa postpartum, termasuk dalam hal ini adalah perubahan-
perubahan fisiologi postpartum.

A. KEBUTUHAN NUTRISI DAN ELIMINASI

1. Kebutuhan nutrisi dan Cairan

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuhan nutrisi pada masa postpartum dan menyusui meningkat 25%, karena berguna untuk
proses penyembuhan setelah melahirkan dan untuk produksi ASI untuk pemenuhan kebutuhan
bayi. Kebutuhan nutrisi akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (pada perempuan dewasa
tidak hamil kebutuhan kalori 2.000-2.500 kal,

perempuan hamil 2.500-3.000 kal, perempuan nifas dan menyusui 3.000-3.800 kal). Nutrisi

yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktifitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh,

proses memproduksi ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada
6 bulan pertama postpartum, peningkatan kebutuhan kalori ibu 700 kalori, dan menurun

pada 6 bulan ke dua postpartum yaitu menjadi 500 kalori. Ibu nifas dan menyusui

memerlukan makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, protein

hewani, protein nabati, sayur, dan buah-buahan. Menu makanan seimbang yang harus

dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak

mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu, makanan

yang dikonsumsi ibu postpartum juga harus mengandung:

a. Sumber tenaga (energi)

Sumber energi terdiri dari karbohidrat dan lemak. Sumber energi ini berguna untuk

pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein (jika sumber tenaga

kurang). Zat gizi sebagai sumber dari karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung

terigu dan ubi. Sedangkan zat gizi sumber Lemak adalah mentega, keju, lemak (hewani)

kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa, dan margarine (nabati).

b. Sumber pembangun (protein)

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak atau mati.

Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa

usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena. Sumber zat gizi protein adalah ikan,

udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu, keju (hewani) kacang tanah, kacang

merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe (nabati). Sumber protein terlengkap terdapat

dalam susu, telur, dan keju yang juga mengandung zat kapur, zat besi, dan vitamin B.

c. Sumber pengatur dan pelindung (air, mineral dan vitamin)


Zat pengatur dan pelindung digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit

dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh.

1) Air

Ibu menyusui sedikitnya minum 3-4 liter setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali

selesai menyusui). Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama minimal

adalah 14 gelas (setara 3-4 liter) perhari, dan pada 6 bulan kedua adalah minimal 12 gelas

(setara 3 liter). Sumber zat pengatur dan pelindung bisa diperoleh dari semua jenis sayuran

dan buah-buahan segar.

2) Mineral

Jenis–jenis mineral penting dan dibutuhkan pada ibu nifas dan menyusui adalah a). Zat

kapur atau calcium berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi anak, dengan sumber

makanannya adalah susu, keju, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau, b). Fosfor

diperlukan untuk pembentukan kerangka tubuh, sumber makananya adalah susu, keju dan

daging, c). Zat besi, tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena

dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta penambahan sel darah merah

sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi adalah kuning telur,

hati, daging, kerang, ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau, d). Yodium, sangat penting

untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kekerdilan fisik, sumber makanannya

adalah minyak ikan, ikan laut, dan garam beryodium.

3) Vitamin

Jenis–jenis vitamin yang dibutuhkan oleh ibu nifas dan menyusui adalah: a) vitamin A,
digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan saraf

penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber vitamin A adalah

kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, dan kuning. Selain sumber-sumber

tersebut ibu menyusui juga mendapat tambahan kapsul vitamin A (200.000 IU). b) Vitamin

B1 (Thiamin), diperlukan untuk kerja syaraf dan jantung, membantu metabolisme

karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik, membantu proses pencernaan

makanan, meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan.

Sumber vitamin B1 adalah hati, kuning telur, susu, kacang-kacangan, tomat, jeruk, nanas,

dan kentang bakar. c) Vitamin B2 (riboflavin) dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu

makan, pencernaan, sistem urat syaraf, jaringan kulit, dan mata. Sumber vitamin B2 adalah

hati, kuning telur, susu, keju, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau.

2. Kebutuhan eliminasi

Mengenai kebutuhan eliminasi pada ibu postpartum adalah sebagai berikut.

a. Miksi

Seorang ibu nifas dalam keadaan normal dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam.

Ibu diusahakan buang air kecil sendiri, bila tidak dapat dilakukan tindakan:

1) Dirangsang dengan mengalirkan air kran di dekat klien

2) Mengompres air hangat di atas simpisis

Apabila tindakan di atas tidak berhasil, yaitu selama selang waktu 6 jam tidak berhasil,

maka dilakukan kateterisasi. Namun dari tindakan ini perlu diperhatikan risiko infeksi saluran

kencing.
b. Defekasi

Agar buang air besar dapat dilakukan secara teratur dapat dilakukan dengan diit

teratur, pemberian cairan banyak, makanan yang cukup serat dan olah raga. Jika sampai hari

ke 3 post partum ibu belum bisa buang air besar, maka perlu diberikan supositoria dan

minum air hangat.

B. KEBUTUHAN AMBULASI, ISTIRAHAT, DAN EXERCISE ATAU


SENAM NIFAS

Mobilisasi dini pada ibu postpartum disebut juga early ambulation, yaitu upaya

sesegera mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbing berjalan.

Klien diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. Keuntungan

yang diperoleh dari Early ambulation adalah:

1. Klien merasa lebih baik, lebih sehat, dan lebih kuat.

2. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.

3. Sirkulasi dan peredaran darah menjadi lebih lancar.

Early ambulation akan lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat atau

memelihara anaknya, seperti memandikan bayinya. Namun terdapat kondisi yang

menjadikan ibu tidak bisa melakukan Early ambulation seperti pada kasus klien dengan

penyulit misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru, dll.

Seorang ibu nifas biasanya mengalami sulit tidur, karena adanya perasaan ambivalensi

tentang kemampuan merawat bayinya. Ibu akan mengalami gangguan pola tidur karena

beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki bayinya, mengganti popok
dsb. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu

dapat mulai melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, dan ibu pergunakan

waktu istirahat dengan tidur di siang hari. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam

beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses

involusi uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan

untuk merawat bayi dan dirinya.

Mengenai kebutuhan exercise atau senam nifas, mempunyai banyak manfaat yang

esensinya untuk memulihkan kesehatan ibu, meningkatkan kebugaran, sirkulasi darah dan

juga bisa mendukung ketenangan dan kenyamanan ibu.

1. Manfaat senam nifas

Secara umum, manfaat senam nifas adalah sebagai berikut.

a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma

serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal.

b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan.

c. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan

bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.

Mengenai manfaat secara spesifik atau khusus latihan perineal adalah sebagai berikut.

a. Membantu menghindari terjadinya turunnya organ-organ pinggul.

b. Mengatasi masalah seksual.

Manfaat secara spesifik atau khusus latihan perut adalah sebagai berikut.

a. Mengurangi risiko sakit punggung dan pinggang.


b. Mengurangi varises vena.

c. Mengatasi kram kaki.

d. Memperlancar peredaran darah.

2. Jadwal atau ketentuan pelaksanaan senam nifas

Jadwal atau ketentuan pelaksanaan senam nifas adalah sebagai berikut.

a. Latihan tahap pertama: 24 jam setelah persalinan.

b. Latihan tahap kedua: 3 hari pasca persalinan.

c. Latihan tahap ketiga: setelah pemeriksaan pasca persalinan, latihan ini dilakukan

setiap hari selam 3 bulan.

3. Kontraindikasi senam nifas

Kondisi umum yang dihadapi ibu postpartum sebagai akibat dari stress selama

kehamilan dan kelahiran, bidan perlu mengkaji dan kemudian menentukan apakah ada

kontraindikasi atau tidak untuk memulai senam nifas tersebut. Kontraindikasi tersebut

diantaranya mencakup keadaan berikut ini.

a. Pemisahan simphisis pubis.

b. Coccyx (tulang sulbi) yang patah atau cidera.

c. Punggung yang cidera.

d. Sciatica.

e. Ketegangan pada ligamen kaki atau otot.

f. Trauma perineum yang parah atau nyeri luka abdomen (operasi caesar).
C. KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE DAN SEKSUAL

1. Personal Higiene

Kebutuhan personal higiene mencakup perawatan perinium dan perawatan payudara.

a. Perawatan perinium

Setelah buang air besar ataupun buang air kecil, perinium dibersihkan secara rutin.

Caranya adalah dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Membersihkan

dimulai dari arah depan ke belakang sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu postpartum harus

mendapatkan edukasi tentang hal ini. Ibu diberitahu cara mengganti pembalut yaitu bagian

dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor diganti paling

sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna, dan bau lochea sehingga apabila

ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun

dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Apabila ibu mempunyai

luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah

luka.

b. Perawatan payudara

Menjaga payudara tetap bersih dan kering dengan menggunakan BH yang menyokong

payudara. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar

puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang

tidak lecet agar ketika bayi dengan daya hisap paling kuat dimulai dari puting susu yang tidak

lecet. Apabila puting lecet sudah pada tahap berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI

dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. Untuk menghilangkan nyeri ibu
dapat diberikan paracetamol 1 tablet 500 mg setiap 4-6 jam sehari.

2. Seksual

Hubungan seksual dapat dilakukan apabila darah sudah berhenti dan luka episiotomi

sudah sembuh. Koitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu post partum. Libido menurun pada

bulan pertama postpartum, dalam hal kecepatan maupun lamanya, begitu pula orgasmenya.

Ibu perlu melakukan fase pemanasan (exittement) yang membutuhkan waktu yang lebih

lama, hal ini harus diinformasikan pada pasangan suami isteri. Secara fisik aman untuk

melakukan hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat melakukan

simulasi dengan memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina, apabila sudah tidak

terdapat rasa nyeri, maka aman untuk melakukan hubungan suami istri. Meskipun secara

psikologis ibu perlu beradaptasi terhadap berbagai perubahan postpartum, mungkin ada

rasa ragu, takut dan ketidaknyamanan yang perlu difasilitasi pada ibu. Bidan bisa

memfasilitasi proses konseling yang efektif, terjaga privasi ibu dan nyaman tentang seksual

sesuai kebutuhan dan kekhawatiran ibu


2. Kebutuhan Psikologis ibu nifas dan menyusui
Perubahan Psikologis Dalam Masa Nifas
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
1.         Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Pada saat itu
fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering
berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2.         Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir
akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu
memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3.         Fase letting go
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah
melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada
kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby
blues.

2.4 Gangguan Psikologis Masa Nifas

1.         Post Partum Blues


Merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul
sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi atau Gangguan
efek ringan ( gelisah, cemas, lelah ) yang sering tampak dalam minggu pertama setelah
persalinan.
1.        Faktyor Penyebab
a.         Faktor Hormonal, Berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin,dan estriol yang
yang terlalu rendah.
b.        Faktor Usia.
c.         Pengalam dalam pross kehamilan dan persalinan.
d.        Adanya perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi.
e.         Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status
perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkakan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial
ekonomi, serta keadekuatan dukungan sosial lingkungannya.
2.        Gejala
Reaksi depresi/sedih, menagis, mudah tersinggun atau iritabilitas, cemas, labil perasaan,
cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.

3.        Pencegahan
a.              beristirahat ketika bayi tidur
b.             Berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
c.              tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
d.             bicarakan rasa cemas dan komunikasikanbersikap fleksibel dan bergabung dengan
kelompok ibu-ibu baru
4.        Penanganan
a.         Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik.
b.        Dengan dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan
dengan masa nifas cara peningkatan support
c.         meningkatkan support mental atau dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan
psikologis yang berhubungan dengan masa nifas.

2.         Depresi Post partum


Depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari.
1.        Faktor Penyebab
a.         Faktor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan riwayat obstetri yang meliputi riwayat hamil sampai
bersalin, serta adanya komplikasi atau tidak dari kehamilan dan persalinan sebelumnya.
b.        Faktor fisik
Terjadi karena ketidakseimbangan hormonal, Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi
post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
c.         Faktor psikologi
Paralihan yang cepat dari keadaan “ 2 dalam 1 “, pada akhir kehamilan menjadi dua individu.
Yaitu ibu dan anak yang bergantung pada penyesuaian psikologis individu.
2.        Gejala
a.         Kelelahan dan perubahan mood
b.        Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
c.         Tidak mau berhubungan dengan orang lain
d.        Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
3.        Penanganan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan
dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat  sedang sedih, dan
sarankan pada ibu untuk:
a.              beristirahat dengan baik
b.             berolahraga yang ringan
c.              berbagi cerita dengan orang lain
d.             bersikap fleksible
e.              bergabung dengan orang-oarang baru
b.             sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis

3. Kebutuhan Nutrisi Ibu Nifas

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah


melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

 Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari


 Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral
 Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
 Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
 Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit
Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:

 Kalori
 Protein
 Kalsium dan vitamin D
 Magnesium
 Sayuran hijau dan buah
 Karbohidrat kompleks
 Lemak
 Garam
 Cairan
 Vitamin
 Zinc
 DHA

1. Kalori

Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa
memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori,
karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.

2. Protein

Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara dengan
tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.

3. Kalsium dan Vitamin D

Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium
dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi
kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gram
keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu
kalsium.

4. Magnesium

Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan.

5. Sayuran Hijau dan Buah

Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8
semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah
dimasak, satu tomat.

6. Karbohidrat Kompleks

Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu
porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti
dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir
kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.

7. Lemak

Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi)
perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau
kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan selai
kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok
makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.

8. Garam

Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti
kacang asin, keripik kentang atau acar.

9. Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan
akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.

10. Vitamin

Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara
lain:

a) Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A
terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
b) Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf.
Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat ditemui di
daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
c) Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan
tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan
gandum.

11. Zinc (Seng)

Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc
didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme
memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada
seafood, hati dan daging.

12. DHA

DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA
berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan
ikan.
4. Kebutuhan Nutrisi Ibu Menyusui

Hingga saat ini, belum diketahui adanya makanan khusus untuk ibu menyusui yang
dapat membuat bayi cerdas. Sebenarnya, meski ibu menyusui tidak memperoleh nutrisi yang
lengkap, ASI yang dikeluarkan masih bisa memenuhi kebutuhan gizi bayi. Kekurangan jenis
nutrisi tertentu akan diambil dari tubuh ibu.

Namun jika dibiarkan dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kondisi
kesehatan ibu. Itulah sebabnya penting untuk tidak mengonsumsi hanya satu jenis makanan
tertentu atau melakukan diet berlebihan. Hal ini dapat mengurangi kualitas dan jumlah ASI.

Untuk menjaga kualitas dan jumlah ASI, ibu menyusui disarankan untuk
mengonsumsi sekitar 2000 -2500 kalori per hari, banyak minum air putih, dan istirahat yang
cukup. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu menyusui perlu mengonsumsi beragam
jenis makanan dengan gizi seimbang. Di samping itu, ibu menyusui juga bisa
mengonsumsi booster ASI.

Makanan yang baik untuk ibu menyusui perlu mengandung berbagai nutrisi berikut:

1. Karbohidrat kompleks

Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti gandum, kacang-kacangan,


sayur, dan buah, merupakan pilihan yang baik untuk mencukupi kebutuhan energi selama masa
menyusui. Hal ini karena karbohidrat kompleks dicerna lebih lambat daripada karbohidrat
sederhana, sehingga dapat memasok energi lebih lama dan gula darah juga akan lebih stabil.

2. Protein
Bagi ibu menyusui, penting untuk memenuhi kebutuhan protein. Protein dibutuhkan oleh
bayi untuk membentuk jaringan saraf dan otak. Menurut penelitian, asupan protein yang cukup
dari ASI berperan penting dalam pertumbuhan otak bayi, sehinga akan mendukung
kecerdasannya kelak.

Makanan yang merupakan sumber protein antara lain adalah telur, daging tanpa lemak,
ikan, produk olahan susu, kacang-kacangan atau biji-bijian, serta gandum utuh.

3. Lemak sehat

Saat menyusui, dianjurkan menghindari lemak jahat, seperti lemak jenuh atau lemak
trans. Lemak tersebut terdapat pada mentega, minyak kelapa sawit, krim, serta daging dan susu
berlemak (whole milk).

Sebaliknya, pilihlah makanan dengan lemak sehat yang mengandung omega-3. Lemak


sehat bisa didapatkan dengan mengonsumsi ikan laut, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, serta
minyak zaitun.

Ikan laut sering disarankan untuk dikonsumsi ibu menyusui karena mengandung protein
tinggi serta omega-3, yang terdiri dari DHA dan EPA. Nutrisi ini penting untuk perkembangan
mata dan otak bayi, serta menunjang tumbuh kembangnya secara umum agar kelak ia menjadi
anak yang cerdas.

4. Zat besi

Zat besi memegang peranan penting dalam proses perkembangan otak bayi. Oleh karena
itu, ibu menyusui disarankan mengonsumsi makanan yang kaya kandungan zat besi, seperti
daging, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan gandum utuh.

Untuk membantu penyerapan zat besi, konsumsilah makanan yang mengandung vitamin


C, seperti buah dan sayur.

5. Kalsium
Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt, juga sayuran berwarna hijau
merupakan sumber kalsium yang baik. Makanan lainnya yang juga tinggi kalsium adalah tahu,
tempe, susu kedelai, serta jus atau sereal yang sudah diberi tambahan kalsium.

Yang penting diingat dalam memilih makanan ibu menyusui agar bayi cerdas adalah
memvariasikan jenis makanan yang dikonsumsi agar asupan nutrisi yang diperoleh lebih
beragam. Jika perlu, berkonsultasilah pada dokter gizi untuk mengetahui nutrisi apa saja yang
diperlukan oleh ibu menyusui dan bayi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melahirkan ibu membutuhkan nutrisi yang banyak. Ambulasi dini adalah
kebijaksanaan untuk  selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya untuk berjalan. Setelah melahirkan ibu diharapkan secepatnya BAB dan BAK
untuyk menghindari terjadinya komplikasi atau infeksi. Selain itu ibu juga perlu memperhatikan
kebersihan diri .

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali
kekeadaan fisik. Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Tetapi
banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu misalnya 40 hari atau 6
mingggu setelah melahirkan. Namun kepiutusan itu etrgantung pada pasangan yang
bersangkutan.Agar pemulihan organ-organ ibu cepat dan maksimal, hendaknya ibu melakukan
senam nifas sejak awal (ibu yang menjalani persalinan normal).

Dan Ibu menyusui memerlukan jumlah dan mutu makanan yang dikonsumsi harus lebih
baik. Makanan yang di konsumsi ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan zat gizi makro
maupun mikro. Dengan konsumsi makanan yang seimabng dan beraneka ragam maka dapat
mencegah masalah gizi pada ibu menyusui. Masalah gizi pada ibu menyusui sangat berakibat
buruk pada kesehatan ibu dan bayi yang disusuinya. Ganguan kesehatan pada ibu menyusui
meliputi anemia zat gizi, KEP, buta senja, dan osteoporosis.

B. SARAN
Untuk para ibu setelah melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi. Karena kebutuhan ibu yang menyusui itu lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil
maupun wanita biasa. Dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan AKA karena
dengan menyusui dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Bila dalam pembuatan Makalah ini
ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan
Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,Eni.Wulandari,Dyah.2009. Asuhan Kebidanan Nifas.Yogjakarta: Mitra  Cendikia zas
Press.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta
Marmi. 2012. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: pustaka pelajar

Anda mungkin juga menyukai