Dungtji Munawar
MSc.
Widyaiswara Utama
2012
1
2
1. Etika dan Moral.
Etika : Yunani Kuno → ethos → adat istiadat atau kebiasaan
hidup yang dianggap baik oleh kalangan atau masyarakat tertentu, dianut
dan diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Moral : Latin → mos dan mores → adat istiadat atau kebiasaan.
4
2. Etika Normatif
Mengevaluasi apakah perilaku tertentu bisa diterima atau tidak berdasarkan
norma-norma moral yg menjunjung tinggi martabat manusia.
3. Metaetika
Membahas mengenai bahasa atau logika khusus yg digunakan di bidang moral,
sehingga perilaku etis tertentu dapat diuraikan secara analitis.
Dalam metaetika suatu perilaku dikatakan baik dari sudut moral bukan
sekedar karena perilaku itu membantu atau meningkatkan martabat orang
lain tetapi juga perilaku itu memenuhi suatu persyaratan moral tertentu.
Seperti menjadi donor organ tubuh untuk transplantasi dari sudut moral baik
namun jadi tidak baik apabila pendonor menjual organ tersebut kepada pasien
yang akan ditransplantasi (jadi ada syarat lain selain sudut pandang moral).
5
C. Etika sebagai Kode Etik.
Kode etik diartikan sebagai nilai-nilai/norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. (KBI)
6
Konsep / acuan tentang sesuatu yang
dianggap baik atau buruk yg menjadi dasar
perilaku manusia.
7
ETIKA vs MORALITAS
ETIKA
• Nilai-nilai normatif atau pola
perilaku seseorang atau
badan/lembaga organisasi
sebagai suatu kelaziman
yang dapat diterima umum
dalam interaksi dengan
lingkungannya.
(Solomon
1987)
8
Konsep / acuan tentang sesuatu yang
dianggap baik atau buruk yg menjadi dasar
perilaku manusia.
9
Rp
MORALITAS
• Nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam diri
seseorang atau suatu badan/lembaga /organisasi
yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu (action guide)
10
ETIKA vs MORAL
• Apa makna gambar – gambar ini menurut Anda ?
Rp 40 M
1 2 3
Wah.. Rp
4 5 6
11
2. Etos.
Inggris → ethos → ciri-ciri atau sikap dari individu, masyarakat, atau
budaya
terhadap kegiatan tertentu.
Etos dipandang sebagai semangat dan sikap batin tetap seseorang atau
sekelompok orang terhadap kegiatan tertentu yang di dalamnya termuat nilai-
nilai moral tertentu.
Etos kerja bisa kuat atau lemah, positif atau negatif, akan terlihat pada saat
seseorang tersebut mengalami hambatan atau tantangan dalam pekerjaannya.
Etos kerja seorang individu akan sangat dipengaruhi oleh etos kelompok,
yaitu etos orang-orang yang ada disekitarnya.
Dalam Etos Kerja → nilai – nilai positif seperti disiplin, tanggung jawab,
dedikasi, integritas, transparansi, dsb.
12
Dedikasi dalam
Transparansi dalam melakukan tugas- Taat pada
segala keputusan tugas dengan baik peraturan
Semangat
bertanggungjawab ETOS KERJA Bersedia
mempertanggungjawabkan
atas hasil kerja
hasil kerja
Semangat tidak lari dari
kemungkinan masalah, Bersedia mendengarkan
Dalam semangat melainkan justru atau memperhatikan
pengabdian kepada mengidentifikasikan masalah harapan/tuntutan/kritik
masyarakat dan yang paling mengancam dan Masyarakat dan
bukan untuk mengambil langkah untuk meperbaiki diri
menguasainya mengatasinya sebelum
menjadi gawat
Unsur-unsur penting dalam
ETOS KERJA
Dorongan untuk terus
menerus meningkatkan
kompetensi dan kecakapan
13
3. Etiket.
Kata lain yg mirip dengan Etika adalah Etiket.
Inggris → etiquette → aturan untuk hubungan formal atau sopan santun.
Hubungan Etika dan Etiket : sama-sama mengacu pada norma atau aturan.
Etika mengacu pada Norma Moral - Etiket mengacu pada Norma Kelaziman.
Etiket Etika
1. Menunjukkan cara yang dianggap tepat 1. Menunjukkan tindakan boleh
atau diterima dilakukan atau tidak
2. Hanya berlaku ketika ada pihak lain yg 2. Berlaku baik ketika ada pihak lain yg
menyaksikan menyaksikan atau tidak
3. Lebih bersifat relatif 3. Lebih bersifat Universal
Contoh: Etiket pergaulan mengenakan jenis Contoh:jangan mencuri, jangan
busana yang sesuai dengan situasi mencontek, jangan korup
14
Konsep awal yang harus dapat kita dipahami terlebih
dahulu dari pembahasan diatas adalah pengertian-
pengertian dari :
1. Etika/Moral adalah adat istiadat atau kebiasaan.
2. Etos adalah ciri-ciri atau sikap dari individu, masyarakat,
atau budaya terhadap kegiatan tertentu.
3. Etiket adalah aturan untuk hubungan formal atau sopan
santun.
15
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Enam Prinsip dasar menurut Adler, The Great Ideas
1. Keindahan (Beauty)
2. Persamaan (Equity)
3. Kebaikan (Goodness)
4. Keadilan (Justice)
5. Kebebasan (Liberty)
6. Kebenaran (Truth)
16
17
18
19
20
21
22
23
Prinsip-prinsip Etika TIDAK BISA
dikompromikan
Delapan kecemasan duniawi (eight worldly concerns)
• Empat hal terkait dengan konsumerisme (duniawi) sehingga
manusia cenderung tergantung pada:
1. Kekayaan materi
2. Pujian dan persetujuan
3. Reputasi dan citra baik, dan
4. Kenikmatan hidup.
• Berpasangan dengan empat hal lainnya:
1. Galau jika tak memiliki uang dan materi
2. Terganggu terhadap kritik dan jika ada orang tidak sependapat
3. Terusik jika reputasi dan citranya runtuh
4. Terganggu jika menemukan hal-hal yg tidak menyenangkan
• Prinsip-prinsip etika dan agama tidak bisa dikompromikan
dengan duniawi
(Biksuni Thubten Chodron, Kompas, 16 Mei 2012).
24
Menurut Sonny Keraf (2002) terdapat tiga teori tentang etika,
yaitu:
1. Etika Deontologi.
Yunani deon → Kewajiban → suatu perilaku dinilai baik atau buruk
berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai – nilai atau norma –
norma moral.
Contoh:
Berderma/membantu orang lain → tindakan baik → kewajiban melakukan.
Korupsi/pelecehan seksual → tindakan buruk → kewajiban menghindari.
Kesimpulan :
Etika Deontologi tidak membahas akibat atau konsekuensi dari suatu
perilaku, tetapi perilaku itu memang baik/buruk dan kewajiban manusia
untuk melaksanakan atau menghindari perilaku tersebut.
Prinsip hukum moral yg bersifat universal, yaitu : Prinsip universalitas dan
Prinsip hormat kpd manusia sbg tujuan pada dirinya
25
2. Etika Teleologi.
Yunani telos → Tujuan → suatu perilaku dinilai baik atau buruk
berdasarkan tujuan atau akibat dari suatu perilaku.
26
1. Konsekuensialisme. Prinsip yang berpendiran bahwa
kebenaran tindakan ditentukan semata-mata oleh
konsekuensinya.
2. Hedonisme. Manfaat (utility) dalam teori ini didefinisikan
sebagai kesenangan dan tidak adanya kesedihan.
Hedonisme adalah prinsip bahwa kesenangan dan hanya
kesenanganlah yang merupakan perbuatan tertinggi.
3. Maksimalisme. Tindakan yang benar adalah tindakan
yang tidak hanya memiliki konsekuensi berupa beberapa
kebaikan, tetapi juga jumlah terbesar konsekuensi baik
setelah memperhitungkan konsekuensi buruk.
4. Universalisme. Konsekuensi yang harus dipertimbangkan
adalah konsekuensi bagi setiap orang.
27
Kusmanadji, 2004
Kriteria objektif dalam mengevaluasi kebijakan publik
Jeremy Bentam merinci dalam 3 kriteria:
Manfaat lebih besar atau terbesar bagi sebanyak
mungkin orang, kebijakan dinilai baik jika manfaat
3 dirasakan oleh semakin banyak orang.
28
Kebijakan Baik (+) Kebijakan Buruk (-)
Kebijakan A Kebijakan D
Kebijakan B Kebijakan E
Kebijakan C Kebijakan F
29
Jawaban : Kita akan memilih Kebijakan C
Kesimpulan:
Jadi diantara kebijakan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan
manfaat, pilihlah manfaat yang lebih besar atau terbesar dan diantara
manfaat yang lebih besar atau terbesar pilihlah yang dapat dinikmati oleh
semakin banyak orang.
30
3. Etika Keutamaan.
Etika Keutamaan lebih memfokuskan pada pengembangan watak moral pada diri
setiap orang berdasarkan teladan moral yang dipraktikan oleh tokoh-tokoh
tertentu dalam masyarakat. Dari teladan tersebut kita belajar “KEUTAMAAN”
Moral seperti kesetiaan, saling percaya, kejujuran, kesabaran, ketulusan,
kemurahan, kasih sayang dsb.
Ia tidak sekedar melakukan sesuatu yg adil, tetapi dia adalah orang yg adil
sepanjang hidupnya. Dia bukan sekedar orang yg melakukan tindakan
yg baik, dia sehari-hari memang orang yg baik.
31
Keunggulan Etika Keutamaan :
Moralitas dalam suatu masyarakat dibangun melalui sejarah atau cerita yang
menyampaikan pesan-pesan, nilai-nilai dan berbagai keutamaan moral
agar ditiru dan dihayati oleh semua anggota masyarakat.
Kelemahan Etika Keutamaan :
1. Dalam masyarakat modern di mana cerita atau dongeng tidak lagi
mendapat tempat seperti pada masyarakat yg belum maju.
2. Bila dalam masyarakat sulit menemukan tokoh publik yg dapat menjadi
keteladanan moral, maka moralitas akan hilang dalam masyarakat
tersebut.
Secara implisit kita adalah pelayan publik atau bahkan tokoh atau
pemimpin publik, maka sangat diharapkan agar kita memberikan
keteladanan moral yg dpt diandalkan.
32
(1)
Merupakan
Mencakup :
Kontekstualisasi aturan
Norma dan nilai moral
Umum dalam bidang
Kondisi2 utk bertindak etis
dan situasi yg kongkrit :
(sebagai etika teoritis)
1. Etika Individual
2. Etika sosial
3. Etika lingkungan hidup
Etika Umum: mencakup ttg norma dan nilai moral, kondisi-
kondisi dasar bagi manusia utk bertindak etis, teori-teori etika,
lembaga-lembaga normatif.
Sebagai ilmu atau filsafat moral dapat dianggap sebagai etika
teoretis
Etika Khusus : adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma
moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Etika terapan diterapkan secara khusus.
Etika Khusus dibagi 3 :
1. Etika individual: menyangkut kewajiban dan sikap manusia thd
dirinya sendiri
2. Etika sosial : menyangkut ttg kewajiban dan hak, sikap dan pola
perilaku manusia sbg makhluk sosial dalam interaksinya sesama
manusia
3. Etika lingkungan hidup: merupakan etika khusus, mengenai
hubungan antara manusia sbg individu/kelompok dengan
lingkungan alam
Latihan 1 :
1. Uraikan secara garis besar tentang pengertian Etika, Etos dan Moral.
2. Jelaskan perbedaan yang mendasar antara Etika dan Etiket.
3. Uraikan secara garis besar pengertian etika sebagai sistem nilai, filsafat
moral dan sebagai kode etik.
4. Jelaskan tentang perbedaan teori-teori etika yaitu etika deontologi, etika
teleologi, dan etika keutamaan.
5. Sebutkan prinsip-prinsip etika dari Adler!
37
Latihan 2 :
38
1. TAP MPR No VI/2001:
“bahwa dalam mewujudkan cita-cita luhur Bangsa Ind
termaktub dlm Pembukaan UUD 45 , diperlukan
pencerahan dan sekaligus pengamalan etika kehidupan
berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia”
39
2
ETIKA POLITIK &
PEMERINTAHAN
1 3
ETIKA ETIKA
SOSIAL & EKONOMI
BUDAYA MERUPAKAN RUMUSAN YG BERSUMBER
& BISNIS
DARI AJARAN AGAMA, KHUSUSNYA YG
BERSIFAT UNIVERSAL, & NILAI-NILAI
LUHUR BUDAYA BANGSA YG
TERCERMIN DALAM PANCASILA
SEBAGAI ACUAN DASAR DALAM
6 BERFIKIR, BERSIKAP & BERTINGKAH 4
ETIKA ETIKA
LAKU DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA PENEGAK
LINGKUNGAN
HUKUM
5
ETIKA
KEILMUAN 40
POKOK-POKOK ETIKA KEHIDUPAN
BERBANGSA
41
Sambungan……….
5. Etika Keilmuan
-menjunjung tingi nilai kemanusiaan, IPTEK,
-Etika diwujudkan dalam karsa, cipta, karya yang inovatif, kreatif,
komunikatif
-Etika keilmuan mendorong budaya kerja keras dan kerja cerdas,
menghargai waktu, disiplin, tepat janji, dan komitmen dll.
6. Etika Lingkungan
-kesadaran thd pelestarian lingkungan hidup serta tata ruang secara
berkelanjutan dan bertanggung jawab.
42
1. ETIKA SOSIAL & BUDAYA
Key Word :
BUDAYA MALU 43
2. ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN
Untuk mewujudkan pemerintahan yg bersih, efesien & efektif serta
menumbuhkan suasana politik yg demokratis bercirikan keterbukaan,
rasa tanggung jawab, tanggap terhadap aspirasi bawahan, menghargai
perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima
pendapat yg lebih benar serta menjunjung tinggi HAM.
Dalam etika pemerintahan mengamanatkan agar penyelenggara
negara memiliki rasa kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan
kepada publik, siap mundur apabila dirinya telah melanggar kaidah &
sistem nilai ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah.
Sehingga etika politik & pemerintahan mampu menciptakan suasana
harmonis yg mengandung misi untuk bersikap jujur, amanah, sportif,
siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, & siap
MUNDUR DARI JABATAN PUBLIK.
Sehingga sikap perilaku politik yg toleran tidak berpura-pura, tidak
arogan, jauh dari sikap munafik, serta tidak melakukan kebohongan
publik.
44
Key Word :
SIAP MUNDUR DARI JABATAN PUBLIK
3. ETIKA EKONOMI & BISNIS
Dimaksudkan agar prinsip & perilaku ekonomi & bisnis,
baik oleh perorangan, institusi maupun pengambil
keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi
& realitas ekonomi yg bercirikan persaingan yg jujur,
berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja
ekonomi, daya tahan ekonomi & kemampuan bersaing &
terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan
EKONOMI YG BERPIHAK KEPADA RAKYAT KECIL
melalui kebijakan secara berkesinambungan
Key Word :
EKONOMI RAKYAT KECIL 45
4. ETIKA PENEGAK HUKUM YG BERKEADILAN
Dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran tertib
sosial, ketenangan & keteraturan hidup bersama hanya
dapat diwujudkan dg taat kepada hukum & seluruh
peraturan.
Sehingga terjadi penegakkan hukum secara adil,
perlakuan yg sama & tidak diskriminatif & menghindar-
kan penggunaan hukum yg salah sebagai alat kekuasaan
& bentuk manipulasi hukum lainnya
Key Word :
MENCARI KEADILAN 46
5. ETIKA KEILMUAN
Key Word :
KARSA, CIPTA & KARYA 47
6. ETIKA LINGKUNGAN
Menegaskan pentingnya kesadaran menghargai & melestarikan
lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara
berkelanjutan & bertanggung jawab.
Key Word :
LINGKUNGAN, TATA RUANG 48
ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA UNTUK
MEMBANTU MEMBERIKAN PENYADARAN
TTG ARTI PENTING TEGAKNYA ETIKA &
MORAL DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA.
51
1. Pentingnya Etika dalam Organisasi.
Organisasi:
Proses penyusunan dan pengalokasian kerja, kewenangan, sumber-sumber daya kepada
anggota-anggota organisasi agar mereka mencapai tujuan-tujan organisasi secara efektif
dan efisien
52
3 Alasan Pentingnya Etika dalam Organisasi. (Tonny R)
a. Organisasi memiliki acuan dasar bersikap dan berperilaku
b. Etika bersipat universal yg menjembatani konflik antar anggota
c. Efektif utk meningkatkan citra dan reputasi
54
ETIKA DALAM JABATAN UU no 28/1999, Psl 5
57
Unsur-unsur keberhasilan perwujudan Etika Organisasi Pemerintah.
1. Etos Kerja.
Yaitu sikap dasar seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan
suatu pekerjaan.
Etos Kerja merupakan sikap individu atau kelompok dalam kaitannya
dengan dunia kerja, oleh karena itu Etika organisasi sangat dipengaruhi
oleh etos kerja tsb.
60
3. Kepemimpinan yang bermutu ...
seorang pemimpin memikul peran sebagai panutan dan pemberi
motivasi kepada para bawahannya mampu menjaga kondisi
lingkungan kerja agar tetap terjaga dg suasana yang etis.
Untuk memperoleh pemimpin yg bermutu dituntut 5 hal penting:
1. Kompetensi (menguasai hal-hal bidang pekerjaannya)
2. Memastikan pelaksanaan tertib kerja memiliki
kemampuan,berwibawa,memberi motivasi bawahannya)
3. Konsistensi (Konsisten dl menerapkan aturan,tidak pilih kasih)
4. Transparansi (keputusan-keputusannya jelas)
5. Menjadi panutan (memiliki integritas pribadi bagi para
bawahannya menjadi panutan bagi bawahannya,jujur adil,
cakap, tegas komunikatif, dan bertanggung jawab)
4. Persyaratan Sistemik.
62
Dasar Hukum pelaksanaan Etika PNS.
1. Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa
2. UU No. 28 /1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3. PP No. 53/2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4. PP No. 42/2004 tentang Pembinan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil
63
Pembinaan jiwa Korps dan Kode Etik.
PP No. 42 thn 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS
adalah peraturan yg paling konkrit mengatur etika PNS.
Butir-butir penting:
64
Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa kesatuan dan
persatuan, kebersamaan, kerja sama, tanggung jawab, dedikasi,
disiplin, kreativitas, kebanggaan, dan rasa memiliki organisasi
Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kode etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap,
tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
65
Pembinaan Jiwa Korsa
Pegawai Negeri Sipil
“Untuk meningkatkan perjuangan, penabdian,
kesetiaan, dan ketaatan Pegawai Negeri Sipil kepada
negara kesatuan dan pemerintah RI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945
1. Membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan
dan kesatuan secara kekeluargaan guna
mewujudkan kerja sama dan semangat pengabdian
kpd masyarakat serta meningkatkan kemampuan
dan keteladanan PNS;
2. Mendorong etos kerja PNS untuk mewujudkan PNS
yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggung
jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi
masyarakat;
3. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat,
kesadaran, dan wawasan kebangsaan PNS
sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dalam NKRI.
66
Ruang lingkup
PEMBINAAN JIWA KORPS PEGAWAI NEGERI
68
PP No 21 th 1975 ttg Sumpah dan Janji PNS
dg PP No 53 th 2010
69
Larangan PNS (18 butir)
1. Melaksanakan hal-hal yang menurunkan kehormatan atau
martabat Negara,Pemerintah atau PNS
2. Menyalahgunakan wewenangnya
3. Menyalahgunakan barang-barang, uang dan surat-
surat berharga milik Negara
4. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan , dan
menyewakan atau meminjamkan barang-barang
dokumen atau surat-surat berharga milik Negara
secara tidak syah
5. Melakukan kegiatan bersama-sama dengan atasan
teman sejawat, bawahan atau orang lain didalam
maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi,golongan atau pihak lain
yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Negara,
70
Pembentukan Majelis Kode Etik
• Pembentukan Majelis Kode Etik ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian yang bersangkutan;
• Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap
anggota, satu orang sekretaris merangkap anggota, dan sekurangkurangnya
3 (tiga) orang anggota;
• Dalam hal anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima) orang, maka
jumlahnya harus ganjil;
• Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari
jabatan dan pangkat PNS yang diperiksa karena disangka melanggar kode
etik;
• Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa PNS yang
disangka melakukan pelanggaran kode etik;
• Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah Pegawai Negeri Sipil
bersangkutan diberi kesempatan membela diri;
• Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah mufakat, dan
apabila tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak;
• Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final.
71
PELANGGARAN KODE ETIK
73
73
Tujuan Kode Etik Kemenkeu
1) Meningkatkan Disiplin PNS,
2) Menjamin terpeliharanya tata tertib,
3) Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas
kondusif,
4) Menciptakan dan memelihara kondisi kerja profesional,
dan
5) Meningkatkan citra dan kewajiban kinerja PNS.
74
Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-
hari pada setiap unit Eselon 1.
75
• Majelis Kode Etik adalah lembaga non-
struktural yang bertugas melakukan
penegakan pelaksanaan serta penyelesaian
pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh
Pegawai Negeri Sipil.
• Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan,
tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil
yang bertentangan dengan Kode Etik.
76
Sanksi Pelanggaran Kode etik adalah sebagai berikut
• Sanksi moral berupa permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis
atau pernyataan penyesalan dan/atau hukuman disiplin berdasarkan PP
No.30 Tahun 1980 dalam hal terjadi pelanggaran disiplin PNS.
• Pengenaan sanksi moral tersebut di atas disampaikan secara tertutup
atau terbuka
• Sanksi moral ditetapkan dengan surat keputusan oleh pejabat yang
berwenang yang memuat pelanggaran Kode Etik yang dilakukan
• Penyampaian sanksi moral secara tertutup disampaikan oleh pejabat
yang berwenang dalam ruang tertutup yang hanya diketahui oleh PNS
ybs dan pejabat lain yang terkait dengan syarat pangkat pejabat tsb
tidak boleh rendah dari PNS ybs
• Penyampaian sanksi moral secara terbuka disampaikan yang
berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk melalui (1) Forum pertemuan
resmi PNS, (2) Upacara bendera, (3) Papan pengumuman, (4) Media
massa, (5) Forum lain yang dipandang sesuai.
77
Tugas diskusi kelompok 1-2
79
Tugas diskusi kelompok 3-4
80
Tugas diskusi kelompok 5-6
81
Alokasi waktu diskusi