DASAR TEORI
Tiap-tiap media mempunyai sifat yang berbeda terhadap aliran
listrik yang melaluinya, hal ini tergantung pada tahanan jenisnya. Pada
metode ini arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda
arus dan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda
potensial.
Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak
elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga
hambatan jenis masing-masing lapisan bawah permukaan bumi, dibawah
titik ukur (sounding point).
Metoda tahanan jenis (resistivity sounding) yaitu mempelajari
perbedaan resistivity batuan dengan cara menentukan perubahan
resistivitas terhadap kedalaman.
Gambar 1
Ilustrasi Elektroda
1∫ 1 1
VM = −
2π AM MB
1∫ 1 1
VN = −
2π AN NB
Diperoleh :
2π
(VM −VN) = ∫ = V .
1 1/ AM −1/ MB−1/ AN −1/ NB
π ( AB 2 − MN 2 )
(k ) =
4MN
2
Keterangan :
V = beda potensial dua buah arus
I = besar arus listrik yang mengalir
E = medan listrik
J = rapat arus listrik
L = panjang silinder
A = luas penampang konduktor.
DATA-DATA TEKNIS
Pemancar (Transmiter)
Catu daya (power supply) : 12/ 24 volt, minimal 6 AH
(untuk power maksimum
gunakan aki basah)
Daya (power output) : 200 watt untuk catu daya 12 volt
dan 300 watt untuk catu daya 24
volt (otomatis)
Tegangan keluar (output voltage) : 350 Volt maksimum untuk catu
daya 12 volt dan 450 volt untuk
catu daya 24 volt.
Arus keluar ( output current) : 2000 mA maksimum.
4
Penerima (Receiver)
Impendensi masukan (input) : 10 M-ohm
Batas ukur pembacaan (range) : 0,1 mV hingga 500 volt
Ketelitian : 0,1 m Volt
Kompensator kasar : 10 x putar (precission multi turn
potensiometer)
Kompensator halus : 1 x putar (wire wound resistor)
Sistem pembacaan : Digital (auto range)
Catu daya digital meter : 3 volt (2 buah baterai kering
ukran AA)
Fasilitas pembacaan data : HOLD
Berat alat : 10 Kg
PEMANCAR
Daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh alat ini sekitar 200
watt dan 300 watt dan untuk mencapai daya maksimum dianjurkan
menggunakan aki dengan kapasitas arus yang lebih besar (minimal 24
AH). Untuk tegangan 24 Volt, aki dihubungkan secara seri (gambar 1).
Tegangan aki ditunjukkan oleh indikator Volt (jika menggunakan
satu aki jarum akan menunjukkan disekitar pertengahan).
Jika jarum menunjukkan kurang dari 24 Volt alangkah baiknya aki
diisi kembali.
5
Gambar 2
Penghubungan Baterai Secara Seri (24 Volt)
PENERIMA
Impendensi masukan alat ini cukup tinggi (10 M-ohm) sehingga
tidak akan terpengaruh oleh tahanan jenis batuan yang diukur. Jangkauan
pengukuran dari 0,1 mVolt hingga 500 Volt dengan ketelitian 0,1 mVolt.
P em b a c a an dilengkapi dengan fasilitas “HOLD”. Sistem
pembacaan alat ini adalah Auto Range, yaitu skala dari mVolt ke Volt akan
berubah secara otomatis (tidak menggunakan saklar batas ukur).
Fasilitas kompensator yang bertujuan untuk menetralisir potensial
diri (SP) dapat menetralisir hingga 350 mVolt. Potensiometer kasar
dengan 10x putaran untuk mengatur hingga mendekati nol (0), misal 1
mV, kemudian potensiometer halus dengan 1x putaran untuk mengatur
hingga angka nol (0).
Data dapat disimpan dengan menggunakan saklar tekan/tombol
“HOLD” yang tersedia di panel. Pemakaian baterai cukup untuk 1000 jam
operasi. Catu daya bagian penerima juga dilengkapi dengan sistem Auto
Power Off. Dengan ini alat akan mati secara otomatis jika tidak digunakan
selama 15 menit. Bagian ini dapat dihidupkan lagi setelah saklar di off-kan
lebih dahulu baru kemudian di-on kan kembali.
Gambar 3
Panel Muka
9
Gambar 4
Hubungan ke Elektroda Arus dan Potensial
10
Keterangan :
A–B : elektroda arus
M–N : elektroda potensial
T : titik ukur
AB / 2 = AT = T B
a = M N/ 2 = M T = T N
Pengukuran
1. Arus dimulai dari yang kecil (saklar volt) diposisi 1.
Tekan tombol start, besarnya arus akan muncul pada display.
Pada saat membaca nilai arus ini, tombol HOLD ditekan (tidak
perlu membaca nilai potensialnya), lalu arus dimatikan. Jadi pada
saat pengiriman arus, cukup membaca besarnya arus, sedangkan
besarnya nilai potensial dapat dibaca setelah arus dimatikan.
Biasanya pada posisi AB/2 masih kecil, misal 1,5 meter atau 2
meter, pembacaan potensialnya dalam skala volt sehingga harus
dikalikan 1000 untuk besaran mVolt.
Contoh : 125 volt menjadi 125 mV.
Skala V dan mV akan terlihat di belakang angka digital meter.
Gambar 5
Penunjukan skala V (volt) dan mV (mVolt)
3. Nilai tegangan dan arus ditulis dalam table yang sudah tersedia,
kemudian dihitung besarnya tahanan jenis semu (rho). Untuk
memudahkan perhitungan, besarnya tegangan dibuat dalam
satuan mV dan arus dalam mA.
4. Dianjurkan agar setiap hasil pengukuran langsung diplot dalam
kertas logaritmis.
5. Untuk pembacaan berikutnya sama dengan point 1 hingga 3.
Sebelum pengiriman arus, angka dibagian penerima harus selalu
nol. Besarnya arus dapat diperbesar dengan menaikkan tegangan
(volt) ke posisi yang lebih tinggi (posisi 2 atau 3), tapi selama
pembacaan potensial masih cukup baik tidak perlu dilakukan
penaikkan arus. Hal ini bertujuan untuk menghemat catu daya.
6. Setelah pengukuran dilakukan beberapa kali dengan posisi
elektroda potensial a = 0,5 meter sesuai dengan tabel yang tersedia
atau nilai potensial sudah sangat kecil, posisi elektroda potensial
dapat dipindahkan ke a = 2,5 meter dan dalam hal ini harus
dilakukan pengukuran overlap, yaitu pengukuran AB/2 yang
sama untuk dua harga a.
7. Pengukuran selanjutnya dapat dilakukan dengan posisi elektroda
potensial (a) yang berikutnya sesuai dengan yang kita inginkan.
Setiap perubahan harga “a” selalu dilakukan pengukuran overlap.
8. Dianjurkan setiap hasil pengukuran langsung di plot dalam kertas
logaritmis untuk membantu mengetahui kualitas dari data yang
kita peroleh. Jika kurva yang diperoleh bentuknya tidak halus,
akan dapat dianalisa penyebabnya sehingga pengukuran dapat
diulangi. Hasil yang tidak halus dapat disebabkan oleh :
Jarak elektroda arus yang tidak sama di kiri-kanannya.
12
b2 a v
ρa = π −
a 4 i
Dimana :
Ρa = harga tahanan jenis semu (ohm meter)
v = beda potensial (mili volt)
i = arus (mili ampere)
b = setengah jarak elektroda arus (meter) / A-B
a = jarak elektroda potensial (meter) / M-N
Perawatan
Aki yang disediakan bersama alat ini adalah dua buah aki kering 12
volt 6,5 AH. Aki sudah diisi kembali jika jarum indikator Batt
menunjukkan , 24 volt, atau diluar daerah merah dengan
menggunakan pengisi aki (charger) yang tersedia. Alat pengisi aki
hanya dapat digunakan untuk mengisi aki kering bukan aki basah
13
14
15
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Geologi Pertambangan
Universitas Kutai Kartanegara
Tenggarong
Oleh :
Disetujui,
Tenggarong, 2007
LAPORAN
PRAKTIKUM GEOFISIKA
GEOLISTRIK
PENGGUNAAN ALAT UKUR TAHANAN
JENIS NANIURA NRD 22 S
Oleh :
LABORATORIUM GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
TENGGARONG
2007
2