Tugas ini diampu oleh Listyaning Eko Martanti, S.SiT, M.Tr.Keb yang disusun
oleh :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
i
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS
PADA NY. N USIA 24 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU
JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERINE, LETAK MEMBUJUR
PRESKEP, PUKI, INPARTU KALA II
DI PUSKESMAS BLORA
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Agustus 2021
Jam : 07.55 WIB
Tempat : Puskesmas Blora
B. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. N 1. Nama : Tn. B
2. Umur : 24 tahun 2. Umur : 26 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMK
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Karangjati 2/2 7. Alamat : Karangjati 2/2
C. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Ibu mengatakan ingin melahirkan
2. KELUHAN UTAMA :
Ibu mengatakan merasakan kencang-kencang dan ingin BAB
Uraian Keluhan Utama :
Ibu mengatakan jika merasakan kencang-kencang yang teratur dari tanggal
15-8-2021 pukul 03.00 WIB menjalar dari perut bagian bawah hingga ke
punggung dan mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir, ketuban sudah
pecah pukul 07.50 WIB. Kencang-kencang semakin lama semakin sering
dalam 10 menit 4 kali
3. Tanda-Tanda Persalinan:
1
2
d. RIWAYAT KB :
Jika pernah :
c. Pola aktifitas
Ibu mengatakan melakukan aktivitas yang ringan, seperti menyapu,
memasak, dll.
d. Pola eliminasi:
1) Buang Air Kecil Terakhir Jam : 07.20 WIB
a. Jumlah : ± 50 cc
b. Warna : kuning jernih
c. Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
2) Buang Air Besar Terakhir Jam : 04.00 WIB
a. Warna : kuning kecoklatan
b. Konsistensi : lembek
c. Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
e. Personal hygiene Jam : 05.30 WIB
Mandi Ganti Pakaian
Keramas Ganti Celana Dalam
Gosok Gigi
6
9) Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1. Status perkawinan : menikah
2. Umur waktu menikah : 19 tahun
3. Pernikahan ini yang ke : 1
4. Status pernikahan : sah
5. Lama pernikahan : 5 tahun
6. Hubungan dengan suami : baik
b. Persalinan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Respon & dukungan keluarga terhadap persalinan ini
Suami dan keluarga menghantar dan menemani untuk bersalin di Puskesmas
Kutowinangun
1) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : dengan melakukan
diskusi
2) Ibu tinggal serumah dengan : suami
3) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
4) Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
5) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan : tidak ada
6) Penghasilan perbulan
Rp 1.800.000,- Cukup
7) Praktek agama yang berhubungan dengan persalinan : berdoa saat akan
melakukan persalinan dengan istigfar kepada Allah.
8) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
Tidak boleh menerima transfusi darah;
Tidak boleh diperiksa daerah genitalia
9) Tingkat pengetahuan ibu :
a) Hal-hal yang sudah
diketahui ibu
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan dan persiapan
persalinan
7
D. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi :120/80 mmHg
2) Kesadaran : Composmentis Nadi : 86 x /menit
3) BB : 65 kg Suhu /T: 36,7 0C
4) TB : 157 cm RR : 24 x permenit
5) LILA : 26 cm
b. Status Present
Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok, persebaran
rambut merata, tidak ada benjolan.
Muka : Tidak pucat, tidak ada oedem.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
gangguan penglihatan.
Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Mulut : bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries, tidak ada pembengkakan gusi.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : tidak ada pembesaran klenjar thyroid dan tidak ada
pembesaran vena jugularis.
Ketiak : tidak ada pembesaran klenjar limfe.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung
reguler.
Perut : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan.
Lipat paha : tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Vulva : bersih, simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises.
Ekstremitas : tidak oedem, akral hangat, kuku dan telapak tidak pucat
8
2. PEMERIKSAAN DALAM
Tanggal / jam : 15 Agustus 2021 Jam 08.00 WIB
Vulva/vagina : lunak, tidak ada oedema
Serviks
Posisi : Medial
Pembukaan : 10 cm
Efficement : 100 %
Kulit ketuban : utuh
Presentasi : kepala
POD (Point of direction) : UUK kiri depan
Penyusupan :0
Penurunan bagian terbawah : Hodge III
3. Pemeriksaan penunjang :
Sumber buku KIA
Pemeriksaan penunjang pada tanggal 5 Agustus 2021 di Puskesmas Blora
Hasil :
HB : 11,5 gr %
Protein urin : Negatif
Pada tanggal 15 Agustus 2021
Rapid Test : Non Reaktif
E. ANALISA
Ny. N usia 24 tahun G2P1A0 umur kehamilan 37 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine, puki, letak membujur, preskep U inpartu kala II.
PENGAWASAN 10
Jam TD RR His DJJ Band
K N S VT Tanda
(WIB (mmH (x/mn (x/mn (x/mn le PPV
U (x/mnt) (oC) (cm) Kala II
) g) t) t) t) ring
CATATAN PERKEMBANGAN
PERSALINAN KALA III
CATATAN PERKEMBANGAN
PERSALINAN KALA IV
15
PEMBAHASAN
18
Dari studi kasus yang telah dilakukan pada Ny.N G2P1A0 usia 24 tahun
Pada tanggal 15 Agustus 2021 pukul 07.55 WIB Ny.N dengan diantar
kenceng yang sering dan teratur yaitu 4x dalam 10 menit selama 45 detik dan
12.00 WIB dan sudah mengeluarkan lendir darah. Pada pukul 07.50 WIB air
ketuban pecah secara spontan dan jernih. Keluhan yang dirasakan oleh Ny.N
menandakan bahwa Ny.N sudah masuk dalam proses persalinan. Keluhan yang
dirasakan Ny.N sesuai dengan teori menurut Rukiyah (2009) yaitu adanya his
yang sering dan teratur, keluarnya lendir darah akibat pecahnya pembuluh darah
canalis servikalis.
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 6,5
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Oleh karena itu umur
Dari hasil pemeriksaan pada 15 Agustus 2021 pukul 08.00 WIB diketahui
bahwa ibu berada dalam Kala II persalinan dengan pembukaan 10 cm. Dalam
kala II ini bidan memberikan informed consent tentang tindakan dan asuhan
mengajarkan ibu cara mengejan yang benar, menganjurkan ibu untuk tidur
menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada kontraksi serta mengisi
19
kooperatif sesuai anjuran bidan sehingga ibu bisa melewati persalinan. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Adam & Umboh, 2015) menyatakan
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif hal ini dikarenakan adanya pengaruh
secara psikologis dimana ibu yang mendapat pendampingan suami yang baik
akan merasakan adanya dukungan emosional suami dan hal tersebut dapat
stimulus nyeri saat bersalin sehingga intensitas nyeri dapat berkurang. Asumsi
peneliti ini sejalan dengan pendapat Andarmoyo dan Suharti bahwa individu
perlindungan dari anggota keluarga lain atau teman terdekat (Andarmoyo &
Suharti, 2013).
saat merasa nyeri akibat kontraksi dengan memuji ibu, melakukan masase
punggung dengan lembut, dan bernafas bersama ibu pada saat kontraksi sehingga
ibu merasa rileks. Partograf dan pengawasan 10 juga dilakukan sesuai teori
mendeteksi adanya penyulit pada persalinan Ny.N dengan hasil tidak ada
Pada pukul 08.00 WIB, Ny.N merasakan dorongan ingin meneran seperti
menyiapkan posisi yang nyaman untuk ibu, dan ibu memilih posisi dorsal
recumbent. Sesuai dengan penelitian Titik Lestari, dkk dalam Keadaan Perineum
20
Lama Kala II Dengan Posisi Dorsal Recumbent Dan Litotomi Pada Ibu Bersalin
dikurangi dengan pemilihan posisi ibu yang tepat pada saat persalinan disertai
dengan pengontrolan terutama pada saat janin lahir (Lestari et al., 2012).
pukul 08.15 WIB, bayi segera menangis kuat, kulit kemerahan, gerak aktif, dan
asuhan persalinan Kala II sesuai 60 langkah APN pada Ny.N, yaitu tidak
melakukan vulva hygiene, tidak meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 di
bawah bokong ibu. Hal ini dikarenakan tidak adanya prosedur tetap di
Puskesmas untuk melakukan vulva hygiene, meletakkan kain bersih yang dilipat
menggunakan kain bersih/ popok bayi ibu. APD (alat perlindungan diri) pada
sepatu boots dan handscoon box (non steril) dan handscoon steril atau melakukan
terhadap Lama Lahir Plasenta, Lama Puput Tali Pusat dan Keberhasilan
Timur” didapatkan hasil bahwa lama puput tali pusat 1,5 lebih cepat untuk bayi
yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat (Munawaroh & Sejati, 2018).
kemudian bayi diletakkan di atas dada ibu untuk dilakukan IMD. dengan posisi
ibu sedikit miring. Hal ini sudah sesuai dengan teori penelitian Setyorini,
21
menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi karena kulit bayi menempel
pada kulit ibu sehingga terjadi konduksi, yaitu perpindahan panas secara
langsung dari ibu ke bayi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bahiyatun
(2015), dapat kita ketahui bahwa ibu pasca bersalin yang melakukan IMD akan
sedikit dibandingkan dengan ibu pasca bersalin yang tidak melakukan IMD
Perdarahan Ibu 2 Jam Post Partum Di Kota Semarang mendapatkan hasil bahwa
Terdapat perbedaan yang bermakna antara Jumlah perdarahan ibu 2 jam posr
partum yang dilakukan tindakan IMD dengan jumlah perdaarahan ibu 2 jam post
partum yang tidak dilakukan IMD. IMD dapat meningkatkan kadar oksitosin
perdarahan ibu post partum dan juga menyebabkan proses involusia semakin
cepat. IMD juga dapat menyebabkan ibu dalam keadaan rileks dan jauh dari
kedua, dengan hasil tidak ada janin kedua kemudian melakukan penyuntikkan
lahir dalam waktu 10 menit secara spontan pada pukul 15.25 WIB, masase
Kala IV pada Ny.N berjalan tanpa penyulit, kontraksi fundus baik, dan
laserasi derajat dua dan dilakukan hecting perineum dengan anestesi lidocaine 2
%. Tekanan darah ibu 110/70 mmHg, TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih
kosong. Dalam Kala IV ibu dan keluarga diajarkan dan dianjurkan untuk
perdarahan post partum dan menganjurkan Ny.N untuk tidak membuang air susu
Bahiyatun dan Ari (2014) bahwa ibu yang diberi intervensi konseling dan
kolostrum pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak diberi konseling
pemantauan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam jam kedua
setelah persalinan. Setelah itu, dilakukan dekontaminasi ibu, alat, dan tempat
macet, pendarahan, emboli air ketuban, preeklamsi dan eklamsi, distosia bahu,
tersebut, diharapkan sebagai tenaga kesehatan harus lebih peka dalam melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, S dan Suharti, S. (2013). Persalinan Tanpa Nyeri; Konsep Dan Aplikasi
Manajemen Persalinan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Hal. 15-55
Bahiyatun. (2015). Perbedaan Lama Pelepasan Plasenta dan Jumlah Perdarahan pada
Ibu yang Melaksanakan dan Tidak Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Jurnal Riset Kesehatan, Volume 4, No 1
Khayati, Nikmatul. (2017). Pengaruh IMD Dengan Perdarahan Ibu 2 Jam Postpartum
di Kota Semarang. Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual. Universitas Muhammadiyah
Semarang,
Lestari, Titik, S. W. (2012). keadaan perineum lama kala II dengan posisi dorsal
recumbent dan litotomi pada ibu bersalin. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan,
132.
Munawaroh, M., & Sejati, A. R. (2019). Pengaruh penundaan pemotongan tali pusat
terhadap lama lahir plasenta, lama puput tali pusat dan keberhasilan inisiasi
menyusu dini (IMD) di RB Anny Rahardjo dan RB Rosnawati Jakarta Timur.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 53–57.
Setyorini, S., Yeni Rustina, & Yusron Nasution. (2011). Peningkatan Suhu Bayi Baru
Lahir Dan Ibu melalui Inisiasi Menyusu Dini. Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 14, No. 1, Maret 2011; hal 45 – 50
Sulistyawati, Ari. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika