Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

KERJA PRAKTIK

Diajukan oleh:
Yolanda Elok Sasmitasari 12117002
Elda Deka Mayestri 12117026
Amanda Sapphira Yasmine 12117037
Putri Iska Aldina 12117145

Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
2020
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi terdiri dari berbagai macam lapisan diantaranya batuan, mineral dan
tanah. Setiap bahan memiliki sifat listrik yang berbeda-beda. Karakteristik
terhadap sifat listrik tersebut yang digunakan dalam survey bawah permukaan
menggunakan metode geolistrik.
Metode geolistrik tahanan jenis (resistivitas) adalah salah satu kelompok
metode geofisika yang termasuk dalam metode aktif yang bertujuan untuk
mempelajari keadaan bawah permukaan bumi dengan cara mempelajari sifat
aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan
resistivitas batuan dengan cara menginjeksikan arus listik ke dalam bumi. Metode
geolistrik dapat digunakan untuk mempredikisi keberadaan air tanah di
permukaan bumi dengan mendeteksi keberadaan akuifer yaitu lapisan pembawa
air, karena fluida akan sangat sensitif terhadap listrik. Metode ini dapat
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar kedalaman sekitar 300 m. Prinsip kerja dari metode geolistrik resistivitas
adalah mengalirkan arus listrik melalui dua elektroda arus, kemudian beda
potensialnya diukur melalui dua elektroda potensial, sehingga nilai resistivitasnya
dapat dihitung. Tahanan jenis (resistivitas) merupakan suatu besaran yang
menunjukkan tingkat hambatan terhadap arus listrik melalui dua elektroda arus,
kemudian beda potensialnya diukur melalui dua elektroda potensial, sehingga
nilai resistivitasnya dapat dihitung.
Sebagai mahasiswa, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengaplikasikan ilmu geofisika adalah dengan mengikuti kegiatan Kerja Praktik
yang dilakukan di instansi yang terkait dengan bidang ilmu Teknik Geofisika.
Pengajuan Kerja Praktik ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai gambaran dan
wawasan nyata mengenai profesi yang bersangkutan dalam dunia industri maupun
pemerintahan. Maka dari itu penulis ingin menerapkan hal tersebut dengan
melakukan Kerja Praktik di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Lampung. Melalui kerja praktik ini penulis berharap dapat menambah ilmu dan

1
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
wawasan serta pengalaman mengenai dunia kerja yang diterapkan di masa
mendatang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik ini adalah:
1. Mengetahui kualifikasi seorang sarjana lulusan Teknik Geofisika yang
diperlukan oleh dunia industri maupun pemerintahan.
2. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di dunia
perkuliahan.
3. Melatih mental, kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi dalam
dunia kerja sehingga siap bersaing dalam era globalisasi.
1.3 Topik Kerja Praktik
Topik kerja praktik ini dapat diterapkan oleh instansi tempat kerja praktik.
Adapun topik yang kami ajukan pada Kerja Praktik kali ini adalah Citra Bawah
Permukaan Menggunakan Geolistrik Single Chanel dan Multi Chanel.
1.4 Mata Kuliah Penunjang
Berikut adalah mata kuliah penunjang sebagai acuan dalam melaksanakan
kerja praktik.

GL211 Geologi Fisik TG2205 Instrumentasi Geofisika

GL2141 Kristalografi dan Mineralogi TG3101 Analisis Sinyal Geofisika

Termodinaka Kerak Bumi


GL2151 Sedimentologi TG3103
dan Fluida

GT2001 Pengantar Surveying TG3104 Inversi Geofisika


TG2101 Geofisika Umum TG3105 Metode Seismik
TG2102 Geomatematika TG3111 Seismologi
TG2103 Elektronika Geofisika TG3201 Geodinamika

TG2201 Gelombang Dalam Geofisika TG3202 Geostatistika

TG2203 Teori Potensial TG3205 Vulkanologi


Geolistrikik dan
TG2204 Komputasi Geofisika TG3221
Elektromagnetik

GL2241 Petrologi TG3222 Gayaberat dan Magnetik

2
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Metode Geolistrik


Metode geolistrik adalah metode geofisika yang dapat menginterpretasi
jenis batuan atau mineral di bawah permukaan berdasarkan sifat kelistrikan dari
batuan penyusunnya (Yulianto & Widodo, 2008:2). Tujuan dari metode ini adalah
untuk mengetahui sifat kelistrikan medium batuan di bawah permukaan yang
berhubungan dengan kemampuannya untuk menghantarkan listrik atau resistivitas
(Todd, D.K, 1980). Prinsip pengukuran metode geolistrik adalah dengan
mengukur sifat kelistrika batuan (Dobrin dan Savit, 1988). Arus listrik searah
ataupun bolak-balik berfrekuensi rendah dialirkan ke dalam bumi melalui kontak
dua elektroda arus (C1C2), kemudian diukur besarnya potensial melalui dua
elektroda potensial (P1P2). Dengan mengetahui besar arus dan potensial, maka
dapat diketahui besar tahanan jenis (v) dari media (batuan) yang dilaluinya.
Semakin besar spasi elektroda, maka penembusan arus ke bawah permukaan akan
semakin dalam, sehingga lapisan yang lebih dalam akan dapat diketahui sifat-sifat
fisiknya. Variasi resistensi batuan lapisan yang lebih dalam akan dapat diketahui
sifat-sifat fisiknya. Variasi resistivitas batuan terhadap kedalaman jika
dikorelasikan dengan pengetahuan geologi akan dapat ditarik kesimpulan lebih
detail mengenai kondisi geologi bawah permukaan.
2.2 Konsep Resistivitas Semu
Pengukuran geolistrik dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik ke
bumi, kemudian mengamati pengaruhnya di permukaan bumi (Todd, D. K, 1980).
Pengukuran geolistrik ini menggunakan metode resistivitas. Pada metode
resistivitas, arus yang masuk dapat diasumsikan bahwa bumi homogen isotropis.
Asumsi tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pada saat melakukan
pengukuran, besaran resistivitas menunjukkan besaran resistivitas yang tidak
bergantung pada jarak elektroda potensial yang dipakai. Pengukuran tersebut tidak
berlaku pada kondisi bumi yang sesungguhnya, pada kondisi bumi yang
sesungguhnya bumi terdiri atas lapisan-lapisan dengan resistivitas yang berbeda-
beda. Perbedaan lapisan tersebut menyebabkan resistivitas yang terukur

3
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
bergantung pada jarak elektroda potensial. Besar resistivitas yang terukur
merupakan resistivitas semu atau apparent resistivity (Todd, D.K, 1980).
2.3 Metode Pengukuran Geolistrik
Berdasarkan Metode Pengukuran Geolistrik, dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
macam, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Tahanan Jenis (Resistivity) pada prinsipnya bekerja dengan
menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi melalui dua elektroda arus
sehingga menimbulkan beda potensial. Beda potensial yang terjadi
diukur melalui dua elektroda potensial (Reynold, 1997).
b. Metode Induced Polarization (IP) hampir sama dengan Tahanan Jenis,
dimana perbedaannya terletak pada transmitter yang terdiri dari dua
sistem, yaitu sumber arus tetap yang berasal dari ACCU/Generator dan
sistem switching dengan menggunakan power transistor yang dijalankan
oleh suatu pengukur waktu (Time Domain). Kemudian beda potensial
yang terjadi akibat gejala transient dari efek polarisasi, diukur oleh
receiver sebagai fungsi dari waktu.
c. Metode Vertical Electrical Sounding (VES) adalah untuk mendapatkan
informasi tentang kedalaman atau ketebalan lapisan batuan dari harga
resistivitas secara vertikal.
d. Metode Potensial Diri (SP) adalah dengan memanfaatkan sumber listrik
alamiah yang terjadi di bawah permukaan yang disebabkan oleh
kegiatan mekanik atau elektromia batuan.
2.4 Konfigurasi Metode Geolistrik
Berdasarkan cara pengaturan konfigurasi yang digunakan untuk pengukuran
geolistrik di lapangan, maka dibagi menjadi beberapa konfigurasi:
a. Konfigurasi Schlumberger
Konfigurasi dengan empat elektroda dimana jarak antara elektroda A
dan elektroda C tidak sama dengan jarak antara elektroda C dan
elektroda D. Jarak antara elektroda A dan elektroda C sama dengan jarak
antara lektroda D dan elektroda B yaitu sebesar (L-a)/2, dimana L adalah
jarak antara elektroda A dan elektroda B, dan a adalah jarak antara

4
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
elektroda C dan elektroda D. Sedangkan jarak antara elektroda C dan
elektroda B adalah sebesar (L+a).
b. Konfigurasi Wenner-Schulmuberger
Merupakan gabungan antara konfigurasi Wenner dan Schlumberger.
Dalam konfigurasi ini jarak antara elektroda P1-P2 adalah a dan jarak
spasi antara C1-P1=P2-C2 yaitu na. Dalam konfigurasi ini, sehingga
spasi jarak elektrodanya konstan. Dari konfigurasi ini memiliki
kelebihan cakupan secara horizontal, penetrasi kedalaman yang baik.
c. Konfigurasi Wenner
Konfigurasi dengan empat elektroda dimana jarakan elektorda A dan
elektroda C memiliki nilai yang sama dengan jarak antara elektroda D
dan elektroda B serta jarak antara elektroda C dan elektroda D.
Konfigurasi ini memiliki nilai faktor geometri (K) sebesar 2 a, dimana
a adalah jarak elektroda d.
d. Konfigurasi Dipole-dipole
Konfigurasi dimana jarak antara elektroda A dan elektroda B sama
dengan jarak antara elektroda C dan elektroda D. Jarak antara elektroda
A dan elektroda D adaalah sebesar (L+a) sedangkan jarak antara
elektroda C dan elektroda B adalah sebesar (L-a) dimana L adalah
panjang titik tengah elektroda arus dan titik tengah elektroda potensial.
e. Konfigurasi Pole Dipole
Konfigurasi elektrodanya salah satu dari elektroda potensial atau P2
dibentangkan pada jarak tak hingga, sedangkan untuk jarak spasi C1-C2
yaitu a dan jarak spasi C2 dan P1 adalah na.
f. Konfigurasi Pole-Pole
Konfigurasi dengan salah satu elektroda potensial dan elektroda arusnya
dibentangkan dengan jarak tak hingga, atau C1 dan P2 tak hingga,
dimana jarak antara B-M ataru C2-P1 adalah Alat dan instrumen
geolistrik.
2.5 Geolistrik Single Channel Twin Probe (G-Sound)
G-sound dibuat untuk menjawab kebutuhan akan alat ukur resistivitas
(geolistrik) yang murah dan handal. Instrumen geolistrik ini didesain untuk

5
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
pengukuran bergerak (portable) dengan kedalaman penetrasi arus 100-150 meter.
Pada G-Sound tidak diperlukan adjusting SP dengan rumit, melalui tombol
adjusting maka nilai SP terkoreksi secara otomatis. Hal ini sangat membantu
untuk para operator alat yang belum berpengalaman. Dengan berat sekitar 1 kg
menjadikan pekerjaan akuisisi data resistivity profilling ataupun sounding
bertambah ringan. Teknologi Current Source (pembangkit arus) yang terdapat
pada G-Sound menjadikannya handal, berpengaman sistem anti short circuit
dimana kondisi hubungan singkat sering terjadi pada saat spasi AB (Arus) terlalu
dekat atau pada lapisan berimpedansi rendah. Dengan impedansi multimeter pada
instrumen sebesar 10Momhs dan resolusi 12 bit menjadikan pengukuran nilai
tegangan dan arus sangat preisisi dan akurat. Teknologi yang diaplikasikan pada
setiap instrumen geolistrik dengan sistem current sources dan anti short circuit
dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran dalam skala laboratorium
misalkan mengukur resistansi media tanah (soil box), batuan (sampel core) dan
lumpur. Dengan demikian G-Sound mendukung semua keperluan pengukuran
baik di lapangan maupun di laboratorium
2.6 Geolistrik Multichannel
S-Field adalah alat ukur resistivity dengna sentuhan teknologi terdepan.
Instrumen didesain dengan sistem pengukuran elektroda banyak channel
(multichannel), full automatis dengan sampling arus injeksi dilakukan setiap 2-5
detik. Alat ini memberikan hasil dengna tingakt akurasi tinggi dan bising yang
rendah. Dengan hadirnya alat ini pengukuran reistivitas bisa dilakukan secara
simultan sampai 16 elektroda, dan dapat pula di-upgrade menjadi 32, 64, 128
elektroda atau lebih (max 1000 channel). Dengan demikian akan menghemat
waktu dan tenaga dalam pengukuran resistivitas bawah permukaan. Melalui
instrumen resistivity multichannel pengukuran data resistivitas 2D dan 3D
menjadi lebih efisien. Teknologi current source (pembangkit arus) yang terdapat
pada S-Field menjadikannya handal, berpengaman sistem anti short circuit,
sehingga aman digunakan pada saat jarak elektroda arus terlalu rapat atau
impedansi sangat rendah. Output format file hasil pengukuran 2D sesuai
(compatibel) dengan format software Res2Dinv.

6
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
2.7 Induced Polarization (IPMGEO)
Induced polarization atau polarisasi terimbas merupakan salah satu metode
geofisika yang mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan mineral
logam. Polarisasi ini terjadi akibat adanya arus induktif yang menyebabkan reaksi
transfer antara ion elektrolit dan mineral logam. IPMGEO dirancang untuk
mengukur parameter polarisasi terimbas melalui nilai charge ability. Nilai ini
merupakan perbandingan antara peluruhan potensial sekunder terhadap waktu.
IPMGEO bekerja dalam domain waktu, dimana data akuisisi direkam melalui A/D
card dengan akurasi 10 bit. Prinsi pengukuran IP memiliki susunan konfigurasi
yang serupa dengan geolidtrik. IPMGEO telah dikombinasikan sedemikian rupa
sehingga akuisisi data dapat dilakukan secara simultan dengan geolistrik. Dengan
demikian dapat dikarakteristik material yang memiliki respon resistivitas yang
sama tetapi mempunyai karakteristik IP yang berbeda. IPMGEO dapat
dikembangkan menjadi instrumen pengukuran multichannel 16, 32, 48 channel
atau lebih (sesuai seri) dengan maksimum jumlah channel 1000 buah.
2.8 Sonic Wave Analyzer (SOWAN)
SOWAN adalah instrumen ukur kecepatan gelombang ultrasonik pada
sampel batuan. Melalui alat ini dapat terbaca waktu tempuh gelombang P dan S
secara akurat, karena pulsa tegangan bernilai 350 V dan lebar pulsa 1 ns.
Instrumen ukur ini dapat digunakan untuk analisa kekuatan batuan, uji tak rusak
(NDT) melalui analisa citra ultrasonik tomografi ataupun fisika batuan (rock
physics). Dari citra tomografi (image slicing) dapat dianalisa keberadaan void,
honeycomb, aliran fluida, dsb. Instrumen ini juga bermanfaat untuk menganalisa
kekuatan bahan, beton misalnya, melalui penurunan paramter elastik dinamik.
Dengan input ukuran panjang (dimensi), densitas dan waktu tempuh gelombang,
dapat dihitung poissons’s rasio dinamik, shear modulus, young modulus, dan
sebagainya. SOWAN sangat bermanfaat bagi teknik sipil, mekanika batuan, dan
juga ahli geofisika untuk analisa fisika batuan (rock physics).
2.9 Ultra Low Seismic Accelerometer (ULSA)
Akselerometer ULSA adalah sensor gelombang seismik/akselerometer
dengan respon frekuensi rendah, sensitivitas output tinggi dan mempunai noise
sangat rendah. Sehingga sensor ini bermanfaat alam pengukuran sinyal dengan

7
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
karakteristik amplitudo dan frekuensi kecil yang biasanya ditemui dalam
monitoring struktur dan vibrasi. Demikian juga dengan kajian gempa bumi,
misalnya untuk monitoring sinyalnya harus menggunakan sensor dengan
frekuensi dan noise rendah.
2.10 Pulse Echo/Digital Time Delay Analyzer (DITDA)
DITDA adalah instrumen yang didesain untuk mengukur waktu tempuh
gelombang sonik-P saat merambat dari sensor transmitter menuju receiver. Pada
dasarnya DITDA memiliki kesamaan fungsi dan cara kerja dengan SOWAN.
Waktu tempuh gelombang sonik sudah terdigitasi pada LCD dan tanpa
memerlukan osiloskpo untuk menampilkan hasil.
2.11 Seismic Instrument (GEO-SAM)
GEO-SAM adalah alat ukur gelombang seismik permukaan yang didesain
untuk keperluan geoteknik dan eksplorasi dangkal. Alat seismik ini didesain
dengan akurasi 16 bits, 12 channels maupun 24 channels yang beroperasi pada
sistem operasi Windows. Sumber gelombang yang digunakan pada GEO-SAM
bisa berupa dinamit, hammer ataupun weight-drop dengan penerima geophone,
beroperasi pada lingkungan darat maupun rawa. Salah satu kelebihan yang
dikembangkan pada sistem akuisisi adalah non take out cable. Sehingga,
pengguna bebas menentukan lebar spasi antar geophone.

8
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1 Bentuk Kegiatan


Kerja praktik merupakan suatu kegiatan studi lapangan dalam bidang
industri yang mencakup aktivitas (sesuai dengan materi yang dipelajari), antara
lain:
1. Pengenalan lembaga dan lapangan
2. Studi literatur
3. Observasi lapangan
4. Pengumpulan dan pengolahan data
5. Bimbingan dan konsultasi yang diperlukan
6. Penyusunan laporan
7. Penyerahan laporan kerja praktik
3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Mengenai waktu dan lokasi pelaksanaan kerja praktik di Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung akan dilaksanakan pada bulan
Agustus 2020 – September 2020 selama kurang lebih 4 sampai 5 minggu. Tetapi,
apabila waktu tersebut kurang sesuai dengan kebijakan perusahaan, waktu
pelaksanaan dapat diubah sesuai kesepakatan dengan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Lampung.
3.3 Rencana Kegiatan
Berikut adalah tabel rencana kegiatan sebagai acuan dalam pelaksanaan
Kerja Praktik:
Jenis Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5
Studi Literatur

Analisis Data Lapangan dan


Pengolahan Data serta Analisis
Laporan dan Presentasi

9
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
3.4 Pelaksana Kerja Praktik
Pemohon kerja praktik berstatus mahasiswa semester 7 program studi
Teknik Geofisika, Jurusan Teknologi Manufaktur dan Kebumian, Institut
Teknologi Sumatera, yaitu:
1. Nama : Yolanda Elok Sasmitasari
NIM : 12117002
Email : yolandaelok7@gmail.com
No. HP : 0856 0997 5618

2. Nama : Elda Deka Mayestri


NIM : 12117002
Email : eldadeka18@gmail.com
No. HP :0831 7685 1611

3. Nama : Amanda Sapphira Yasmine


NIM : 12117037
Email : amandasphry91@gmail.com
No. HP : 0813 7912 3005

4. Nama : Putri Iska Aldina


NIM : 12117145
Email : putriiska18@gmail.com
No. HP : 0813 4287 1154

10
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal Kerja Praktik ini kami ajukan sebagai bahan acuan
dalam melaksanakan Kerja Praktik serta sebagai bahan pertimbangan untuk
Bapak/Ibu. Besar harapan kami sebagai mahasiswa Teknik Geofisika Institut
Teknologi Sumatera agar dapat melaksanakan Kerja Praktik bersama Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung.

Mengingat pentingnya Kerja Praktik dalam menunjang kegeofisikaan dan


keprofesian kami. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan
terimakasih.

11
Proposal Kerja Praktik
Teknik Geofisika
Institut Teknologi Sumatera
DAFTAR PUSTAKA

Frans, Helen Shintia, dkk. 2015. Identifikasi Patahan Manado Dengan


Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger di
Kota Manado. Jurusal Ilmiah Sains. 15(2):142-148

Hidayat R, Sampurno J. Identifikasi Lokasi Bedrock Menggunakan Metode


Geolistrik Konfigurasi Wenner sebagai Bahan Acuan Perancangan Pondasi
Pembangunan Gedung di Daerah Sampit Kalimantan Tengah. PRISMA
FISIKA, 2015 Aug;3(2)

Ngadimin, Handayani G. Aplikasi Metode Geolistrik untuk Alat Monitoring


Rembesan Limbah (Penelitian Modle Fisik di Laboratorium. Jurnal
Matematika dan Sains, 2009;6:p,43-53

Pryambodo, Dino Gunawan, dkk. 2016. Aplikasi Metode Geolistrik Untuk


Identifikasi Situs Arkeologi di Pulau Laut Natuna. Majalah Arkeologi 25
(1):45

Telford, W., dan Sheriff. 1990. Applied Geophysicst. Cambridge: Cambridge


Univerisity Press, London.

Telford, W. M., Geldart, L. P, and Sheriff, R, E. 1990. Applied Geophysics,


Second Edition. Cambridge University Press, United Stade of America.

Todd D.K. 1980. Groundwater Hydrology. John Willey & Sons. Inc. New Yord,
2d.ed.

12

Anda mungkin juga menyukai