Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE PERSALINAN


DAN BAYI BARU LAHIR
DI PUSKESMAS BLORA

Tugas ini diampu oleh Listyaning Eko Martanti, S.SiT, M.Tr.Keb yang disusun
oleh :

Meyke Eka Dianita Rosanti


P1337424820276

PRODI PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Persalinan di Puskesmas Blora, telah disahkan oleh


pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis Persalinan yang telah


diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi
Profesi Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang Tahun 2021.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Sri Endarti, S.ST Meyke Eka Dianita Rosanti


NIP.19690718 198903 2 005 NIM. P1337424820276

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Listyaning Eko Martanti, S.SiT, MTR.Keb


NIP.19820925 200812 2 002

i
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS
PADA NY. N USIA 24 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU
JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERINE, LETAK MEMBUJUR
PRESKEP, PUKI, INPARTU KALA II
DI PUSKESMAS BLORA

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Agustus 2021
Jam : 07.55 WIB
Tempat : Puskesmas Blora

B. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. N 1. Nama : Tn. B
2. Umur : 24 tahun 2. Umur : 26 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMK
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Karangjati 2/2 7. Alamat : Karangjati 2/2

C. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Ibu mengatakan ingin melahirkan
2. KELUHAN UTAMA :
Ibu mengatakan merasakan kencang-kencang dan ingin BAB
Uraian Keluhan Utama :
Ibu mengatakan jika merasakan kencang-kencang yang teratur dari tanggal
15-8-2021 pukul 03.00 WIB menjalar dari perut bagian bawah hingga ke
punggung dan mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir, ketuban sudah
pecah pukul 07.50 WIB. Kencang-kencang semakin lama semakin sering
dalam 10 menit 4 kali

3. Tanda-Tanda Persalinan:

1
2

Kontraksi : kuat, teratur


Frekuensi : 4x10’ durasi 45 “
Lokasi ketidak nyamanan: Perut menjalar ke punggung
PPV : lendir darah, air ketuban
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita : Ibu mengatakan tidak
sedang ataupun pernah menderita penyakit, seperti mudah lelah saat
beraktivitas, nafas tersengal-sengal atau terengah-engah setelah selesai
beraktivitas (jantung), pusing yang tidak hilang setelah dipakai istirahat
(hipertensi), batuk berkepanjangan ± 1 bulan atau disertai dengan darah
(TBC), nafas pendek tersengal-sengal, sesak nafas, batuk, nafas berat yang
berbunyi (asma), rasa sering kencing, mudah lapar, mudah haus terutama
pada malam hari (DM), penyakit hepatitis, IMS (Infeksi Menular
Seksual/penyakit kelamin) dan HIV/AIDS (Human Immuno Defisiensi
Virus/Aquired Immuno Devisiensi Syndrome) dan ibu mengatakan tidak
ada alergi makanan ataupun obat-obatan..
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam kelurga tidak ada yang menderita penyakit seperti:
TBC, hepatitis B, HIV/AIDS, Diabetes Melitus, Hipertensi dan asma.
5. Riwayat Obstetri:
a. Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 30 hari Lama : 7 hari
Warna darah : Merah kecoklatan
Leukhorea : Tidak ada
Banyaknya : ± 3-4 kali ganti pembalut dalam sehari
b. Riwayat Kehamilan Sekarang :
1) Hamil ke 2, usia 37 minggu
2) HPHT : 28 Desember 2020
3) HPL : 5 September 2021
4) Gerak janin
 Pertama kali : ibu mengatakan merasakna gerakkan janin pertama
kali usia hamil 4 bulan
 Frekuensi dalam 12 jam : 10 kali
5) Tanda bahaya : tidak ada
3

Kekhawatiran khusus : tidak ada


6) Imunisasi TT : TT Lengkap
7) ANC : 6 kali
4

c. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu:


Keadaan anak
Kehamilan Persalinan Nifas
sekarang
Tahun
Frek Asi
KELUHAN/PENYULIT UK Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit
ANC eksklusif
2017 7x Tidak ada 39 mg Spontan Bidan P / 2900 gr Tidak ada Ya Tidak ada Ya Sehat
2021 Hamil ini

d. RIWAYAT KB :
Jika pernah :

Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas

Suntik 3 bulan 2 tahun Tidak ada Ingin memiliki anak

Rencana setelah melahirkan: ibu mengatakan ingin menggunakan suntik 3 bulan


5

8) Pola Pemenuhan Kebutuhan Terakhir Kali:


a. Nutrisi
1) Makan Jam : 06.00 WIB
Komposisi :
 Nasi : 1 x @ ½ piring porsi
 Lauk : 1 x @ 1 potong jenisnya tahu, tempe
 Sayuran : 1 x @ ½ mangkuk sayur, jenis : sop
 Buah : pepaya
 Camilan : 1 x sehari, jenis : keripik
 Pantangan : tidak ada pantangan
2) Minum Jam : 07.30 WIB
Jumlah 1 gelas ukuran sedang ±250ml, jenis : air putih
b. Pola Istirahat
1) Jam 21.00 s.d 04.00 WIB
2) Kualitas : ibu mengatakan sering terbangun
3) Keluhan/masalah
Ibu mengatakan sering terbangun karena terkadang ibu merasa mules/
kecang-kencang

c. Pola aktifitas
Ibu mengatakan melakukan aktivitas yang ringan, seperti menyapu,
memasak, dll.

d. Pola eliminasi:
1) Buang Air Kecil Terakhir Jam : 07.20 WIB
a. Jumlah : ± 50 cc
b. Warna : kuning jernih
c. Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
2) Buang Air Besar Terakhir Jam : 04.00 WIB
a. Warna : kuning kecoklatan
b. Konsistensi : lembek
c. Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
e. Personal hygiene Jam : 05.30 WIB
 Mandi  Ganti Pakaian
Keramas  Ganti Celana Dalam
 Gosok Gigi
6

9) Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1. Status perkawinan : menikah
2. Umur waktu menikah : 19 tahun
3. Pernikahan ini yang ke : 1
4. Status pernikahan : sah
5. Lama pernikahan : 5 tahun
6. Hubungan dengan suami : baik
b. Persalinan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Respon & dukungan keluarga terhadap persalinan ini
Suami dan keluarga menghantar dan menemani untuk bersalin di Puskesmas
Kutowinangun
1) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : dengan melakukan
diskusi
2) Ibu tinggal serumah dengan : suami
3) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
4) Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
5) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan : tidak ada
6) Penghasilan perbulan
Rp 1.800.000,- Cukup
7) Praktek agama yang berhubungan dengan persalinan : berdoa saat akan
melakukan persalinan dengan istigfar kepada Allah.
8) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 Tidak boleh menerima transfusi darah;
 Tidak boleh diperiksa daerah genitalia
9) Tingkat pengetahuan ibu :
a) Hal-hal yang sudah
diketahui ibu
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan dan persiapan
persalinan
7

b) Hal-hal yang belum


diketahui ibu
Ibu belum mengatahui cara mengejan yang benar
c) Hal-hal yang ingin
diketahui ibu
Ibu ingin mengetahui cara mengejan yang benar

D. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi :120/80 mmHg
2) Kesadaran : Composmentis Nadi : 86 x /menit
3) BB : 65 kg Suhu /T: 36,7 0C
4) TB : 157 cm RR : 24 x permenit
5) LILA : 26 cm
b. Status Present
Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok, persebaran
rambut merata, tidak ada benjolan.
Muka : Tidak pucat, tidak ada oedem.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
gangguan penglihatan.
Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Mulut : bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries, tidak ada pembengkakan gusi.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : tidak ada pembesaran klenjar thyroid dan tidak ada
pembesaran vena jugularis.
Ketiak : tidak ada pembesaran klenjar limfe.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung
reguler.
Perut : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan.
Lipat paha : tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Vulva : bersih, simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises.
Ekstremitas : tidak oedem, akral hangat, kuku dan telapak tidak pucat
8

simetris dan gerakan normal


Refleks patella : + / +
Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada nyeri tekan.
Anus : tidak ada haemoroid
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
a) Muka : tidak oedema, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum
b) Mamae : tidak ada benjolan abnormal, colostrum
sudah keluar, simetris, hyperpigmentasi areola dan
puting menojol.
c) Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada
bekas luka operasi, ada linea nigra
d) Vulva : tidak ada oedema, tidak ada varises, terdapat
pengeluaran pervaginam berupa lendir darah, dan air
ketuban.
2) Palpasi
 Leoplod I : TFU 3 jari di bawah PX, pada bagian fundus satu
bagian, bulat, lunak dan tidak melenting (bokong).
 Leoplod II : pada perut ibu sebelah kiri teraba tahanan keras
memanjang seperti papan (punggung), pada perut ibu
sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas).
 Leoplod III: bagian bawah teraba satu bagian bulat, keras dan tidak
dapat digerakan (kepala)
 Leoplod IV : Divergen
 Penurunan Kepala : 4/5
 TFU : 28 cm
 TBJ : (TFU-11) x 155
= (28-11) x 155
= 19 x 155
= 2635 gram
3) Auskultasi :
DJJ : 143 x/menit irama reguler
9

2. PEMERIKSAAN DALAM
Tanggal / jam : 15 Agustus 2021 Jam 08.00 WIB
Vulva/vagina : lunak, tidak ada oedema
Serviks
 Posisi : Medial
 Pembukaan : 10 cm
 Efficement : 100 %
Kulit ketuban : utuh
Presentasi : kepala
POD (Point of direction) : UUK kiri depan
Penyusupan :0
Penurunan bagian terbawah : Hodge III
3. Pemeriksaan penunjang :
Sumber buku KIA
Pemeriksaan penunjang pada tanggal 5 Agustus 2021 di Puskesmas Blora
Hasil :
HB : 11,5 gr %
Protein urin : Negatif
Pada tanggal 15 Agustus 2021
Rapid Test : Non Reaktif

E. ANALISA
Ny. N usia 24 tahun G2P1A0 umur kehamilan 37 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine, puki, letak membujur, preskep U inpartu kala II.

F. PELAKSANAAN Tanggal : 15 Agustus 2021


1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
Hasil : Ibu senang keadaannya dan janinnya baik
2. Memastiakn partus set lengkap
Hasil : semua lata telah disiapkan
10

3. Mengatur posisi Ibu


Hasil : ibu memilih posisi dorsal recumbent
4. Mengajarkan Ibu dan memimpin ibu meneran serta meminta suami untuk
membantu ibu meneran dalam posisi setengah duduk (memimpin ibu meneran
ketiak ibu mempunyai dorongan yang kuat).
Hasil : ibu kooperatif dan suami bersedia membantu ibu
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela kontraksi
Hasil : ibu sudah mengerti dan dapat mempraktikan sesuai anjuran
6. Memimpin ibu untuk meneran saat ada kontraksi
Hasil : ibu bersedia minum.
7. Menganjurkan ibu untuk nafas panjang saat tidak ada kontraksi
Hasil : ibu sudah mengetahui dan melakukan sesuai anjuran
8. Mengecek detak jantung janin saat tidak ada kontraksi
Hasil : DJJ 143 x/menit irama reguler
9. Meletakan kain diatas perut ibu dan underpad di bawah bokong ibu
Hasil : kain dan undepad sudah terpasang
10. Membuka tutup partus set, mengecek kelengkapan alat, dan memakai
handscoon
Hasil : alat lengkap dan handscoon terpasang
11. Menolong persalinan dengan cara menekan perineum dengan tangan kanan,
menggunakan kain bersih dan tangan kiri menahan verte saaat kepala mulai
crowning 5-6 cm depan vulva, saat kepala sudah keluar, cek lilitan tali pusat,
tunggu putaran paksi luar, melahirkan bahu dengan cara biparetal, tangan
kanan di atas kepala bayi dan tangan kiri di bawah minta ibu sedikit meneran
sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu
depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi hingga bahu
belakang lahir dan seluruh dada depan dilahirkan, kemudian sangga dan susur
dengan cara menelusuri dan memegang tubuh bayi bagian punggung, bokong
dan kaki bayi dengan tangan kiri lalu menilai sekilas keadaan bayi.
Hasil : bayi lahir spontan pukul 08.15 WIB, jenis kelamin perempuan,
menangis kuat, kulit kemerahan, dan gerakkan aktif. Apgar score 1 menit
pertama 10.
12. Meletakkan bayi pada perut ibu yang sudah diberikan handuk dan
mengeringkan bayi mulai dari muka, bagian tubuh lain kecuali bagian telapak
tangan
11

Hasil : bayi sudah dikeringkan.

PENGAWASAN 10
Jam TD RR His DJJ Band
K N S VT Tanda
(WIB (mmH (x/mn (x/mn (x/mn le PPV
U (x/mnt) (oC) (cm) Kala II
) g) t) t) t) ring

14.45 baik 110/80 78 22 36,5 4x/10 135 - 10 Lendir Vulka,


o
mmhg C ’/40” darah, doran,
air perjol,
ketuba teknus
n
12
13

CATATAN PERKEMBANGAN
PERSALINAN KALA III

Nama Klien : Ny. N


Tanggal : 15 Agustus 2021
Jam : 08.15 WIB
Tempat : Puskesmas Blora
Subjektif - Ibu mengatakan merasa senang dan lega bayinya telah lahir
(S) dengan selamat dan sehat
- ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas.
Objektif Keadaan umum : baik
(O) Kesadaran : composmentis
TFU : setinggi pusat
Tidak ada janin kedua
Uterus globuler, adanya semburan darah dan tali pusat
memanjang.
Analisa Analisa : Ny. N umur 24 tahun P2A0 inpartu kala III
(A)
Penatalaksanaan 1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan bahwa
(P) plasenta belum lahir.
Hasil : ibu sudah mengetahui bahwa ari - arinya belum lahir.
2. Melakukan palpasi untuk memastikan janin kedua
Hasil : palpasi sudah dilakukan dan tidak ada janin kedua
3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin untuk
mempercepat pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan
Hasil : ibu bersedia dan sudah disuntik oksitosin 10 IU secara
IM di sepertiga paha kiri anterolateral.
4. Setelah lebih dari 2 menit, menjepit tali pusat pada sekitar 2
cm dari pusat bayi dengan umbilical cord, dorong isi tali pusat
ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 3 cm
distal dari umbilical cord dengan klem. Kemudian potong tali
pusat
Hasil : Tali pusat sudah dijepit dan dipotong.
5. meletakkan bayi di dada ibu meluruskan bahu bayi sehinggga
bayi menempel dengan baik di dinding dada ibu sampai perut
ibu kemudian melakukan IMD di atas dada ibu.
14

Hasil : bayi sudah diletakan di dada ibu dalam posisi


tengkurap, kepala bayi berada diantara kedua payudara. Bayi
dilakukan IMD selama 1 jam
6. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 cm dari
vulva
Hasil : klem sudah pindahkan pada tali pusat ± 5 cm dari vulva
7. Memastikan tanda-tanda pelepasan plasenta
Hasil : telah nampak adanya tanda-tanda pelepasan plasenta
yaitu uterus berbentuk globuler, ada semburan darah dari jalan
lahir dan tali pusat bertambah panjang
8. Menegangkan tali pusat menggunakan tangan kanan saat mulai
berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah, lakukan
tekanan dorso cranial dengan tangan kiri sambil memindahkan
klem ke depan vulva apabila tali pusat bertambah panjang.
Ketika plasenta sudah tampak di introitus vagina tangkap dan
putar plasenta searah jarum jam.
Hasil : plasenta sudah lahir spontan jam 15.25 WIB
9. Melakukan masase uterus minimal 15 detik
Hasil : uterus teraba bulat, keras, TFU 2 jari di bawah pusat
10. Mengecek kelengkapan plasenta
Hasil : plasenta lahir lengkap, kotiledon lengkap, tidak ada
infark, KK utuh, insersi sentral, diameter ±20 cm, panjang tali
pusat ±45 cm, tebal ±2 cm, berat ± 500 gram
11. Mengecek perdarahan
Hasil : Jumlah perdarahan ± 100 cc

CATATAN PERKEMBANGAN
PERSALINAN KALA IV
15

Nama Klien : Ny. N


Tanggal : 15 Agustus 2021
Jam : 08.25 WIB
Tempat : Puskesmas Blora
Subjektif Ibu mengatakan merasa lega bayi dan plasentanya sudah lahir
(S) dan masih merasa mulas.
Objektif Keadaan umum : baik VU : kosong
(O) Kesadaran : Kontraksi : keras
composmentis TFU : 2 jari di bawah pusat
TD : 100/70 mmHg PPV : darah ± 100 ml
N : 84 x/ menit Terdapat laserasi derajat II
T : 36,5 0C Lama Kala III : 10 menit
RR : 24 x/ menit
Analisa Analisa : Ny.N umur 24 tahun P2A0 inpartu kala IV
(A)
Penatalaksana 1. Memberitahu ibu tentang kondisinya dan bayinya saat ini
an (P) Hasil : ibu merasa senang kondisinya dan janinnya baik
2. Memberitahu ibu bahwa terdapat laserasi pada perineum dan
akan dilakukan penjahitan dengan anastesi.
Hasil : Ibu bersedia dilakukan penjahitan
3. Melakukan hacting laserasi
Hasil : telah dilakukan hacting perineum derajat II dengan
anestesi lidocain 2 %
4. Melakukan pengecekan ulang adanya perdarahan pervaginam
Hasil : PPV ± 15 cc, tidak ada PPV abnormal
5. Membersihkan ibu dan mengganti baju ibu serta memakaikan
ibu pampers dewasa
Hasil : ibu sudah merasa nyaman
6. Mengajari ibu dan keluarga (suami) cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi uterus
Hasil : ibu dan keluarga sudah mengetahui cara masase
uterus dan bersedia melakukannya
7. Membereskan dan mendekontaminasi alat
Hasil : semua peralatan sudah direndam, kemudian dicuci
dan dikeringkan
16

8. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat


sampah yang sesuai
Hasil : semua bahan-bahan disposible sudah dibuang
9. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5
% dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Hasil : tempat bersalin sudah dibersihkan serta sudah cuci
tangan
10.Memberitahu ibu tanda bahaya pada kala IV yaitu tidak
adanya kontraksi uterus atau kontraksi uterus lembek.
Hasil : ibu mengerti tentang tanda bahaya pada kala IV
11.Melengkapi partograf dan melakukan pengawasan 2 jam
post partum
Hasil : partograf terlampir
12. Melakukan penatalaksanaan asuhan BBL setelah 1 jam IMD
Hasil : bayi telah dihangatkan dan dikeringkan. IMD telah
dilakukan dengan hasil bayi sudah menemukan puting susu
ibu. Telah dilakukan pengukuran antopometri dan dipakaikan
baju serta dibedong.
BB : 2720 gram
PB : 48 cm
LK : 31 cm
LD : 32 cm
LILA : 11 cm
Bayi telah disuntikkan vitamin K 1 mg secara IM di paha kiri
atas anterolateral dan salep antibiotik pada kedua bola mata
bayi
13. Menganjurkan ibu untuk segera makan dan minum untuk
mengganti energi yang telah terpakai selama persalinan.
Hasil : ibu makan setengah porsi nasi, lauk dan sayur dan
minum 1 gelas teh hangat
14. Melakukan pemeriksaaan keadaan ibu (TTV, kontraksi,
TFU, kandung kemih, perdarahan) setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua
Hasil : terlampir pada partograf
15. Memberikan ibu vitamin A dosis 200.000 IU 2 tablet 1x1,
17

asam mefenamat 500 mg 10 tablet diminum 3x1, amoksilin


500 mg 10 tablet 3x1 dan tablet tambah darah 250 mg 20
tablet diminum 1x1.
Hasil : ibu bersedia meminumnya.
16. Melakukan dokumentasi
Hasil : dokumentasi telah dilakukan

PEMBAHASAN
18

Dari studi kasus yang telah dilakukan pada Ny.N G2P1A0 usia 24 tahun

hamil 37 minggu pada persalinan tanggal 15 Agustus 2021, Penulis akan

membahas mengenai hasil di lahan praktik sebagain berikut:

Pada tanggal 15 Agustus 2021 pukul 07.55 WIB Ny.N dengan diantar

suami dan keluarga datang ke Puskesmas Blora dengan keluhan kenceng-

kenceng yang sering dan teratur yaitu 4x dalam 10 menit selama 45 detik dan

mengeluarkan lendir darah. Kenceng-kenceng sudah dirasakan ibu sejak pukul

12.00 WIB dan sudah mengeluarkan lendir darah. Pada pukul 07.50 WIB air

ketuban pecah secara spontan dan jernih. Keluhan yang dirasakan oleh Ny.N

menandakan bahwa Ny.N sudah masuk dalam proses persalinan. Keluhan yang

dirasakan Ny.N sesuai dengan teori menurut Rukiyah (2009) yaitu adanya his

yang sering dan teratur, keluarnya lendir darah akibat pecahnya pembuluh darah

canalis servikalis.

Ny.N datang ke Puskesmas Blora dengan umur kehamilan 37 minggu.

Menurut Setiawati (2013), persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 6,5

jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Oleh karena itu umur

kehamilan Ny.N termasuk dalam umur kehamilan aterm.

Dari hasil pemeriksaan pada 15 Agustus 2021 pukul 08.00 WIB diketahui

bahwa ibu berada dalam Kala II persalinan dengan pembukaan 10 cm. Dalam

kala II ini bidan memberikan informed consent tentang tindakan dan asuhan

kebidanan yang akan diberikan, memberikan ibu dukungan emosional,

mengajarkan ibu cara mengejan yang benar, menganjurkan ibu untuk tidur

miring kekiri untuk mempercepat penurunan kepala dan memperlancar sirkulasi

darah dari ibu ke janin, menganjurkan suami untuk memberikan dukungan,

menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada kontraksi serta mengisi
19

partograph dan pengawasan 10. Hasilnya, ibu mampu mengikuti secara

kooperatif sesuai anjuran bidan sehingga ibu bisa melewati persalinan. Sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Adam & Umboh, 2015) menyatakan

bahwa adanya hubungan yang bermakna antara pendampingan suami dengan

intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif hal ini dikarenakan adanya pengaruh

secara psikologis dimana ibu yang mendapat pendampingan suami yang baik

akan merasakan adanya dukungan emosional suami dan hal tersebut dapat

mengalihkan perhatian ibu dan menurunkan tingkat stresor yang menjadi

stimulus nyeri saat bersalin sehingga intensitas nyeri dapat berkurang. Asumsi

peneliti ini sejalan dengan pendapat Andarmoyo dan Suharti bahwa individu

yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukungan, bantuan,

perlindungan dari anggota keluarga lain atau teman terdekat (Andarmoyo &

Suharti, 2013).

Penatalaksanaan tersebut sudah sesuai dengan teori Guyton (2007) dan

Rukiyah (2009) bahwa manfaat pendampingan suami dalam persalinan adalah

ikut bertanggung jawab dalam mempersiapkan kekuatan mental ibu dalam

mengadapi persalinan, melakukan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian ibu

saat merasa nyeri akibat kontraksi dengan memuji ibu, melakukan masase

punggung dengan lembut, dan bernafas bersama ibu pada saat kontraksi sehingga

ibu merasa rileks. Partograf dan pengawasan 10 juga dilakukan sesuai teori

Sulistyawati (2011) untuk mencatat observasi kemajuan persalinan dan

mendeteksi adanya penyulit pada persalinan Ny.N dengan hasil tidak ada

penyulit pada persalinan Ny.N.

Pada pukul 08.00 WIB, Ny.N merasakan dorongan ingin meneran seperti

hendak BAB. Berdasarkan pemeriksaan Bidan meminta bantuan keluarga untuk

menyiapkan posisi yang nyaman untuk ibu, dan ibu memilih posisi dorsal

recumbent. Sesuai dengan penelitian Titik Lestari, dkk dalam Keadaan Perineum
20

Lama Kala II Dengan Posisi Dorsal Recumbent Dan Litotomi Pada Ibu Bersalin

mendapatkan hasil bahwa posisi dorsal recumbent pada persalinan kala II

memiliki kecenderungan menyebabkan derajad ruptur perienum yang lebih

ringan dibandingkan dengan posisi litotomi. Resiko ruptur perineum dapat

dikurangi dengan pemilihan posisi ibu yang tepat pada saat persalinan disertai

dengan pengontrolan terutama pada saat janin lahir (Lestari et al., 2012).

Kala II Ny. N berlangsung selama 15 menit, bayi lahir spontan pada

pukul 08.15 WIB, bayi segera menangis kuat, kulit kemerahan, gerak aktif, dan

berjenis kelamin perempuan. Terdapat kesenjangan teori antara penatalaksanaan

asuhan persalinan Kala II sesuai 60 langkah APN pada Ny.N, yaitu tidak

melakukan vulva hygiene, tidak meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 di

bawah bokong ibu. Hal ini dikarenakan tidak adanya prosedur tetap di

Puskesmas untuk melakukan vulva hygiene, meletakkan kain bersih yang dilipat

1/3 di bawah bokong ibu sehingga untuk melakukan stanen perineum

menggunakan kain bersih/ popok bayi ibu. APD (alat perlindungan diri) pada

saat persalinan telah disiapkan dengan lengkap. Pemakaian perlindungan diri

dalam menolong persalinan yang digunakan berupa gown, celemek, faceshield,

sepatu boots dan handscoon box (non steril) dan handscoon steril atau melakukan

pertolongan persalinan sesuai dengan 60 langkah APN.

Segera setelah lahir bayi dikeringkan dan dilakukan pemotongan tali

pusat. Menurut penelitian tentang “Pengaruh Penundaan Pemotongan Tali Pusat

terhadap Lama Lahir Plasenta, Lama Puput Tali Pusat dan Keberhasilan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RB Anny Rahardjo dan RB Rosnawati Jakarta

Timur” didapatkan hasil bahwa lama puput tali pusat 1,5 lebih cepat untuk bayi

yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat (Munawaroh & Sejati, 2018).

kemudian bayi diletakkan di atas dada ibu untuk dilakukan IMD. dengan posisi

ibu sedikit miring. Hal ini sudah sesuai dengan teori penelitian Setyorini,
21

Rustina, dan Nasution (2011), mengemukakan bahwa ada pengaruh inisiasi

menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi karena kulit bayi menempel

pada kulit ibu sehingga terjadi konduksi, yaitu perpindahan panas secara

langsung dari ibu ke bayi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bahiyatun

(2015), dapat kita ketahui bahwa ibu pasca bersalin yang melakukan IMD akan

mengalami pelepasan plasenta secara cepat dan mengalami perdarahan yang

sedikit dibandingkan dengan ibu pasca bersalin yang tidak melakukan IMD

(Bahiyatun, 2015). Penelitian Pawestri dalam Pengaruh Imd Dengan

Perdarahan Ibu 2 Jam Post Partum Di Kota Semarang mendapatkan hasil bahwa

Terdapat perbedaan yang bermakna antara Jumlah perdarahan ibu 2 jam posr

partum yang dilakukan tindakan IMD dengan jumlah perdaarahan ibu 2 jam post

partum yang tidak dilakukan IMD. IMD dapat meningkatkan kadar oksitosin

sehingga terjadi peningkatan kontraksi uterus yang dapat menguranggi

perdarahan ibu post partum dan juga menyebabkan proses involusia semakin

cepat. IMD juga dapat menyebabkan ibu dalam keadaan rileks dan jauh dari

kondisi stress, sehingga produksi oksitosin dapat meningkat dan dapat

mengurangi jumlah perdarahan postpartum (Khayati, 2017).

Pada persalinan kala III, bidan melakukan pengecekan adanya janin

kedua, dengan hasil tidak ada janin kedua kemudian melakukan penyuntikkan

oksitosin 10 IU secara IM, peregangan tali pusat terkendali, kemudian plasenta

lahir dalam waktu 10 menit secara spontan pada pukul 15.25 WIB, masase

fundus minimal 15 detik, dan pengecekan kelengkapan plasenta.

Kala IV pada Ny.N berjalan tanpa penyulit, kontraksi fundus baik, dan

laserasi derajat dua dan dilakukan hecting perineum dengan anestesi lidocaine 2

%. Tekanan darah ibu 110/70 mmHg, TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih

kosong. Dalam Kala IV ibu dan keluarga diajarkan dan dianjurkan untuk

melakukan masase fundus untuk memantau kontraksi fundus dan mencegah


22

perdarahan post partum dan menganjurkan Ny.N untuk tidak membuang air susu

yang pertama kali keluar (kolostrum). Sehingga Ny.N tidak membuang

kolostrum karena telah diberikan konseling untuk tidak membuang

kolostrumnya. Hal ini telah sesuai dengan penelitian Nuraeni, Soepardan,

Bahiyatun dan Ari (2014) bahwa ibu yang diberi intervensi konseling dan

pendampingan suami mempunyai peluang 7 kali lebih besar untuk memberikan

kolostrum pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak diberi konseling

dan pendampingan suami.

Untuk observasi perdarahan dan tanda tanda vital ibu, dilakukan

pemantauan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam jam kedua

setelah persalinan. Setelah itu, dilakukan dekontaminasi ibu, alat, dan tempat

persalinan, serta melengkapi partograf. Tidak terdapat kesenjangan antara teori

penatalaksanaan asuhan persalinan kala IV sesuai APN dan praktik dalam

penatalaksanaan persalinan Kala IV pada Ny.N.

Selama proses persalinan baik secara fisiologis (normal) maupun

patologis mempunyai kemungkinan atau potensi mengalami berbagai kesulitan

ataupun kegawatdarutan selama proses persalinan seperti partus lama, partus

macet, pendarahan, emboli air ketuban, preeklamsi dan eklamsi, distosia bahu,

fetal distress. Dengan adanya berbagai kemungkinan terjadinya penyulit-penyulit

tersebut, diharapkan sebagai tenaga kesehatan harus lebih peka dalam melakukan

deteksi dini dan memberikan support sistem kepada ibu.


23

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. & Umboh, J. M. L. (2015). Hubungan Antara Umur, Parietas, Dan


Pendampingan Suami Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Deselarasi Di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo. E-Jurnal Universitas Sam Ratulangi Di Manado.

Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. (2009). Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Cetakan


Pertama. Jakarta: Trans Info Media.

Andarmoyo, S dan Suharti, S. (2013). Persalinan Tanpa Nyeri; Konsep Dan Aplikasi
Manajemen Persalinan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Hal. 15-55

Bahiyatun. (2015). Perbedaan Lama Pelepasan Plasenta dan Jumlah Perdarahan pada
Ibu yang Melaksanakan dan Tidak Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Jurnal Riset Kesehatan, Volume 4, No 1

Khayati, Nikmatul. (2017). Pengaruh IMD Dengan Perdarahan Ibu 2 Jam Postpartum
di Kota Semarang. Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual. Universitas Muhammadiyah
Semarang,

Lestari, Titik, S. W. (2012). keadaan perineum lama kala II dengan posisi dorsal
recumbent dan litotomi pada ibu bersalin. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan,
132.

Munawaroh, M., & Sejati, A. R. (2019). Pengaruh penundaan pemotongan tali pusat
terhadap lama lahir plasenta, lama puput tali pusat dan keberhasilan inisiasi
menyusu dini (IMD) di RB Anny Rahardjo dan RB Rosnawati Jakarta Timur.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 53–57.

Nuraeni, Suryani Soepardan, Bahiyatun, & Suwondo Ari (2014). Pengaruh


Pelaksanaan Konseling dan Pendampingan Suami terhadap Keberhasilan Ibu
Menyusui dalam Pemberian Kolostrum. Jurnal Kebidanan Vol 3, No 6, April
2014
Setiawati, Dewi. (2013). Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan. Alauddin
University Press

Setyorini, S., Yeni Rustina, & Yusron Nasution. (2011). Peningkatan Suhu Bayi Baru
Lahir Dan Ibu melalui Inisiasi Menyusu Dini. Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 14, No. 1, Maret 2011; hal 45 – 50
Sulistyawati, Ari. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai