Anda di halaman 1dari 5

Hasil Praktikum Patologi Klinik

Eritrosit

Nama : Jundi Rabbani


NIM : 1904015138
D1

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
2020
HASIL PRAKTIKUM ERITROSIT

A. Hasil Praktikum
No Nama Mahasiswa Kadar Eritrosit

1. Mahasiswa Putri 4.160.000 /ul darah

2. Mahasiswa Putra 3.920.000 /ul darah

B. Pembahasan
Eritrosit (sel darah merah) adalah sel dasar berbentuk piringan yang
mencekung di bagian tengah di kedua sisi seperti donat dengan bagian tengah
menggepeng bukan lubang (yaitu piringan bikonkaf dengan garis tengah 8 μm,
ketebalan 2 μm di tepi luar dan ketebalan 1 μm di bagian tengah). Eritrosit yang
berbentuk cakram bikonkaf mempunyai area permukaan yang luas sehingga jumlah
oksigen yang terikat dengan Hb dapat lebih banyak. Bentuk bikonkaf juga
memungkinkan sel berubah bentuk agar lebih mudah melewati kapiler yang kecil.
Jika kadar oksigen menurun hormon eritropoetin akan menstimulasi produksi eritrosit.
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin yang selanjutnya
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Sel darah merah berbentuk pipih,
cakram bikonkaf, tidak memiliki inti, tidak bergerak, tidak dapat menembus dinding
kapiler darah dan berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Pada orang
dewasa sel darah merah berjumlah sekitar 5,2 juta sel/mm3 darah pada laki-laki dan
4,7 juta sel/mm3 darah pada perempuan.(Literatur tambahan : Kadar sel darah merah
yang normal pada pria dewasa adalah antara 4,7-6,1 juta/mikroliter (mcl), dan pada
wanita dewasa adalah 4,2-5,4 juta/mcl). Orang yang tinggal didaerah dataran tinggi
memiliki jumlah sel darah merah yang lebih banyak. Di dataran yang sangat tinggi,
dengan jumlah oksigen udara yang sangat rendah, oksigen dalam jumlah yang tidak
cukup itu diangkut ke jaringan akibatnya produksi sel darah merah sangat meningkat.
Pada orang dewasa sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang pipih,
sedangkan pada janin sel darah merah dibentuk dalam hati dan limfa. Pada akhir masa
hidupnya, eritrosit yang 33 lebih tua keluar dari sirkulasi melalui fagositosis di limfa,
hati dan sumsum tulang . Setelah berumur 120 hari, sel darah merah akan mati dan
diubah menjadi bilirubin atau zat warna empedu. Proses pembentukan dan
pematangan eritrosit disebut eritropoiesis. Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang
dengan bentuk awal sebagai proeritoblast. Dalam proses pematangan, nukleus
proeritoblas akan mengalami penyusutan dna pemdatan sehingga nucleus menjadi
lebih kecil, ribosom mulai terbentuk. Pada tahap tersebut dinamakan eritoblas
basophil. Sel akan terus berkembang menjadi lebih kecil dan menghasilkan
hemoglobin, sel ini dinamakan eritroblas polikromatofil. Semakin lama warna
sitoplasma semakin eusinofilik. Sel tersebut dinamakan eritoblas ortokromatik. Pada
fase berikutnya nukleus dikeluarkan dari sel dan akan membentuk retikulosit
selanjutnya eritrosit matang dengan jumlah hemoglobin yang cukup di dalam sel.
Berdasarkan pada tabel diatas, didapat hasil pengamatan dimana kadar eritrosit
dari kedua sampel (mahasiswa putri dan mahasiswa putra) dibawah dari range kadar
normal yang telah dipaparkan. Data kadar eritrosit yang didapat dari mahasiswa putri
sedikit dibawah dari kadar normal pada umumnya. Sedangkan pada mahasiswa putra
didapatkan hasil dimana kadar eritrositnya sangat rendah. Kondisi di mana kadar sel
darah merah di dalam tubuh berkurang hingga di bawah kisaran normal disebut
eritrositopenia. Sedangkan, kondisi dimana kadar eritrosit berada diatas kadar
normal disebut Eritrositosis. Pada tahap awal, eritrositopenia tidak menimbulkan
tanda atau gejala, sehingga baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan darah.
Kadar eritrosit yang rendah dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah
perdarahan, misalnya akibat kecelakaan atau operasi. Menurunnya kadar eritrosit juga
sering terjadi pada wanita hamil, akibat bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh.
Ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan penurunan kadar eritrosit, yaitu:
1. Kekurangan asupan nutrisi
Terdapat beberapa nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel
darah merah, di antaranya adalah zat besi, folat, vitamin B6, dan vitamin B12.
Kekurangan asupan nutrisi ini bisa terjadi pada orang dengan pola makan yang
tidak sehat, memiliki gangguan usus sehingga penyerapan nutrisi terhambat,
atau menjalani pola makan vegetarian.
2. Menderita penyakit tertentu
Beberapa penyakit yang bisa membuat kadar eritrosit di dalam tubuh
berkurang adalah:
• Anemia.
• Infeksi berat.
• Penyakit tiroid.
• Gangguan sumsum tulang.
• Kanker darah, seperti leukemia, limfoma, atau multiple myeloma.
• Kerusakan ginjal.
• Keracunan timbal.
Interpretasi data klinik dari eritrositopenia dan eritrositosis.
• Eritrositopenia
1. Anemia
2. Leukimia
3. Penurunan fungsi ginjal
4. Talasemia
5. Hemolisis
6. Lupus eritematosus sistemik
7. Faktor obat (sitostatika, antiretroviral)
• Eritrositosis
1. Polisitemia vera
2. Polisitemia sekunder
3. Diare/dehidrasi
4. Olahraga berat
5. Luka bakar
6. Orang yang tinggal di dataran tinggi

Menghitung Eritrosit terbagi menjadi dua cara, yaitu


• Cara Manual (Hemositometer)
Prinsip : menghitung jumlah eritrosit dalam kamar hitung dengan menggunakan
mikroskop, kemudian dikalikan jumlah eritrosit yang ada per volume eritrosit
yang diambil.
• Cara Automatic (Hematology Analyzer)
Prinsip : Flow cytometer yang memungkinkan darah mengalir ke celah sempit
sehingga bisa dihitung jumlah sel darahnya. Hasilnya akan muncul di layar.
C. Kesimpulan

Eritrosit (sel darah merah) adalah sel dasar berbentuk piringan yang
mencekung di bagian tengah di kedua sisi seperti donat dengan bagian tengah
menggepeng bukan lubang (yaitu piringan bikonkaf dengan garis tengah 8 μm,
ketebalan 2 μm di tepi luar dan ketebalan 1 μm di bagian tengah).
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin yang selanjutnya
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Sel darah merah berbentuk pipih,
cakram bikonkaf, tidak memiliki inti, tidak bergerak, tidak dapat menembus dinding
kapiler darah dan berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Pada orang
dewasa sel darah merah berjumlah sekitar 5,2 juta sel/mm3 darah pada laki-laki dan
4,7 juta sel/mm3 darah pada perempuan.
Didapat dari hasil pengamatan dimana kadar eritrosit dari kedua sampel
(mahasiswa putri dan mahasiswa putra) dibawah dari range kadar normal yang telah
dipaparkan. Data kadar eritrosit yang didapat dari mahasiswa putri sedikit dibawah
dari kadar normal pada umumnya. Sedangkan pada mahasiswa putra didapatkan hasil
dimana kadar eritrositnya sangat rendah. Kondisi di mana kadar sel darah merah di
dalam tubuh berkurang hingga di bawah kisaran normal disebut eritrositopenia.
Sedangkan, kondisi dimana kadar eritrosit berada diatas kadar normal disebut
Eritrositosis.

Anda mungkin juga menyukai