Anda di halaman 1dari 35

Menerapkan Kemampuan Berpikir Sistematis,

Berfikir Inovatif, Menerapkan Nilai Norma,


Etika Akademik, dan Memiliki Kepekaan Sosial
Dalam Berkehidupan Bermasyarakat
KELOMPOK 7
Shindi 1304620002
Annisa Zahra Nabila 1304620003
Aedisti Ayuridityas 1304620015
Tsania Arrumaisha 1304620028
Suci Megadiana 1304620042
Elrica Amaliah Putri 1304620075
TABLE OF CONTENTS

01 03
Berpikir
SPANISH secara
LANGUAGE SCHOOL CENTER Menerapkan
Sistematis Nilai Norma

02 Berpikir secara
Inovatif 04 Menerapkan
Etika Akademik

05
MEMILIKI Kepekaan Sosial
Di masyarakat
01
BERPIKIR
SISTEMATIS
DEFINISI BERPIKIR SISTEMATIS

Berpikir sistematis adalah kemampuan berpikir untuk mengerjakan


atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan,
langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efesien.

Seseorang dapat dikatakan berpikir sistematis, maka ia perlu berpikir


secara analitis untuk memahami informasi yang digunakan. Kemudian,
untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir logis
dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi.
Pengertian Berpikir Sistematis
Menurut Ahli

Menurut Collins Dictionary :


Sistematis merupakan sesuatu yang dilakukan secara terstruktur supaya bisa sesuai dengan
rencana yang tetap, menyeluruh serta efisien

Menurut Open Education Sociology Dictionary :


Sistematis merupakan usaha yang berhubungan dengan suatu klasifikasi, taksonomi serta sistem.
Dengan begitu, dibutuhkan metodis yang dapat teratur serta memiliki tujuan.
Pendekatan Berpikir Sistematis
● Holisme ● Dualisme
● Output atau Input ● Modularitas
● Entropi ● Abstraksi
● Hirarki ● Relasi
● Goal seeking ● Enkapsulasi
● Regulasi
● Equifinality
● Multifinality
● Differentiation
Karakteristik Berpikir Sistematis
● Cara berpikir menyeluruh, jangan berpikir secara sebagian
● Melihat suatu hal dengan gambaran yang lebih luas dan besar
● Mencari tau efek yang akan ditimbulkan dari sebuah aksi
● Identifikasi suatu hubungan tertentu mempengaruhi sistem
tersebut
● Memahami konsep dari sebuah perilaku dinamis
● Memahami cara kerja struktur sistem yang membentuk perilaku
● Mencoba melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda
Cara mengasah kemampuan
berpikir sistematis
● Pelajari jenis kesalahan berpikir
● Memperluas perspektif
● Memahami makna kata dengan baik
● Melihat buku dan film bergenre misteri
● Bermain games
● Buat timeline dengan jelas
● Lakukan pelaksanaan kerja atau Actuating
● Lakukan Controlling atau pengendalian
Manfaat berpikir sistematis

● Memiliki alternatif ide kreatif


● Jawaban bisa lebih rasional dan jernih
● Lebih memahami masalah dari sudut pandang orang lain
● Menjadi pribadi yang lebih mandiri
● Tidak mudah salah persepsi
02
Berpikit
Inovatif
Definisi Berpikir inovatif

Berpikir Inovatif adalah cara berpikir seseorang


yang dengan tujuan untuk memperbaharui
penemuan-penemuan yang sudah ada dan
sesuai dengan perkembangan zaman.
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi berpikir inovatif
Kemampuan Kognitif

Sikap yang terbuka

Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri


Ciri-Ciri Berpikir Inovatif

1. Keterampilan Berpikir Lancar


2. Keterampilan Berpikir Luwes (Fleksibel)
3. Keterampilan Berpikir Orisinal
4. Keterampilan Memperinci (Mengelaborasi)
5. Keterampilan Menilai (Mengevaluasi)
6. Bersifat Imajinatif
03
NILAI
NORMA
Nilai
Pengertian nilai sosial menurut beberapa ahli :
1. Woods : Petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
2. B. Simanjuntak : Ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik
3. Robert M.Z. Lawang: Gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga, dan
mempengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut.

Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan buruk di dalam masyarakat. Nilai dapat
dijadikan dasar pertimbangan setiap individu dalam menentukan sikap serta mengambil keputusan.
Norma

Norma adalah seperangkat aturan tingkah laku berupa


perintah atau larangan yang ada dimasyarakat dan ditetapkan
berdasarkan kesepakatan bersama juga terbentuk karena
adanya suatu nilai. Norma bersifat nyata, tegas, dan jelas.
Pelanggar norma akan diberi sanksi tertentu.
Hubungan Nilai Norma

Nilai merupakan dasar dari terbentuknya norma. Pada dasarnya


norma merupakan nilai, tetapi disertai dengan sanksi yang tegas
terhadap pelanggarnya. Norma merupakan aturan-aturan dengan
sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong seseorang
atau kelompok secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai
sosial.
Macam Nilai Norma
● Norma Agama
Berasal dari tuhan, berisi perintah dan larangan, menyangkut
hubungan manusia dan tuhan serta manusia dan manusia
● Norma Kesusilaan
Berasal dari hati nurani manusia, bersifat universal dan diterima oleh
seluruh manusia.
● Norma Kesopanan
Berasal dari masyarakat, tidak bersifat universal
● Norma Hukum
Dibuat oleh lembaga berwenang, bersifat mengikat dan memaksa
Cara Menerapkan Nilai Norma

● Teladan
● Pembiasaan
● Penyadaran
● Pengawasan
● Penghargaan dan Hukum
antu
Memb

ti
Empa

Etika
li
Pedu

Normatif
meng
harg
PEK ai
A
Etika Normatif

Etika Normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai


sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika Normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
04
ETIKA
AKADEMIK
Definisi Etika Akademik

Etika akademik adalah ketentuan atau peraturan yang mengatur


perilaku/atau tata krama yang harus dilaksanakan oleh seluruh civitas
akademika.

Dan wajib ditaati oleh semua pelaku di ranah akademik, oleh karena itu
seluruh aktivitas hendaknya dilaksanakan sesuai dengan norma dan
ketentuan yang berlaku.
Standar Etika Akademik
1. Etika Dosen
Dosen adalah sebuah pilihan profesi mulia dan secara sadar diambil oleh seseorang yang
ingin terlibat dalam proses mencerdaskan anak bangsa.
Untuk itu dosen wajib untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan kualitasnya dalam
kerangka melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi secara berkelanjutan dan
bertanggungjawab.
Etika akademik dosen ini perlu dijabarkan menjadi peraturan atau kontrak kerja yang
mengikat, serta diikuti dengan sanksi akademik maupun kepegawaian bagi mereka yang
melakukan pelanggaran.
Contoh, ketidakhadiran seorang dosen dalam proses pembelajaran yang terlalu sering
tidak hanya melanggar etika akademik, tetapi juga melanggar peraturan, komitmen, tanggung
jawab, dan sangat tidak profesional. Maka dari itu haruslah ada sanksi yang tegas dari
instansi atau kelembagaan yang berwenang.
Standar Etika Akademik
2. Etika Mahasiswa
Mahasiswa adalah salah satu unsur civitas akademika yang merupakan objek dan sekaligus
subjek dalam proses pembelajaran.
Bagi seorang mahasiswa, etika dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu
tindakan.
Mahasiswa mempunyai berbagai hak, kewajiban, dan larangan serta sanksi apabila
melanggar selama berada di lingkungan akademik.
Mahasiswa tidak cukup hanya menguasai iptek sebagai gambaran tingkat kemampuan
kognitif maupun psikomotorik, melainkan harus pula memiliki sikap profesional, serta
kepribadian yang utuh.
Mahasiswa wajib menghargai dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan akademik di
mana mereka akan berinteraksi dalam proses pembelajaran.
Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan keilmuan, tetapi juga
membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter.
Standar Etika Akademik
3. Etika Berbusana
a. Dalam lingkungan kampus tidak mempergunakan pakaian yang terbuka/terlihat aurat
atau anggota tubuh yang seharusnya ditutupi.
b. Bisa mengikuti mode, tapi tetap harus sesuai acara, sesuai waktu, sesuai tempat.
c. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu mencolok atau menarik perhatian orang.
d. Hindari busana yang membuat anda sulit bergerak/melangkah.
e. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi waktu anda bergerak dan yang
mudah tersangkut.
f. Hindari sepatu yang tidak nyaman dan bersuara keras pada saat melangkah.
g. Pastikan busana anda sudah rapi, jangan membetulkan/merapikan sembarangan.
Macam-Macam Etika Akademik
1. Selalu ingin tahu
2. Daya analisis tajam
3. Kritis
4. Teliti
5. Rasional
6. Objektif
7. Jujur dan terbuka
8. Inovatif
9. Produktif
10. Menghargai nilai, norma, kaidah dan tradisi keilmuan
Pedu
li
05 Empa
ti

KEPEKAAN
antu
Memb

SOSIAL meng
harg
PEK ai
A
Pengertian Kepekaan Sosial

Kepekaan sosial adalah kemampuan individu untuk mengidentifikasi,


memahami dan memahami tanda-tanda dan konteks dalam interaksi
sosial.

Ini berarti seberapa baik Anda memahami perasaan dan pikiran orang
lain dan seberapa akrab Anda dengan pengetahuan umum tentang
norma-norma sosial.
Aspek-Aspek Kepekaan Sosial
Menurut (Boyatzis, 1999) dimensi kepekaan sosial terdiri dari:
Empathy : Mengerti perasaan orang lain dan dapat memberikan perhatian secara aktif
terhadap masalah-masalah yang dialami orang lain dengan cara membantu
menyelesaikannya.
Organizational Awareness : Membaca keadaan emosional kelompok dan kekuatan hubungan
antara orang lain.
Service Orientation : Kemampuan yang terkait dengan keinginan membantu atau melayani
orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Others Pattern Recognition : Kemampuan yang terkait dengan mengenali, menghafal serta
memahami pola kebiasaan, pola sikap dan pola responnya orang-orang yang ada
disekelilingnya.
Sedangkan aspek-aspek kepekaan sosial menurut (Rohima, 2018) melalui
tindakan-tindakan kepekaan sosial antara lain sebagai berikut:
1. Tolong menolong
2. Kerjasama
3. Kesadaran diri
4. Menghargai orang lain
Cara Menumbuhkan Kepekaan Sosial
1. Menyadari bahwa kita tidak bisa hidup sendiri
2. Memperhatikan dan memperbaiki cara berbicara
3. Bergaul dengan sebanyak banyaknya orang
4. Terlibat dalam kegiatan sosial
5. Mengembangkaan empati
6. Berperilaku prososial
7. Menggunakan layanan bimbingan kelompok.
8. Melakukan latihan dirumah maupun lingkungan sosial
Manfaat Kepekaan Sosial
1. Menyadari akan kehadiran orang lain.
2. Membentuk keterampilan bersosialisasi
3. Memiliki kesadaran sosial tinggi dapat menganalisa dan memahami
bagaimana respon orang disekitarnya.
4. Orang yang kesadaran sosialnya tinggi jarang konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Hudiarini, Sri. (2017). Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik di Kalangan Dunia Pendidikan Tinggi. Jurnal Moral
Kemasyarakatan, 2(1): 1-13.
Abdurrozak, R., & Jayadinata, A. K. “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Inovatif Siswa.”
Jurnal Pena Ilmiah, vol. 1 (1), 2016, pp. 871-880.

Bochensi. “Apa yang dimaksud dengan berpikir sistematis atau system thinking.” m http:// www.scribd.com/doc/87900727/
Berpikir#Psikologi Pendidikan Pola Pikir Analogis UNESA. Accessed 5 April 2022.

Daryanto. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif. Jakarta, Buku yang cerdas dan mencerdaskan, 2009.

Forrester, J.W. System dynamics, system thinking, and soft OR. System Dynamics Review, 1994.

“Hubungan Antara Komitmen Afektif Dengan Kompetensi Orientasi Layanan Pelanggan (Customer Service Orientation).” Jurnal
Psikologi Undip, vol. 15, no. 2, 2017, p. 134, https://doi.org/10.14710/jpu.15.2.134-142. Accessed 5 April 2022.

Hudiarini, Sri. (2017). Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik di Kalangan Dunia Pendidikan Tinggi. Jurnal Moral
Kemasyarakatan, 2(1): 1-13.
TERIMA
KASIH!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai