Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

TAKSONOMI HEWAN VERTEBRATA

AMPHIBIANS AND REPTILES

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. rer. nat Binari Manurung M.Si

DISUSUN OLEH
:
M. Redo ilham
syahputra GT (4181141031)
Riscal Boni
Tamaro Sitorus (4181141034)
Givinda Sitompul
(4183341004)
Ratna komala
(4181141036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIMED
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
dan mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Critical Book Report” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Taksonomi Hewan
Vertebrata, pada semester IVI, di Jurusan Biologi pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Makalah ini kami susun bertujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci
kepada pembaca khususnya teman-teman Mahasiswa/i mengenai ‘Taksonomi Hewan
Vertebrata’.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini
kurang memadai dan perlu di sempurnakan lagi. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 17 Maret 2020

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Critical Book Report merupakan pertimbangan ulasan mengenai buku. Di dalam
critical book report diperlukan penilaian terhadap kualitas buku yang ditinjau dari berbagai
segi penilaian yang dilakukan berdasarkan pada argumentasi dan bukti yang dapat
dipertanggung jawabkan. Critical Book Report adalah kegiatan melihat kembali atau menilai
kelebihan dan kelemahan sebuah buku, baik dari segi penulisan, definisi, kelengkapan
gambar pendukung dan pemaparan isi buku.
Dengan penulisan critical book report ini, diharapkan menjadi alternatif bagi pembaca
khususnya bagi teman-teman yang merupakan calon pendidik, terutama calon pendidik
biologi, yang nantinya ingin memahami atau menguasai suatu materi dalam suatu perkuliahan
biologi lingkungan terutama dalam materi sumber daya Alam, agar dengan mudah lebih
menentukan pilihan buku sebagai pedoman dalam ingin menguasai materi lebih jelas lagi.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Membandingkan isi buku pertama dan kedua.
1.2.2 Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kedua buku yang di kritik.
1.2.3 Mengulas isi dari setiap buku.
1.2.4 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam kedua buku tersebut.
1.2.5 Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari kedua buku tersebut.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Lingkungan
1.3.2 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurang dari masing-masing buku yang di
kritik.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana cara menjadi konseling yang baik bagi peserta
didik
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU I


Judul Buku : AMPHIBIANS & REPTILES
Pengarang : John Buckley dan Mairi Cole
Tahun Terbit :2004
Penerbit : Naturally scottish

2.2 RINGKASAN BUKU I


Katak, kodok, kadal, kadal liar, dan ular semuanya sudah akrab bagi sebagian besar
dari kita. Di negara-negara beriklim sedang, amfibi masih dianggap sebagai pertanda musim
semi. Kira-kira 350 juta tahun yang lalu, nenek moyang ikan mengembangkan tungkai dan
bukannya sirip dan mengambil langkah pertama menuju kehidupan di darat. Hal ini
memunculkan sekelompok hewan yang disebut tetrapoda yang akhirnya berevolusi menjadi
amfibi. Ini berhasil memanfaatkan lingkungan yang lembab saat ini sekitar 340-320 juta
tahun yang lalu. Namun, lanskap mulai mengering, yang menyebabkan evolusi lebih lanjut
dari kelompok baru reptil darat sekitar 300 juta tahun yang lalu. Ini menjadi hewan darat
yang dominan di era Mesozoikum (sekitar 200-70 juta tahun yang lalu). Meskipun kelompok
ini memiliki nenek moyang yang sama, mereka sekarang mewakili jenis hewan yang sangat
berbeda dengan strategi kehidupan yang berbeda. Secara tradisional reptil dan amfibi telah
dipelajari bersama dalam disiplin tunggal herpetologi, diciptakan dari kata Yunani herpeton
yang berarti 'benda merangkak'.
Amfibia dan reptil sangat berbeda dengan burung dan mamalia. Mereka adalah
ectotherms, yang berarti mereka memanfaatkan sinar matahari untuk memanaskan tubuh
mereka sampai cukup hangat untuk aktif. Mereka tidak menggunakan energi dari makanan
mereka untuk melakukan ini yang berarti mereka bisa bertahan di habitat dimana hanya ada
sedikit makanan. Akibatnya, individu bisa hidup lebih lama dan, pada kepadatan lebih tinggi
dari mamalia berukuran serupa. Tapi ketergantungan pada cuaca ini berarti bahwa mereka
tidak dapat benar-benar aktif selama periode dingin yang panjang sehingga mereka hibernate
di musim dingin dan tidak aktif di malam hari di tempat yang lebih sejuk di dunia.
Gaya hidup makhluk-makhluk ini paling cocok untuk daerah tropis dimana sebagian
besar 1.042 spesies amfibi dan 7.776 reptil hidup. Eropa tidak begitu dikaruniai, terutama
Eropa utara, dan umumnya memiliki spesies lebih sedikit daripada selatan benua ini.
Skotlandia hanya memiliki sembilan spesies terestrial asli. Masih banyak yang harus
diketahui tentang mereka dan amatir yang tajam masih bisa memberi kontribusi pada
pemahaman kita tentang hewan-hewan yang menarik ini dengan mencatat di mana mereka
berada.
AMFIBI
Amfibia meletakkan telurnya di air. Pada tahap muda tidak menyerupai bentuknya
yang dewasa dan menghabiskan banyak waktu mereka didalam air untuk tumbuh dan
makan. Saat mereka tumbuh, mereka mengembangkan kaki, paru-paru berfungi untuk
menggantikan insang, dan mereka bermetamorfosis menjadi versi klasik orang tua mereka.
Seperti banyak hewan, amfibi remaja semuanya menyerupai bentuk betina.
Amfibi memiliki kulit yang mudah menyerap sehingga, di darat, mereka harus
menghindari dehidrasi. Mereka cenderung tidak berjemur di bawah sinar matahari untuk
menaikkan suhu tubuhnya. Sebagai gantinya, mereka memilih tempat yang cukup hangat
agar bisa aktif, biasanya setelah senja. Amfibi mudah ditemukan di musim semi saat mereka
berkumpul di kolam untuk berkembang biak. Mereka kemudian bisa terlihat di siang hari
dan, lebih mudah, setelah senja dengan bantuan obor. Semua amfibi dewasa adalah karnivora,
mereka memakan berbagai makhluk kecil seperti serangga dan cacing.
Ada dua bentuk amfibi di Skotlandia: katak dan kodok ('Anuran' - tanpa ekor) dan
huruf baru ('Urodeles' - dengan ekor menonjol). Ada satu spesies katak (katak biasa Rana
temporaria), dua jenis kodok (Bufo bufo dan kodok katak Natterjack Bufo calamita) dan tiga
spesies yang baru (Traceus vulgar baru, Traceul Triturus helveticus dan Palmate yang baru
berjambul besar, atau warty, newt Triturus cristatus).
REPTIL
Skotlandia memiliki empat spesies reptil terestrial - Adder, Slow-worm, kadal
Viviparous atau Common dan kadal Pasir. Tiga spesies pertama asli, tapi kadal Pasir
diperkenalkan ke pulau Hebridean pada tahun 1970an.
Reptil memiliki gaya hidup yang lebih terestrial daripada amfibi, mereka berjemur di
bawah sinar matahari untuk mencapai suhu tubuh yang benar agar bisa sepenuhnya aktif.
Mereka biasanya memilih area terbuka untuk melakukan ini, misalnya, di jalan setapak, dan
bisa sangat mencolok. Waktu terbaik untuk melihat reptil adalah saat kondisi kering dan
masih tenang saat matahari padam, terutama di pagi hari segera setelah mereka muncul.
Namun mereka mungkin tidak begitu terlihat pada hari-hari yang sangat panas karena mereka
bisa menjadi terlalu hangat jika mereka tetap berada di bawah sinar matahari langsung terlalu
lama.
Fitur pembeda reptil adalah kulit bersisik mereka, yang mereka ganti beberapa kali
dalam setahun, dalam proses yang disebut pengelompokan atau ecdysis. Ular biasanya
kehilangan kulit mereka dalam satu potong dan kadal sering mengganti kulit mereka dalam
potongan kecil. Slough (gudang kulit) adalah cara yang baik untuk mendeteksi kehadiran
mereka di suatu daerah.
Pasangan reptil pada musim semi dan pemupukan bersifat internal. Sebagian besar
spesies ini didunia cara bertelurnya di darat. Ini bukan strategi yang bagus di iklim dingin
dan sebaliknya, semua reptil terestrial asli Skotlandia beruang muda. Mereka menyimpan
telurnya di dalam tubuh mereka sehingga saat mereka berjemur, telurnya juga menjadi hangat
dan berkembang dengan cepat. Reptil melambat pada suhu rendah, dan biasanya hibernasi
antara bulan Oktober dan Maret. Karena hanya ada waktu yang singkat antara melahirkan di
akhir musim panas dan onset suhu rendah, reptil dewasa mungkin tidak memiliki cukup
waktu untuk masuk ke kondisi berkembang biak sebelum musim dingin dan mungkin tidak
berkembang biak setiap tahun

2.3 IDENTITAS BUKU II


Judul Buku : ZOOLOGI DASAR
Pengarang : Prof. Dr. Mukayat Djarubito Brotowidjoyo, M.Sc.
Tahun Terbit :1989
Penerbit : Erlangga
2.4 RINGKASAN BUKU II
AMPHIBIA
A. KARAKTERISTIK AMFIBIA
Amfibia dalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar
(tak ada di air laut) dan di darat. Sebagian besar mngalami metamorfosis dari berudu
(akuatis dan bernafas dengan insang) ke dewasa (amfibius dan bernafas dengan paru-
paru), namun beberapa jenis amfibia tetap mempunyai insang selama hidupnya. Jenis-
jenis yang sekarang adalah tidak mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah.
Tengkorak lebar dan tertekan, dengan rongga otak yang kecil. Ada kondil
oksipital (occipetal condyle). Sabuk sabuk dada (pektoral) dan sabuk- sabuk
pingggang (pelvik) membantu kaki- kakinya dalam penyokong tubuh.
Kolumna vertebralis mulai menunjukkan diferensiasi menjadi daerah- daerah
servikal (leher), badan, sakral (tulang kemudi), dan kaudal (ekor). Kaki- kaki depan
umumnya dengan 4 buah jari, kaki belakang dengan 5 buah jari.
Telinga tengah, bila ada, mengandung ossikel auditori, yang benar- benar
terdiri dari 2 elemen: stapes dan kolumella. Tidak ada telinga luar. Otak dibagi
menjadi lima bagian, dengan syaraf kranial.
Respirasi mungkin melalui insang, paru- paru, kulit, dan membran faringeal
dan kloakal, dengan berbagai variasi kombinasi dari smuanya itu.
Jantung mempunyai 2 atriumdan 1 ventrikel. Darah pulmoner dan darah
sistematik bercampur.
Ada sistm portal ginjal yang dengan melalui vena abdominal ventral
berhubungan dengan portal hepatis.
Telur terbungkus dalam pembungkus gelatinus, dan biasanya diletakkan dalam
air.
B. ORDO ( BANGSA AMFIBIA)
Ada 3 bangsa dalam Amphibia, yaitu:
1. Ordo Caudata (Urodela)
Adalah amfibia yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk
seperti bengkarung (kadal). Bebrapa jenis yang dewasa tetap mempunyai insang,
sedang jenis- jenis lain insangnya hilang. Sabuk- sabuk skelet hanya kecil
bantuannya dalam menyokong kaki. Tubuh dengan jelas terbagi ke dalam kepala,
badan, dan ekor. Kaki- kakinya kira- kira sama besar. Jika akuatis, bentuk larva
sama seperti dewasa. Dari larva menjadi dewasa memerlukan waktu beberapa
tahun. Contoh: Megalo batrachus japonicus (salamander raksasa, Cina da Jepang,
kira- kira 150 cm).
2. Ordo Salintia (Anura)
Pandai melompat. Pada hewan dewasa tidak ada ekor. Hewan dewasa bernapas
dengan paru-paru. Kaki dan skeleton sabuk tumbuh baik. Kepala dan tubuh
bersatu, tidak ada leher, tidak ada ekor. Kaki dpan pendek, kaki belakang besar,
kuat untuk melompat. Antara jari- jari kaki ada selaput (kulit) untuk berenang.
Vertebrata ada 10. Tidak ada rusuk (atau tereduksi). Fertilisasi eksternal. Larva
(berudu) dengan ekor dan sirip- sirip median. Metamorfosis nyata dan mencolok.
Contohnya katak bangkong (Bufo terrestris, Bufo boreas).
3. Ordo Apoda (Gymnophiona)
Tengkorak kompak, banyak vertebrae, rusuk panjang, kulit lunak dan
menghasilakn cairan yang merangsang. Antara mata dan hidung ada tentakel yang
dapat ditonjolkan. Mata sebagai mata vestigial. Mata tidak mempunyai kelopak.
Ekor pendek. Jantan dan organ kopulasi yang dapat ditonjolkan keluar. Serupa
cacing, tiada berkaki, menggali lubang. Sisik- sisik dermal (asal mesodermal)
terpendam dalam kuli. Ovipar atau ovovivipar. Hanya terdapat di daerah tropis.
Contohnya: Ichthyosis glutinosus.

C. CONTOH AMFIBIA
Kodok Hijau (Rana pipiens)
1. Karakteristik Eksternal
Tubuh terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang
apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang). Kulit lunak, basah, tidak
bersisik. Lubang hidung anteri- dorsal, mata dorsal, besar membran tipaniv dorsal
berada dekat dengan mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari
kelima rudimenter. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari, dengan selaput antarjari-
jari.
2. Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ
Selom terdiri dari 2 kompartemen, seperti pada ikan, yaitu: ruang perikandial dan
ruang abdomial. Paru- paru dalam ruang abdominal.
a. Sistem skeleton
Tengkorak terdiri dari kranium kecil, tulang muka yang lebar, pipih, Tulang
orbital besar, dan rahang sangat lebar. Kolumna vertebrali terdiri dari 10
elemen. Ada sternum (tulang dada). Skeleton kaki depan terdiri dari humerus,
radio- ulna, karpal, metakarpal, falang. Skeleton kaki belakang terdiri dari
femur, tibio-fibulatarsal, dan falang.
b. Sistem otot
Secara majemuk, sistem otot katak berbeda dari susunan miotom primitif,
terutama dalam apendiks. Otot- otot segmental mencolok pada tubuh. Segmen
kaki teratas berotot besar.
c. Sistem pencernaan
Saluran pencernaan mulai dari esofagus langsung bersatu dengan lambung.
Kemudian usus, rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Hati dan
pankreas mempunyai saluran- saluran menuju duodenum. Pada lambung dan
intestinum pada potongan melintang terdiri dari 4 lapisan, yaitu: peritonium,
lapisan otot, sub mukosa, dan mukosa.
d. Sistem repirasi
Pada berudu terdapat insang eksternal dan insang internal. Katak dewasa
bernapas dengan paru- paru. Pertukaran gas juga terjadi melalui kulit.
e. Sistem sirkulasi
Jantung mempunyai 2 aurikel dan satu ventrikel. Darah dari paru- paru
kembali ke aurikel kiri melalui vena pulmonalis. Semua darah memasuki
aurikel kanan, terus melalui sinus venosus. Sinus venosus menerima vena cava
anterior yang membawa darah dari bagian anterior tubuh, dan 1 vena cava
posterior yang membawa darah dari mestonepros dan mengalirkannya
langsung ke hati dan terus ke jantung. Darah masuk ke dalam jaringan hati
baik dari arteri hepatis ataupun dari vena porta hepatik yang membawa darah
dari lambung dan usus.
Sistem porta renal ada juga. Sistem itu menghubungkan sistem porta hati
melalui jalan vena pelvik dan vena abdominal ventral.
f. Sistem ekskresi
Ginjal tipe mesonefroid dan aluran- saluran kemih yang disebut saluran-
saluran Wolff(saluran- saluran mesonefros). Saluran- saluran itu langsung
membawa sekret ke kloaka, walaupun ada juga kandung kemih di sebelah sisi
ventral kloaka itu.
g. Sistem saraf
Otak terbagi menjadi 5 bagian dan serebellum merupakan bagian yang
terkecil. Ada 10 syaraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus
brakeal. Saraf ke-7, Ke-8, ke-9 membentuk pleksus iskiadikus. Sesuai dengan
adanya pelebaran- pelebaran korda saraf, maka di sini terdapat saraf brakial
dan saraf lumbar.
h. Sistem sensori
Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak
mata transparan, yang disebut membran niktitans. Mata digerakkan oleh 6
otot, yaitu otot- otot superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal,
oblikus inferior, dan oblikus superior.
Telinga dengan organ-organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3
saluran semisirkular, yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horisontal.
Membran timpani membawa impuls- impuls ke kolumella. Telinga tengah
berhubungan dengan faring melalui tabung Eustachii.
i. Kelenjar Endoktrin
Terdapat beberapa kelenjar yaitu kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, dan gonad.

3. Reproduksi dan Perkembangan


Fertilisasi eksternal, tetapi terjadi ketika katak jantan menjepit katak betina ketika
perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan segera sperma disemprotkan). Katak
betina mempunyai 2 ovarium, yang terletak di sebelah ventral mesonefros. Telur
dewasa keluar lalu masuk kedalam selom, lalu tertarik kedalam oviduk, terus ke
kloaka. Di sekitar jumlah sel telur itu, terbentuk selubung glatinosa dan
pembentukan selubung itu terjadi ketika telur masih dalam oviduk. Katak jantan
mempunyai 2 testes yang berhubungan dengan ginjal melalui beberapa vasa
efensia. Spermatozoa mencapai kloaka melalui saluran Wolff.
Perkembangan selanjutnya terjadi dalam air. Pembelahan total, inekual (dari 8
buah sel, yang 4 buah di atas lebih kecil dari kuartet (4 buah sel) yang di
bawah).Grastulasi berakhir terutama setelah terbentuknya 2 lapisan mesoderm.
Dalam perkembangan selanjutnya terbentuk stadium larva akuatis, bernapas
dengan insag dan disebut berudu, dan dengan metamorfosis terjadi katak dewasa.
REPTILIA
A. KARAKTERISTIK EKSTERNAL KELAS REPTILIA
Reptilia adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik- sisik atau
papan- papan epidermal.
Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah kondil oksipital.
Sabuk- sabuk badan (girdle) tumbuh baik (kecuali pada ular yang tereduksi atau
bahkan hilang sama sekali). Vertebrae terbagi dengan jelas menjadi 5 bagian:
servikal, dada( toraks), lumbar, sakral, dan ekor (kaudal). Jari- jari dengan cakar.
Meatus auditori eksternal ada atau tidak ada. Telinga tengah mengandung oksikel
auditori. Mata mempunyai kelenjar (air mata) yang menjaga mata tetap basah. Otak
dengan serebrum yang lebih besar di bandingkan dengan serebrum pada ikan atau
amfibia. Jantungnya terdiri dari 2 aurikel (serambi) dan 2 ventrikel (Bilik). Pada
beberapa reptilia. Ventrikel itu hampir- hampir sempurna terbagi menjadi 2 bilik,
walaupun kebanyakan pembagian itu belum sempurna betul. Arteri- arteri pulmoner
sudah terpisah dari arteri sistematik, karna fungsi arteri kardinal posterior di kerjakan
seluruhnya oleh vena cava posterior. Ginjal bertipe metanefros. Sistem porta renal
tereduksi. Fertilisasi internal. Reptilia itu ovipar atau ovovivipar. Yang ovipar
meletakkan telur- telurnya dengan kulit cangkang yang keras. Embrio reptilia
terlindungi di dalam amnion dan allantois seperti pada burung dan hwan menyusui.
Yang ovovivipar menghasilkan telur dengan banyak kuning telur, dan telur itu
tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu,
karenanya, dapat disebut uterus. Contohnya bengkarung dan ‘rattle- snake’.
Baik yang telah punah (fosil) maupun yang masih hidup, ukuran reptilia itu bervariasi.
Reptilia terbesar (fosil) adalah dari ordo Dinosaurus. Contoh: Brontosaurus (25 m),
Diplodocus (hampir 30m) dengan berat kira- kira 25-35 ton, Stegosaurus (6 m).
Dibanding badannya, otaknya sangat kecil. Fosil lainnya adalah ordo Pterydactyla
(bersayap). Contohnya Rahmphorhynchus sp, Pteronodon sp dengan jarak ujung-
ujung sayap 8 m.
Reptilia yang hidup ekarang juga bervariasi besarnya. Anaconda dari Amerika
Latin panjangnya 11 m, Varanus komodiensis dari Indonesia panjangnya 3,5 m.
Buaya pemakan orang panjangnya 7 m. Ular Leptotyphlops sp.dari Siria hanya
sebesar jarum songket dari logam. Kadal Lepidoblepharis sp. Dari Panama
panjangnya hanya 5 cm.

B. ORDO (BANGSA) REPTILIA


Banyak ordo dalam kelas reptilia diantaranya ordo Chelonia contohnya kura-
kura (Chrysemys picta, kura- kura air tawar (Chelydra serpentina), penyu (Caretta
sp., Chelonia mydas).Ordo Squamata contohnya bengkarung (kadal, Lacerta sp.),
tokek (Hemidactylus turcicus, Sphaerodactilus sp.), bunglon (Agama sp., Draco sp.),
komodo (Varanus komodoensis), kamelion (Chameleon chameleo, Cleret gombel).
Ordo Crocodilia (Loricata) contohnya Crocodylus sp., Alligator sp.
BAB III
KEUNGGULAN BUKU

3.1 Keterkaitan antar Bab

Keterkaitan antar bab dalam buku AMPHIBIANS & REPTILES dan ZOOLOGI
DASAR sangat jelas dalam memaparkan materi dan didukung oleh gambar yang cukup
menarik dengan penjelasan yang sangat terperinci. Buku ini bagus untuk sumber
referensi – referensi khususnya mahasiswa. Tetapi buku ZOOLOGI DASAR gambarnya
kurang menarik dan penjelasaannya terlalu banyak.

3.2 Kemutakhiran isi buku

Setiap data yang di sajikan dan buku AMPHIBIANS & REPTILES dan
ZOOLOGI DASAR tertera sumbernya dengan jelas melalui sebuah gambar dan
penjelasan, tentunya dengan mengetahui sumber data pembaca mengetahui ke absahan
data yang dapat dipercaya. Di dalam buku AMPHIBIANS & REPTILES juga terdapat
gambar – gambar yang menarik sehinga para pembaca suka untuk membaca buku
AMPHIBIANS & REPTILES.

3.3 Desain/ Sistematika penyajian bahan kajian

Sistematika dalam penyajian bahan kajian pada buku AMPHIBIANS &


REPTILES begitu lengkap dan buku AMPHIBIANS & REPTILES banyak di lengkapi
dengan gambar- gambar yang jelas dan buku ZOOLOGI DASAR dalam penyajian juga
sudah jelas.
BAB IV
KELEMAHAN BUKU

4.1 Keterkaitan antar Bab

Pada buku AMPHIBIANS & REPTILES dalam keterkaitan antar bab sudah
cukup jelas dilengkapi dengan gambar yang jelas dan mudah dimengerti sedangkan pada
buku ZOOLOGI DASAR keterkaitan antar babnya susah untuk dimengerti karena
bahasa dan penjelaskan materinya terlalu banyak sehingga susah dimengerti.

4.2 Kemutakhiran Buku

Kemutakhiran buku AMPHIBIANS & REPTILES termasuk buku yang


terbitannya baru dan teruptude sedangkan buku ZOOLOGI DASAR termasuk buku yang
sudah tidak teruptude lagi.

4.3 Desain / Sistematika penyajian bahan kajian

Di dalam Buku AMPHIBIANS & REPTILES dalam penyajiannya sudah begitu


bagus sedangkan buku ZOOLOGI DASAR bahasa dalam penyajiannya lumayan susah
dimengerti.
BAB V
IMPLIKASI
5.1 Teori/konsep
Reptil dan amfibi adalah dua jenis mahluk yang paling erat kaitannya, karena
kedunya merupakan anggota keluarga hewan berdarah dingin dan vertebrata, yang
berarti mereka memiliki tulang belakang.
Reptil
Reptil adalah hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dan bernafas
dengan oksigen melalui paru-paru mereka. Mereka membutuhkan sumber panas
untuk tetap hangat, tetapi tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka sendiri. Mereka
membutuhkan panas untuk mempercepat metabolisme itu sebabnya reptil biasanya
terlihat berjemur di bawah panas matahari. Biasanya, reptil memiliki kulit bersisik
yang kedap air. Seperti kadal, kura-kura, ular, buaya dan tokek adalah beberapa
anggota kelas ini.
Amfibi
Amfibi adalah makhluk yang berkembang biak dengan cara bertelur dan
berdarah dingin. Makhluk ini mampu hidup baik di air maupun di darat. Namun,
kulit mereka harus tetap “basah” untuk menghirup udara.
Reptil dan amfibi makhluk yang erat kaitannya sebagai pola evolusi dari ikan
untuk amfibi kemudian reptil. Tapi ada perbedaan besar dalam bagaimana mereka
berkembang biak dan bagaimana mereka “bernapas”.
Telur reptil memiliki pola yang kasar dan kulit luar yang keras untuk melindungi
embrio dalam telur, sementara telur amfibi lembut tanpa membran luar dan
diletakkan di badan air yang melekat pada tanaman air. Ketika telur reptil menetas,
apa yang keluar adalah bentuk miniatur dari induk reptil (bayi.
Sementara telur amfibi masih dalam tahap larva yang memiliki ekor dan insang.
Kebanyakan amfibi membutuhkan air untuk hidup, sementara reptil dapat hidup di
banyak tempat.

5.2 Program pembangunan di Indonesia


Seperti ang kita ketahui pada saat ini pembangunan yang ada di Indonesia
terutama untuk hewan ampibi belum begitu diperhatikan hal ini dikarenakan hewan
ampibi masih gampang dan mudah untuk ditemui misalnya kodok dan katak.
Walaupu memang pada hakikatnya ada juga hewan ampibi ini yang sudah langka.
Namun untuk hewan reptile sudah banyak pembangunan yang menjaga
kelestarian hewan-hewan ini misalnya ada kebun binatang, penangkaran dan lan-
lainya. Contoh hewan yang biasanya di lestarikan atau diberikan tempat khusus yang
paling banyak kita temui adalah komodo, buaya

5.3 Analisis mahasiswa (posisi kritis mahasiswa)


Dalam hal ini yang perlu di perdulikan mahasiswa terkait permasalahan hewan
reptile dan ampibi ini maka yang paling perlu adalah pengetahuan mahasiswa dalam
menjaga keseimbangan ekosistem agar hewan-hewan tersebut dapat tetap ada dan
tidak menjadi langka. Lebih mampu memanfaatkan hewan-hewan dengan
perkembang biakan yang cukup besar dan banyak. Contohnya kodok dan katak.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil ringkasan yang telah kami lakukan, kami juga sudah membuat
keunggulan dan kelemahan dari masing-masing buku yang kami kritik, dapat kami
simpulkan bahwa buku yang ditulis oleh John Buckley dan Mairi Cole yang berjudul
“AMPHIBIANS & REPTILES” lebih unggul dibanding buku “ZOOLOGI DASAR”
oleh Prof. Dr. Mukayat Djarubito Brotowidjoyo, M.Sc. Selain buku “AMPHIBIANS &
REPTILES” memiliki desaign gambar yang bagus dan menarik, kalimat perkalimat juga
dipaparkan dalam bahasa yang mudah dimengerti begitu juga materi antar bab yang
saling terkait yang membuat pembaca lebih mengerti materi yang disajikan.

6.2 Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah kami simpulkan, kami menyarakankan buku
“AMPHIBIANS & REPTILES” yang ditulis oleh John Buckley dan Mairi Cole lebih
cocok digunakan sebagai buku pegangan pada mahasiswa atau pembaca yang ingin
mencari informasi atau mengerti materi tentang repti dan amfibi.
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito.1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Buckley, John and Cole, Mairi. 2004.AMPHIBIANS AND REPTILES. Naturally


Scottish

Anda mungkin juga menyukai