Anda di halaman 1dari 15

GIZI SEIMBANG PADA MASA MENYUSUI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Gizi dalam Kesehatan Reproduksi

Dosen Pengampu : Wiwin Winarni S.Kep., Ns, MSN

Disusun Oleh :

Kelas D

1. Lifia Ambar Wati V4320032

2. Lilin Widyo Wati V4320033

3. Marhabani Ulil Albab V4320034

4. Marinda Sekar V4320035

5. Marisca Armyla Sari V4320036

6. Maylia Dini Hanifah V4320038

7. Mellisa V4320039

8. Mutiara Anastasya Puteri V4320040

9. Mutiara Radesty Dwina Putri V4320041

10. Nabila Dwi Astuti V4320042

PRODI D3 KEBIDANAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang mengandung protein,
lemak,mineral, air dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui dalam jumlah
tertentu selama menyusui. Masa postpartum merupakan masa pemulihan karena
merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI sehingga apabila gizi tidak
terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan dapat mempengaruhi komposisi serta
asupan nutrisi untuk bayi baru lahir. Ibu menyusui memiliki kebutuhan yang banyak
akan asupan gizi yang terkandung di dalam setiap makanan yang di konsumsinya
dengan memperhatikan kebutuhan yang di perlukan oleh tubuhya. Pendidikan
tentang gizi amat penting diberikan untuk memberikan pengetahuan yang
sebelumnya tidak diketahuinya, sehingga dengan demikian pola makannya akan
lebih diperhatikan melelui penyusunan menu seimbang yang di anjurkan dalam
pemenuhan kecukupan gizinya. Selain dengan pendidikan, advokasi bisa kita
lakukan pada ibu menyusui. Agar terciptanya suatu dorongan yang mendasar akan
pentingnya gizi pada Ibu ataupun untuk bayinya. Dengan melihat pemaparan diatas,
muncullah sebuah keinginan tentang pembuatan makalah mengenai “Gizi Pada Ibu
Menyusui” yang berisikan tentang pengetahuan mengenai gizi pada ibu menyusui
sehingga dapat mengedukasi pembaca dan memenuhi tugas Praktik Gizi Kebidanan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah yaitu diantara
lain :

1. Apa deksripsi singkat mengenai gizi ibu menyusui ?

2. Apa saja kebutuhan zat gizi ibu menyusui ?

3. Apa manfaat zat gizi bagi ibu menyusui ?

4. Bagaimana cara memperolah zat gizi dan apa contoh bahan makanan yang
mengandung zat gizi ?

5. Apa masalah yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan zat gizi ?

6. Bagaimana cara mengatasi masalah dalam pemenuhan kebutuhan zat gizi ?


C. Tujuan

Dari rumusan masalah dapat diambil beberapa tujuan yaitu diantaranya:

1. Mengetahui deksripsi singkat mengenai gizi ibu menyusui.

2. Mengetahui apa saja kebutuhan zat gizi ibu menyusui.

3. Mengetahui manfaat zat gizi bagi ibu menyusui.

4. Mengetahui cara memperolah zat gizi dan contoh bahan makanan yang
mengandung zat gizi.

5. Mengetahui masalah yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan zat gizi.

6. Mengetahui cara mengatasi masalah dalam pemenuhan kebutuhan zat gizi.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Deskripsi Singkat Mengenai Gizi Ibu Menyusui

Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang mengandung protein,
lemak, mineral, air dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui dalam jumlah
tertentu selama menyusui. Masa postpartum merupakan masa pemulihan karena
merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI sehingga apabila gizi tidak
terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan dapat mempengaruhi komposisi serta
asupan nutrisi untuk bayi baru lahir. Ibu menyusui memiliki kebutuhan yang banyak
akan asupan gizi yang terkandung di dalam setiap makanan yang dikonsumsinya
dengan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh tubuhnya. Pendidikan
tentang gizi amat penting diberikan untuk memberikan pengetahuan yang
sebelumnya tidak diketahuinya, sehingga dengan demikian pola makannya akan
lebih diperhatikan melalui penyusunan menu seimbang yang di anjurkan dalam
pemenuhan kecukupan gizinya. Selain dengan pendidikan, advokasi bisa kita
lakukan pada ibu menyusui. Agar terciptanya suatu dorongan yang mendasar akan
pentingnya gizi pada Ibu ataupun untuk bayinya.
B. Kebutuhan Gizi Seimbang Masa Menyusui
Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan
masa kehamilan. Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan tambahan
energi sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah susu normal. Sehingga
total kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat menjadi 2400 kkal per hari
yang akan digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri8
yang dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi 6 kali makan (3x makan utama
dan 3x makan selingan) sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang yang dianjukan.
Untuk mengathui terpenuhinya energi dengan cara menimbang berat badan. Bila
terjadi penurunan >0,9 kg per minggu setelah 3 minggu pertama menyusui berarti
kebutuhan kalori tidak tercukupi sehingga akan mengganggu produksi ASI
Kebutuhan zat gizi lain juga akan meningkat selama menyusui, yaitu:
1. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per hari
atau setara dengan 1 ½ porsi nasi.
2. Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui membutuhkan
tambahan protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe
(50gr).
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta
pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok the minyak (20 gr). Lemak
yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda seperti omega-3 dan
omega-6
4. Vitamin dan mineral
Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari ibu hamil.8 Kadar
vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi
suplementasi vitamin pada ibu akan menaikkan kadar vitamin ASI. Vitamin yang
penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium &
selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan
buah-buahan. ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Untuk mencegahnya,
Anda memerlukan suplemen baik berupa makanan maupun vitamin dan mineral
khususnya vitamin A dan zat besi.
5. Cairan
Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu
dengan cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau lebih dari 8 gelas air sehari
(12-13 gelas sehari). Terutama saat udara panas, banyak berkeringat dan demam
sangat dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari. Waktu minum yang paling baik
adalah pada saat bayi sedang menyusui atau sebelumnya, sehingga cairan yang
diminum bayi dapat diganti.10 Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu,
jus buah-buahan dan air yang tersedia di dalam makanan.
C. Manfaat dan Fungsi Zat Gizi
Secara umum manfaat dan fungsi zat gizi adalah sebagai berikut,
• Sumber energi
• Perbaiki sel-sel yang rusak
• Pengatur dan pendukung dari proses metabolisme (stimulansia)
• Melindungi fungsi organ tubuh
• Sumber pertumbuhan dan perkembangan
• Membentuk atau memperbaiki organ-organ pada membran tubuh
• Menjaga keseimbangan metabolisme
• Sebagai pembentuk sel jaringan tubuh
Zat gizi yang termasuk untuk membentuk sel jaringan tubuh adalah air, mineral, dan
protein. Zat-zat tersebut akan diolah oleh organ tubuh secara bersamaan sampai
pada akhirnya akan terbentuk sel jaringan tubuh yang baru untuk menggantikan
jaringan yang sudah tidak berfungsi ataupun jaringan yang sudah rusak.
• Sebagai penghasil energi tubuh
Zat pembentuk energi dalam tubuh manusia adalah karbohidrat, protein, dan lemak.
Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut, sistem pencernaan
organ tubuh akan mengolahnya hingga menghasilkan energi. Energy inilah yang
kemudian membantu manusia untuk bisa melakukan berbagai aktifitasnya sehari-
hari.
• Sebagai pengatur fungsi dan reaksi biokimia tubuh (stimulansia)
Agar fungsi dan reaksi biokimia dalam tubuh dapat berjalan dengan cepat dan baik
maka tubuh membutuhkan zat-zat sebagai stimulansia (perangsang dan pengatur)
dalam proses tersebut. Zat vitamin lah yang membantu proses reaksi biokimia dalam
tubuh hingga dapat berjalan dengan baik
Fungsi Zat Gizi Pada Ibu Menyusui
1. Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi menyediakan energi bagi tubuh. Namun, zat gizi ini juga
berperan dalam proses pembentukan energi dan cadangannya. Dengan menyimpan
cadangan, tubuh tidak perlu mengambil energi dari pembakaran lemak atau protein.
2. Lemak
Setelah karbohidrat habis, tubuh akan membakar lemak untuk memperoleh energi.
Lemak ini juga melindungi organ-organ vital, menjadi insulator (penghantar panas)
yang mempertahankan panas tubuh, serta melarutkan dan membawa vitamin larut
lemak.
3. Protein
Protein merupakan zat gizi makro yang menyusun berbagai jaringan tubuh. Anda
juga membutuhkan zat gizi ini untuk menjalankan metabolisme tubuh, menghasilkan
hormon dan enzim, serta menjaga keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh.
4. Vitamin
Vitamin yaitu zat organik yang tubuh butuhkan untuk tumbuh, berkembang, dan
menjalankan fungsinya dengan baik. Anda dapat memenuhi kebutuhan zat gizi mikro
ini dengan mengacu tabel Angka Kecukupan Gizi yang diterbitkan oleh Kemenkes RI.

Berikut berbagai jenis vitamin yang Anda perlukan serta kegunaannya secara umum.
• Vitamin A: menjaga kesehatan mata, tulang, gigi, jaringan lunak, dan kulit.
• Vitamin B kompleks: membantu pembentukan energi, mendukung
pertumbuhan, dan menjaga kesehatan jaringan.
• Vitamin C: antioksidan yang menjaga kesehatan jaringan, gigi, gusi, dan kulit.
• Vitamin D: memelihara kesehatan tulang dan gigi serta menjaga kadar
kalsium dan kalium normal dalam darah.
• Vitamin E: menjadi antioksidan dan membantu pembentukan sel darah
merah.
• Vitamin K: membantu proses pembekuan darah dan menjaga kesehatan
tulang.
5. Mineral
Ada berbagai fungsi mineral bagi tubuh, di antaranya menjaga kesehatan tulang, otot,
otak, dan jantung. Tubuh juga menggunakan mineral untuk membentuk enzim,
hormon, dan beberapa bahan penting lainnya.
Seperti halnya vitamin, Anda dapat memenuhi kebutuhan mineral sehari-hari dengan
mengacu tabel Angka Kecukupan Gizi. Secara umum, di bawah ini sebagian contoh
mineral yang penting dan fungsinya masing-masing.
• Kalsium: membantu membentuk serta menjaga kekuatan tulang dan gigi.
• Kalium: menjaga fungsi normal otot dan sistem saraf.
• Natrium: menjaga keseimbangan cairan dan fungsi saraf.
• Zat besi: membantu membentuk hemoglobin, protein pembawa oksigen pada
sel darah merah.
• Zinc: membantu fungsi sistem imun, saraf, dan reproduksi.

D. Cara Memperoleh Zat Gizi.


a. Konsumsi Energi
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan
energi remaja adalah aktivitas fisik.Secara garis besar, remaja laki-laki memerlukan
lebih banyak energi dibandingkan remaja perempuan. Kecukupan gizi untuk remaja
laki-laki berdasarkan AKG antara 2400-2800 kkal/hari,sedangkan untuk remaja
perempuan lebih rendah yaitu 2000-2200 kkal/hari. Angka tersebut dianjurkan
sebanyak 60% berasal dari karbohidrat yang diperoleh dari bahan seperti beras,
terigu dan produk olahannya umbi-umbian, jagung,gula dan lain
sebagainya.(Hardinsyah & Supariasa, 2016). Energi dalam tubuh berfungsi untuk
metabolisme basal, yaitu energi yang dibutuhkan pada waktu seseorang beristirahat,
kemudian specific dynamic action (SDA), yaitu energi yang diperlukan untuk
mengolah makanan itu sendriri, untuk aktifitas jasmani, berfikir, pertumbuhan dan
pertumbuhan sisa makanan (Devi, 2010). AKG energi yang dianjurkan sekitar 60%
berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu,
dan hasil olahannya (Oktavia,2014).
b. Konsumsi Protein
Protein mempunyai fungsi yang khas tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Semua enzim, berbagai
hormone, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya
adalah protein.Makanan sumber hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan
sumber sumber protein nabati karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik
(Wari, 2013). Menurut (Dhilah, 2014) protein juga mempunyai fungsi, diantaranya :
1. Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
2. Berfungsi pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan tubuh yang rusak
3. Membuat hormone (sintesis hormon), yang membantu sel-sel mengirim
pesan dan mengkoordinasikan kegiatan tubuh
4. Membuat antibody untuk sistem kekebalan tubuh kita
5. Berperan kontraksi otot dua jenis (aktin dan myosin) yang terlibat dalam
kontraksi otot dan gerakan
6. Membuat enzim. Suatu enzim memfasilitasi reaksi biokimia seperti
mengikat hemoglobin, mengangkut oksigen melalui darah
7. Sebagai cadangan dan sumber energi tubuh.
Sumber protein terdapat pada hewani dan nabati. Sumber protein hewani tentunya
yang berasal dari hewan seperti telur, ikan daging sapi, daging ayam, daging
kambing, susu dan keju. Sedangkan yang bersumber dari nabati adalah yang
bersumber dari tanaman yaitu seperti tempe, tahu, oncom dan kacang-kacangan.
(Muchtadi, 2009)
c. Konsumsi Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang primer untuk aktivitas tubuh sehingga
pemenuhan kebutuhan karbohidrat dianjurkan 50-60% dari kebutuhan energi total
dalam sehari. Penetapan kisaran kebutuhan karbohidrat sehari di berbagai Negara
cukup banyak variasinya dengan berbagai pertimbangan. Guna memelihara
kesehatan, kebutuhan karbohidrat menurut WHO/FAO berkisar antara 55% hingga
75% dari total konsumsi energi yang berasal dari beragam makanan, diutamakan dari
karbohidrat kompleks dan sekitar 10% dari karbohidrat sederhana(Hardinsyah &
Supariasa, 2016).
Sumber energi terbesar dalam makanan yaitu karbohidrat, dimana sebagian besar
energi terdapat dalam serealia, umbi dan sayuran dalam bentuk pati (amilosa dan
amilopektin) yang tergolong polisakarida.Agar makanan yang mengandung
karbohidrat tersebut dapat dimanfaatkan oleh tubuh, makanan tersebut harus dicerna
terlebih dahulu melalui sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga rectum dan anus,
tempat keluarnya sisa-sisa makanan yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh.
d. Konsumsi Lemak
Kelebihan makanan dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak terutama pada
jaringan bawah kulit, sekitar otot,jantung paru-paru, ginjal dan organ tubuh lainnya.
Makanan berlemak mengatur sinyal yang mengontrol rasa kenyang dengan cara
melemahkan, menunda dan mencegah pada waktu seseorang mengonsumsi
makanan berlemak. Manfaat lemak di dalam tubuh antara lain, sebagai sumber
energi yaitu 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori, melarutkan vitamin sehingga dapat
diserap usus dan memperlama rasa kenyang. Menurut AKG 2013 kategori lemak
pada masa remaja akhir untuk laki-laki yaitu 89 gram sedangkan perempuan 71 gram
perharinya(Almatsier, 2001).
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit,
kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan sebagainya), mentega, margarine, dan
lemak hewan(lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan,
biji-bijian, krim,susu,keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan
lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alpukat) sangat sedikit mengandung
lemak(Budiyanto, 2004). Tetapi kembali lagi cara pengolahan dari makanan itu
sendiri, Anjuran Kementerian RI, makanan yang dihidangkan dengan cara digoreng
cukup satu potong setiap makan dalam sehari, sisanya dapat diolah dengan cara
direbus, dikukus, dipanggang ataupun dikonsumsi secara langsung tanpa diolah
seperti buah-buahan.
E. Contoh bahan makanan yang mengandung zat gizi
1. Karbohidrat
• Beras
• Gandum
• Sagu
• Kentang
2. Protein
• Telur
• Tahu
• Ikan tuna
• Susu
• Daging sapi
• Brokoli
• Kacang tanah
3. Lemak
• Ikan (salmon, kembung, haring, sarden, dan tuna)
• Alpukat
• Biji-bijian
• Kacang-kacangan
• Minyak zaitun
• Telur
4. Vitamin
• Vitamin A : wortel, kentang, bayam, papaya, telur, keju, hati, dan minyak ikan
kod.
• Vitamin B : Daging-dagingan, termasuk sapi dan ikan, Hati, Kerang, Telur,
Biji-bijian utuh, seperti gandum dan sereal, Kacang-kacangan, Susu dan produk
olahannya
5. Mineral
• Yodium : rumput laut, ikan kod dan tuna, susu, telur, udang, daging ayam dan
sapi, buah plum kering
• Selenium : kacang brazil, ikan, daging sapi, roti gandum, daging kalkun, keju
Masalah yang Memengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Zat Gizi

F. Permasalahan Gizi Pada Ibu Menyusui


Dampak Kekurangan Gizi Pada Ibu Menyusui Kekurangan gizi pada ibu
menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya karena air susu
ibu mengandung banyak subtansi anti infeksi dan faktor-faktor proteksi terhadap
berbagai virus dan organisme yang membahayakan. Gangguan pada bayi meliputi
proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat
esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.
UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro sebagai salah
satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Masalah gizi utama di
Indonesia terdiri dari masalah gizi pokok yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP),
Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan
Anemia Gizi Besi (AGB), selain gizi lebih (obesitas). Indonesia sekarang mengalami 2
masalah gizi sekaligus atau lebih dikenal dengan masalah gizi ganda.
Penanganan masalah gizi sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam
menciptakan SDM yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan SDM yang
berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari
keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik.
1. KEP (Kurang Energi Protein)
Merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di
negara yang sedang berkembang lainnya. Prevalensi tertinggi terdapat pada anak-
anak balita, ibu yang sedang mengandung dan menyusui. Penderita KEP memiliki
berbagai macam keadaan patologis yang disebabkan oleh kekurangan energi
maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam. Akibat kekurangan tersebut
timbul keadaan KEP pada derajat yang ringan sampai yang berat (Adriani dan
Wijatmadi, 2012).
Menurut Kemenkes RI, klasifikasi KEP didasarkan pada indeks berat
badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB), dan indeks masa tubuh berdasarkan umur (IMT/U).
2. Kurang vitamin A (KVA)
Kekurangan Vitamin A (KVA) termasuk masalah gizi di Indonesia yang umum dialami
oleh anak-anak dan ibu hamil. Meskipun masalah ini sudah dapat dikendalikan,
kekurangan vitamin A dapat berakibat fatal bila tidak segera ditangani.
Pada anak-anak, kondisi ini bisa menyebabkan masalah pengelihatan hingga
kebutaan. Risiko penyakit diare dan campak juga meningkat. Sementara pada ibu
hamil, efeknya yakni peningkatan risiko kebutaan hingga kematian saat persalinan.
Namun, kini mampu mencegah masalah gizi ini dengan pemberian kapsul vitamin A
di Puskesmas. Pemberian kapsul dilakukan dua kali dalam setahun, tepatnya pada
bulan Februari dan Agustus sejak anak berumur enam bulan. Kapsul merah (dosis
100.000 IU/International Unit) diberikan untuk bayi umur 6 – 11 bulan dan kapsul biru
(dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan.
3. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
Tubuh membutuhkan yodium untuk menghasilkan hormon tiroid. Hormon ini
mengatur proses metabolisme dan sejumlah fungsi penting lainnya, termasuk
pertumbuhan, penurunan atau pertambahan berat badan, dan denyut jantung.
GAKI bukanlah satu-satunya penyebab penurunan kadar tiroid di dalam tubuh. Meski
begitu, kekurangan yodium diketahui dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid
secara tidak normal. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit gondok.
Guna menanggulangi masalah gizi ini, pemerintah telah mewajibkan penambahan
yodium sekurangnya 30 ppm ke dalam semua produk garam yang beredar. Jadi,
pastikan Anda sudah menggunakan garam beryodium untuk menjaga kesehatan
tubuh.
4. Anemia
Anemia merupakan kondisi tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk
membawa oksigen. Masalah kesehatan ini paling banyak ditemukan pada ibu hamil
dengan gejala berupa rasa lelah, pucat, detak jantung tidak teratur, dan pusing.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, lebih dari 37% ibu hamil
mengalami anemia. Studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang anemia memiliki risiko
meninggal dalam proses persalinan hingga 3,6 kali lebih besar akibat pendarahan
dan/atau sepsis.
Untuk mencegah anemia, ibu hamil dianjurkan untuk meminum paling sedikit 90 pil
zat besi selama kehamilan. Zat besi yang dimaksud yaitu semua jenis zat besi
selama masa hamil, termasuk yang dijual bebas dan multivitamin yang mengandung
zat besi.
5. Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat
tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas
membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak.
Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat
badan hingga mengalami obesitas.
Masalah obesitas semakin meningkat di dunia. Hal ini menjadi tantangan yang besar
dalam mencegah pertumbuhan penyakit kronis di dunia. Obesitas juga dipicu
pertumbuhan industri dan ekonomi, serta perubahan gaya hidup, asupan nutrisi yang
semakin banyak dari makanan olahan, atau diet dengan tinggi kalori
Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori
tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar kalori berlebih tersebut. Kalori yang
tidak digunakan itu selanjutnya diubah menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga
membuat seseorang mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya obesitas.
Seseorang dewasa dinyatakan mengalami obesitas, jika indeks massa tubuh (IMT)
lebih dari 25. Perhitungan tersebut didapat dengan membandingkan berat badan
dengan tinggi badan. Nilai IMT ini digunakan untuk mengetahui berat badan
seseorang normal, kurang atau berlebih, hingga obesitas.

G. Cara Mengatasi Masalah Dalam Pemenuhan Kebutuhan Zat Gizi


Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah dalam
pemenuhan kebutuhan zat gizi.
1) Penanggulangan masalah gizi kurang
a. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan
produksi beraneka ragam pangan;
b. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng diarahkan pada
pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah
tangga;
c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;
d. Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi (SKPG);
e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi
masyarakat;
f. Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas;
g. Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan
(PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul
minyak beriodium;
h. Peningkatan kesehatan lingkungan;
i. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, Iodium, dan Zat Besi;
j. Upaya pengawasan makanan dan minuman
k.Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
2) Penanggulangan masalah gizi lebih
Sedangkan berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan
masalah gizi buruk menurut Depkes RI (2005) dirumuskan dalam beberapa kegiatan
berikut :
a. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan
bulanan balita di posyandu.
b. Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di
puskesmas / RS dan rumah tangga.
c. Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P) kepada
balita kurang gizi dari keluarga miskin.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan
asuhan gizi kepada anak (ASI/MP-ASI).
e. Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada
wanita baik yang sudah bersuami maupun belum. Sedangkan menyusui adalah
proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari
payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan
menelan susu. Tidak ada makanan yang secara khusus disarankan bagi ibu
menyusui. Mereka harus makan seperti biasanya, dengan menu beragam sesuai
pola makan yang seimbang. Porsinya saja yang perlu ditambah, baik melalui makan
besar maupun ‘ngemil’. Dan yang pasti, makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu
harus mengandung gizi yang seimbang.

B Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada
umumnya serta menambah wawasan pembaca terutama dalam menentukan asupan
gizi seimbang pada ibu menyusui.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, O., & Ariestiningsih, A. D. (2017). Gizi Prakonsepsi, Kehamilan, dan Menyusui.
Universitas Brawijaya Press.

Fadhilatul Khoiriyah, U. (2017). Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pengetahuan Tentang Nutrisi


pada Ibu Menyusui (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Fitri, M. (2017). ANALISIS KECUKUPAN GIZI IBU MENYUSUI DI DESA ANEUK PAYA
KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, 2(3), 13-21.

Merryana Adriani, S. K. M. (2016). Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Prenada Media.

Pujiastuti, N. (2010). Korelasi antara status gizi ibu menyusui dengan kecukupan asi di
posyandu desa karang kedawang kecamatan sooko kabupaten mojokerto. Jurnal
Keperawatan, 1(2).

Anggraeni, M. A. (2019). Pengaruh Pola Makan Tidak Seimbang dan Kurangnya Gizi Dapat
mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil.
Aritonang, E. (2004). Kurang Energi Protein (Protein Energy Malnutrition). Sumatra Utara:
Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatra Utara.
Azwar, A. (2004). Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang. Disampaikan
Pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi.
Jakarta: Hotel Sahid Jaya.
Can J Gastroenterol. 22(1), pp. 61-68. WHO Western Pacific Region. (2000). The Asia-
Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment.
Hamzah, D. F. (2017). Analisis Faktor Yang Memengaruhi Kejadian Kekurangan Energi
Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota Kota Langsa
Provinsi Aceh Tahun 2016. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 2(2), 1-
11.
Hruby, A. Hu, F. (2015). The Epidemiology of Obesity: A Big Picture. Pharmacoeconomics.
33(7), pp. 673–689.
Hutasoit, S. V. (2016). Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Gangguan
Pemenuhan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUD dr. Pirngadi Medan.
Kaila, B. Raman, M. (2008). Obesity: A Review of Pathogenesis and Management
Strategies.
Merryana Adriani, S. K. M. (2016). Pengantar gizi masyarakat. Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai