Anda di halaman 1dari 7

Nama : Jifa Adila

NRP : 5017211074
EM B
RESUME METODE MT
Teori MT :
Metode magnetotellurik (MT) merupakan teknik pencitraan bawah permukaan tanah yang
digunakan untuk mengetahui struktur tahanan jenis (resistivitas) dari bawah permukaan bumi.
Metode ini tergolong metode pasif dengan memanfaatkan sumber alami berupa medan listrik
dan medan magnet yang berubah terhadap waktu. Parameter ini diukur secara bersamaan
yang kemudian dapat diketahui impedansinya di mana hasil akhir dapat digunakan untuk
mendeskripsikan penetrasi medan elektromagnetik (EM) ke dalam bumi. Medan yang
dihasilkan dari medan listrik disebut sebagai arus telurik yang mengalir di dalam bumi,
interval frekuensi yang digunakan dalam eksplorasi MT cukup bervariasi mulai dari frekuensi
tinggi hingga frekuensi sangat rendah. Dengan menggunakan frekuensi yang rendah MT
mampu untuk mendeteksi nilai resistivitas bawah permukaan bumi sampai penetrasi yang
sangat dalam hingga mencapai puluhan kilometer. Terdapat dua sumber utama sinyal EM
alami yang digunakan terkait dengan eksplorasi MT. Pertama frekuensi lebih dari 1 Hz,
medan EM alami utama ini dapat dihasilkan oleh aktivitas petir, sumber ini merambat melalui
ionosfer. Kedua, sinyal di bawah 1 Hz datang dari fluktuasi medan magnet bumi, yang
disebabkan oleh perubahan dalam magnetosfer. Magnetosfer itu sendiri merupakan zona
kompleks plasma yang secara simultan diterpa oleh solar wind.

Akuisisi Metode MT :
akuisisi metode MT, dilakukan dengan mengukur Dua Komponen tegak lurus horisontal (x
dan y) dari medan listrik (E) dan medan magnetik (B) dan komponen vertikal (z) medan
magnetik (B). Skema penyusunan dan pemasangan komponen sensor medan dalam survei
MT ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Amplitudo sinyal MT biasanya sangat kecil, terutama pada frekuensi antara 0,1 s/d 10 Hz
misanya pengukuran medan magnetik untuk frequensi tersebut bisa prde 1/100 nanoTesla.
Dalam pengukuran di lapangan ada kemungkinan menangkap sumber derau (noise), hal ini
terjadi selama pengukuran MT antara lain dapat dibangkitkan oleh :

1. Gerakan koil induksi atau kabel-kabel penghubung sensor/elektroda


2. Efek panas pada koil
3. Noise dari peralatan pengukuran
4. Noise dari daerah sekitarnya (jaringan listrik, pemancar radio, alat listrik dll)

poin 2 dan 2 dapat diminimalisasi biasanya dengan memendam koil ke dalam tanah. poin 3
dan 4 umumnya ditanggulangi dengan teknik yang dikenal dengan “remote reference”,
dimana medan megnetik direkam secara simultan pada 2 tempat yang terpisah sejauh
minimal 150 m. Sinyal MT direkam secara digital dengan waktu pencuplikan tertentu.
Analisis Fourier biasanya dilakukan pada data di lapangan untuk melihat jangkauan frequensi
yang terekam.

Metode Polarisasi MT :

Medan listrik yang sejajar dengan strike akan menginduksi medan magnet yang tegak lurus
strike di bidang vertikal, begitu pula saat suatu medan magnet sejajar strike maka akan
menginduksi medan listrik yang tegak lurus strike di bidang vertikal. Oleh karena itu, untuk
kasus 2D persamaan Maxwell dapat memiliki dua mode polarisasi, yakni polarisasi TE atau
Transverse Electric (medan E sejajar strike) dan polarisasi TM atau Transverse Magnetic
(medan H sejajar strike). Polarisasi TE yang juga disebut dengan polarisasi E
menggambarkan aliran arus (medan listrik) yang sejajar strike dengan komponen medan Ex,
Hy, dan Hz. Polarisasi TM yang juga disebut polarisasi B menggambarkan aliran arus (medan
listrik) yang tegak lurus arah strike dengan komponen medan elektromagnetik Hx, Ey, dan Ez

Pengolahan 1D dan 2D :

1. Seleksi Time Series


Dalam pemrosesan data Magnetotelurik (MT), terutama ketika menggunakan data
remote reference, langkah penting yang perlu dilakukan adalah seleksi data time
series dengan mencari waktu pengukuran yang seolah-olah dilakukan secara
bersamaan antara data MT dan data remote reference.
2. Transformasi Fourier
Transformasi Fourier adalah suatu proses matematis yang mampu mengubah sinyal
dari domain waktu menjadi domain frekuensi. Namun, penting untuk dicatat bahwa
Fourier transform hanya dapat diterapkan pada sinyal ruang atau time series yang
bersifat kontinu, seperti yang dijelaskan oleh Simpson dan Bahr (2005).
3. Robust Processing
Robust processing adalah metode pemrosesan statistik yang memanfaatkan bobot
iteratif dari residual untuk mengenali dan menghapus data yang terpengaruh oleh
noise non-Gaussian. Dalam robust processing, digunakan beberapa pengukuran dari
perbedaan suatu kontribusi individu dari nilai rata-rata untuk menurunkan bobot
outlier pada iterasi berikutnya (Simpson dan Bahr, 2005).
4. Seleksi Cross over
Seleksi cross power adalah proses yang memerlukan waktu yang cukup lama karena
membutuhkan seleksi manual pada setiap titik data Magnetotelurik (MT) untuk
memastikan bahwa data tersebut memiliki tren yang halus (smooth). Proses seleksi
dilakukan dengan mengaktifkan dan menonaktifkan data pada grafik cross power
sehingga data yang dipilih membentuk kurva MT yang tampak halus.
5. Inversi 2D
Inversi adalah proses pengolahan data lapangan yang memanfaatkan teknik
matematika dan statistik untuk mendapatkan gambaran distribusi sifat fisik di bawah
permukaan. Pendekatan ini melibatkan analisis data lapangan dengan mengorelasikan
model matematika dengan data yang terukur (Suparno, 2007).
- Hasil 1D dan 2D

Pengaplikasian :
- Eksplorasi Hidrokarbon:
Identifikasi dan Pemetaan Reservoir: MT dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
memetakan reservoir hidrokarbon (minyak dan gas) di bawah permukaan bumi.
Teknik ini memungkinkan peneliti untuk menentukan lokasi dan ukuran reservoir
dengan presisi tinggi, yang sangat penting untuk eksplorasi dan produksi minyak dan
gas. MT dapat membantu mendeteksi reservoir tersembunyi atau sulit dijangkau
dengan metode geofisika lain. Informasi dari MT dapat digunakan untuk
merencanakan sumur eksplorasi dan produksi dengan lebih efektif.
- Pemantauan Air Tanah:
Pemetaan Distribusi Air Tanah: MT dapat digunakan untuk memetakan distribusi air
tanah di bawah permukaan bumi. Hal ini sangat berguna untuk pengelolaan sumber
daya air dan pengembangan infrastruktur hidrologi. MT dapat membantu menentukan
lokasi dan kedalaman akuifer, serta memperkirakan volume air tanah. Informasi ini
penting untuk memastikan penggunaan air tanah yang berkelanjutan dan mencegah
pencemaran air tanah.
- Geologi dan Struktur Bawah Permukaan:
Informasi Struktur Geologi: MT memberikan informasi tentang struktur geologis dan
distribusi kondisi bawah permukaan bumi, seperti kepadatan batuan, kelembaban, dan
permeabilitas. Teknik ini digunakan dalam penelitian geofisika dan eksplorasi
mineral. MT dapat membantu mengidentifikasi patahan, zona sesar, dan struktur
geologi lainnya. Informasi ini penting untuk memahami sejarah geologi suatu wilayah
dan untuk menilai potensi mineral.
- Sekuestrasi Karbon Dioksida:
Pemetaan Potensi Penyimpanan Karbon: MT digunakan untuk memetakan potensi
penyimpanan karbon di bawah permukaan bumi, yang penting untuk upaya
sekuestrasi karbon dioksida. Teknik ini dapat membantu mengidentifikasi formasi
batuan yang cocok untuk menyimpan karbon dioksida secara aman dan permanen.
MT juga dapat digunakan untuk memantau sekuestrasi karbon dioksida di bawah
tanah dan memastikan bahwa karbon dioksida tidak bocor ke atmosfer.
DAFTAR PUSTAKA

Aswo, W. 2011. Pemodelan Sistem Panas Bumi dengan Metode Magnetotelurik di Daerah
Arjuno-Wilerang Jawa Timur. Depok: Universitas Indonesia

Bedrosian, P.A, Unsworth, M.J., and Wang, F., 2001. Structure of The Altyn Tagh Fault
and Daxue Shan from Magnetotelluric Surveys: Implications for Faulting Associated With
The Rise of The Tibetan Plateau, Tectonics v. 20, No. 4, p. 474-486.

Cagniard, L. 1953. Basic Theory of the Magnetotelluric Method of Geophsical Prospecting.


Geophysics 18.

Daud, Y. 2010, Diktat Kuliah : Metode Magnetotelluric (MT). Depok: Laboratorium


Geofisika, FMIPA Universitas Indonesia.

Griffiths, D. J. 1999. Introduction to Electrodynamics Third Edition. New Jersey: Prentice


Hall

Anda mungkin juga menyukai