Anda di halaman 1dari 6

PENENTUAN WAKTU PERSETUBUHAN DAN

PENCABULAN LEWAT ANUS


1
Vaila Rezki2Indra Dika Pratama3Raja Al Fath Widya Iswara
1
Kepanitraan Klinik FK UHO
2
Kepanitraan KlinikFK UHO
3
Bagian Ilmu Forensik Medikolegal Fakultas Kedokteran UHO

ABSTRAK
Kejahatan seksual yang diatur dalam undang–undang diantaranya adalah perkosaaan dan pencabulan. Peranan
seorang dokter dalam pengumpulan bukti salama pemeriksaan medis forensik memiliki hubungan langsung
dengan keberhasilan penuntutan kasus. Selain itu, seorang dokter dituntut untuk dapat menetukan adanya tanda-
tanda persetubuhan, adanya tanda-tanda kekerasan, serta memperkirakan umur korban berdasarkan keilmuan
yang dimilikinya.
Waktu persetubuhan dapat ditentukan berdasarkan tanda-tanda persetubuhan baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Waktu pencabulan lewat anus dapat itentukan berdasarkan temuan-temuan yang didapat akibat
kekerasan seksual melalui penetrasi dubur dapat berupa kelainan akut atau kronis
Kata Kunci: Persetubuhan dan Pencabulan

PENDAHULUAN untuk dapat menetukan adanya tanda-


Menurut pasal 133 KUHAP, tanda persetubuhan, adanya tanda-tanda
tertulis bahwa untuk membantu membuat kekerasan, serta memperkirakan umur
terang suatu perkara, penyidik dapat korban berdasarkan keilmuan yang
meminta bantuan seorang dokter ahli dimilikinya.3
kehakiman, atau ahli lainnya, untuk
memeriksa barang bukti berupa manusia, PEMBAHASAN
atau yang diduga merupakan bagian dari A. Definisi
tubuh manusia, baik korban mati ataupun Persetubuhan yaitu hal bersetubuh,
korban hidup.1 hal bersanggama. Oleh kalangan hukum,
Kejahatan seksual merupakan sanggama di definisikan sebagai
peristiwa yang dapat memberikan trauma perpaduan antara 2 alat kelamin yang
psikis pada korban karena bersifat berlainan jenis guna memenuhi kebutuhan
menjatuhkan harga diri dan martabat biologik, yaitu kebutuhan seksual.4
korban, yang membuat korban merasa Pencabulan adalah perbuatan cabul
malu dan direndahkan.2 adalah perbuatan yang melanggar
Kejahatan seksual yang diatur kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan keji
dalam undang–undang diantaranya adalah yang semuanya itu dalam lingkungan
perkosaaan dan pencabulan. Pada kasus nafsu birahi kelamin, misalnya cium-
kejahatan seksual tugas dokter adalah ciuman, meraba-raba anggota kemaluan,
mencari adanya tanda- tanda kekerasan meraba-raba buah dada, dan sebagainya.5
dan adanya tanda-tanda persetubuhan.
Pembuktian persetubuhan dilakukan B. Epidemiologi
dengan dua cara yaitu membuktikan Berdasarkan data Komisi
adanya penetrasi (penis) kedalam vagina Perlindungan Anak Indonesia, pelecehan
dan atau anus/oral dan membuktikan dan kekerasan seksual terhadap anak di
adanya ejakulasi atau adanya air mani tanah air didapatkan pada tahun 2013
didalam vagina/anus.3 sebanyak 23 kasus, 2014 sebanyak 53
Peranan seorang dokter dalam kasus, dan 2015 sebanyak 133 kasus. Dari
pengumpulan bukti salama pemeriksaan data yang diperoleh oleh komisi
medis forensik memiliki hubungan perlindungan Anak Indonesia dapat
langsung dengan keberhasilan penuntutan disimpulkan bahwa kekerasan dan
kasus. Selain itu, seorang dokter dituntut
pelecehan seksual terhadap anak Untuk menentukan waktu persetubuhan
meningkat 100% dari tahun-tahun dapat dimulai dengan menentukan tanda-
sebelumnya. 6 tanda persetubuhan4:
a. Tanda Langsung:
C. Persetubuhan - Robeknya selaput dara akibat
Laki-laki hanya dapat melakukan penetrasi penis
persetubuhan dalam keadaan aktif yaitu - Lecet atau memar akibat gesekan-
suatu keadaan yang menggambarkan gesekan penis
adanya respon seksual, baik fase eksitasi - Adanya sperma akibat ejakulasi
ataupun fase plato yang ditandai ereksi b. Tanda tak langsung:
penis. Sedangkan wanita dapat disetubuhi - Terjadinya kehamilan
dalam keadaan aktif maupun pasif. Wanita - Terjadinya penularan penyakit
yang sedang dalam keadaan tidak sadar kelamin
atau bahkan meninggal dunia masih dapat Robekan baru pada selaput dara
disetubuhi.4 dapat diketahui jika pada daerah robekan
Penetrasi penis ke dalam vagina tersebut masih terlihat darah atau
dapat mengakibatkan robekan selaput dara hiperemi/kemerahan. Letak robekan
atau bila dilakukan dengan kasar dapat selaput dara pada persetubuhan umumnya
merusak selaput lendir daerah vulva dan di bagian belakang (comisura posterior),
vagina ataupun laserasi, terutama daerah letak robekan dinyatakan sesuai menurut
posterior fourchette. Robekan selaput angka pada jam. Robekan lama diketahui
dara akan bermakna jika masih baru, jika robekan tersebut sampai ke dasar
masih menunjukan adanya tanda (insertio) dari selaput dara.12
kemerahan disekitar robekan. Pada Lokasi robekan selaput dara
beberapa korban ada yang memiliki dipengaruhi oleh posisi pemerkosaan itu
selaput dara yang elastik sehingga tidak sendiri. Contohnya jika pemerkosaan ini
mudah robek. Pembuktian persetubuhan terjadi pada posisi korban terlentang atau
akan menghadapi kendala jika : korban tidur, maka kecenderungan lokasi robekan
dengan selaput dara yang sebelumnya selaput dara terjadi di bagian bawah,
telah robek lama, korban diperiksa sudah sedangkan jika pemerkosaan terjadi pada
lama, korban yang memiliki selaput dara posisi korban tidak teerlentang ataupun
elastis, penetrasi yang tidak lengkap.2 tidur, kecenderungan lokasi robekan
Pembuktian persetubuhan yang lain selaput dara terjadi di bagian atas. Namun
adalah dengan memeriksa cairan mani di dari semuanya baik korban dalam posisi
dalam liang vagina korban. Dari terlentang atau tidur ataupun tidak, lokasi
pemeriksaan cairan mani akan diperiksa robekan selaput dara akan lebih besar
sel spermatozoa dan cairan mani sendiri. kemungkinannya menjadi tidak beraturan.9
Namun kendala dalam pemeriksaan cairan Gesekan-gesekan penis terhadap
mani adalah korban yang sebelumnya vagina akan dapat mengakibatkan lecet-
berhubungan seksual dengan orang lain, lecet atau memar-memar pada dinding
korban yang terlambat diperiksa, koitus vagina. Kelainan tersebut terjadi karena
interuptus, pelaku memakai kondom. pada korban tidak terjadi lubrikasi
Sehingga untuk pembuktian korban tindak sehingga vagina dalaam keadaan kering,
pidana kejahatan seksual sangat diperlukan disamping dilakukan dengan kasar.
waktu yang singkat antara kejadian dan Lubrikasi merupakan respon seksual pada
pemeriksaan, sehingga pengumpulan wanita, yang akan berfungsi sebagai
barang bukti bisa dikumpulkan dengan pelicin.4 Umur luka memar secara kasar
baik. 2 dapat diperkirakan melalui perubahan
warnanya. Pada saat timbul, memar
berwarna merah, kemudian berubah
menjadi ungu atau hitam, setelah 4 sampai laki-laki lain dan bukan anggota
5 hari akan berwarna hijau yang kemudian keluarga terdekat.
akan berubah menjadi kuning dalam 7 Berdasarkan prinsip tersebut maka
sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang KUHP yang berlaku disini merinci tindak
dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan warna pidana seksual menjadi perkosaan (pasal
tersebut berlangsung mulai dari tepi dan 285) yang berbunyi barang siapa dengan
waktunya dapat bervariasi tergantung kekerasan atau ancaman kekerasan
derajat dan berbagai faktor yang memaksa seorang wanita bersetubuh
memengaruhinya.9 dengan dia diluar perkawinan diancam
Adanya pancaran air mani karena melakukan perkosaan dengan piana
(ejakulasi) di dalam vagina merupakan penjara paling lama dua belas tahun.
tanda pasti adanya persetubuhan. Sperma Bersanggama dengan wanita yang tidak
masih dapat ditemukan dalam keadaan berdaya (pasal 286 KUHP) yang berbunyi
bergerak dalam vagina 4-5 jam setelah barang siapa bersetubuh dengan seorang
persetubuhan. Pada orang yang masih wanita yang bukan isterinya padahal
hidup, sperma masih dapat ditemukan diketahuinya bahwa waanita itu dalam
(tidak bergerak) sampai sekitar 24-36 jam keadaan pingsan atau tidak berdaya,
setelah persetubuhan, sedangkan pada diancam dengan pidana penjara paling
orang mati sperma masih dapat ditemukan lama sembilan tahun. Bersanggama
dalam vagina paling lama 7-8 hari setelah dengan wanita dibawah umur (pasal 287
persetubuhan. Pada laki-laki yang sehat, KUHP) yang berbunyi barang siapa
air mani yang keluar setiap ejakulasi bersetubuh dengan seorang wanita yang
sebanyak 3-5 ml, yang mengandung bukan isterinya padahal diketahuinya atau
sekitar 60 juta sperma setiap mililiter dan sepatutunya harus di duganya bahwa umur
90% bergerak (motile). Untuk mencari wanita itu belum 15 tahun, atau kalau
bercak air mani yang mungkin tercecer di umurnya belum jelas bahwa belum
TKP, misalnya pada sprei atau kain maka waktunya untuk dikawinkan diancam
barang-barang tersebut disinari dengan dengan pidana penjara paling lama
cahaya ultraviolet dan akan terlihat Sembilan tahun. Serta berzina atau
berfluoresensi putih, kemudian dikirim ke berselingkuh (pasal 284), incest dan
laboratorium. 10 sebagainya. 4
Adanya kehamilan dan penyakit Seorang wanita dianggap belum
kelamin dapat dijadikan bukti tidak cukup umur dalam soal bersenggama jika
langsung persetubuhan. Oleh sebab itu belum genap 15 tahun sehingga secara
pada setiap korban perkosaan juga perlu hukum belum dibolehkan memberikan izin
dipriksa ada tidaknya kehamilan dan (consent) untuk itu sebab di nilai belum
penyakit kelamin. Hanya saja untuk mampu memahami segala resiko yang
menghubungkan apakah kehamilan itu timbul dari perbuatan bersanggama.
sebagai akibat dari perbuatan yang Adapun izin (consent) yang syah menurut
dilakukan terdakwa, perlu dilakukan hokum adalah yang dengan sadar
pemeriksaan DNA. 4 (conscious), wajar (naturally), tanpa
Sanggama yang legal tidak keragu-raguan (unequivocal) dan atas
melanggar hukum adalah yang dilakukan kemauan sendiri (voluntary). Jadi izin
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: tidak syah menurut hukum jika diperoleh
1. Ada izin (consent) dari wanita yang dengan cara paksaan (force), tipu daya
disetubuhi (fraude) atau tanpa menciptakan ketakutan
2. Wanita tersebut sudah cukup umur, (fear). Adapun ikatan perkawinan dapat di
sehat akalnya, tidak sedang dalam anggap sebagi izin (consent) bagi suami
keadaan terikat perkawinan dengan untukmelakukan persetubuhan dengan
isterinya.4
D. Pencabulan seorang remaja. Tanpa didikan
Pencabulan yang dilakukan lewat yang betul terutama dalam aspek
anus dikenal dengan sodomi. Sodomi diri, kehidupan dan agama telah
adalah istilah hukum yang digunakan menyebabkan seseorang itu
terpasung jauh dari kehidupan
untuk merujuk kepada tindakan seks "tidak
normalnya dan juga batasan
alami", yang bergantung pada yuridiksinya agamanya. Pola pengasuhan
dapat terdiri atas seks oral, seks anal atau orangtua dan keluarga sering
semua bentuk pertemuan organ non- menjadi penyebab utama
kelamin dengan alat kelamin, baik seseorang itu melakukan
dilakukan secara heteroseksual, perbuatan menyimpang atau
homoseksual, atau antara manusia dan asusila seperti sodomi. Faktor-
faktornya adalah seperti8:
hewan.
a) Hubungan kekeluargaan
1. Faktor Penyebab Sodomi yang kurang akrab antara
a. Faktor Internal orangtua dengan anak atau
Dorongan dari dalam diri antara adik-beradik
merupakan faktor utama terjadinya menyebabkan seseorang itu
sodomi. Keinginan kuat untuk sulit untuk meminta
mencoba telah menjadikan seseorang pendapat, mengadukan
tidak dapat menilai antara perbuatan masalah yang dirasakannya
yang positif dan negatif, serta tidak kepada orang-orang yang
dapat mengontrol nafsunya sendiri seharusnya dapat memahami
adalah salah satu penyebab yang dirinya
menjadikan seseorang itu melakukan b) Kedua orangtua yang selalu
perbuatan yang di luar kontrol orang sibuk bekerja dan tidak
lain dan sanggup melakukan ambil pusing dengan anak-
kekerasan termasuk mensodomi anak mereka
bahkan sampai membunuh. Mereka c) Pengetahuan agama yang
yang melakukan perbuatan ini amat kurang terutama di
karena mengalami gangguan kalangan orangtua seperti
psikologis dan emosional yang membiarkan anak-anak
serius. Gangguan tersebut akan memakai pakaian yang
menyebabkan seseorang itu menjadi mencolok dan mengairahkan
“manic psychosis”yang dapat di dalam dan di luar umah,
menyebabkan seseorang hilang serta membiarkan anak-anak
kontrol dalam dirinya.8 lelaki berperilaku seperti
b. Faktor Eksternal perempuan dan menyukai
kaum sejenisnya
1. Keluarga d) Sikap orangtua dan keluarga
Faktor penyebab semua yang suka memandang
masalah social yang ada adalah rendah kepada anak sendiri
terletak pada keruntuhan moral telah menyebabkan
yang semakin serius di kalangan seseorang merasa dirinya
remaja dan generasi muda. Hal ini tidak penting dan rendah
disebabkan karena kurang harga diri.
bimbingan dari orangtua pada
anak-anaknya. Orangtua dan 2. Lingkungan
keluarga adalah asal muasal Seorang pelaku
pembentukan pribadi dan sikap sodomi tidak semestinya
menjadi penyebab untuk sodomi. Melalui internet,
dirinya sendiri yang berbagai bahan pornografi yang
melakukan perbuatan sodomi. dapat diakses secara bebas.
Selain daripada diri sendiri Segala unsur pengaruh inilah
dan keluarga, pelaku sodomi yang dapat mendorong
juga biasanya melakukan seseorang untuk melakukan
perbuatan tersebut adalah penyimpangan seksual dan
hasil dari pada pengaruh kekerasan karena mengikuti
lingkungan sosialnya. nafsu dalam diri yang tidak
Pengaruh lingkungan sosial dapat dibendung. 8
yang dapat menyebabkan
seseorang itu terlibat dalam Secara fisik, anak yang telah
perbuatan sodomi adalah menjadi korban sodomi akan memiliki
seperti8: anus berbentuk corong, mirip dengan
tabung kaca yang ada pada lampu
a) Sikap masyarakat yang semprong, benarbenar “bolong” seperti
mengasingkan golongan tabung. Akibat perlakuan sodomi korban
masyarakat minoritas biasanya akan mengalami masalah dengan
b) Pengaruh dari teman organ pencernaannya, terutama saat buang
sebaya air besar akan kesulitan menahan.
c) Pergaulan bebas dimana Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh
orang bebas melakukan tim medis, apakah terjadi luka atau
apa saja robekan pada daerah di sekitar anus.
d) Desakan kehidupan kota Kondisi luka tersebut akan memudahkan
yang modern akan tertularnya berbagai infeksi pada korban,
mendorong seseorang karena air mani di dalam anus/rektum
untuk terpengaruh seorang pengadu bisa menguatkan bukti
melakukan perbuatan dugaan hubungan intim anal. 9
penyimpangan seksual Anak yang telah menjadi korban
seperti sodomi sodomi juga akan mengalami gangguan
e) Kehidupan yang terlalu psikologis. Anak korban sodomi akan
miskin akan mendesak mengalami stress, depresi, goncangan
mereka untuk cenderung jiwa, adanya perasaan bersalah dan
melakukan sesuatu yang menyalahkan diri sendiri, rasa takut
di luar kontrol, berhubungan dengan orang lain, bayangan
melakukan sesuatu yang kejadian dimana anak menerima kekerasan
amoral untuk memenuhi seksual, mimpi buruk, insomia, ketakutan
keperluan nafsunya dengan hal yang berhubungan dengan
diantaranya melalui penyalahgunaan termasuk benda, bau,
perbuatan sodomi. tempat, kunjungan dokter, masalah harga
diri, disfungsi seksual, sakit kronis,
3. Informasi dan Media Sosial kecanduan dan keinginan bunuh diri.
Mudahnya akses Selain itu muncul gangguan-gangguan
memperoleh bahan-bahan yang psikologis seperti pasca trauma stress
berbau seks seperti video porno, disorder, kecemasan, gangguan
bahan bacaan dan kepribadian, gangguan identitas dissosiatif,
penyalahgunaan internet telah kecenderungan untuk reviktimisasi dimasa
mendorong seseorang untuk dewasa, bulimia nervosa bahkan adanya
melakukan perbuatan yang cedera fisik pada anak. 7
diluar adab seperti perbuatan
SIMPULAN Tumpul yang Diautopsi di RSUP Prof.
Waktu persetubuhan dapat ditentukan Dr. R. D. Kandou Manado Periode
berdasarkan tanda-tanda persetubuhan baik Januari-Desember 2014. Program
secara langsung ataupun tidak langsung. Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Waktu pencabulan lewat anus dapat Kedokteran Universitas Sam
ditentukan berdasarkan temuan-temuan Ratulangi Manado.
yang didapat akibat kekerasan seksual
melalui penetrasi dubur dapat berupa 10. https://www.scribd.com/document/34
kelainan akut atau kronis 4702197/Referat-Pemeriksaan-Pada-
Persetubuhan
DAFTAR PUSTAKA 11. Nurjanah, Yesi. Pemeriksaan Visum
Hymen. Bagian Obstetry Dan
1. Dr. Y. A. Choiwutun, Triana, S. H,
Gynecology Rsud Bangkinang
M.H Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas
(Interaksi dan Dependensi Hukum
Abdurrab 2017.
pada Ilmu Kedokteran)
2. Susanti, Rika. Paradigma baru peran
dokter dalam pelayanan kedokteran
forensik. Bagian forensik dan
medikolegal fakultas kedokteran
universitas andalas. Desember, 2012.
3. Dwinanda, Putri Paramitha. Tinjauan
kriminologis tindak pidana
pencabulan Terhadap anak di bawah
umur (studi kasus di kota surakarta).
Fakultas hukum Universitas
muhammadiyah. Surakarta, 2018.
4. Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran
Forensik. Universitas Diponegoro.
Semarang
5. Jasmine, Sonia. Jurnal Tindakan
hukum terhadap anak yang
Melakukan pencabulan. Universitas
atma jaya yogyakarta Fakultas hukum.
Yogyakarta, 2016.
6. Samatha, Sie Ariawan, dkk. Aspek
Medis Pada Kasus Kejahatan Seksual.
Volume 7, Nomor 2, Mei, 2018.
7. Husmiati. Peranan pekerja sosial
dalam penanganan anak korban
kekerasan seksual sodomi. Sosio
informa vol. 3, no. 02, mei - agustus,
tahun 2017.
8. Purwaningrum, Uli, Soekry E. Analisa
Pidana Sodomi Pada Anak,
Departemen Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya. 2017.
9. Enma, Zari P. S, Erwin Kristanto,
Siwu James F.. Pola Luka pada
Korban Meninggal akibat Kekerasan

Anda mungkin juga menyukai