Anda di halaman 1dari 82

Drs.

Dungtji Munawar
MSc.
Widyaiswara Utama
2012
1

2
1. Etika dan Moral.
Etika : Yunani Kuno → ethos → adat istiadat atau kebiasaan
hidup yang dianggap baik oleh kalangan atau masyarakat tertentu, dianut
dan diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Moral : Latin → mos dan mores → adat istiadat atau kebiasaan.

Keduanya mempunyai makna yang identik yaitu adat atau kebiasaan.

Etika sebagai kebiasaan tentang bagaimana manusia harus hidup baik.


A. Etika sebagai sistem nilai → apa yg dilakukan manusia → Baik atau buruk
perilaku manusia sesuai dgn nilai-nilai atau norma-norma moral.
B. Etika sebagai pemikiran moral atau filsafat moral → Manusia mengamati
dan mengevaluasi kritis perilaku moral.

Tingkat Populer :dalam surat kabar Tingkat ilmiah : ilmuwan membahas


atau majalah, seperti korupsi, etika secara kritis, analitis, dan
pembunuhan, penindasan, sistematis. Tradisi ini telah dilakukan 25
pelanggaran HAM dsb. abad yg lalu ketika Socrates, Plato dan
Aristoteles mendiskusikan etika sbg
3
cabang filsafat.
Etika menjadi cabang ilmu Filsafat
Etika kemudian berkembang menjadi bidang studi filsafat atau ilmu tentang
adat-istiadat atau kebiasaan yaitu etika yg didiskusikan secara ilmiah.
Tiga pendekatan dalam memandang etika sebagai cabang filsafat menurut K.
Bertens:
1. Etika Deskriptif
Mempelajari perilaku moral yg dilandasi oleh anggapan-anggapan tertentu
tentang apa yg baik atau dibolehkan dan buruk atau tidak diperbolehkan.
bersifat menggambarkan, ia tidak mengevaluasi secara moral.
Etika deskriptif tampak pada lmu-ilmu sosial seperti Antropologi, Sosiologi,
Psikologi, sejarah dsb.
Etika Deskriptif tidak mengevaluasi pengalaman atau peristiwa yg
diungkapkan → Tidak dimasukan ke dalam kelompok filsafat.

4
2. Etika Normatif
Mengevaluasi apakah perilaku tertentu bisa diterima atau tidak berdasarkan
norma-norma moral yg menjunjung tinggi martabat manusia.
3. Metaetika
Membahas mengenai bahasa atau logika khusus yg digunakan di bidang moral,
sehingga perilaku etis tertentu dapat diuraikan secara analitis.
Dalam metaetika suatu perilaku dikatakan baik dari sudut moral bukan
sekedar karena perilaku itu membantu atau meningkatkan martabat orang
lain tetapi juga perilaku itu memenuhi suatu persyaratan moral tertentu.

Seperti menjadi donor organ tubuh untuk transplantasi dari sudut moral baik
namun jadi tidak baik apabila pendonor menjual organ tersebut kepada pasien
yang akan ditransplantasi (jadi ada syarat lain selain sudut pandang moral).

5
C. Etika sebagai Kode Etik.
Kode etik diartikan sebagai nilai-nilai/norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. (KBI)

Kode etik adalah seperangkat aturan moral dalam sebuah organisasi


mengenai bagaimana semua anggota organisasi harus bersikap dan
berperilaku, di mana kode etik sebagai pedoman bersikap dan berperilaku
(code of conduct). (Sonny Keraf)

Kode etik diartikan sebagai nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah


untuk mengatur perilaku moral dari suatu profesi melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang harus ditaati setiap anggota organisasi. (Tony R)

6
Konsep / acuan tentang sesuatu yang
dianggap baik atau buruk yg menjadi dasar
perilaku manusia.

Seperangkat tolok ukur untuk menentukan


betul salahnya sikap dan tindakan manusia.
Norma terdiri dari norma umum (sopan
santun, hukum, dan moral), serta norma
khusus untuk situasi tertentu.

Keseluruhan wujud implementasi nilai, dan


norma dalam sikap, perilaku, dan karya
manusia baik sebagai mahluk individu,
maupun mahluk sosial

7
ETIKA vs MORALITAS

ETIKA
• Nilai-nilai normatif atau pola
perilaku seseorang atau
badan/lembaga organisasi
sebagai suatu kelaziman
yang dapat diterima umum
dalam interaksi dengan
lingkungannya.
(Solomon
1987)
8
Konsep / acuan tentang sesuatu yang
dianggap baik atau buruk yg menjadi dasar
perilaku manusia.

Seperangkat tolok ukur untuk menentukan


betul salahnya sikap dan tindakan manusia.
Norma terdiri dari norma umum (sopan
santun, hukum, dan moral), serta norma
khusus untuk situasi tertentu.

Keseluruhan wujud implementasi nilai, dan


norma dalam sikap, prilaku, dan karya
manusia baik sebagai mahluk individu,
maupun mahluk sosial

9
Rp

MORALITAS
• Nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam diri
seseorang atau suatu badan/lembaga /organisasi
yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu (action guide)

• Moralitas seseorang dapat menjadi faktor pendorong


terbentuknya perilaku yang sesuai dengan etika,
tetapi nilai-nilai moralitas seseorang mungkin
saja bertentangan dengan nilai etika
yang berlaku dalam lingkungannya.

10
ETIKA vs MORAL
• Apa makna gambar – gambar ini menurut Anda ?

Rp 40 M

1 2 3

Wah.. Rp

4 5 6
11
2. Etos.
Inggris → ethos → ciri-ciri atau sikap dari individu, masyarakat, atau
budaya
terhadap kegiatan tertentu.

Etos dipandang sebagai semangat dan sikap batin tetap seseorang atau
sekelompok orang terhadap kegiatan tertentu yang di dalamnya termuat nilai-
nilai moral tertentu.
Etos kerja bisa kuat atau lemah, positif atau negatif, akan terlihat pada saat
seseorang tersebut mengalami hambatan atau tantangan dalam pekerjaannya.
Etos kerja seorang individu akan sangat dipengaruhi oleh etos kelompok,
yaitu etos orang-orang yang ada disekitarnya.

Dalam Etos Kerja → nilai – nilai positif seperti disiplin, tanggung jawab,
dedikasi, integritas, transparansi, dsb.

12
Dedikasi dalam
Transparansi dalam melakukan tugas- Taat pada
segala keputusan tugas dengan baik peraturan

Semangat
bertanggungjawab ETOS KERJA Bersedia
mempertanggungjawabkan
atas hasil kerja
hasil kerja
Semangat tidak lari dari
kemungkinan masalah, Bersedia mendengarkan
Dalam semangat melainkan justru atau memperhatikan
pengabdian kepada mengidentifikasikan masalah harapan/tuntutan/kritik
masyarakat dan yang paling mengancam dan Masyarakat dan
bukan untuk mengambil langkah untuk meperbaiki diri
menguasainya mengatasinya sebelum
menjadi gawat
Unsur-unsur penting dalam

ETOS KERJA
Dorongan untuk terus
menerus meningkatkan
kompetensi dan kecakapan
13
3. Etiket.
Kata lain yg mirip dengan Etika adalah Etiket.
Inggris → etiquette → aturan untuk hubungan formal atau sopan santun.
Hubungan Etika dan Etiket : sama-sama mengacu pada norma atau aturan.
Etika mengacu pada Norma Moral - Etiket mengacu pada Norma Kelaziman.

Perbedaan Etika dan Etiket :

Etiket Etika
1. Menunjukkan cara yang dianggap tepat 1. Menunjukkan tindakan boleh
atau diterima dilakukan atau tidak
2. Hanya berlaku ketika ada pihak lain yg 2. Berlaku baik ketika ada pihak lain yg
menyaksikan menyaksikan atau tidak
3. Lebih bersifat relatif 3. Lebih bersifat Universal
Contoh: Etiket pergaulan mengenakan jenis Contoh:jangan mencuri, jangan
busana yang sesuai dengan situasi mencontek, jangan korup

14
Konsep awal yang harus dapat kita dipahami terlebih
dahulu dari pembahasan diatas adalah pengertian-
pengertian dari :
1. Etika/Moral adalah adat istiadat atau kebiasaan.
2. Etos adalah ciri-ciri atau sikap dari individu, masyarakat,
atau budaya terhadap kegiatan tertentu.
3. Etiket adalah aturan untuk hubungan formal atau sopan
santun.

15
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Enam Prinsip dasar menurut Adler, The Great Ideas

1. Keindahan (Beauty)
2. Persamaan (Equity)
3. Kebaikan (Goodness)
4. Keadilan (Justice)
5. Kebebasan (Liberty)
6. Kebenaran (Truth)

16
17
18
19
20
21
22
23
Prinsip-prinsip Etika TIDAK BISA
dikompromikan
Delapan kecemasan duniawi (eight worldly concerns)
• Empat hal terkait dengan konsumerisme (duniawi) sehingga
manusia cenderung tergantung pada:
1. Kekayaan materi
2. Pujian dan persetujuan
3. Reputasi dan citra baik, dan
4. Kenikmatan hidup.
• Berpasangan dengan empat hal lainnya:
1. Galau jika tak memiliki uang dan materi
2. Terganggu terhadap kritik dan jika ada orang tidak sependapat
3. Terusik jika reputasi dan citranya runtuh
4. Terganggu jika menemukan hal-hal yg tidak menyenangkan
• Prinsip-prinsip etika dan agama tidak bisa dikompromikan
dengan duniawi
(Biksuni Thubten Chodron, Kompas, 16 Mei 2012).
24
Menurut Sonny Keraf (2002) terdapat tiga teori tentang etika,
yaitu:
1. Etika Deontologi.
Yunani deon → Kewajiban → suatu perilaku dinilai baik atau buruk
berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai – nilai atau norma –
norma moral.
Contoh:
Berderma/membantu orang lain → tindakan baik → kewajiban melakukan.
Korupsi/pelecehan seksual → tindakan buruk → kewajiban menghindari.
Kesimpulan :
Etika Deontologi tidak membahas akibat atau konsekuensi dari suatu
perilaku, tetapi perilaku itu memang baik/buruk dan kewajiban manusia
untuk melaksanakan atau menghindari perilaku tersebut.
Prinsip hukum moral yg bersifat universal, yaitu : Prinsip universalitas dan
Prinsip hormat kpd manusia sbg tujuan pada dirinya

25
2. Etika Teleologi.
Yunani telos → Tujuan → suatu perilaku dinilai baik atau buruk
berdasarkan tujuan atau akibat dari suatu perilaku.

Etika Teleologi dapat dikelompokkan menjadi dua:


1. Egoisme etis : suatu perilaku dianggap baik apabila bertujuan atau
berakibat baik bagi diri sendiri.
2. Altruisme Etis : baik bagi orang lain kecuali diri sendiri.
3. Utilitarianisme : suatu perilaku dianggap baik apabila bertujuan atau
berakibat baik bagi banyak orang.

permasalahan dalam utilitarianisme adalah mencari kriteria objektif


yang dapat dipakai sebagai dasar penilaian, misalnya dalam kebijakan
publik sangat mungkin oleh suatu kelompok dianggap menguntungkan
tetapi merugikan kelompok lainnya.

26
1. Konsekuensialisme. Prinsip yang berpendiran bahwa
kebenaran tindakan ditentukan semata-mata oleh
konsekuensinya.
2. Hedonisme. Manfaat (utility) dalam teori ini didefinisikan
sebagai kesenangan dan tidak adanya kesedihan.
Hedonisme adalah prinsip bahwa kesenangan dan hanya
kesenanganlah yang merupakan perbuatan tertinggi.
3. Maksimalisme. Tindakan yang benar adalah tindakan
yang tidak hanya memiliki konsekuensi berupa beberapa
kebaikan, tetapi juga jumlah terbesar konsekuensi baik
setelah memperhitungkan konsekuensi buruk.
4. Universalisme. Konsekuensi yang harus dipertimbangkan
adalah konsekuensi bagi setiap orang.
27
Kusmanadji, 2004
Kriteria objektif dalam mengevaluasi kebijakan publik
Jeremy Bentam merinci dalam 3 kriteria:
Manfaat lebih besar atau terbesar bagi sebanyak
mungkin orang, kebijakan dinilai baik jika manfaat
3 dirasakan oleh semakin banyak orang.

Manfaat lebih besar atau terbesar, kebijakan


2 mendatangkan manfaat lebih besar atau kerugian
lebih kecil dibandingkan dengan kebijakan lainnya

1 Manfaat, kebijakan baik apabila bermanfaat (+)


dan kebijakan dianggap buruk jika bermanfaat
(-)

28
Kebijakan Baik (+) Kebijakan Buruk (-)
Kebijakan A Kebijakan D
Kebijakan B Kebijakan E
Kebijakan C Kebijakan F

Kebijakan Baik Manfaat bidang


Kebijakan A Ekonomi, politik, hankam
Kebijakan B Ekonomi, hankam
Kebijakan C Ekonomi, politik, hankam

Kebijakan Baik Manfaat bagi


Kebijakan A 10.000.000 orang
Kebijakan C 50.000.000 orang

29
Jawaban : Kita akan memilih Kebijakan C

Kesimpulan:
Jadi diantara kebijakan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan
manfaat, pilihlah manfaat yang lebih besar atau terbesar dan diantara
manfaat yang lebih besar atau terbesar pilihlah yang dapat dinikmati oleh
semakin banyak orang.

30
3. Etika Keutamaan.
Etika Keutamaan lebih memfokuskan pada pengembangan watak moral pada diri
setiap orang berdasarkan teladan moral yang dipraktikan oleh tokoh-tokoh
tertentu dalam masyarakat. Dari teladan tersebut kita belajar “KEUTAMAAN”
Moral seperti kesetiaan, saling percaya, kejujuran, kesabaran, ketulusan,
kemurahan, kasih sayang dsb.

Model Perilaku bermoral.

Pribadi bermoral adalah orang yang telah berhasil mengembangkan suatu


kecenderungan moral melalui kebiasaan yg baik dan perilaku dan
perbuatan yg selalu bermoral.

Ia tidak sekedar melakukan sesuatu yg adil, tetapi dia adalah orang yg adil
sepanjang hidupnya. Dia bukan sekedar orang yg melakukan tindakan
yg baik, dia sehari-hari memang orang yg baik.

31
Keunggulan Etika Keutamaan :
Moralitas dalam suatu masyarakat dibangun melalui sejarah atau cerita yang
menyampaikan pesan-pesan, nilai-nilai dan berbagai keutamaan moral
agar ditiru dan dihayati oleh semua anggota masyarakat.
Kelemahan Etika Keutamaan :
1. Dalam masyarakat modern di mana cerita atau dongeng tidak lagi
mendapat tempat seperti pada masyarakat yg belum maju.
2. Bila dalam masyarakat sulit menemukan tokoh publik yg dapat menjadi
keteladanan moral, maka moralitas akan hilang dalam masyarakat
tersebut.

Secara implisit kita adalah pelayan publik atau bahkan tokoh atau
pemimpin publik, maka sangat diharapkan agar kita memberikan
keteladanan moral yg dpt diandalkan.

32
(1)

a. Keberanian/keteguhan, meningkatkan peluang untuk


memperoleh apa yang diinginkan.
b. Kejujuran, mensyaratkan niat baik dan tulus untuk
menyampaikan kebenaran.
c. Kesetiaan, tanggung jawab untuk menjunjung tinggi dan
melindungi kepentingan pihak-pihak tertentu dan organisasi.
d. Keandalan, berusaha secara maksimal dan masuk akal dalam
memenuhi komitmen.
e. Moderat ( tidak ekstrim, cenderung ke dimensi pada umumnya).
f. Pengendalian diri yang baik.
g. Toleransi terhadap sesama.
h. Keramahan, merupakan inti hakiki untuk setiap hubungan antar
manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali.
33
(2)

i. Loyalitas berarti bahwa seseorang tidak bekerja semata-mata


untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang
tulus dengan instansi/organisasi.
j. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat seseorang
menjadi peka terhadap suka dan duka serta sukses dan
kegagalan instansi/organisasi.
k. Rasa malu membuat solider dengan kesalahan
instansi/organisasi.
l. Kesantunan.
m. Belas kasih.
n. Bangga (tetapi tidak arogan).
o. Berkeadilan, memastikan bahwa manfaat atau keuntungan
dibagikan sesuai dengan jasa pihak-pihak yang terkait dan
berhak. 34
MACAM-MACAM ETIKA

ETIKA UMUM ETIKA KHUSUS

Merupakan
Mencakup :
Kontekstualisasi aturan
Norma dan nilai moral
Umum dalam bidang
Kondisi2 utk bertindak etis
dan situasi yg kongkrit :
(sebagai etika teoritis)
1. Etika Individual
2. Etika sosial
3. Etika lingkungan hidup
Etika Umum: mencakup ttg norma dan nilai moral, kondisi-
kondisi dasar bagi manusia utk bertindak etis, teori-teori etika,
lembaga-lembaga normatif.
Sebagai ilmu atau filsafat moral dapat dianggap sebagai etika
teoretis
Etika Khusus : adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma
moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Etika terapan diterapkan secara khusus.
Etika Khusus dibagi 3 :
1. Etika individual: menyangkut kewajiban dan sikap manusia thd
dirinya sendiri
2. Etika sosial : menyangkut ttg kewajiban dan hak, sikap dan pola
perilaku manusia sbg makhluk sosial dalam interaksinya sesama
manusia
3. Etika lingkungan hidup: merupakan etika khusus, mengenai
hubungan antara manusia sbg individu/kelompok dengan
lingkungan alam
Latihan 1 :

1. Uraikan secara garis besar tentang pengertian Etika, Etos dan Moral.
2. Jelaskan perbedaan yang mendasar antara Etika dan Etiket.
3. Uraikan secara garis besar pengertian etika sebagai sistem nilai, filsafat
moral dan sebagai kode etik.
4. Jelaskan tentang perbedaan teori-teori etika yaitu etika deontologi, etika
teleologi, dan etika keutamaan.
5. Sebutkan prinsip-prinsip etika dari Adler!

Review soal etika & Pengembangan Kepribadian

37
Latihan 2 :

1. Jelaskan dalam garis besar perbedaan antara Etika Deontologi, Etika


Teleologi dan Etika Keutamaan.
2. Bandingkan perbedaan pokok antara Egoisme etis dan Utilitarianise.
3. Apa yg saudara pelajari mengenai kriteria objektif yg diusulkan oleh
Jeremy Bentam dalam konteks Utilitarianisme.
4. Apa keunggulan dan kelemahan etika keutamaan.

Review soal etika dan Pengembangan Kepribadian

38
1. TAP MPR No VI/2001:
“bahwa dalam mewujudkan cita-cita luhur Bangsa Ind
termaktub dlm Pembukaan UUD 45 , diperlukan
pencerahan dan sekaligus pengamalan etika kehidupan
berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia”

2. Etika kehidupan berbangsa bersumber dari ajaran agama,


khususnya yang bersifat universal, dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila sebagai
acuan dasar dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku
dalam kehidupan berbangsa.

3. Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa mengedepankan


kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etos kerja,
kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab,
menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai warga bangsa

39
2
ETIKA POLITIK &
PEMERINTAHAN
1 3
ETIKA ETIKA
SOSIAL & EKONOMI
BUDAYA MERUPAKAN RUMUSAN YG BERSUMBER
& BISNIS
DARI AJARAN AGAMA, KHUSUSNYA YG
BERSIFAT UNIVERSAL, & NILAI-NILAI
LUHUR BUDAYA BANGSA YG
TERCERMIN DALAM PANCASILA
SEBAGAI ACUAN DASAR DALAM
6 BERFIKIR, BERSIKAP & BERTINGKAH 4
ETIKA ETIKA
LAKU DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA PENEGAK
LINGKUNGAN
HUKUM
5
ETIKA
KEILMUAN 40
POKOK-POKOK ETIKA KEHIDUPAN
BERBANGSA

1. Etika Sosial dan Budaya


-sikap jujur, peduli, memahami, menghargai,
- menumbuhkan budaya malu berbuat hal yang melanggar norma,
etika,dan moral agama, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa

2. Etika Politik dan Pemerintahan


-utk mewujudkan Clean and Good Governance

3. Etika Ekonomi dan Bisnis


-melahirkan kondisi realitas eko yang bercirikan persaingan yang jujur,
berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi dan
kemampuan daya saing

4. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan


-Supermasi Hukum melahirkan kesadaran tertib sosial, ketenangan dan
keteraturan hidup bersama , tidak diskriminatif, dan penggunaan hukum
secara salah, sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum
- Seluruh peraturan hukum berpihak kepada keadilan

41
Sambungan……….

5. Etika Keilmuan
-menjunjung tingi nilai kemanusiaan, IPTEK,
-Etika diwujudkan dalam karsa, cipta, karya yang inovatif, kreatif,
komunikatif
-Etika keilmuan mendorong budaya kerja keras dan kerja cerdas,
menghargai waktu, disiplin, tepat janji, dan komitmen dll.

6. Etika Lingkungan
-kesadaran thd pelestarian lingkungan hidup serta tata ruang secara
berkelanjutan dan bertanggung jawab.

42
1. ETIKA SOSIAL & BUDAYA

Bertolak dari rasa kemanusiaan yg mendalam dg


menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling
memahami, saling menghargai, saling mencintai,
saling menolong diantara sesama manusia
Oleh karena itu perlu menumbuhkembangkan kembali
BUDAYA MALU, yakni : malu berbuat kesalahan &
semua yg bertentangan dg moral agama & nilai-nilai
luhur budaya bangsa.
Sehingga perlu ditumbuhkan budaya keteladanan yg
harus diwujudkan dalam perilaku para pemimpin.

Key Word :
BUDAYA MALU 43
2. ETIKA POLITIK & PEMERINTAHAN
Untuk mewujudkan pemerintahan yg bersih, efesien & efektif serta
menumbuhkan suasana politik yg demokratis bercirikan keterbukaan,
rasa tanggung jawab, tanggap terhadap aspirasi bawahan, menghargai
perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima
pendapat yg lebih benar serta menjunjung tinggi HAM.
Dalam etika pemerintahan mengamanatkan agar penyelenggara
negara memiliki rasa kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan
kepada publik, siap mundur apabila dirinya telah melanggar kaidah &
sistem nilai ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah.
Sehingga etika politik & pemerintahan mampu menciptakan suasana
harmonis yg mengandung misi untuk bersikap jujur, amanah, sportif,
siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, & siap
MUNDUR DARI JABATAN PUBLIK.
Sehingga sikap perilaku politik yg toleran tidak berpura-pura, tidak
arogan, jauh dari sikap munafik, serta tidak melakukan kebohongan
publik.

44
Key Word :
SIAP MUNDUR DARI JABATAN PUBLIK
3. ETIKA EKONOMI & BISNIS
Dimaksudkan agar prinsip & perilaku ekonomi & bisnis,
baik oleh perorangan, institusi maupun pengambil
keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi
& realitas ekonomi yg bercirikan persaingan yg jujur,
berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja
ekonomi, daya tahan ekonomi & kemampuan bersaing &
terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan
EKONOMI YG BERPIHAK KEPADA RAKYAT KECIL
melalui kebijakan secara berkesinambungan

Key Word :
EKONOMI RAKYAT KECIL 45
4. ETIKA PENEGAK HUKUM YG BERKEADILAN
Dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran tertib
sosial, ketenangan & keteraturan hidup bersama hanya
dapat diwujudkan dg taat kepada hukum & seluruh
peraturan.
Sehingga terjadi penegakkan hukum secara adil,
perlakuan yg sama & tidak diskriminatif & menghindar-
kan penggunaan hukum yg salah sebagai alat kekuasaan
& bentuk manipulasi hukum lainnya

Key Word :
MENCARI KEADILAN 46
5. ETIKA KEILMUAN

Untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, iptek yg


mampu menjaga harkat & martabatnya berpihak kepada
kebenaran untuk mencapai kemaslahatan & kemajuan sesuai
dengan nilai-nilai agama & budaya.
Etika ini diwujudkan untuk menciptakan karsa, cipta & karya
yg tercermin dalam perilaku kreatif, inovatif, dan komunikatif
dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya
serta menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan iptek.
Sehingga tercipta budaya kerja keras dg menghargai &
memanfaatkan waktu, disiplin serta menepati janji & komitmen
diri.

Key Word :
KARSA, CIPTA & KARYA 47
6. ETIKA LINGKUNGAN
Menegaskan pentingnya kesadaran menghargai & melestarikan
lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara
berkelanjutan & bertanggung jawab.

Key Word :
LINGKUNGAN, TATA RUANG 48
ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA UNTUK
MEMBANTU MEMBERIKAN PENYADARAN
TTG ARTI PENTING TEGAKNYA ETIKA &
MORAL DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA.

UNTUK ACUAN DASAR MENINGKATKAN


KUALITAS MANUSIA YG BERIMAN,
BERTAKWA, & BERAKHLAK MULIA SERTA
BERKEPRIBADIAN INDONESIA DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA.49
DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
MENGEDEPANKAN KEJUJURAN,
AMANAH, TELADAN SPORTIVITAS,
DISIPLIN, ETOS KERJA, KEMANDIRIAN,
SIKAP TOLERANSI, RASA MALU,
TANGGUNG JAWAB, MENJAGA
KEHORMATAN, SERTA MARTABAT DIRI
SEBAGAI WARGA BANGSA.
50
ETIKA DALAM BERNEGARA
1. MELAKSANAKAN SEPENUHNYA PANCASILA & UUD 1945.
2. MENGANGKAT HARKAT & MARTABAT BANGSA & NEGARA.
3. MENJADI PEREKAT & PEMERSATU BANGSA DALAM NKRI.
4. MENTAATI SEMUA PER-UU-AN YG BERLAKU DALAM
MELAKSANAKAN TUGAS.
5. AKUNTABEL DLM MELAKSANAKAN TUGAS PENYELENG-
GARAAN PEMERINTAHAN YG BERSIH & BERWIBAWA.
6. TANGGAP, TERBUKA, JUJUR, & AKURAT, SERTA TEPAT
WAKTU DLM MELAKSANAKAN SETIAP KEBIJAKAN &
PROGRAM PEMERINTAH.
7. MENGGUNAKAN ATAU MEMANFAATKAN SEMUA SUMBER
DAYA NEGARA SECARA EFESIEN & EFEKTIF.
8. TIDAK MEMBERIKAN KESAKSIAN PALSU ATAU KETERANGAN
YG TIDAK BENAR.

51
1. Pentingnya Etika dalam Organisasi.

Organisasi:
Proses penyusunan dan pengalokasian kerja, kewenangan, sumber-sumber daya kepada
anggota-anggota organisasi agar mereka mencapai tujuan-tujan organisasi secara efektif
dan efisien

Prinsip-prinsip yang harus diikuti

Aspek-aspek teknis: spesialisasi, Aspek-aspek nonteknis:peraturan,


hirarki, prosedur kerja, hukum, etika, kode etik, kenginan, perilaku
ganjaran dsb. dsb.
Pentingnya etika dalam organisasi : 1. Memilih nilai – nilai moral (etika) dipakai
sebagai acuan/pedoman dlm berperilaku bg semua anggota organisasi, 2. Nilai –nilai
moral (etika) dapat menjembatani konflik moralitas antaranggota, 3. meningkatkan
citra dan reputasi organisasi.

52
3 Alasan Pentingnya Etika dalam Organisasi. (Tonny R)
a. Organisasi memiliki acuan dasar bersikap dan berperilaku
b. Etika bersipat universal yg menjembatani konflik antar anggota
c. Efektif utk meningkatkan citra dan reputasi

Menurut Salamoen S , ada 9 alasan pentingnya etika dalam


organisasi :
1. Kebersamaan 2. empati 3. Kepedulian 4. Kedewasaan 5. Orientasi
Organisasi 6. Respek 7. Kebajikan 8. Integritas 9. Inovatif
Alasan menurut Sondang PS,
1. Etika sbg acuan dasar bersikap dan berperilaku
2. Etika memberikan prinsip yg kokoh dalam berperilaku
3. Etika berisi nilai luhur sbg landasan moral
4. Etika berkaitan langsung dgn sistem nilai manusia
53
Etika dalam organisasi

Pola sikap dan perilaku yang


diharapkan dari setiap individu dan
kelompok anggota organisasi yang
secara keseluruhan membentuk
budaya organisasi (organizational
culture) yang sejalan dengan tujuan
maupun filosofi organisasi yang
bersangkutan.

54
ETIKA DALAM JABATAN UU no 28/1999, Psl 5

KEWAJIBAN SETIAP PENYELENGGARA NEGARA SBB:


1. Mengucapkan sumpah atau janji sesuai jabatannya sebelum
memangku jabatannya
2. Bersedia diperiksa kekayaannya sebelum memangku jabatannya
3. Melaporkan dan mengumumkan kekayaan sebelum memangku
jabatannya
4. Tidak melakukan KKN
5. Melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras
dan golongan
6. Melaksanakan tugas dengan penuh tangungjawab, tidak
melakukan perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk
kepentingan pribadi, keluarga, kroni maupun kelompok dan tidak
mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun yang bertentangan
dengan UU yang berlaku
7. Bersedia menjadi saksi dalam perkara KKN serta dalam perkara
lainnya sesuai ketentuan per UU-an yng berlaku
55
7 ASAS PENYELENGGARA NEGARA
10 ASAS GOOD GOVERNMENT
YANG BERSIH & BEBAS KKN
(Menurut PBB-UNDP 1997)
UU No 28 Tahun 1999 psl, 3

1. Kepastian Hukum 1. Partisipasi


2. Tertib Penyelenggara Negara 2. Aturan Hukum
3. Kepentingan Umum 3. Transparansi
4. Keterbukaan 4. Daya Tanggap
5. Proporsionalitas 5. Birokrasi Konsensus
6. Profesionalitas 6. Berkeadilan
7. Akuntabilitas 7. Efektifitas dan Efisiensi
8. Akuntability
9. Visi Strategis
10.Saling keterkaitan 56 56
Perwujudan Etika Organisasi Pemerintah
• Etika organisasi diharapkan menunjang kualitas, efisiensi, dan
kompetensi para anggota organisasi yang bersangkutan.
• Etika apabila sudah menjadi pedoman, akan memberikan
kesenangan,
kegembiraan, dan efektivitas kerja bagi semua dalam organisasi itu.

Ada 4 (empat) unsur utama keberhasilan perwujudan etika


organisasi tersebut (Franz Magnis Suseno SJ)
 Etos kerja yang kuat;
 Moralitas pribadi pegawai;
 Kepemimpinan yang bermutu;
 Kondisi-kondisi sistemik.

57
Unsur-unsur keberhasilan perwujudan Etika Organisasi Pemerintah.

Empat unsur utama keberhasilan perwujudan Etika Birokrasi menurut


Magnis Suseno (2002).

1. Etos Kerja.
Yaitu sikap dasar seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan
suatu pekerjaan.
Etos Kerja merupakan sikap individu atau kelompok dalam kaitannya
dengan dunia kerja, oleh karena itu Etika organisasi sangat dipengaruhi
oleh etos kerja tsb.

2. Moralitas pribadi pegawai.


Yaitu menyangkut kualitas moral baik atau buruk dari masing-masing
pegawai.
Merupakan kesesuaian sikap dan perilaku seseorang dengan norma- 58
norma yang ada, yang terkait dengan baik buruknya suatu perbuatan.
2. Moralitas Pribadi ...
13 unsur-unsur moral yg mendukung pengembangan : efisiensi, kerajinan,
ketepatan waktu, kesederhanaan, kejujuran, pengambilan eputusan
rasional, kesediaan untuk berubah, kegesitan dlm memanfaatkan
kesempatan, kesediaan bekerja secara energetic, kepercayaan diri, kerja
sama dan orientasi ke depan. (Gunnar Myrdal)

Ada beberapa moralitas pribadi yang penting :


1. dedikasi
2. jujur dan tidak korupsi
3. taat pd tuntutan khas etika birokrasi
4. bertanggung jawab
5. minat dan hasrat utk terus menerus meningkatkan
kompetensi dan kecakapan
6. menghormati hak semua pihak yg terkait
3. Kepemimpinan yang bermutu
Kepemimpinan merupakan unsur terpenting dalam keberhasilan perwujudan
etika organisasi termasuk birokrasi, karena kepemimpinanlah yg sangat
menentukan apakah nilai-nilai moral dapat direalisasikan.

Konsep Kepemimpinan Moral:


1. Pemimpin tdk sekedar mengandalkan kekuasaan, tetapi juga
memperhatikan kebutuhan dan keinginan hakiki dari pengikut /bawahannya.
2. Pemimpin harus mengerjakan segala sesuatu yg ia janjikan.
3. Pemimpin menjunjung tinggi nilai-nilai moral yg berlaku.
4. Pemimpin mampu menghasilkan perubahan yg dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan pengikutnya.

60
3. Kepemimpinan yang bermutu ...
seorang pemimpin memikul peran sebagai panutan dan pemberi
motivasi kepada para bawahannya mampu menjaga kondisi
lingkungan kerja agar tetap terjaga dg suasana yang etis.
Untuk memperoleh pemimpin yg bermutu dituntut 5 hal penting:
1. Kompetensi (menguasai hal-hal bidang pekerjaannya)
2. Memastikan pelaksanaan tertib kerja memiliki
kemampuan,berwibawa,memberi motivasi bawahannya)
3. Konsistensi (Konsisten dl menerapkan aturan,tidak pilih kasih)
4. Transparansi (keputusan-keputusannya jelas)
5. Menjadi panutan (memiliki integritas pribadi bagi para
bawahannya menjadi panutan bagi bawahannya,jujur adil,
cakap, tegas komunikatif, dan bertanggung jawab)
4. Persyaratan Sistemik.

Adalah kondisi-kondisi kerja yg menunjang pelaksanaan etika organisasi


yaitu setiap upaya yg menghukum perilaku yg menyeleweng atau
menyimpang dan sebaliknya menghargai perilaku yg menunjang
etika organisasi secara tegas dan konsekwen.

a. Lingkungan kerja yang mendukung


b. Kontrol/pengawasan/pengendalian (selalu dapat dipantau)

62
Dasar Hukum pelaksanaan Etika PNS.
1. Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa
2. UU No. 28 /1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3. PP No. 53/2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4. PP No. 42/2004 tentang Pembinan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil

63
Pembinaan jiwa Korps dan Kode Etik.
PP No. 42 thn 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS
adalah peraturan yg paling konkrit mengatur etika PNS.
Butir-butir penting:

1. Jiwa Korps PNS.


2. Kode Etik PNS.
3. Tujuan pembinaan jiwa korps PNS.
4. Ruang Lingkup pembinaan jiwa korps PNS.
5. Kode Etik merupakan landasan pembinaan jiwa korps PNS.
6. Nilai – Nilai dasar yg hrs dijunjung tinggi PNS.
7. Etika dlm bernegara.
8. Etika dlm berorganisasi.
9. Etika terhadap diri sendiri.
10. Ketentuan atas kode etik.
11. Sanksi moral PNS.
12. Pebentukan Majelis Kode Etik.

64
Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa kesatuan dan
persatuan, kebersamaan, kerja sama, tanggung jawab, dedikasi,
disiplin, kreativitas, kebanggaan, dan rasa memiliki organisasi
Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kode etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap,
tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.

65
Pembinaan Jiwa Korsa
Pegawai Negeri Sipil
“Untuk meningkatkan perjuangan, penabdian,
kesetiaan, dan ketaatan Pegawai Negeri Sipil kepada
negara kesatuan dan pemerintah RI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945
1. Membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan
dan kesatuan secara kekeluargaan guna
mewujudkan kerja sama dan semangat pengabdian
kpd masyarakat serta meningkatkan kemampuan
dan keteladanan PNS;
2. Mendorong etos kerja PNS untuk mewujudkan PNS
yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggung
jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi
masyarakat;
3. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat,
kesadaran, dan wawasan kebangsaan PNS
sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dalam NKRI.
66
Ruang lingkup
PEMBINAAN JIWA KORPS PEGAWAI NEGERI

1. Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung


produktivitas kerja dan profesionalitas Pegawai Negeri
Sipil;
2. Partisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah
yang terkait dengan Pegawai Negeri Sipil;
3. Peningkatan kerja sama antara Pegawai Negeri Sipil
untuk memelihara dan memupuk kesetiakawanan
dalam rangka meningkatkan jiwa korps Pegawai
Negeri Sipil;
4. Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap
mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan
negara.
67
67
Kode etik PNS bertujuan meningkatkan kualitas PNS yaitu :
• mewujudkan PNS yang kuat, kompak, dan bersatu padu, memilki
kepekaan, tanggap, dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi,
berdisiplin, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur
negara dan abdi masyarakat.
• Kode etik PNS juga bertujuan untuk PNS yang netral, mampu menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa, profesional, dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas, serta penuh kesetiaan dan ketaatan kepada
Pancasila, UUD 1945, negara, dan pemerintah Republik Indonesia.
Kode etik PNS yang tertuang dalam PP No. 42 Tahun 2004
meliputi :
– etika PNS dalam bernegara,
– Etika PNS bermasyarakat,
– Etika PNS berorganisasi
– Etika PNS terhadap diri sendiri dan
– etika PNS terhadap sesama PNS.

68
PP No 21 th 1975 ttg Sumpah dan Janji PNS
dg PP No 53 th 2010

Kewajiban PNS (26 butir)


1. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD
45
2. Mengutamakan kepentingan negara diatas
kepentingan golongan, atau diri sendiri.
3. Menjunjung tinggi kehormatan dan
martabat Negara, Pemerintah dan PNS
4. Mengangkat dan mentaati sumpah/janji
PNS dan sumpah/janji Jabatan
5. Menyimpan rahasia negara dan atau
rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya,

69
Larangan PNS (18 butir)
1. Melaksanakan hal-hal yang menurunkan kehormatan atau
martabat Negara,Pemerintah atau PNS
2. Menyalahgunakan wewenangnya
3. Menyalahgunakan barang-barang, uang dan surat-
surat berharga milik Negara
4. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan , dan
menyewakan atau meminjamkan barang-barang
dokumen atau surat-surat berharga milik Negara
secara tidak syah
5. Melakukan kegiatan bersama-sama dengan atasan
teman sejawat, bawahan atau orang lain didalam
maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi,golongan atau pihak lain
yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Negara,

70
Pembentukan Majelis Kode Etik
• Pembentukan Majelis Kode Etik ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian yang bersangkutan;
• Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap
anggota, satu orang sekretaris merangkap anggota, dan sekurangkurangnya
3 (tiga) orang anggota;
• Dalam hal anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima) orang, maka
jumlahnya harus ganjil;
• Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari
jabatan dan pangkat PNS yang diperiksa karena disangka melanggar kode
etik;
• Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa PNS yang
disangka melakukan pelanggaran kode etik;
• Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah Pegawai Negeri Sipil
bersangkutan diberi kesempatan membela diri;
• Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah mufakat, dan
apabila tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak;
• Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final.

71
PELANGGARAN KODE ETIK

• Pelanggaran Kode Etik adalah


perbuatan tercela
• Dikenakan sanksi moral berupa
sanksi organisatoris atau
rekomendasi
• Dikenakan sanksi berupa
teguran tertulis dan atau
pemberhentian sementara atau
tetap dari keanggotaan PNS
• Rekomendasi berupa masukan
kepada instansi terkait ttg
tindakan yang dapat dilakukan
kepada PNS
Selingkuh
… 72
1O PRINSIP MORAL
APARATUR NEGARA
1. IMAN DAN TAQWA DIHAYATI
2. TUA DIHORMATI
3. MUDA DISAYANGI
4. SESAMA DIHARGAI
5. RAKYAT DILAYANI
6. TUGAS DITEKUNI
7. TAK MAMPU DISANTUNI
8. LEMAH DILINDUNGI
9. BENCANA DITANGULANGI
10. KELUARGA DICINTAI

73
73
Tujuan Kode Etik Kemenkeu
1) Meningkatkan Disiplin PNS,
2) Menjamin terpeliharanya tata tertib,
3) Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas
kondusif,
4) Menciptakan dan memelihara kondisi kerja profesional,
dan
5) Meningkatkan citra dan kewajiban kinerja PNS.

74
Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-
hari pada setiap unit Eselon 1.

Materi yang tertuang dalam Kode Etik Instansi diatur


dalam Pasal 3, 4, dan Pasal 5 Peraturan Menteri
Keuangan No. 29/PMK.01/2007 yaitu: Kode Etik
sekurang-kurangnya memuat (Pasal 3):
1. Tujuan.
2. Kewajiban dan Larangan.
3. Sanksi.

75
• Majelis Kode Etik adalah lembaga non-
struktural yang bertugas melakukan
penegakan pelaksanaan serta penyelesaian
pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh
Pegawai Negeri Sipil.
• Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan,
tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil
yang bertentangan dengan Kode Etik.

76
Sanksi Pelanggaran Kode etik adalah sebagai berikut
• Sanksi moral berupa permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis
atau pernyataan penyesalan dan/atau hukuman disiplin berdasarkan PP
No.30 Tahun 1980 dalam hal terjadi pelanggaran disiplin PNS.
• Pengenaan sanksi moral tersebut di atas disampaikan secara tertutup
atau terbuka
• Sanksi moral ditetapkan dengan surat keputusan oleh pejabat yang
berwenang yang memuat pelanggaran Kode Etik yang dilakukan
• Penyampaian sanksi moral secara tertutup disampaikan oleh pejabat
yang berwenang dalam ruang tertutup yang hanya diketahui oleh PNS
ybs dan pejabat lain yang terkait dengan syarat pangkat pejabat tsb
tidak boleh rendah dari PNS ybs
• Penyampaian sanksi moral secara terbuka disampaikan yang
berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk melalui (1) Forum pertemuan
resmi PNS, (2) Upacara bendera, (3) Papan pengumuman, (4) Media
massa, (5) Forum lain yang dipandang sesuai.

77
Tugas diskusi kelompok 1-2

1. Anda sebagai tim penerima barang, diminta oleh


Atasan Anda menandatangani Berita Acara
Penerimaan barang atas sejumlah barang yg tidak
sesuai dengan yg sebenarnya. (dgn alasan
barangnya sebagian tertahan di pelabuhan
(kontraktor tdk mampu bayar bea, padahal kantor
sangat memerlukan barang tsb utk kelancaran
tugas)
2. Anda bisa berperan sbg Anda sendiri atau sbg
Atasan Anda

79
Tugas diskusi kelompok 3-4

1. Anda mempunyai teman sekantor. Anda


mengetahui pasti bahwa teman Anda tersebut
mempunyai 2 istri tetapi hanya melaporkan ke
kantor 1 istri saja. Istrinya yg tidak dilaporkan itu
juga PNS tetapi bertugas lain kantor, yg kebetulan
juga Anda kenal karena satu almamater. Sedangkan
istrinya yg tercatat dikantor adalah ibu rumah
tangga biasa.
2. Anda bisa berperan sbg Anda sendiri, atau sbg
Pimpinan kantor

80
Tugas diskusi kelompok 5-6

1. Pada jam kerja, di kantor Anda sering


mendapati sebagian teman2 Anda sekantor
sedang merokok di tempat umum, atau
sedang makan/minum di kantin kantor atau
sedang main game di komputer tempat kerja.
2. Anda bisa berperan sbg Anda sendiri, atau
sbg Pimpinan kantor

81
Alokasi waktu diskusi

Setiap topik diskusi dibahas maks. 45 menit


dengan pembagian waktu :
• Masing-masing kelompok, presentasi maks. 10 menit
• Diskusi kelas (partisipasi semua kelompok) maks. 25
menit.

• Terdapat 3 sesi (topik) diskusi


• Setiap sesi, acara presentasi dipimpin oleh seorang
moderator yg dipilih dari 2 kelompok presenter.
• Urutan tampil dari 3 sesi tsb diatur berdasarkan
undian.
82

Anda mungkin juga menyukai