Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang
“IMT dan Berat Badan Ibu Hamil”. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan Nabi Muhamad SAW semoga selalu terlimpahkan. Tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Masfuah Ernawati SST., S.Pd., M.Kes. selaku
dosen yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi kami
dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Tujuan.............................................................................................................4
BAB 3 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa berat badan dan IMT ibu hamil?
2. Bagaimana menghitung berat badan ideal pada ibu hamil?
3. Bagaimana manajemen berat badan pada masa kehhamilan?
4. Bagaimana Peningkatan Berat Badan Pada Masa Kehamilan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui berat badan dan IMT pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui menghitung berat badan ideal pada ibu hamil.
3. Untuk mengetahui manajemen berat badan pada masa kehhamilan.
4. Untuk mengetahui Peningkatan Berat Badan Pada Masa Kehamilan.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2 Cara Menghitung Berat Badan Ideal Ibu hamil
Dengan batasan laki laki antara 20,1 – 25,0 dan bagi wanita antara 18,7 –
23,8. Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata = Berat Badan Ideal.
Contoh:
Dijawab: BBI sebelum hamil = 162 – 110 = 52kg (dikurangi 110 karena TB >
160 cm.
6
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan
9,5 kg dari berat badan sebelum hamil.
Penambahan berat badan ibu saat hamil merupakan salah satu faktor yang
menentukan berat badan bayi saat lahir. Sampai saat ini berat badan ibu saat
hamil merupakan salah satu indikator adekuat tidaknya asupan makanan ibu
sehari-hari. Berdasarkan Institute of Medicine (2009), penambahan berat
badan ibu saat hamil yang direncanakan harus disesuaikan dengan status gizi
Ibu berdasarkan IMT sebelum hamil.
Sebagai contoh: ibu yang memiliki IMT sebelum hamil sebesar 23 kg/m,
idealnya mengalami penambahan berat badan sebanyak 11,3-15,8 kg selama
masa kehamilan (Trimester 1-3). Berbeda dengan ibu hamil yang memiliki
status gizi kurang sebelum kehamilan dengan IMT sebesar 18,5 kg/m2 maka
idealnya mengalami penambahan berat badan yang lebih banyak yaitu sebesar
12,7-18 kg. Bagi wanita hamil yang berusia dewasa dan berkulit hitam maka
disarankan untuk mencapai penambahan berat badan pada ambang batas atas
sedangkan bagi wanita hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,57
meter maka disarankan untuk mencapai penambahan berat badan pada
ambang batas bawah. Untuk ibu hamil dengan status gizi obesitas, disarankan
mengalami penambahan berat badan minimal 5-6 kg (Eastman, 1966; NRC,
1970; 1OM, 1990). Sumber: IOM (1990); Harris (2010)
7
Rekomendasi lOM ini memiliki asumsi bahwa penambahan berat badan
ibu hamil di trimester pertama adalah sebesar 1.1 - 4.4 lb = 0,5-2 kg untuk
semua kelompok status gizi (Gilmore dan Redman, 2015) Rekomendasi IOM
yang dipublikasi pada tahun 2009 ini sebenarnya merupakan revisi dari
rekomendasi 1 OM sebelumnya yaitu pada tahun 1990. Ambang batas pada
klasifikasi status gizi di kedua rekomendasi tersebut yang berbeda. Ibu hamil
yang menurut ambang batas status gizi sekarang berdasarkan rekomendasi 10
M 2009) tergolong normal, pada masa lalu (berdasarkan rekomendasi IOM
1990) memiliki kemungkinan tergolong status gizi kurang dengan target
penambahan berat badan lebih besar dari seharusnya.
Batas atas penambahan berat badan pada ibu hamil dengan status gizi
(sebelum hamil) normal memiliki batas atas penambahan berat badan sebesar
t16 kg/m2. Berdasarkan penelitian Cogswell dkk (1995) insiden berat badan
bayi lahir besar meningkat secara signifikan dengan bertambahnya berat
badan ibu lebih dari 16 kg. Di sisi lain, kelahiran Caesar tampak meningkat
secara linear dengan pertambahan berat badan ibu saat hamil terutama dengan
peningkatan lebih dari 16 kg Johnson dkk, 1992).
Bukti keterkaitan antara pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan
berat badan bayi yang dilahirkan dapat dilihat dari penelitian kohort yang
dilakukan mulai tahun 1942 hingga berakhir pada tahun 1983, peningkatan
berat badan bayi linear meningkat seiring dengan meningkatnya berat badan
ibu saat hamil. Pada ibu hamil yang mengalami penambahan berat badan di
bawah rekomendasi IOM maka insiden berat badan bayi yang dilahirkan
tidak sesuai dengan usia kehamilan ibu jumlahnya lebih tinggi dibandingkan
ibu yang mengikuti rekomendasi IOM dan yang lebih dari rekomendasi.
Meskipun masih cukup kontroversial, angka bayi lahir dengan ukuran besar
saat lahir/macrosomia, tampak lebih tinggi pada bayi dengan ibu yang
pertambahan berat badannya berlebih saat hamil. Selain itu, angka persalinan
dengan caesar lebih tinggi pula pada ibu hamil kelompok tersebut. Hal ini
8
dimungkinkan salah satunya karena berat badan bayi yang terlalu besar
sehingga tidak memungkinkan untuk dilahirkan secara normal.
Berat Badan Semula/sebelum hamil dan pertambahan berat badan ibu hamil
perlu mendapatkan perhatian khusus karena terdapat hubungan yang jelas
yaitu:
9
Selain itu bertambahnya berat badan saat hamil perlu mendapat perhatian,
dengan pertambahan ideal antara 9-16 kg, rata-rata 12.5 kg. Rincian absolut
bertambahnya berat badan ibu hamil dirinci sebagai berikut:
Setelah postpartum, kehilangan berat badan ibu hamil adalah sebesar 5.000 g,
terdiri dari:
a. Bayi 3.400 g
b. Plaseta 650 g
c. Air ketuban 800 g
d. Darah 500 g
(Manuaba: 2009)
10
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem organ dan genitalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat
edema, laju metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan
amniotik dan ukuran janin, semuanya harus diperhitungan. Usia maternal,
ukuran tubuh prekehamilan, paratis, ras-etenisitas, hipertensi, dan diabetes
juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini
didasarkan pada indeks masa tubuh prekehamilan (body mass index) yang
mengambarkan perbandingan berat badannya lebih sedikit daripada ibu yang
memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba dkk. 2009. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Anggraeny, Olivia dkk. 2017. Gizi Prakonsepsi, Kehamilan, dan Menyusui. UB
Press: Malang.
Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta Selatan: Pudik SDM
Kesehatan
12