Anda di halaman 1dari 4

Tonggak Kelahiran Fisika Modern

Pada akhir abad ke-19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa
dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika
yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut fisika modern. Dalam periode ini
dikembangkan teori-teori yang lebih umum, seperti teori relativitas, teori
kuantum, teori atom dan fisika inti. Pelopor dari lahirnya fisika modern adalah
Albert Einstein melalui teori relativitas umum dan khususnya serta Max Planck
melalui teori kuantum.
Para fisikawan tidak bisa menjelaskan mengapa massa inti atom lebih
kecil dibandingkan dengan jumlah massa dari tiap-tiap penyusunnya. Fenomena
ini tidak dapat dijelaskan melalui fisika klasik. Dengan pemikiran yang jenius,
Einstein mengemukakan tentang adanya kerusakan massa atau mass defect . Di
mana massa yang hilang atau rusak dapat dihitung dengan persamaan berikut.
m = [Z mp + (A-Z) mn] minti
Keterangan
m

= massa defect (satuan massa atom/sma) (1sma=1,66x10-27 kg)

= jumlah proton

mp

= massa proton (sma)

= nomor massa atom

(A-Z) = jumlah neutron


mn

= massa neutron (sma)

minti

= massa inti (sma)

Tidak hanya itu, Einstein juga menjelaskan bahwa massa yang rusak tersebut
(sebesar m) berubah menjadi energi yang dapat dihitung dengan persamaan
E=m.c2. Persamaan inilah yang membawa nama Einstein mendunia, sekaligus
menjadi tonggak awal lahirnya fisika modern yang menyangkut adanya kesetaraan
massa dan energi.
Selain masalah kerusakan massa, Einstein mengemukakan teori relativitas
khususnya yang memuat dua buah postulat sebagai berikut.

Postulat 1
Hukum-hukum fisika adalah sama untuk semua pengamat inersia (yang
tidak mengalami percepatan).
Postulat 2
Di dalam ruang hampa, kecepatan cahaya yang diukur oleh semua
pengamat inersia adalah
c 1 0 0 3x10 8 m / s
Yang tidak bergantung pada gerakan sumbernya.
Point penting dari kedua postulat Einstein ini, yakni pada kerangka acuan
inersia. Dalam fisika klasik bahwa kerangka inersia relatif diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan, sementara Einstein mengungkapkan bahwa semua
pengamat/kerangka acuan inersia yang tidak mengalami percepatan harus
diperlakukan sama terhadap apapun, walaupun bergerak dengan kecepatan
konstan atau relatif terhadap yang lain.
Pada tahun 1915, Einstein mengemukakan teori relativitas umum yang
melandaskan teorinya pada geometri ruang-waktu bagi gravitasi secara tunggal.
Hal tersebut membuat geger karena menyanggah persamaan gravitasi hukum
Newton yang menyatakan bahwa gravitasi bukanlah sebuah gaya namun hanya
konsekuensi dari pelengkungan ruang-waktu.
Selain teori-teori dari Einstein di atas, teori yang menjadi tonggak
kelahiran fisika modern adalah teori kuantum yang merupakan hasil karya Max
Planck yang kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli, Heisenberg. Pada
akhir abad ke-19, perhatian para fisikawan terfokus pada spektrum radiasi yang
dihasilkan oleh permukaan logam yang dipanaskan. Spektrum radiasi termal
inilah yang menyita perhatian fisikawan saat itu sementara teori-teori yang ada
belum dapat menerangkannya.
Jadi, permasalahan bagi para fisikawan saat itu adalah mereka kesulitan
menemukan rumus dari lengkung Radiasi total apabila menggunakan hukumhukum fisika klasik. Di dalam membuat pengukuran eksperimental tentang radiasi
termal oleh benda hitam sempurna, ada beberapa hukum yang digunakan yaitu:
Hukum Stefan-Boltzmann (radiasi total benda hitam berbanding lurus dengan

pangkat empat suhu mutlaknya) dan Hukum Pergeseran Wien (hubungan suhu
suatu benda hitam dengan harga panjang gel. Terpendek yang membawa energi
max), namun Hukum Pergeseran Wien tidak cocok untuk menganalisis spektrum
radiasi benda hitam pada daerah gelombang panjang. Oleh karena itu Rayleigh
dan Jeans menggunakan teori ekipartisi energi sehingga memperoleh rumusan
yang cocok diterapkan untuk daerah dengan spektrum gelombang panjang.
Sedangkan untuk frekuensi tinggi persamaan ini jauh menyimpang dengan hukum
termodinamika. Pada saat inilah perkembangan fisika mengalami kebuntuan.
Kebuntuan ini dikenal dengan sebutan Bencana Ultraviolet.
Untuk mendapatkan rumusan teoritik tentang radiasi termal, Planck
mengandaikan beberapa hal tentang osilator yang menjadi sumber energi radiasi
termal. Pertama, energi yang dihasilkan osilator tersebut berharga diskrit dengan
E 0, h ,2h ,3h ,..., nh

(h merupakan suatu tetapan yang dikenal dengan

tetapan Planck). Kedua, sebaran energi osilator menganut distribusi Boltzmann.


Dari penelusurannya, diperolehlah postulat Planck yang isinya energi osilator
harmonik dengan frekuensi
kelipatan

, terbatas pada harga-harga yang merupakan

. Planck menamakan hf sebagai kuantum. Kemudian tetapan h

diukur dengan sangat teliti sehingga diperoleh harga h= 6,63 x 10-34 J s.


Planck mengajukan konsep kuantisasi energi yang dapat dimiliki oleh
osilator-osilator harmonik pada permukaan logam dan tetap menganggap bahwa
energi dalam rongga tetap berbentuk gelombang. Kemudian oleh Einstein
disarankan bahwa dalam ruang rongga, energi elektromagnetik juga berbentuk
gumpalan energi yang disebut foton. Gagasan ini dapat menjelaskan efek
fotolistrik.
Max Planck, mengumumkan bahwa dengan membuat suatu modifikasi
khusus dalam perhitungan klasik dia dapat menjabarkan fungsi intensitas P (,T)
yang sesuai dengan data percobaan pada seluruh panjang gelombang. Hukum
radiasi Planck menunjukkan distribusi (penyebaran) energi yang dipancarkan oleh
sebuah benda hitam. Hukum ini memperkenalkan gagasan baru dalam ilmu fisika,
yaitu bahwa energi merupakan suatu besaran yang dipancarkan oleh sebuah benda

dalam bentuk paket-paket kecil terputus-putus, bukan dalam bentuk pancaran.


Paket-paket kecil ini disebut kuanta dan hukum ini kemudian menjadi dasar teori
kuantum. Dari gagasan tersebut Max Planck berhasil membuktikan secara teoritis
tentang radiasi benda hitam dengan

menggunakan teori kuantum, yang

digambarkan melalui grafik sebagai berikut.

Akhirnya Planck mengajukan hipotesanya dalam suatu pertemuan ilmiah.


Hipotesanya yang sangat fundamental mengubah pandangan klasik ini (di mana
pandangan klasik masih beranggapan bahwa pancaran energi radiasi benda yang
berpijar itu bersifat kontinu), Planck mengemukakan hipotesisnya bahwa cahaya
dipancarkan oleh materi dalam bentuk paket-paket energi yang beliau sebut
quanta. Beliau memformulasikan sebagai

E h

. kemudian menyebabkan suatu

penjajagan tentang landasan fisika untuk sistem atomik dan sub atomik. Atas
sumbangannya pada ilmuan fisika, Max Planck memperoleh Nobel pada tahun
1918. Inilah dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya teori kunatum.
Gagasan teori kuantum dari Planck diperluas kembali oleh Einstein lima
tahun setelah itu. Dalam makalah ilmiah tentang efek fotolistrik, menurut
Einstein, cahaya terdiri dari partikel-partikel yang kemudian disebut sebagai
foton. Ketika cahaya ditembakkan ke suatu permukaan logam, foton-fotonnya
akan menumbuk elektron-elektron pada permukaan logam tersebut sehingga
elektron itu dapat lepas. Peristiwa lepasnya elektron dari permukaan logam itu
dalam fisika disebut sebagai efek fotolistrik.

Anda mungkin juga menyukai