DISUSUN OLEH
TADZKIRAH AMALIA
1921042010
Sejarah perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri yang
selalu berhasrat untukmencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama.
Dengan demikian perkembangan jalan saling berkaitan dengan teknik jalan, seiring
dengan perkembanganteknologi yang ditemukan manusia. Pada awalnya jalan raya
hanya berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup. Setelah manusia mulai
hidup berkelompok jejak-jejak berubah menjadi jalan setapak yang masih belum
berbentuk Jalan yang rata. Dengan dipergunakan alat transportasi seperti hewan,
kereta, atau yang lainnya, mulai dibuat jalan yang rata. Sejarah perkembangan jalan di
Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia adalah pembangunan jalan
Daendles pada zaman Belanda, yang dibangun dari anyer di Banten sampai Panarukan
di Banyuwangi Jawa Timur. Yang diperkirakan 1000 km. Pembangunan tersebut
dilakukan dengan kerja paksa pada akhir abad 18. Tujuanpembangunan pada saat itu
terutama untuk kepentingan strategi dan dimasa tanam paksa untuk memudahkan
pengangkutan hasil bumi. Jalan Daendles tersebut belum direncanakan secara teknis
baik geometrik maupun perkerasannya. Konstruksi perkerasan jalan berkembang
pesat pada jaman keemasan Romawi. Pada saat itu telah dimulai dibangun jalan-jalan
yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan
jalan seakan terhenti dengan runtuhnya kekuasaan Romawi sampai abad 18.
Pada akhir abad 18, Thomas Telford dari Skotlandia (1757-1834) ahli jembatan
lengkung dari batu, menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya sama
seperti jembatanlengkung seperti berikut ini ; “ Prinsip desak-desakan
denganmenggunakan batu-batu belah yang dipasang berdiri dengan tangan “.
Konstruksi ini sangat berhasil kemudian disebut “Sistem Telford”.
Pada waktu itu pula John Mc Adam (1756 – 1836), memperkenalkan kontruksi
perkerasan dengan prinsip “tumpang-tindih” dengan menggunakan batu-batu pecah
dengan ukuran terbesar (±3“). Perkerasan sistem ini sangat berhasil pula dan
merupakan prinsip pembuatan jalan secara masinal/mekanis (dengan mesin).
Selanjutnya sistemini disebut “Sistem Mc. Adam”.
a. Sifat gerakan,
b. Ukuran kendaraan,
c. Sifat pengemudi Dalam Mengendalikan Gerak Kendaraannya,
d. Karakteristik arus lalu-lintas.
Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan
bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat
kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
Fungsi pembuatan jalan raya adalah sebagai jalan untuk tempat kendaraan
bermotor dan mobil melaju menuju ke suatu tempatTujuan pembangunan jalan
raya pada umumnya dimaksudkan sebagai prasarana diantaranya agar
kendaraan angkutan dapat mengangkut penumpang atau barang langsung ke
tempat tujuan dan kota-kota yang dilalui atau yang dituju serta agar biaya
angkut dan biaya bongkat muat barang maupun penumpang dapat ditekan.
(Suparmoko, Edisi Pertama, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan
Pembangunan Daerah, hal 144). Pembangunan jalan raya ini juga dapat
membantu melancarkan kegiatan distribusi ekonomi seperti dibidang industri
dan perdagangan yang mengarah kearah yang lebih luas lagi.