Anda di halaman 1dari 3

Nama: Atiqah An Naafi A.

NIM: 1904015152

Kelas: Praktikum Patologi Klinik E2

Hasil Praktikum Glukosa Darah

A. Hasil praktikum

No Nama Mahasiswa Kadar Glukosa Darah


1 Mahasiswa putra 184 mg/dl
2 Mahasiswa putri 296 mg/dl

B. Pembahasan
Glukosa merupakan salah satu molekul yang terkandung di dalam darah, tepatnya
pada plasma darah. Peranan glukosa sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh. kadar
glukosa didalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah
hormon insulin, Hormon insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas dan
berperan dalam mengatur kadar glukosa dalam tubuh melalui hati.
Lalu apabila terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah yang disebabkan naiknya
proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, maka insulin akan mengubah glukosa
menjadi glikogen. proses tersebut terjadi di dalam hati dan disebut dengan proses
glikogenesis. kadar glukosa yang rendah di dalam darah akan akan di atasi oleh tubuh
dengan cara menguraikan glikogen menjadi glukosa, proses tersebut disebut dengan
glikogenolisis.
Glukosa darah juga memiliki parameter untuk mengetahui penyakit diabetesmelitus
yang dahulunya dilakukan terhadap darah lengkap. karena eritrosit memiliki kadar
protein yaitu hemoglobin yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah
lengkap serum lebih banyak glukosa. Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat
menggunakan darah lengkap seperti serum atau plasma. Serum lebih banyak
mengandung air dari pada darah lengkap, sehingga serum berisi lebih banyak glukosa
dari pada darah lengkap.
Kadar glukosa darah itu dapat ditentukan dengan berbagai metode berdasarkan sifat
glukosa yag dapat mereduksi ion-ion logam tertentu, atau dengan pengaruh enzim
khusus untuk menghasilkan glukosa, yaitu enzim glukosa oksidase. Enzim glukosa
oksidase merupakan senyawa yang mengubah glukosa menjadi asam glukonat.
Adapun metode-metode pemeriksaan dalam glukosa darah:
Metode kimia
- Metode oksidasi – reduksi
Pada metode ini, protein serum dan senyawa-senyawa pereduksi non glukosa
diendapkan misalnya dengan penambahan larutan seng klorida dan barium hidroksida.
Selanjutnya glukosa dioksidasi dalam suasana basa dan dengan pemanasan
menggunakan suatu oksida, misalnya tembaga (II) hidroksida menghasilkan tembaga
(I) oksida yang sebanding dengan konsentrasi glukosa. Tembaga (I) oksida yang
dihasilkan akan mereduksi larutan asam dari arseno molibdat menjadi arseno molibdat
biru, suatu senyawa berwarna dengan intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa
darah. Prinsip reaksi penentuan dengan memakai tembaga (II) oksida adalah:
Glukosa + Cu 2+ campuran asam-asam gula +
Cu2O 100 O C
Cu2O + asam molibdat + 4H+ 2Cu2+ + arseno molibdat
biru [Mo(VI)] [Mo(V)] + H2O
Selain tembaga (II) hidroksida, oksida lain yang dapat digunakan adalah besi (III)
sianida dimana senyawa ini akan tereduksi menjadi besi (II) sianida.
- Metode kondensasi
Pada metode kondensasi, glukosa dikondensasikan dengan orto-toluidin dengan
pemanasan dalam asam asetat glasial membentuk glukosilamin dan kemudian
membentuk basa schiff yang mempunyai warna hijau. Basa schiff yang berwarna hijau
tersebut serapannya sebanding dengan kadar glukosa darah. Prinsip reaksinya adalah
sebagai berikut:
D-glukosa + orto-toluidin glukosilamin basa schiff
-H2O warna hijau
Warna yang terbentuk juga bisa dibaca serapannya pada panjang gelombang 625 nm.
Metode enzimatis
- Metode glukosa oksidase
Pada metode glukosa oksidase, glukosa dengan adanya oksigen akan dioksidasi oleh
enzim glukosa oksidase membentuk asam glukoronat dan hidrogen peroksida.
Selanjutnya hidrogen peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi kromogen yang
dikatalisis oleh enzim peroksidase sehingga membentuk kromogen teroksidasi yang
berwarna. Jumlah produk berwarna yang terbentuk sesuai dengan kadar glukosa darah.
- Metode heksokinase
Pada metode heksokinase, glukosa dengan adanya ATP difosforilasi oleh enzim
heksokinase menghasilkan glukosa-6-fosfat dan ADP. Selanjutnya glukosa6-fosfat
dengan NADP oleh enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase diubah menjadi 6-
fosfoglukonat dan NADPH. NADPH yang terbentuk dapat diukur serapannya dan
sebanding dengan kadar glukosa darah.
Adanya waktu pemeriksaannya kadar glukosa darah dibedakan menjadi tiga
macam:
- Tes gula darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan kapanpun
tanpa menghiraukan kapan terakhir kali makan. Umumnya, cek gula darah macam
ini diterapkan terhadap para penderita diabetes dengan tujuan untuk mengontrol gula
darah. Nilai normal sekitar 70-130 mg/dL.
- Tes gula darah puasa adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan pada pasien
yang telah berpuasa selama 8-10 jam. Ada juga tes gula darah puasa yang dilakukan
setelah pasien berpuasa selama 14 jam. Nilai normal kurang dari 100 mg/dL.
- Tes gula darah 2 jam setelah makan Sepuluh menit setelah makan, kadar gula
darah akan mulai mengalami kenaikan dan mencapai puncaknya setelah 2 jam.
Setelah 2-3 jam, gula darah akan turun kembali ke kondisi normal. Tes gula
darah post prandial dilakukan 2 jam setelah pasien makan, dan biasanya dikerjakan
setelah tes gula darah puasa. Tes ini dapat menggambarkan kemampuan tubuh
dalam mengontrol kadar gula dalam darah, yang terkait dengan jumlah serta
sensitivitas insulin di dalam tubuh. Nilai normalnya kurang dari 140 mg/dL.

Daftar Pustaka
Campbel, neil. A. , jane B reece, Lawrence G. Mitchell. (2004). Biologi Edisi Kelima
Jilid III. Jakarta: Erlangga.

Mescher, Anthony L. (2010). Histology dasar junqueira. Jakarta: EGC.

Sadikin. (2001). Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai