Anda di halaman 1dari 27

KEJAHATAN

SEKSUAL
Ajron Pindo Putra
KEJAHATAN SEKSUAL

Ilmu kedokteran khususnya Ilmu kedokteran


Kejahatan seksual : merupakan salah satu
forensik dan medikolegal mempunyai peranan
bentuk dari kejahatan yang menyangkut
penting dalam upaya pembuktian kejahatan
tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia.
seksual ini.

Bantuan Ilmu Kedokteran dalam kasus kejahatan seksual dalam kaitannya


dengan fungsi penyelidikan ditunjukan kepada : tanda-tanda
persetubuhan, menentukan adanya tanda kekerasan, memperkirakan
umur, menentukan pantas tidaknya korban untuk kawin.
Pasal 285 KUHP Pasal 286 KUHP Pasal 287 KUHP

Perkosaan Bersenggama dengan Bersenggama dengan


wanita tidak berdaya wanita dibawah umur
BENTUK KEJAHATAN SEKSUAL

SENGGAMA

• Perkosaan

NON SENGGAMA

• Pencabulan atau Pelecehan seksual


PERKOSAAN

Perkosaan : “tindakan menyetubuhi seorang wanita yang


bukan istrinya dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan.”

Persetubuhan : penetrasi penis kedalam vagina lengkap atau


tak lengkap dengan atau tanpa disertai ejakulasi.

Pasal 285 KUHP


Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia diluar
perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan, dengan
pidana penjara paling lama 12 tahun.
PEMERIKSAAN TKP PERKOSAAN
pasal 7 KUHP, butir (h)

- Tanda-tanda pergumulan
- Tanda-tanda kekerasan
Tugas dokter di - Tanda-tanda persetubuhan
TKP, mencari ttg: - Mencari benda-benda milik korban/tersangka

1. Harus ada Surat Permintaan Visum et


Pemeriksaan Repertum
korban kejahatan 2. Persetujuan tertulis dari korban / orang tua
seksual:
korban
3. Harus ada perawat wanita
PEMERIKSAAN KORBAN PERKOSAAN
Pasal 133 KUHP

- Tanda-tanda pergumulan
- Tanda-tanda kekerasan
- Tanda-tanda persetubuhan
- Mencari benda-Mencari keterangan ttg korban
Tujuan : - Mencari keterangan ttg peristiwa pemerkosaan
- Mencari adanya bekas-bekas kekerasan
- Mencari adanya perubahan-perubahan pd alat kelamin korban
- Mencari adanya spermatozoa
- Mencari akibat dari perkosaan

Pemeriksaan
korban kejahatan
seksual: - Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Penunjang
PENCABULAN

“Semua perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan


kenikmatan seksual sekaligus mengganggu kehormatan
kesusilaan”
PASAL 289 KUHP
Barangsiapa dengan kekerasan/ancaman kekerasan memaksa
seseorang/ membiarkan dilakukan perbuatan cabul pidana
penjara selama-lamanya 9 tahun

PASAL INI SERING DIGUNAKAN SEBAGAI


TUNTUTAN SUBSIDER PADA PERKOSAAN YG
PERSETUBUHANNYA TIDAK TERBUKTI
PELECEHAN SEKSUAL

• Sejenis tindakan seksual yang tidak dikehendaki atau


tidak disukai korban.
• Termasuk : menyerang/merendahkan martabat wanita
PEMERIKSAAN FORENSIK
TUJUAN PEMERIKSAAN

1. Memastikan keselamatan dan kesehatan korban / terperiksa


2. Membantu penyidik dalam mengungkap kejahatan melalui pembuktian ilmiah
3. Menentukan ada/tidaknya tanda-tanda persetubuhan
4. Menentukan ada/tidaknya tanda-tanda kekerasan
5. Perkiraan umur
6. Menetukan pantas/tidaknya untuk dikawin
ASPEK MEDIKOLEGAL

01 03
Visum et repertum atas
permintaan penyidik Harus ada persetujuan
pemeriksaan dari ybs/keluarga

02 04
Harus ada saksi pemeriksaan, jenis
kelamin sama dengan korban Bila korban tak diantar polisi, pastikan
identitas korban dengan cara lain.
ANAMNESIS UMUM ANAMNESIS KHUSUS

1. Nama dan alamat korban 1. Kronologi kejadian


2. Umur 2. Waktu kejadian
3. Agama dan suku bangsa 3. Tempat kejadian
4. Status marital 4. Bukti medis persetubuhan
5. Kehamilann persalinan, abortus  Kejadian penetrasi
6. Haid (menarche, lamanya tiap haid, • Sebagian atau total
keteraturan siklus, hari pertama, haid • Genital/digital/instrument
terakhir) • Vaginal/anal/oral
7. Riwayat persetubuhan  Kejadian ejakulasi
8. Riwayat penyakit atau pemakaian obat • Vagina
9. Riwayat medis • Anus
• Mulut
 Kejadian pembersihan sebelum
pemeriksaan
• Berkumur
• Membasuh vagina
• Mandi
• Keramas
• Buang air kecil atau buang air besar
ANAMNESIS KASUS PERKOSAAN

Mencari keterangan tentang peristiwa


Mencari keterangan tentang diri korban perkosaan
a. Nama, umur, alamat & pekerjaan a. Tanggal, jam & tempat kejadian
b. Status perkawinan b. Keadaan korban sebelum kejadian
c. Persetubuhan sebelum peristiwa c. Posisi korban pada waktu kejadian
perkosaan d. Persetubuhan yang dilakukan pelaku
d. Tanggal mens terakhir e. Cara perlawanan korban
e. Kehamilan, riw. persalinan atau f. Hal-hal yg diperbuat setelah perkosaan
keguguran g. Pelaporan peristiwa perkosaan kepada
f. Penyakit & operasi yg pernah dialami polisi oleh siapa, kapan, dimana, serta
g. Kebiasaan alcohol & obat-obatan hubungan si pelapor dengan korban
PEMERIKSAAN FISIK UMUM PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

 Penampakan dan Emosi  Tanda-tanda persetubuhan


 Pakaian dan Perhiasan.  Tanda-tanda kekerasan
 Parameter Pertumbuhan
 Tanda-tanda Vital  Pemeriksaan tubuh korban (tanda bekas
 Luka-luka kehilangan kesadaran, needle marks.
 Kuku Jari  Tanda-tanda penetrasi
 Benda Asing • Pemeriksaan selaput dara
 Rambut Pubis
 Rambut Kepala • Bekas kekerasan pada vulva dan vagina
 Kulit • Epitel vagina pada penis pelaku
 Ejakulat (Usap Vagina)
TANDA-TANDA KEKERASAN

 Bekas kekerasan pd tubuh korban : goresan, garukan, gigitan, luka lecet, luka memar di daerah :
 Sekitar mulut sewaktu korban dibungkam
 Sekitar leher sewaktu korban dicekik
 Pergelangan tangan, lengan sewaktu korban disergap
 Payudara sewaktu digigit atau diremas-remas
 Sebelah dalam paha sewaktu dipaksa membuka kedua tungkai
 Punggung sewaktu korban dipaksa tidur
 Pemeriksaan rektum & kavum oris utk melihat apakah juga terjadi coitus per anum
 Pemeriksaan toksikologi utk menentukan ada atau tidaknya obat-obat atau racun yg membuat
korban pingsan
TANDA-TANDA PERSETUBUHAN

Persetubuhan : penetrasi
penis kedalam vagina lengkap
atau tak lengkap dengan atau
tanpa disertai ejakulasi.
Tanda-tanda langsung
• Robeknya selaput dara
akibat penetrasi penis
• Lecet atau memar akibat
gesekan-gesekan penis
Tanda-tanda tak langsung • Adanya sperma akibat
• Terjadinya kehamilan ejakulasi
• Terjadinya penularan penyakit
kelamin
PEMERIKSAAN TUBUH KORBAN SECARA KHUSUS

 Perubahan-perubahan pd alat kelamin korban.


 Ada atau tidak benda asing, perdarahan, luka, robekan & pembengkakan pd daerah
pubis, vulva, vagina, forniks anterior & posterior.
 Keadaan hymen :
 Bentuk & sifat hymen
 Besarnya lubang hymen
 Adanya robekan hymen
 Sifat & lokalisasi robekan hymen
 Pemeriksaan pubis : perlekatan rambut atau benda asing.
STATUS GINEKOLOGI

• Posisi litotomi
• Periksa luka-luka sekitar vulva, perineum dan paha
• Jika ada bercak, kerok dengan skalpel dan masukkan
dalam amplop
• Rambut pubis disisir, rambut yang lepas dimasukkan
dalam amplop
• Jika ada rambut pubis yang menggumpal, gunting dan
masukkan dalam amplop
• cabut 3-10 lembar rambut dan masukkan dalam
amplop lain
• Periksa selaput dara, besarnya orifisium  Jika memungkinkan swab forniks posterior, buat
• Swab daerah vestibulum, buat sediaan hapus sediaan hapus
 Pada persetubuhan dubur, periksa colok dubur
dan lakukan swab, bila perlu proktoskopi
Tak adanya robekan hymen tidak dapat dipastikan
bahwa ♀ tersebut tidak terjadi penetrasi penis

Adanya robekan hymen hanya pertanda adanya


suatu benda yang masuk ke dalam vagina

Bila persetubuhan disertai ejakulat & ejakulat tersebut


mengandung spermatozoa  adanya spermatozoa di dalam
vagina merupakan tanda pasti adanya persetubuhan

Bila tidak ada spermatozoa  pembuktian


dengan pemeriksaan ejakulat
• Adanya sperma = tanda pasti persetubuhan.
• Sperma di liang vagina masih bergerak dalam 4-5 jam sampai 36 jam post coitus. Pada
jenazah dapat ditemukan sampai 1 minggu.
• Jika persetubuhan tidak sampai berakhir dgn ejakulasi  pembuktian tidak dapat dilakukan
secara pasti, hanya disini perlu disebutkan tidak ditemukan tanda-tanda persetubuhan yang
mencakup 2 kemungkinan :
1. Memang tidak ada persetubuhan
2. Persetubuhan ada tetapi tanda-tandanya tidak dapat ditemukan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

01 03
Pemeriksaan adanya
spermatozoa Pemeriksaan adanya penyakit
kelamin

02 04
Pemeriksaan adanya cairan semen
Pemeriksaan adanya kehamilan
01 PEMERIKSAAN SPERMATOZOA

 Bahan : cairan vagina


 Metode I (Pemeriksaan langsung)
 Sediaan basah tanpa pewarnaan : 1 tetes cairan vagina
ditaruh di objek glass & ditutup  periksa mikroskop
pembesaran 500x. Hasil : spermatozoa yang bergerak
(motilitas)
01 PEMERIKSAAN SPERMATOZOA
Pewarnaan Malachite - green

 Metode II (Pewarnaan Malachite – green)


Sediaan kering dgn pewarnaan gram, giemsa atau methylene blue atau
pengecatan Malachite-green

 Sediaan apusan cairan vagina pd objek gelas, keringkan diudara,


fiksasi dgn api, warnai dgn Malachite-green 1% dlm air, tunggu 10-
15 menit, cuci dgn air, warnai dgn eosin-yellowish 1% dlm air,
tunggu 1 menit, cuci dgn air, keringkan, periksa di mikroskop.
 Hasil : (positif jika ditemukan paling sedikit 1 sperma yg utuh)
 Pengecatan Malachite-green : basis kepala sperma waran
ungu, bagian hidung merah muda
 Pewarnaan gram : kepala warna merah, leher dan ekor
warna biru.
01 PEMERIKSAAN SPERMATOZOA

Pewarnaan Baechhi

 Bahan : pakaian.
 Pemeriksaan sinar UV : ada flouresensi warna putih kebiruan  tidak
spesifik.
 Pewarnaan Baeechi (acid fuchsin 1% (1ml) + Methylene blue 1% (1ml) +
HCl 1% (40ml))
• Ambil pakaian bagian tengah noda (uk 2x2 cm), warnai dgn
Baeechi 2-3 menit, cuci dgn HCl 1% 5 detik, dehidrasi dgn alkohol
70%, 85% & absolut, bersihkan dgn xylol & keringkan, letakkan di
kertas saring. Ambil 1-2 helai benang dgn jarum pd daerah yg
bernoda, diuraikan menjadi serabut pd objek gelas, teteskan
Canada balsem, tutup dgn penutup, lihat dgn pembesaran 500x
 Hasil : kepala sperma merah, ekor biru muda, kepala
menempel pd serabut benang.
02 PEMERIKSAAN ADANYA SEMEN
 Adanya persetubuhan melalui penentuan adanya caira mani dalam labia minor atau vagina yang
diambil dari forniks posterior
 Adanya ejakulasi pada persetubuhan atau perbuatan cabul melalui penentuan adanya cairan
mani pada pakaian, sprai, kertas tissue, dst

 Penentuan asam fosfatase :


• Bahan : cairan vagina
• Metode : cairan vagina ditaruh pd kertas saring  Penentuan kristal kholin :
(Whatmann) yg dibasahi akuades, diamkan • Bahan : cairan vagina
sampai kering, semprot reagensia, lihat warna • Metode : cairan vagina ditetes larutan
ungu yg timbul yodium  terbentuk kristal, dilihat dgn
 Warna ungu timbul <30 detik  asam mikroskop  kristal-kristal kholin
fosfatase asal dari prostat  indikasi besar peryodida tampak bentuk jarum-jarum
 Waran ungu timbul <65 detik  indikasi warna coklat
sedang
02 PEMERIKSAAN ADANYA SEMEN

Bahan : pakaian
Metode :
a. Inhibisi asam fosfatase dgn L(+) asam tartrat
o Pakaian dipotong kecil & diekstrak dgn beberapa tetes akudes. Dua helai kertas
saring diletakkan masing2 1 tetes ekstrak, kertas saring I disemprot reagen I, yg
kedua disemprot reagen II  jika timbul warna ungu pd kertas saring pertama dlm
waktu menit & pd kedua tidak timbul  (+) air mani
b. Reaksi dgn asam fosfatase
o kertas saring dibasahi akuades diletakkan pd pakaian selama 5-10 menit, diangkat
& keringkan, semprot reagen, jika timbul warna ungu  (+) air mani
c. Sinar UV, visual, taktil & penciuman
o UV : fluoresensi (+)
TERIMAKASIH
DOKTER MOHON
ARAHAN DAN
BIMBINGANNYA

Anda mungkin juga menyukai