REPRODUKSI
Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK
FSH juga disebut sebagai follicotrophin. Struktur kimia hormon ini terdiri dari dua sub unit
alfa dan beta. Sub unit alfa diidentifikasikan pada beberapa spesies dari hormon FSH, LH dan
TSH. Pada hewan jantan, FSH merangsang sel germinatif dari tubulus seminiferus dalam
testes.
Mekanisme
FSH dan LH
pada Hewan
Jantan
Hormon-Hormon Yang Berperan Pada Sistem
Reproduksi Hewan Jantan
Inhibin
Inhibin juga disebut dengan folliculostatin, struktur kimia hormon ini belum diketahui.
Hormon ini diproduksi oleh sel Sertoli pada hewan jantan. Inhibin dapat menghambat
pelepasan FSH dari hipofisis anterior tanpa mempengaruhi pelepasan LH.
Hormon-Hormon Yang Berperan Pada Sistem
Reproduksi Hewan Jantan
Testosteron
Diproduksi pada testis jantan. Hormon ini berfungsi mengontrol perkembangan dan
fungsi gonad jantan serta perkembangan seks sekunder. Selain itu, berfungsi
merangsang pendewasaan spermatozoa. Yang terbentuk dalam tubulus seminiferus,
merangsang pertumbuhan kelenjar aksesoris
Esterogen
Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel sertoli dan berfungsi untuk pematangan sperma.
Hubungan Antara Hipotalamus dan Kelenjar Pituitary
Siklus Hormon Reproduksi pada Hewan Jantan
Pengaturan
Hormon Terhadap
Sistem Reproduksi
Betina
Hormon-Hormon Yang Berperan Pada Sistem
Reproduksi Hewan Betina
Oxytocin
Hormon Oxytocin dan Vasopressin disintesis di hipothalamus. Oxytocin berperan dalam proses
kelahiran yaitu kontraksi otot uterus. Oxytocin juga menyebabkan peningkatan frekuensi kontraksi
pada oviduk. Sebagai aplikasi Oxytocin seringkali dipergunakan pada peternakan untuk
menginduksi pancaran air susu setelah partus jika terjadi masalah dan untuk menginduksi
pengeluaran plasenta. Juga untuk membantu apabila terjadi kesukaran kelahiran.
Pada hewan betina, FSH merangsang pertumbuhan dan maturasi dari Folikel de Graaf pada
ovarium. Mekanisme kerja FSH dalam folikullogenesis juga melibatkan interaksi dengan LH
sehingga kedua hormon ini harus tersedia cukup dalam tubuh ternak agar siklus estrus dapat
berjalan normal.
Hormon-Hormon Yang Berperan Pada Sistem
Reproduksi Hewan Betina
Prolactin (PRL)
Hormon yang berfungsi dalam pengaturan sifat-sifat keibuan atau maternal behavior,
menstimulasi kelenjar air susu (mamary gland) untuk menghasilkan air susu (ternak ruminansia). Di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus
luteum.
Hormon PMSG adalah hormon yang paling dikenal digunakan bersama dengan progestogen
untuk meningkatkan ovulasi sebelum inseminasi buatan. PMSG dapat menginduksi pertumbuhan
folikel oleh ovarium dan menghasilkan ovulasi.
Hormon-Hormon Yang Berperan Pada Sistem
Reproduksi Hewan Betina
Relaxin
Relaxin berperan dalam dilatasi serviks dan vagina selama kelahiran. . Juga menghambat kontraksi
uterus dan menyebabkan peningkatan pertumbuhan kelenjar susu bila diberikan bersama dengan
estradiol.
Inhibin
Fungsi hormon ini yaitu menghambat pelepasan FSH dari hipofisis anterior tanpa mempengaruhi
pelepasan LH
Hormon-Hormon Yang Berperan Pada Sistem
Reproduksi Hewan Betina
Estrogen
Fungsi estrogen adalah perkembangan organ genital betina, memicu birahi sebelum terjadi
ovulasi, penebalan endometrium, serta terlibat dalam persiapan kelahiran atau partus, memicu
pembukaan cervix pada saat estrus serta sekresi cairan untuk memudahkan perjalanan
spermatozoa ke dalam organ reproduksi ternak betina, sedangkan pada saat kelahiran ternak
estrogen menyebabkan kontraksi pada otot-otot vagina sehingga memudahkan dalam proses
kelahiran ternak.
Hormon-Hormon Yang Berperan Pada Sistem
Reproduksi Hewan Betina
Progesteron
Progesteron berfungsi dalam persiapan implantasi saat terjadi fertilisasi, serta mendukung fisiologi
uterus pada saat kebuntingan dan perkembangan embrio. Selain itu, progesteron juga berfungsi
menghambat LH dalam bentuk memberikan negative feedback saat tidak terjadi kebuntingan
sehingga corpus luteum mengalami lisis sehingga gelombang perkembangan folikel yang baru
dimulai.
Siklus Hormon Reproduksi pada Hewan Betina
Gn-RH
Mekanisme
kelahiran pada
Hewan Betina
1. Gangguan Tiroid
Hormon tiroid berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh dan kinerja organ
reproduksi pria, termasuk produksi dan kualitas sperma. Oleh karena itu, ketika
hormon tiroid bermasalah, misalnya karena kelebihan hormon tiroid
(hipertiroidisme) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme), seorang pria bisa
mengalami infertilitas.
Kelainan dan Penyakit Hormon Terhadap Sistem
Reproduksi Jantan
2. Hiperprolaktinemia
Penyebab terjadinya sista ovarium adalah gangguan ovulasi dan endokrin (rendahnya
hormon LH). Adanya sista tersebut menjadikan folikel de graf (folikel masak) tidak
berovulasi (anovulasi) tetapi mengalami regresi (melebur) atau mengalami luteinisasi
sehingga ukuran folikel meningkat, adanya degenerasi lapisan sel granulosa dan
menetap paling sedikit 10 hari. Akibatnya sapi-sapi menjadi anestrus atau malah
menjadi nymphomania (kawin terus menerus).
Kelainan dan Penyakit Hormon Terhadap Sistem
Reproduksi Betina
3. Anestrus
03
Anestrus merupakan suatu keadaan pada hewan betina yang tidak menunjukkan gejala
estrus dalam jangka waktu yang lama. Keadaan anestrus dapat diklasifikasikan
berdasarkan penyebabnya yaitu : pertama, True anestrus (anestrus normal).
Abnormalitas ini ditandai dengan tidak adanya aktivitas siklik dari ovaria, penyebabnya
karena tidak cukupnya produksi hormon gonadotropin atau karena ovaria tidak respon
terhadap hormone gonadotropin (GnRH).
Kelainan dan Penyakit Hormon Terhadap Sistem
Reproduksi Betina
Kedua, Anestrus karena gangguan hormon. Biasanya terjadi karena tingginya kadar
progesterone (hormon kebuntingan) dalam darah atau akibat kekurangan hormon
gonadotropin. Ketiga, Anestrus karena kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan gagalnya produksi dan pelepasan hormon gonadotropin, terutama
FSH dan LH, akibatnya ovarium tidak aktif. Keempat, Anestrus karena genetik.
Anestrus karena faktor genetik yang sering terjadi adalah hipoplasia ovarium dan
agenesis ovaria.
Kelainan dan Penyakit Hormon Terhadap Sistem
Reproduksi Betina
1. Kista ovarium adalah struktur pada ovarium yang berisi cairan. Kista ovarium terjadi
karena gangguan pada hipofisa anterior dimana pelepasan FSH terjadi dengan kadar
normal tetapi pelepasan LH tidak dengan kadar normal.
Kista Folikel
Kista folikel adalah sekelompok folikel di permukaan ovarium yang tumbuh tetapi
tidak mengalami ovulasi. Hal ini terjadi karena kadar FSH yang dilepaskan oleh
hipofisa anterior cukup untuk mendorong pertumbuhan folikel tetapi kadar LH yang
dilepaskan tidak cukup untuk menyebabkan ovulasi pada folikel yang telah tumbuh.
Kelainan dan Penyakit Hormon Terhadap Sistem
Reproduksi Betina
Kista Luteal
Kista luteal adalah kista yang terjadi karena pada saat terbentuk kista folikel dimana
kadar LH rendah tetapi pada saat yang bersamaan terjadi pelepasan LTH yang cukup
banyak menyebabkan pada permukaan folikel akan terjadi proses luteinisasi sehingga
terbentuk sel luteal pada permukaan folikel.
Kista korpus luteum terbentuk dari folikel yang telah mengalami ovulasi dan terbentuk
korpus luteum yang normal, namun dalam perkembangannya pada bagian tengah
korpus luteum terbentuk rongga yang berisi cairan. Penderita kista korpus luteum
memiliki siklus estrus normal, mengalami ovulasi dan bila terjadi kebuntingan dapat
menghasilkan progesteron dengan kadar yang cukup untuk memelihara kebuntingan.
Kelainan dan Penyakit Hormon Terhadap Sistem
Reproduksi Betina
Korpus luteum persisten adalah korpus luteum yang tidak mengalami regresi (lisis)
pada akhir siklus estrus atau setelah melahirkan sehingga tetap berfungsi menghasilkan
progesteron. Tingginya kadar progesteron menyebabkan terjadi hambatan pada
mekanisme umpan balik terhadap FSH dan LH dengan demikian tidak terjadi
pertumbuhan folikel baru pada ovarium sehingga tidak terjadi produksi estrogen dan
tidak timbul tanda estrus.
03
Pengaturan Hormon
Terhadap Tumbuh
Kembang dan
Metamorfosis
Pengaturan Hormon
Terhadap Tumbuh
Kembang
Hormon-Hormon Yang Berperan Terhadap Tumbuh
Kembang Hewan
Growth Hormone
hormon tiroksin adalah salah satu jenis hormon yang terdapat pada hewan yang dihasilkan
oleh kelenjar tiroid dan berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
fisiologi hewan seperti sistem pernapasan pada hewan dsb, sama seperti jenis hormon
yang lainnya
Somatomedin
1. Metamorfosis Serangga
Hormon Juvenile : dihasilkan oleh corpora allata dan berfungsi menghambat
metamorfosis, sehingga menyebabkan insekta tetap dalam keadaan larva.
Hormon Ekdison : dihasilkan oleh kelenjar prothoraks dan berfungsi pada proses
pergantian kulit atau molting.
2. Metamorfosis Amfibi
Hormon T3 dan T4 : berperan dalam metabolisme tubuh, sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan larva katak.
Mekanisme Hormon
Terhadap Metamorfosis
Serangga
Mekanisme Hormon Terhadap Metamorfosis Amfibi
04
Kelainan dan Penyakit
Terhadap Hormon Tumbuh
Kembang dan Metamorfosis
Kelainan dan
Penyakit Terhadap
Hormon Tumbuh
Kembang
Growth Hormone
(GH)
=
Somatotropin
Too much GH
Acromegaly (adult), Secondary
diabetes, Giantism (children)
Not enough GH
Growth Hormone Dificiency (GHD),
Hipopitutarism
1. Acromegaly
4. Kelainan proses metamorfosis yang terjadi pada hewan disebabkan karena kekurangan atau
01 kelebihan hormon yang dibutuhkan untuk melakukan metamorfosis. Beberapa akibat yang
ditimbulkan dari kelainan terhadap hormon metamorfosis yaitu :
Damayanti, Tita, dkk. (2014). Ilmu Reproduksi Ternak. Surabaya: Airlangga University Pres
https://www.prospecbio.com/pmsg
Habibi, soraya. (2011, 05). JUVENILE HORMONE (JH) SEBAGAI PENDUKUNG DAN
PENGONTROL KEHIDUPAN INSEKTA. Diakses dari
http://www.pdf-archive.com/2011/12/05/13-soraya-habibi/13-soraya-habibi.pdf
Hiil, Richard W., Gordon Wyse, Margaret Anderson. (2016). Animal Physiology, Fourth Edition.
Massachusetts : Sinauer Associates
J Ayuk, M C Sheppard. (2005). Growth Hormone and its Disorders. Post Graduate Medical Journal.
82(963). 24-30
DAFTAR PUSTAKA
Nomiyama T, Yanase T. [Secondary diabetes]. Nihon Rinsho. 2015 Dec;73(12):2008-12. Japanese.
PMID: 26666145.
Putro, S. D. K., Lestari, U., & Lukiati, B. (2016). Pengembangan Buku Ajar Perkembangan Hewan
Berbasis Penelitian Metamorfosis Ulat Sutera Bombyx Mori L. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, 1(7), 1229-1234.
https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/EN05_Hipogonadisme.pdf
diakses pada tanggal 28 Februari 2022
Terima
Kasih