Anda di halaman 1dari 3

APLIKASI KLINIS

1. Aspermia : 1) Aspermatogenesis adalah tidak adanya produksi


spermatozoa pada pria; (Dorland, 2012 : 112)
2) An-ejaculation adalahkegagalan mengejakulasikan semen dari meatus
saluran kemih dalam hubungan seksual. (Dorland, 2012 : 55)
2. Dysspermia adalah suatu kelainan yang terjadi apabila sel-sel sperma yang
dikeluarkan saat berhubungan intim tidak mampu berenang dengan cukup
cepat melewati lapisan mukosa mulut rahim, hingga sampai ke ovarium
dan membuahi sel telur matang di dalamnya.
Gerakan sel sperma yang lambat ini bisa terjadi karena arah
gerakannya tidak lurus (belok-belok). Gerakan sel sperma seperti itu,
dapat disebabkan oleh kemampuan sel sperma itu sendiri yang memang
lambat atau ada kelainan bentuk sel sperma, misalnya ekor sel sperma
lebih pendek dari ukuran normal sehingga tidak mampu berenang dengan
cepat.
3. Astenospermia atau astenozoospermia adalah kondisi dimana kurang dari
50% dari sperma ejakulasi motil (bisa bergerak). Motilitas sperma dapat
dinilai dengan analisis semen yang dilakukan di laboratorium. (kamus
kesehatan online)
Penyebab astenospermia adalah:
 Masalah produksi sperma yang bersifat genetik (contohnya sindrom
Klinefelter) atau gangguan hormonal
 Cedera dan penyakit testis yang mempengaruhi produksi dan kualitas
sperma
 Malnutrisi beberapa unsur gizi (contohnya zinc, selenium, vitamin C,
dll)
 Panas yang berlebihan dari sauna, kolam air panas, dll yang
menurunkan produksi sperma
 Merokok.
4. Teratospermia atau teratozoospermia adalah kondisi yang ditandai oleh
adanya sperma dengan morfologi abnormal yang mempengaruhi
kesuburan pada laki-laki. Penyebab teratospermia tidak diketahui dalam
kebanyakan kasus. Namun, penyakit Hodgkin, penyakit celiac, penyakit
Crohn dan dapat berkontribusi dalam beberapa kasus.
5. Globozoospermia adalah suatu kelainan sperma dengan kepala bulat
dikarenakan aparatus Golgi tidak berubah menjadi akrosom yang
dibutuhkan untuk pembuahan.
KESIMPULAN

1. Pemeriksaan makroskopis terhadap sediaaan semen milik “A” didapatkan


hasil secara keseluruhan adalah normal, baik itu dari segi warna, bau,
likuefaksi, volume, konsistensi, dan pH.
2. Pemeriksaan mikroskopis terhadap sediaan semen milik “A”, didapatkan
hasil sebagai berikut:
a. Estimasi jumlah sperma
Estimasi jumlah sperma yaang kami dapatkan adalah 43.500.000 sperma.
Karena jumlah sperma melebihi dari 40 juta sperma, maka pengenceran
yang dipakai untuk penghitungan bilik hitung adalah 1:20.
b. Motilitas sperma
Presentase dari pemeriksaan motilitas sperma “A” adalah 83%.
c. Morfologi sperma
Morfologi sperma yang normal pada sediaan adalah 68%, sedangkan
sisanya 32% adalah morfologi sperma yang abnormal.
d. Elemen bukan sperma
Elemen bukan sperma yang terkandung pada sediaan adalah 3.430.000.
e. Hitung jumlah sperma
Jumlah sperma yang didapatkan dari sediaan adalah 17.150.000/ml
3. Interpretasi hasil dari sediaan semen milik “A” adalah normozoospermia.
Dengan jumlah sperma 17.150.000/ml, % motilitas adalah 83%, dan %
morfologi adalah 68%.

Anda mungkin juga menyukai