Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang
“IMT dan Berat Badan Ibu Hamil”. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan Nabi Muhamad SAW semoga selalu terlimpahkan. Tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Masfuah Ernawati SST., S.Pd., M.Kes. selaku
dosen yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi kami
dan bagi pembaca pada umumnya.

Bojonegoro, 2 Februari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................1

Daftar Isi................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3. Tujuan.............................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh...........................................................5

2.2. Cara Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil.............................................6

2.3 Manajemen Berat Badan Ibu Hamil................................................................7

2.4. Peningkatan Berat Badan Pada Masa Kehamilan..........................................9

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu
kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu
terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai
persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk
memelihara bayi.
Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami
perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia
kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III
kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan
metabolism, berat badan dan indeks masa tubuh (IMT).
Dalam kehamilan, terjadi perubahan metabolisme endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan
untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta
kepada janin, sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar
darah ibu. Insulin ibu dapat mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu
mempengaruhi kadar gula darah janin.
Masa kehamilan pada umumnya dapat membuat beberapa perubahan pada
wanita, diantaranya adalah peningkatan berat badan. Perubahan berat badan
wanita pada masa kehamilan harus terus dipantau agar tidak berdampak
patologis, seperti terjadinya bayi makrosomia.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan.
Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal
terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu
aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai
berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti
mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang
normal lagi.

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa berat badan dan IMT ibu hamil?
2. Bagaimana menghitung berat badan ideal pada ibu hamil?
3. Bagaimana manajemen berat badan pada masa kehhamilan?
4. Bagaimana Peningkatan Berat Badan Pada Masa Kehamilan?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui berat badan dan IMT pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui menghitung berat badan ideal pada ibu hamil.
3. Untuk mengetahui manajemen berat badan pada masa kehhamilan.
4. Untuk mengetahui Peningkatan Berat Badan Pada Masa Kehamilan.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh


Ibu hamil diharapkan berat badannya bertambah, namun demikian
seringkali pada trimester I berat badan (BB) ibu hamil tetap dan bahkan justru
turun disebabkan rasa mual, muntah dan nafsu makan berkurang sehingga
asupan nutrisi kurang mencukupi kebutuhan.
Pada kehamilan trimester ke II ibu hamil sudah merasa lebih nyaman
biasanya mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan mulai
bertambah maka pada trimester II ini BB ibu hamil sudah mulai bertambah
sampai akhir kehamilan. Peningkatan BB selama hamil mempunyai
kontribusi penting dalam suksesnya kehamilan maka setiap ibu hamil periksa
harus ditimbang BB. Sebagian penambahan BB ibu hamil disimpan dalam
bentuk lemak untuk cadangan makanan janin pada trimester terakhir dan
sebagai sumber energi pada awal masa menyusui.
Ibu hamil perlu disarankan untuk tidak makan berlebihan karena
penambahan BB berlebihan pada saat hamil kemungkinan akan tetap gemuk
setelah melahirkan maka konsultasi gizi sangat diperlukan pada ibu hamil.
Peningkatan BB pada trimester II dan III merupakan petunjuk penting
tentang perkembangan janin. Peningkatan BB pada ibu hamil yang
mempunyai BMI normal (19,8 -26) yang direkomendasikan adalah 1 sampai
2 kg pada trimester pertama dan 0,4 kg per minggu.
Keperluan penambahan BB semua ibu hamil tidak sama tetapi harus
melihat dari BMI atau IMT sebelum hamil.Penambahan BB selama hamil dan
perkembangan janin berhubungan dengan BB dan TB ibu sebelum hamil
(BMI/IMT). (Tyastuti, Siti. 2016)

5
2.2 Cara Menghitung Berat Badan Ideal Ibu hamil

WHO (1985) menyatakan batasan berat badan normal orang dewasa


ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)/ Body Mass Index (BMI).
IMT didefinisikan sebagai berat badan yang dibagi tinggi badan kemudian
dikalikan 100. IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa yang berusia >18 tahun,kecuali bayi, anak- anak, ibu hamil,
olahragawan dan orang dengan penyakit khusus seperti asites, diabetes
mellitus, dll.

IMT = Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

BMI dapat diinterprestasikan dalam kategori sebagai berikut :

1. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah


2. 19,8 sampai dengan 26,0 normal
3. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi
4. Lebih dari 29 obesitas (Wordpress 2008)

Dengan batasan laki laki antara 20,1 – 25,0 dan bagi wanita antara 18,7 –
23,8. Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata = Berat Badan Ideal.

Contoh:

Diketahui: Seorang ibu dengan TB = 162 cm BB sebelum hamil 53 kg, umur


kehamilan 30 minggu.

Ditanya: Berapa BBI Ibu hamil tersebut?

Dijawab: BBI sebelum hamil = 162 – 110 = 52kg (dikurangi 110 karena TB >
160 cm.

BBI Hamil = 52 + (30 x 0,35) = 52 + 10.5 kg = 62,5 kg

6
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan
9,5 kg dari berat badan sebelum hamil.

2.3 Manajemen Berat Badan Ibu Hamil

Penambahan berat badan ibu saat hamil merupakan salah satu faktor yang
menentukan berat badan bayi saat lahir. Sampai saat ini berat badan ibu saat
hamil merupakan salah satu indikator adekuat tidaknya asupan makanan ibu
sehari-hari. Berdasarkan Institute of Medicine (2009), penambahan berat
badan ibu saat hamil yang direncanakan harus disesuaikan dengan status gizi
Ibu berdasarkan IMT sebelum hamil.

Sebagai contoh: ibu yang memiliki IMT sebelum hamil sebesar 23 kg/m,
idealnya mengalami penambahan berat badan sebanyak 11,3-15,8 kg selama
masa kehamilan (Trimester 1-3). Berbeda dengan ibu hamil yang memiliki
status gizi kurang sebelum kehamilan dengan IMT sebesar 18,5 kg/m2 maka
idealnya mengalami penambahan berat badan yang lebih banyak yaitu sebesar
12,7-18 kg. Bagi wanita hamil yang berusia dewasa dan berkulit hitam maka
disarankan untuk mencapai penambahan berat badan pada ambang batas atas
sedangkan bagi wanita hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,57
meter maka disarankan untuk mencapai penambahan berat badan pada
ambang batas bawah. Untuk ibu hamil dengan status gizi obesitas, disarankan
mengalami penambahan berat badan minimal 5-6 kg (Eastman, 1966; NRC,
1970; 1OM, 1990). Sumber: IOM (1990); Harris (2010)

Kategori Batas IMT (kg/m²) Sebelum Penambah Penambahan Berat


IMT Hamil an Berat Badan Trimester
Rekomendasi Rekomendasi
Badan 2&3 Tiap
IOM 1990 IOM 2009
(kg) Minggunya (kg)
Gizi <19,8 <18,5 12,7-18 0,53 (0,45-0,59)
Kurang
Normal 19,8-26,1 18,5-24,9 11,3-15,8 0,45 (0,36-0,45)
Gizi Lebih 26,1-29,0 >25,0-29,9 6,8-11,3 0,27 (0,23-0,32)
Obesitas >29,0 ≥30.0 5-9 0,23 (0,18-0,27)

7
Rekomendasi lOM ini memiliki asumsi bahwa penambahan berat badan
ibu hamil di trimester pertama adalah sebesar 1.1 - 4.4 lb = 0,5-2 kg untuk
semua kelompok status gizi (Gilmore dan Redman, 2015) Rekomendasi IOM
yang dipublikasi pada tahun 2009 ini sebenarnya merupakan revisi dari
rekomendasi 1 OM sebelumnya yaitu pada tahun 1990. Ambang batas pada
klasifikasi status gizi di kedua rekomendasi tersebut yang berbeda. Ibu hamil
yang menurut ambang batas status gizi sekarang berdasarkan rekomendasi 10
M 2009) tergolong normal, pada masa lalu (berdasarkan rekomendasi IOM
1990) memiliki kemungkinan tergolong status gizi kurang dengan target
penambahan berat badan lebih besar dari seharusnya.

Batas atas penambahan berat badan pada ibu hamil dengan status gizi
(sebelum hamil) normal memiliki batas atas penambahan berat badan sebesar
t16 kg/m2. Berdasarkan penelitian Cogswell dkk (1995) insiden berat badan
bayi lahir besar meningkat secara signifikan dengan bertambahnya berat
badan ibu lebih dari 16 kg. Di sisi lain, kelahiran Caesar tampak meningkat
secara linear dengan pertambahan berat badan ibu saat hamil terutama dengan
peningkatan lebih dari 16 kg Johnson dkk, 1992).

Bukti keterkaitan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan
berat badan bayi yang dilahirkan dapat dilihat dari penelitian kohort yang
dilakukan mulai tahun 1942 hingga berakhir pada tahun 1983, peningkatan
berat badan bayi linear meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan
ibu saat hamil. Pada ibu hamil yang mengalami penambahan berat badan di
bawah rekomendasi IOM maka insiden berat badan bayi yang dilahirkan
tidak sesuai dengan usia kehamilan ibu jumlahnya lebih tinggi dibandingkan
ibu yang mengikuti rekomendasi IOM dan yang lebih dari rekomendasi.
Meskipun masih cukup kontroversial, angka bayi lahir dengan ukuran besar
saat lahir/macrosomia, tampak lebih tinggi pada bayi dengan ibu yang
pertambahan berat badannya berlebih saat hamil. Selain itu, angka persalinan
dengan caesar lebih tinggi pula pada ibu hamil kelompok tersebut. Hal ini

8
dimungkinkan salah satunya karena berat badan bayi yang terlalu besar
sehingga tidak memungkinkan untuk dilahirkan secara normal.

(Anggraeny, Olivia dkk: 2017)

2.4 Peningkatan Berat Badan Pada Masa Kehamilan

Berat Badan Semula/sebelum hamil dan pertambahan berat badan ibu hamil
perlu mendapatkan perhatian khusus karena terdapat hubungan yang jelas
yaitu:

1. Berat, tumbuh kembang janin dalam uterus.


2. Makin tinggi bertambahnya berat badan ibu hamil, ada kemungkinan
janin akan mengalami makrosomia.
3. Berat badan ibu yang rendah akan menyebabkan tumbuh kembang janin
mengalami hambatan sehingga terjadi:
a. Intrauterine Growth Retardation
b. Persalinan prematuritas
c. Berat badan lahir rendah untuk masa gestasinya
4. Berat badan rendah adalah kurang dari 45 kg untuk hamil
5. Berat badan tinggi atau gemuk adalah berat badan 85 kg, dengan
kemungkinan penyulit:
a. Hipertensi – Preeklamsia – Eklamsia makin tinggi
b. Dapat terjadi diabetes melitus pada ibu hamil
c. Janin makrosomia dengan berbagai kemungkinan komplikasinya
d. Sulit menentukan keadaan intrauteri:
1) Solusio plasenta
2) Letak janin
3) Perkiraan berat badan janin
e. Kemungkinan karsinoma kolon makin tinggi
f. Kemungkinan penyakit liver dan gallblader makin tinggi
g. Osteoartritis makin tinggi.

9
Selain itu bertambahnya berat badan saat hamil perlu mendapat perhatian,
dengan pertambahan ideal antara 9-16 kg, rata-rata 12.5 kg. Rincian absolut
bertambahnya berat badan ibu hamil dirinci sebagai berikut:

a. Janin antara 3000 – 3.500 g


b. Plasenta 600 – 700 g
c. Uterus 900 – 1.000 g
d. Mama 400 – 500 g
e. Darah 1.200 – 1.400 g
f. Jaringan lemak 2.500 – 3000 g
g. Retensio air garam 2.600 – 3000 g
__________________________________+
Jumlah: 11.200 – 13.100 g

Setelah postpartum, kehilangan berat badan ibu hamil adalah sebesar 5.000 g,
terdiri dari:

a. Bayi 3.400 g
b. Plaseta 650 g
c. Air ketuban 800 g
d. Darah 500 g
(Manuaba: 2009)

10
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem organ dan genitalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat
edema, laju metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan
amniotik  dan ukuran janin, semuanya harus diperhitungan.  Usia maternal,
ukuran tubuh prekehamilan, paratis, ras-etenisitas, hipertensi, dan diabetes
juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat  bagi setiap ibu hamil saat ini
didasarkan pada indeks masa tubuh prekehamilan (body mass index) yang
mengambarkan perbandingan berat badannya lebih sedikit  daripada ibu yang
memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba dkk. 2009. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Anggraeny, Olivia dkk. 2017. Gizi Prakonsepsi, Kehamilan, dan Menyusui. UB
Press: Malang.
Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta Selatan: Pudik SDM
Kesehatan

12

Anda mungkin juga menyukai