Anda di halaman 1dari 16

Tidak lengkap rasanya sebuah keluarga tanpa kehadiran seorang anak.

Celoteh, tangis,
kemanjaan, dan kerewelan seorang anak bahkan adalah lantunan kehidupan yang mampu
menggelorakan cinta dan semangat hidup kedua orangtuanya. Bukankah salah satu tujuan
pernikahan adalah meneruskan keturunan? Apalagi bila buah hati yang dinanti adalah generasi
yang diharapkan kelak bisa dididik menjadi seorang hamba Allah yang shalih.

Anak adalah salah satu nikmat dari Allah. Maka, saat sang buah hati yang dinanti belum juga
dikaruniakan oleh-Nya, hendaklah sepasang suami-istri tetap ber-husnuzhon (berprasangka
baik) dan ridha akan ketetapan Rabb-nya. Meski demikian, baik suami maupun istri hendaknya
tetap terus berusaha dan berdoa. Bukan hanya sekedar doa memohon kehadiran seorang anak,
tetapi kehadiran anak-anak yang shalih dan shalihah.

Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dari segi kesehatan. Bisa jadi ada sebab atau
penyakit tertentu yang menyebabkan suami-istri tersebut sulit memiliki keturunan. Istilah yang
mungkin sering kita dengar adalah “infertilitas”. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan
infertilitas?

Pada dasarnya, infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang laki-laki atau
seorang perempuan untuk menghasilkan keturunan. Infertilitas juga berarti perempuan yang
bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu). Dalam bahasa
awam, infertil disebut juga tidak subur.

Definisi Infertilitas

Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan infertil jika:

 Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali
seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
 Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu)
dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
 Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42
minggu).

Infertilitas Primer vs Infertilitas Sekunder


Infertilitas sendiri ada dua macam, yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Pasangan
dengan infertilitas primer tidak bisa hamil sedangkan infertilitas sekunder adalah sulit untuk
hamil setelah sudah pernah sekali hamil dan melahirkan secara normal sebelumnya.

Kejadian Kasus Infertilitas

 Secara umum, di dunia diperkirakan 1 dari 7 pasangan bermasalah dalam hal


kehamilan.
 Di Indonesia, angka kejadian perempuan infertil 15% pada usia 30-34 tahun, meningkat
30 % pada usia 35-39 tahun dan 64 % pada usia 40-44 tahun.
 Berdasar survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta
pasangan (7 juta orang) yang infertil. Mereka disebut infertil karena belum hamil setelah
setahun menikah. Kini, para ahli memastikan angka infertilitas telah meningkat mencapai 15-20
persen dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia.
 Penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari pria, 40% dari wanita, 10% dari pria dan
wanita, dan 10% tidak diketahui.

Penyebab Infertilitas

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas, antara lain:


2. Umur.
3. Lama infertilitas.
4. Emosi.
5. Lingkungan.
6. Hubungan seksual.
7. Kondisi sosial dan ekonomi.
8. Kondisi reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan sel telur.
9. Kondisi reproduksi pria, yaitu kualitas sperma dan seksualitas.
10. Penyebab lain.

(1) Umur

Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini dikarenakan
cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi
wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah
fase pubertas sampai sebelum fase menopause.

Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang ditandai
dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan
timbunan lemak di pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase
menopause adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.

Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami menarche
sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu sel
telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun
simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga
kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun
menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun
sel telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan
cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari
ke-2 atau ke-3.

(2) Lama Infertilitas

Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan masalah
infertilitas datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit pada organ
reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai dengan
pasangan tersebut.

(3) Emosi

Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi.

(4) Lingkungan

Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap, silikon,
pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan
alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.
(5) Hubungan Seksual

Penyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi, dan
melakukannya pada masa subur.

(6) Frekuensi

Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut masturbasi) yang dilakukan setiap hari
akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali
seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan
matang.

(7) Posisi

Infertilitas dipengaruhi oleh hubungan seksual yang berkualitas, yaitu dilakukan dengan
frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa kontrasepsi. Penetrasi adalah
masuknya penis ke vagina sehingga sperma dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel
telur yang “menunggu” di saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi).
Oleh karena itu gangguan ereksi (disebut impotensi) dapat menyebabkan infertilitas. Penetrasi
yang optimal dilakukan dengan cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di
bawah pantat wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan, setelah wanita
menerima sperma, wanita berbaring selama 10 menit sampai 1 jam bertujuan memberi waktu
pada sperma bergerak menuju saluran telur untuk bertemu sel telur.

(8) Masa Subur

Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat berhubungan seksual wanita harus
orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan terjadi bila sel telur dan sperma bertemu.
Hal yang juga perlu diingat adalah bahwa sel telur tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel
telur dilepaskan oleh indung telur dalam setiap menstruasi, yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Peristiwa itu disebut ovulasi. Sel telur kemudian menunggu sperma di saluran telur
(tuba falopi) selama kurang-lebih 48 jam. Masa tersebut disebut masa subur.

Cara untuk mengetahui masa subur antara lain:


1. Dengan memperhatikan keluarnya lendir mulut rahim yang dapat diraba dengan jari
(pastikan jari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Pada saat subur, keluarlah cairan
bening seperti putih telur sehingga kelamin terkesan basah. Banyak wanita menganggap hal itu
sebagai keputihan. Di luar saat subur, lendir mulut rahim hanya sedikit dan lebih kental
sehingga kelamin terkesan kering.
2. Dengan mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur selama beberapa bulan
siklus menstruasi (biasanya sampai tiga bulan). Tanda ovulasi adalah apabila terjadi sedikit
kenaikan suhu tubuh pada pertengahan siklus haid. Suhu tubuh itu disebut sebagai suhu basal
tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh. Peningkatan suhu tubuh yang jelas,
walalupun sedikit (sekitar 0,2-0,5 °C), terjadi karena produksi hormon progesteron yang
muncul segera setelah ovulasi. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh setiap pagi pada
waktu bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa didapatkan dari dokter). Cara
mengukur sendiri suhu basal tubuh:
o Guncang termometer (termometer dapat dibeli di apotek) hingga di bawah 36

°C, dan siapkan termometer di dekat tempat tidur Anda sebelum tidur.
o Saat terbangun di pagi hari, letakkan termometer di mulut anda (termometer

oral) selama 10 menit. Penting untuk Anda ingat adalah jangan banyak bergerak. Tetaplah
berbaring dan istirahat dengan mata tertutup. Jangan bangun selama 10 menit hingga selesai
pengukuran.
o Setelah 10 menit, bacalah dan catat suhu tubuh Anda pada grafik saat tanggal

pemeriksaan itu.
3. Dengan memeriksa lendir rahim di bawah mikroskop. Pada saat subur akan tampak
bentukan seperti daun pakis yang sempurna.
4. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina
dapat dilihat dengan jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung telur.

(9) Kondisi Sosial dan Ekonomi

Kondisi Sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan memperbesar kemungkinan terjadinya
infertilitas.
Kondisi Reproduksi Wanita

Kelainan terbanyak pada organ reproduksi wanita penyebab infertilitas adalah endometriosis
dan infeksi panggul, sedangkan kelainan lainnya yang lebih jarang kejadiannya adalah mioma
uteri, polip, kista, dan saluran telur tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat).

Penyakit Penyebab Infertilitas pada Wanita

1. Endometriosis

Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam
rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak
di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau
bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum
penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid
dan berhubungan intim, serta -tentu saja-i nfertilitas.

2. Infeksi Panggul

Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian atas,
meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala
umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri),
nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang
kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik
yang berat, pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim,
misalnya: spiral).

3. Mioma Uteri

Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di rahim.
Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan
dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri
yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium). Mioma uteri biasanya tidak bergejala.
Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri akan
mengecil atau sembuh.
4. Polip

Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh
mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur
keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus
terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.

5. Kista

Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh tidak
normal di rongga maupun struktur tubuh manusia.
Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal
penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat
ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering
menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai
amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi
normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini
disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.

6. Saluran Telur yang Tersumbat

Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur
sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy),
yaitu semacam pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahim dan saluran telur.

7. Sel Telur

Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi
dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab gangguan
ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan
gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid
80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar itu semua,
maka sebaiknya beliau memeriksakan diri ke dokter.
Kondisi Reproduksi Pria

Perlu pembaca ketahui bahwa kondisi reproduksi pria meliputi sperma dan seksualitas.

Sperma

Sperma berasal dari kata spermatozoa, yaitu sel kelamin jantan yang memiliki bulu cambuk.
Bentuk sperma mirip kecebong. Sperma dihasilkan oleh testis. Cairan nutrisi sperma berupa
cairan putih, kental, dan berbau khas yang disebut “semen”. Proses pengeluaran semen dan
sperma disebut ejakulasi, sehingga cairannya disebut juga dengan cairan ejakulat.

Pada pemeriksaan cairan ejakulat yang normal didapatkan:

1. Volume: ≥ 2 mililiter.
2. Lama mencair: 60 menit.
3. pH (tingkat keasaman): ≥ 7,2.
4. Kadar spermatozoa: ≥ 20 juta spermatozoa per mililiter.
5. Jumlah spermatozoa total: ≥ 20 juta spermatozoa per ejakulat.
6. Motilitas (pergerakan):
o ≥ 50% motil (grade a dan b)*; atau
o ≥ 25% bergerak progresif (grade a)

dalam 60 menit setelah ejakulasi.

7. Vitalitas: spermatozoa hidup ≥ 75%.


8. Sel darah putih: < 1juta per mililiter.

*):
Grade a: pergerakan sperma yang cepat, progresif, biasanya membentuk garis lurus.
Grade b: pergerakan sperma yang lambat, biasanya kurang membentuk garis lurus.

Sperma membawa sifat dari bapak, yang nantinya akan bertemu dengan sel telur yang
membawa sifat dari ibu. Oleh karena itu, kualitas sperma dan sel telur yang baik menjadi
faktor penting dalam kehamilan.

Penyebab Umum Ketidaksuburan Pria


1. Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)

Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan
hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon
testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu. Terapi yang bisa dilakukan adalah
dengan terapi hormon.

2. Gangguan di daerah testis (testicular)

Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa
juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma
menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan suhu
yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C, sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5
°C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C saja, proses pembentukan sperma dapat
terganggu. Oleh karena itu, hindari memakai celana dalam atau celana panjang yang ketat.
Usahakan tidak mengenakan celana dalam waktu tidur untuk menjaga suhu di bagian tubuh
tersebut tetap sejuk. Janganlah merokok, karena penelitian menunjukkan bahwa perokok
memiliki jumlah sperma lebih sedikit dibandingkan pria yang tidak merokok. Jangan
mengonsumsi alkohol karena dapat mempengaruhi fungsi liver, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan peningkatan estrogen. Jumlah estrogen yang tinggi dalam tubuh akan
mempengaruhi produksi sperma. Usaha lain untuk meningkatkan kualitas dan jumlah sperma
adalah mengkonsumsi suplemen alami. Asam amino L-carnitine (ditemukan dalam daging
merah dan susu) dan L-arginine (terdapat dalam kacang-kacangan, telur, daging, dan wijen)
berkhasiat meningkatkan mutu sperma.

3. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)

Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar,
biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi
penyakit -seperti tuberkulosis (Tb)-, serta vasektomi yang memang disengaja.

4. Gangguan lain

Gangguan lain yang cukup sering kejadiannya adalah pelebaran pembuluh darah atau varises.
Varises pada pembuluh darah yang menyuplai testeis disebut varicocele. Akibatnya, darah
kotor yang seharusnya dibawa ke atas untuk dibersihkan, turun lagi dan mengendap di testis.
Darah kotor yang mengendap mengandung zat-zat yang melemahkan sperma, seperti adrenalin
dan sebagainya.

Penyebab Lain

1. Kelainan Kekebalan Tubuh

Kekebalan tubuh berguna melawan benda asing atau kuman penyebab infeksi yang masuk ke
dalam tubuh. Janin juga dilindungi dengan kekebalan ini agar berkembang baik. Kekebalan
tubuh diperankan oleh antibodi. Antibodi bisa menyerang kuman (benda asing) karena ada
antigen pada kuman tersebut. Jadi, antigen berperan sebagai “tanda pengenal” agar kuman
dapat dikenali antibodi, baru kemudian antibodi dapat menghancurkannya. Akan tetapi, pada
beberapa wanita terdapat kelainan adanya antibodi antisperma, akibatnya antibodi tersebut
menghancurkan sperma yang masuk sehingga pembuahan gagal terjadi. Pada beberapa pria,
juga terdapat kelainan berupa antibodi yang dimilikinya menyerang sperma karena sperma
dianggap sebagai benda asing sehingga sperma menjadi berkualitas jelek alias tidak mampu
membuahi sel telur.

Pada dasarnya, wanita tidak memiliki unsur antigen, seperti halnya pada sperma atau
komponen plasma semen. Namun, pada saat wanita mulai berhubungan seksual dengan pria,
dalam tubuhnya akan terbentuk antibodi antisperma terhadap antigen sperma. Pada tingkat
tertentu antibodi masih dapat ditembus oleh sperma yang bagus kualitasnya dan dapat
mengakibatkan kehamilan.

2. Infertilitas Sebagai Komplikasi Penyakit Lain

Penyakit-penyakit yang berkomplikasi infertilitas, antara lain: penyakit genetik, kencing manis
(diabetes mellitus), penyakit kelenjar gondok, kelainan hormon, dan obesitas (kegemukan).

Pengobatan Bagi Pasangan Infertil

Bagi pasangan yang ingin dikaruniai keturunan, hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, berikhtiar, dan bertawakkal. Berusaha dengan penuh kesabaran, karena
Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Pasangan infertil sebaiknya pergi ke dokter, rumah sakit, atau klinik infertilitas untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Klinik infertilitas yang ada di Indonesia, misalnya:

 Klinik Permata Hati RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta.


 Klinik Fertilitas Graha Amerta RSU dr. Soetomo, Surabaya.
 Klinik Yasmin RSUP dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Program kesehatan mungkin yang ditawarkan oleh dokter pada pasangan infertil cukup beragam
tergantung penyebab infertilitas. Yang perlu diingat, dalam usaha memperoleh keturunan kita
harus tetap memperhatikan rambu-rambu syariat. Janganlah demi memenuhi keinginan untuk
mendapat anak sehingga kita menghalalkan segala cara.

Usaha- usaha yang Dianjurkan untuk Memperoleh Keturunan

1. Berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terutama dengan banyak-banyak


beristigfar.
2. Sabar, optimis, dan komunikasi yang baik antar suami-istri untuk memutuskan suatu
terapi.
3. Berperilaku hidup sehat, meliputi:
1. Diet (pola makan) yang sehat
 Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal.
 Karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara terbagi
dan seimbang, sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah makan.
 Mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut.
2. Latihan jasmani
3.
 Latihan jasmani teratur dapat memperbaiki kendali glukosa darah,
serta mempertahankan atau menurunkan berat badan.
 Latihan jasmani yang dianjurkan adalah dikerjakan sedikitnya selama
150 menit/minggu dengan latihan aerobik sedang (50—70% denyut jantung maksimal*), atau 90
menit/minggu dengan latihan aerobik berat (mencapai denyut jantung >70% maksimal). Latihan
jasmani dibagi menjadi 3-4 kali aktivitas per minggu.
*) Denyut jantung maksimal: 220-umur: contoh: seseorang berumur 50 tahun, denyut jantung
maksimalnya adalah 220-50=170 denyut/menit.
Referensi:

 Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia 2006.


 Seleksi Pasutri Pada Kasus Infertilitas, oleh: H. Soehartono DS.
 Skor Infertilitas Surabaya (Berdasarkan Faktor Risiko), oleh: Samsul Hadi.
 Vitahealth. 2008. Infertil: Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya.
Jakarta: Gramedia.
 www.kesrepro.info.net
 www.klinikyasmin.co.id
 www.mhhe.com
 www.wikipedia.com

***

Penulis: dr. Ian Danny Kurniawan (Abu ‘Ammar)


Artikel muslimah.or.id
Infertilitas
Infertilitas (Infertility[1]) adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat hamil secara
alami atau tidak dapat menjalani kehamilannya secara utuh.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Definisi

2 Kesalahpahaman
3 Penyebab Infertilitas
← 3.1 Pada Wanita
← 3.2 Pada Pria
4 Mengatasi Infertilitas

5 Referensi

sunting Definisi
Definisi standar infertilitas adalah ketidakmampuan untuk menjadi hamil
dalam satu tahun setelah secara teratur menjalani hubungan intim tanpa
kontrasepsi[2].

sunting Kesalahpahaman
Menurut Weschler[3], ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang
berkesimpulan dirinya infertil, padahal sebenarnya belum tentu demikian:

← Apabila dalam satu tahun tidak terjadi kehamilan meski menjalani


hubungan intim tanpa kontrasepsi.
← Jika siklus menstruasi tidak teratur. Padahal, tidak semua wanita
memiliki siklus 28 hari, dan ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14.
← Dokter terburu-buru mengambil kesimpulan hanya berdasarkan
frekuensi hubungan intim, dan terburu-buru menerapkan tes-tes yang
invasif atau terburu-buru memberikan obat. Padahal, keseringan
hubungan intim tidak akan menghasilkan kehamilan apabila dilakukan
pada waktu yang tidak tepat. Dokter yang teliti akan mengambil langkah
berikut terlebih dahulu:
← Analisa sperma pada pria.
← Analisa pemetaan kesuburan wanita. Pada hari keberapakah si
wanita mengalami ovulasi?
← Dokter hanya memfokuskan mengambil solusi berdasarkan kenaikan
suhu basal tubuh, dan mengabaikan pengamatan lendir leher rahim.
Padahal, kenaikan suhu terjadi pada saat ovum sudah mati, sementara
masa subur adalah tepat sebelum kenaikan suhu tersebut terjadi. Lihat
menstruasi.
← Dokter melakukan tes kesuburan pada waktu yang tidak tepat.
Contohnya adalah :
← Penerapan tes pasca-senggama (postcoital test), yang
dimaksudkan untuk menganalisa apakah sperma tersebut subur, dan
apakah lendir leher rahim wanita kondusif untuk pembuahan. Padahal,
jika tes ini dilakukan bukan pada fase subur, tes ini akan invalid. Dan
jangan lupa, tidak semua orang mengalami ovulasi pada hari 14
setelah menstruasi.
← Demikian juga tes biopsi dinding rahim, tidak akan menunjukkan
hasil yang baik jika waktunya tidak tepat
← Alat untuk menentukan masa subur kadang kala tidak tepat:
← Alat ini biasanya mendeteksi munculnya hormon LH sebelum
ovulasi. Padahal, ada wanita yang mengalami sindrom LUFS di mana
hormon LH tidak menyebabkan ovulasi.
← Ada wanita yang mengalami kemunculan hormon LH jauh
sebelum ovulasi itu sendiri (mini-peaks of LH).
← Alat ini tidak memberitahu apakah lendir leher rahim kondusif
untuk sperma
← Ketepatan alat ini bisa berkurang jika terkena panas yang
berlebihan
← Alat ini tidak akan memberi hasil positif jika dilakukan bukan
pada masa subur. Sementara banyak wanita yang menyangka dirinya
berovulasi hanya pada hari ke 14. Padahal tidak selalu demikian.
← Obat kesuburan seperti Pergonal atau Danicrone bisa
mempengaruhi alat tersebut
← Alat ini tidak akurat untuk wanita di atas 40 tahun
← Ada wanita yang menyangka dirinya tidak bisa hamil, padahal
kenyataannya dia bisa hamil tetapi mengalami keguguran.
Menurut Weschler[3], hal di atas bisa diatasi dengan menerapkan metode
kesadaran kesuburan untuk mengetahui kapan fase subur terjadi.

sunting Penyebab Infertilitas


[sunting] Pada Wanita
a. Pada wanita • Gangguan organ reproduksi 1. Infeksi vagina sehingga
meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan
pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang
mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks,
perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada
serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga
sperma tidak dapat masuk ke rahim 3. Kelainan pada uterus, misalnya
diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus,
mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan
suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii
dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu •
Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena
ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon
FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini
dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-
obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise.
Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami
hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi. • Kegagalan
implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami
kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi
pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik.
Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus. •
Endometriosis • Abrasi genetis • Faktor immunologis Apabila embrio memiliki
antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai
respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus
spontan pada wanita hamil. • Lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi,
asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic
pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
[sunting] Pada Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria
yaitu : • Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas • Abnormalitas ejakulasi;
ejakulasi rerograde, hipospadia • Abnormalitas ereksi • Abnormalitas cairan
semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi • Infeksi pada
saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital • Lingkungan; Radiasi,
obat-obatan anti cancer • Abrasi genetik

sunting Mengatasi Infertilitas

← Obat kesuburan
← Pembedahan untuk membuka tuba falopii
← Inseminasi buatan
← Bayi tabung

Anda mungkin juga menyukai