Anda di halaman 1dari 2

4

II. TEORI DASAR

2.1 Pengertian Metode Geolistrik

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui


sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara
menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Geolistrik merupakan salah satu
metode geofisika aktif, karena arus listrik berasal dari luar sistem. Tujuan
utama dari metode ini sebenarnya adalah mencari resistivitas atau tahanan
jenis dari batuan. Resistivitas atau tahanan jenis adalah besaran atau
parameter yang menunjukkan tingkat hambatannya terhadap arus listrik .
Batuan yang memiliki resistivitas makin besar, menunjukkan bahwa batuan
tersebut sulit untuk dialiri oleh arus listrik. Selain resistivitas batuan, metode
geolistrik juga dapat dipakai untuk menentukan sifat-sifat kelistrikan lain
seperti potensial diri dan medan induksi. Resistivitas batuan dapat diukur
dengan memasukkan arus listrik ke dalam tanah melalui 2 titik elektroda di
permukaan tanah dan 2 titik lain untuk mengukur beda potensial di
permukaan yang sama. Hasil pengukuran geolistrik dapat berupa peta sebaran
tahanan jenis baik dengan jenis mapping atau horisontal maupun sounding
atau kedalaman. Hasil pengukuran geolistrik mapping maupun sounding
disesuaikan dengan kebutuhan diadakannya akuisisi data serta jenis
konfigurasi yang digunakan (Rynolds, 1997).

2.2 Pengertian Resistivitymeter

Resistivity meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur geolistrik


tahanan jenis. Sedangkan alat untuk mengukur geolistrik Induced
Polarization (IP) adalah IP Meter. Beberapa contoh model alat resistivity
meter, yaitu Resistivity Meter Naniura NRD22, Resisitivity Meter Naniura
300HF, dan Res&IP Meter Supersting R8 Multichannel. Resisitivity Meter
Naniura NRD300HF dan Naniura NRD22 merupakan alat geolistrik
konvensional yang masih menggunakan 1 channel. Data yang diperoleh dari
alat ini yaitu nilai beda potensial (V) dan arus (I). data V dan I ini kemudian
diolah untuk mendapatkan harga tahanan jenis semu (ρapparent). Resistivity
Meter NRD22 dan NRD300HF banyak digunakan untuk pengukuran
3

sounding 1D, sedangkan untuk 2D sangat jarang dilakukan karena harus


membuat dahulu geometri pengukuran (stacking chart), tabel akuisisi,
membuat format konversi data lapangan ke format data software (dilakukan
secara manual) (Anonim, 2014).

2.3 ARES

Resistivitymeter tipe multichannel merupakan alat pengukuran resistivitas yang


mampu untuk melakukan pengukuran secara otomatis dan menggunakan
banyak elektroda sekaligus, dan mampu untuk langsung menghasilkan data
yang model-ready (siap dimodelkan). Salah satu resistivitymeter yang termasuk
tipe multichannel ialah ARES resistivitymeter. Alat ini merupakan salah satu
alat tipe multichannel yang cukup mutakhir, dengan beberapa kemampuan
sekaligus yakni pengukuran resistivitas, IP (Induced Polarization), serta SP
(Self Potential).

ARES resistivitymeter memiliki 2 bagian secara keseluruhan, yakni:


a.Main Unit
Main unit dari ARES memiliki komponen sebagai berikut:
1. Pemancar (Transmitter)
Catu daya : 12 V, maksimal5 AH
Daya keluar : 300-850 W
Tegangan keluar : 2000 V
Arus keluar : 5000 mA
Ketelitian arus : 1 mA
Sistem pembacaan : Digital
2. Penerima (Receiver)
Impedansi maksimum : 20 M Ohm
Batas ukur : 20 V
Jumlah channel (1 kabel pasif) : 10
Jumlah channel (1 kabel aktif) : 32
Filter Frekuensi : 50-60 Hz
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan bersama dengan ARES antara lain:
Palu
Transport case
Elektroda stainless steel
Elektroda non-polarized
Kabel multi elektroda pasif dan aktif
Kabel 1D (potensial dan arus)
Baterai DC 12V
(Karyanto, 2017)

Anda mungkin juga menyukai