Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

PENGANTAR TEKTONO FISIK

(RANGKUMAN SEISMICITY)

OLEH:

AINUN AYU UTAMI SUBHAN

R1A1 17 027

TEKNIK GEOFISIKA

KENDARI

2018
Seismicity (Kegempaan) atau sering di sebut sebagai Gempa

bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat

pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang

seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng

Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi

yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan

alat Seismometer (https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi .2018)

Pengertian Gempa Bumi Menurut Para Ahli

1. Howel

Meurut Howel dalam Mulyo (2004) yang mendefinisikan bahwa

pengertian gempa bumi adalah getaran atau serentetan getaran dari kulit

bumi yang bersifat tidak abadi dan kemudian menyebar ke segala arah.

Kulit bumi bergetar secara kontinyu walaupun relatif sangat kecil. Getaran

tersebut tidak dikatakan gempa bumi karena memiliki sifat getaran yang

terus menerus. Jadi, gempa bumi harus memiliki waktu awal dan waktu

akhir yang jelas.

2. Bayong

Menurut Bayong (2006: 12) gempa bumi adalah gerakan atau

getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen. Tenaga

endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebabkan

oleh perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen memiliki sifat yang
membentuk permukaan bumi menajdi tidak rata. Mungkin saja di suatu

daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen

ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain

permukaan bumi turun menjadikan adanya suatu lembaga ataupun jurang.

Secara umum tenaga endogen tersebut dibagi kedalam tiga jenis yakni

vulkanisme, tektonisme, dan seisme atau gempa. Vulkanisme dibagi lagi

menjadi plutonisme dan vulkanik (http://www.artikelsiana.com/

2017/08/gempa-bumi-pengertian-gempa-bumi-jenis.html . 2018)

Karakteristik Gempa Bumi

Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:

 Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

 Lokasi kejadian tertentu

 Akibatnya dapat menimbulkan bencana

 Berpotensi terulang lagi

 Belum dapat diprediksi

 Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi(

Setiawan,Joko . 2011)

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Proses Terjadinya Gempa Bumi Para ahli menganggap bahwa

terdapat empat sebab yang menimbulkan gempa bumi, yaitu


1. Runtuhan Lubang Lubang Interior Bumi

Runtuhnya lubang lubang interior seperti gua atau tambang batuan/

mineral dalam bumi dapat menyebabkan getaran di atas permukaannya,

namun getaran ini tidak terlalu besar dan terjadi hanya di setempat saja

atau terjadi secara local

2. Tabrakan (impack)

Tabrakan benda langit atau sering disebut meteor juga dapat

menyebabkan getaran, hanya saja getaranya tidak sampai terekam oleh alat

pencatat getaran gempa bumi dan juga sangat jarang terjadi


3. Letusan atau Ledakan Gunungapi

Aktivitas gunungapi dapat menimbulkan gempa yang disebut

gempa bumi vulkanik. Gempa bumi ini terjadi baik sebelum, selama,

ataupun sesudah letusan gunungapi. Penyebab gempa ini adalah adanya

persentuhan antara magma dengan dinding gunungapi dan tekanan gas

pada letusan yang sangat kuat, perpindahan magma secara tiba - tiba dari

dapur magma. Kekuatan gempa bumi vulkanik sebenarnya sangat lemah

dan hanya terjadi di wilayah sekiar gunungapi yang sedang aktif. Dari

seluruh gempa bumi yang terjadi hanya 7 % yang termasuk ke dalam

gempa bumi vulkanik , walaupun demikian kerusakannya cukup luas juga,

karena disertai dengan letusan gunungapi Berdasarkan kedudukan sumber

gempanya (posisi kegiatan magma).


4. Kegiatan Tektonik

Gempa bumi yang mempunyai efek sangat besar seenamya berasal

dari kegiatan tektonik , yaitu mencakup 90 % dan seluruh kegiatan gempa

bum . Gempa bumi ini berhubungan dengan kegiatan gaya-gaya tektonik

yang telah terus berlangsung dalam proses pembentukan gunung-gunung,

terjadinya patahan-patahan (faults) dan tarikan atau tekanan dari

pergerakan lempeng-lempeng batuan penyusun kerak bumi. Proses dan

jalur pusat-pusat gempa bumi tektonik di seluruh dunia dapat dijelaskan

dengan teori tektonik lempeng. Bagian-bagian paling aktif sepanjang jalur

pusa gempa bumi terletak sepanjang busur kepulauan (island arc) dan tepi

benua atau continenal margin. Proses gempa tektonik sangat berkaitan

dengan adanya zona subduksi, di bawah ini adalah keterangan posisi zona

subduksi dan wilayah yang rawan gempa (Nandi, 2006)


Jenis-Jenis Gempa Bumi

Gempa bumi pada umumnya membuat tanah bergerak. Jika

terdapat pusat gempa yang dekat dengan pemukiman, akan terjadi suatu

kerusakan bangunan di wilayah tersebut. Sebaliknya, jika pusat gempat

tersebut berada jauh dari suatu permukiman, maka pengaruhnya hanya

berupa getaran-getaran kecil, terkadang sama sekali tidak dirasakan

getaran.

Adanya rambatan getaran gempa secara vertikal atau horisontal

serta besar-kecilnya dampak tersebut terhadap kerusakan bangunan lebih

banyak dipengaruhi oleh suatu kondisi tanah itu sendiri misalnya.

 Tebal tipisnya lapisan suatu tanah.

 Keras atau lembeknya lapisan tanah,

 Sifat tanah dan kondisi geologis tanah (geological setting).


Terdapat tiga kondisi atau sifat tanah misalnya dapat disimpulkan

suatu proses menjalarnya gempa adalah suatu peristiwa yang sangat

kompleks. Tanah dapat memperbesar atau memperkecil gerak gelombang

gempa. Kondisi tanah di bawah juga menentukan tingkat kerusakan, bukan

hanya dari besaran skala Richter yang tercata.

Ketika lapisan tanah di bawah sangat keras, maka dapat

diprediksikan adanya suatu gempa yang memiliki kekuatan 5,9 skala

Richter dan dapat menimbulkan kerusakan besar karena tanah keras akan

mampu meneruskan dan bahkan memperbesar getaran suatu gempa.

Misalnya gempa di Yogyakarta dan di tanah Jawah Tengah.

Namun, ketika tanah bagian di bawah lembek, gempa tidak dapat

menimbulkan suatu kerusakan. Contohnya, setelah gempa Yogyakarta

beberapa bulan kemudian Jakarta di guncang gempa dengan kekuatan 6,2

skala Richter, akan tetapi tidak ada kerusakan. Yang ada hanyalah sebuah

kepanikan, itu kemudian disebagkan oleh sebagian getaran gempa yang

terjadi sudah diserap oleh tanah yang lembek.

Selain dari sifat tanah tersebut, turut memperbesar atau meredam

getaran adalah radius gempa dari pusat gempa. Semakin dekatnya dengan

suatu pusat gempa, maka akan semakin keras getarannya. Selain itu

bergerak secara mendatar, gempa ada yang dapat bergerak ke atas-bawah.

Hal ini dapat terjadi ketika gempa bumi di kota Kobe, Jepang, 17 Januari
1995 (http://www.artikelsiana.com/2017/08/gempa-bumi-pengertian-

gempa-bumi-jenis.html . 2018)

Gempa bumi sendiri memiliki berberapa macam macam gempa

bumi. Macam macam gempa bumi dapat dilihat berdasarkan lokasinya,

gelombangnya, penyebabnya, serta kedalamannya.

A. Berdasarkan Lokasinya

Gempa bumi berdasarkan lokasinya adalah, gempa bumi yang

dibagi berdasarkan lokasi terjadinya. Gempa bumi ini dibagi menjadi 2,

yaitu darat dan laut.

1. Gempa Bumi yang Terjadi Di Darat

Gempa bumi ini adalah gempa bumi yang terjadi di darat. Gempa

bumi ini, terjadi akibat adanya patahan atau lipatan di darat. Gempa bumi

ini tidak menyebabkan tsunami, tetapi mampu menghancurkan gedung,

bahkan membuat kebakaran pada kota.

2. Gempa Bumi yang Terjadi Di Laut

Gempa bumi ini adalah gempa bumi yang terjadi akibat adanya

patahan atau lipatan di dasar laut. Gempa bumi memiliki potensi

menciptakan tsunama, akibat perbedaan tekanan sebelum dan sesudah


gempa, menyebabkan air menjadi naik, dan menciptakan tsunami

(Baca: Penyebab Tsunami dan Akibatnya).

B. Berdasarkan Gelombang

Gelombang adalah salah satu penyebab terjadinya gempa bumi.

Gelombang ini berasal dari pusat gempa yang disebut hiposentrum.

Hiposentrum adalah titik utama dari gempa yang sedang terjadi. Gempa

bumi ini dibagi menjadi 2, yaitu primer dan sekunder.

1. Gempa Berdasarkan Gelombang Primer

Gempa yang berdasarkan gelombang primer, adalah gempa yang

bersifat merambat. Gelombang ini berasal dari pusat gempa dengan

kecepatan hingga 14 km per detik. Gempa ini adalah gempa permulaan,

sebelum gempa susulan.

2. Gempa Bumi Berdasarkan Gelombang Sekunder

Gempa yang diakibatkan dari gelombang ini, sama dengan

gelombang primer. Yang membedakan adalah, gempa ini meliki kecepatan

yang lebih lambat. Kecepatan gelombang ini hanya sekitar 7 km per detik.

Gempa ini biasanya susulan dari gempa pertama yang lebih kuat

(https://ilmugeografi.com/bencana-alam/macam-macam-gempa-bumi)
C. Berdasarkan Penyebabnya

Gempa bumi ini berasal dari sebab yang berbeda- beda. Gempa

bumi dapat terjadi akibat kejadian alam, maupun kejadian yang diciptakan

oleh manusia. Berikut ini 4 jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya.

1. Gempa Tektonik

Pengertian Gempa Tektonik - Pengertian Gempa Tektonik adalah

gempa yang disebakan oleh pergeseran kulit bumi secara tiba-tiba di

dalam bumi dan berkaitan sekal idengan gejala pembentukan pegunungan.

Dalam kulit bumi terus menerus terjadi yang disebut dengna proses

geologis yang memiliki akibat konsentrasi dan terkekangnya suatu

tegangan-tegangan serta regangan-regangan yang dalam waktu geologis

mampu menghasilkan suatu perubahan-perubahan pembentukanpe

gunungan-pegunungan.
Jika kondisi tersebut meningkatkan maka dapat melampua

kekuatan pada batas kulit bumi, terjadilah dikatakan suatu pergeseran-

pergeseran sepanjang bidang terlemah yang disebut dengan patahan

lempengan (fault) atau pergeseran blok-blok batuan untuk mencari suatu

keseimbangan baru. Gempa tektonik tersebut memiliki gelombang gempa

yang besar dan terjadi berulang-ulang serta tidak dapat diprediksi dapat

terjadi.

Ciri-Ciri Gempa Tektonik

 Gempa tektonik dikenal juga sebagai gempa dislokasi

 Gempa tektonik terjadi jika berentuk patahan aru atau terjadi pergeseran

sepanjang patahan karena timbul tegangan di dalam kulit bumi.

 Berdasar atas rekaman yang ada, 90 persen dari seluruh gempa

dikategorikan sebagai gempa tektonik.

 Penyebaran gempa sangat luas, dengan kekuatan menengah hingga tinggi,

diawal idengan gerakan yang lemah kemudian menimbulka ngempa utama


dengan skala yang cukup besar, kemudian di susul oleh gempa-gempa

susulan yang dengna intensistas yang semakin mengecil dalam usaha

mencapai suatu keseimbangan.

 Koran yang ditimbulkan memiliki bentuk kerusakan dan juga kroban

manusia.

2. Gempa Vulkanik

Pengertian Gempa Vulkanik - Pengertian Gempa vulkanik adalah

gempa yang disebakan oleh kinerja gunung api, dan terjadi sebleum,

selama, dan sesudah letusan gunung api. Ketika sebuah gunung berapi

meletus, letusan yang diakibatkan tersebut mengalirkan gelombang-

gelombang yang tercatat oleh alat sesimograf. Namun jika letusan yang

diakibatkan sangat besar, maka gerakannnya dapat dirasakan langsung.

Gempa vulkanik tersebut memiliki sifat lokal dengan getaran yang

lemah. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar energi yang kemudian

dilepaskan dalam suatu bentuk suara ledakan. Jadi, pada umumnya gempa

tersebut kemudian menimbulkan suatu kerusakan adalah gempa bumi

tektonik.

Gempa vulkanik dapat terjadi ketika berulang-ulang dalam sehari

atau bahkan dalam hitungan jam. Intensitas getaran gelombangnya

tidaklah besar sehingga tidak dapat mengakibatkan suatu kerusakan parah

pada bangunan. Gelombang gempa vulkanik yang masih dapat diprediksi

akan terjadi.
Ciri-Ciri Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik terjadi karena kinerja gunung berapi. Terjadi

sebelum, selama dan sesudah letusan gunung berapi Sebab uitama gempa

vulkanik ialah bersentuhan magma dengan dinding tubuh gunung api dan

tekanan gas pada peledakan hebat Perpindahan mendadak dari magma di

dalam dapur magma |Berdasarkan rekaman kejadian gempa terjadi, kurang

lebih 7 persen digolongkan ke dalam gempa vulkanik

3. Gempa Bumi Runtuhan

Gempa bumi runtuhan adalah salah satu dari jenis atau macma

bencana alam yang mana jenis gempa ini umumnya terjadi di daerah yang

dekat dengan pertambnagna atau gunung yang berkapur. Jenis gempa

tersebut sebenarnya jarang terjadi dan bahaya yang diakibatkan atau


dampak dari gempa tersebut relatif kecil dibandingka ndengan gempa

bumi tektonik dan vulkanik.

4. Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi bautan pada umumnya bukanlah gempa yang

termasuk dalam kategori bencana alam, akan tetpai menjadi kategori

bencana alam yang memiliki akibat sangat besar. Penyebab gempa bumi

ini berasal dari aktivitas manusia yang berlebihan misalnya bom,

peledakan dinamit, nuklir dll, hingga permukaan bumi di sekitarnya

terguncang.
Pembagian gempa atau macam-macam gempa bumi berdasarkan

atas jarak fokus, yakni:

- Gempa setempat dengan jarak episentrum <10.000 km

- Gempa jauh kurang lebih jarak episentrum 10.000 km

- Gempa sangat jauh jarak episentrum > 10.000 km

Tidak hanya itu, ada juga jenis-jenis gempa bumi berdasarkan jarak

fokus yakni sebagai berikut:

- Gempa dangkal dengan kedalaman fokus kurang lebih 50 km

- Gempa intermediet dengan kedalaman fokus 100-300 km

- Gempa dalam dengan kedalaman fokus 300-700 km

(http://www.artikelsiana.com/2017/08/gempa-bumi-pengertian-gempa-bumi-

jenis.html . 2018)
Alat Pengukur Gempa Bumi

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero:

mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan

untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil

rekaman dari alat ini disebut seismogram.

Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132

SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng.

Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana

gempa bumi terjadi.. Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka

kemampuan seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam

getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini

disebut seismometer broadband.


Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa

bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung

lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa

lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram

(https://id.wikipedia.org/wiki/Seismometer)

Perbedaan Seismometer Dan Seismograf

Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat

gempa bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat

dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan

dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk

seismogram.
Singkatnya: seismometer dan seismograf adalah identik, mereka

adalah instrumen untuk merekam gerakan bumi yang terkait dengan gempa

bumi, letusan gunung berapi, atau sumber gempa lain seperti ledakan.

Seismograf merupakan alat yang menggabungan deteksi dan perekaman

dalam satu instrumen.

Cara Kerja Seismometer Dan Seismograf

Sebuah seismograf dapat mencatat gempa komponen vertical dan

komponen horizontal. Ketika peristiwa gempa bumi terjadi, getaran yang

pertama direkam seismograf adalah gelombang tubuh (body wave).

Gelombang tubuh terbagi lagi menjadi dua, yaitu gelombang primer dan

sekunder.

Prinsip kerja dari alat ini yaitu mengembangkan kerja dari bandul

yang sederhana. ketika mendapatkan usikan / gerakan atau gangguan dari

luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan merekam

datanya seperti grafik.

Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh

lebih besar dari pada ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang,

bandul berada pada titik A. Sedangkan pada titik B adalah kedudukan pada

sudut di simpangan maksimum (θ). Kalau titik B adalah kedudukan dari

simpangan maksimum, maka gerakan bandul dari B ke A lalu ke B’ dan


kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu

yang diperlukan untuk melakukan satu ayunan ini disebut periode (T).

f = Komponen w menurut garis singgung pada lintasan bandul

P = Gaya tegang tali

N = Komponen normal dari W = m . g

l = Panjang tali

θ = Sudut simpangan

Gaya pemulih yang bekerja pada bandul yaitu -mg sin θ. Sehingga

persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:


F = – mg sin θ

Tanda negatif diatas menunjukkan bahwa gaya mempunyai arah

yang berlawanan dengan simpangan sudut θ.

Karena gaya pemulih F berbanding lurus dengan sin θ bukan dengan

θ, maka gerakan tersebut bukan merupakan Gerak Harmonik

Sederhana. Jika sudut θ kecil, maka panjang busur x (x = L kali θ) hampir

sama dengan panjang L sin θ.

Dengan demikian untuk sudut yang kecil, menggunakan pendekatan

Sin θ ≈ θ

Sehingga persamaan gaya pemulih menjadi:

F = – mg Sin θ ≈ -mg θ

Karena:

x = Lθ

maka persamaan diatas menjadi persamaan yang sama seperti

dengan hukum Hooke:

F = -kx

(https://www.pinterpandai.com/alat-untuk-mengukur-gempa-bumi-disebut/)
Skala Pada Gempa Bumi

1. Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari

amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari

rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) pada jarak

100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai

rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang

sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1

mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log 103 mikrometer sama

dengan 3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles

Richter (https://mozaiksains.wordpress.com/2011/05/27/skala-gempa-

bumi)
2. Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)

Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa

bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang

bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi

menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat

dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat

kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah

sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan

magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala

Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa

bumi. Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli

seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan

terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat

mengukur kekuatan gempa bumi di tempat

kejadian(https://www.bmkg.go.id/gempabumi/skala-mmi.bmkg)
3. Skala Intensitas Gempabumi BMKG
Skala Intensitas Gempabumi (SIG-BMKG) digagas dan disusun

dengan mengakomodir keterangan dampak gempabumi berdasarkan

tipikal budaya atau bangunan di Indonesia. Skala ini disusun lebih

sederhana dengan hanya memiliki lima tingkatan yaitu I-V.


Daftar Pustaka

Nandi . 2006 . Gempa Bumi . Universitas Pendidikan Indonesia . Bandung.Jawa

barat.

Setiawan Joko , Dkk . 2011 . Gempa Bumi . Sekolah Tinggi Kesejahteraan.


Bandung.Jawa Barat.

https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi,Diakses pada tanggal 3 Desember.2018

http://www.artikelsiana.com/ 2017/08/gempa-bumi-pengertian-gempa-bumi-jenis.
html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2018.

http://www.artikelsiana.com/2017/08/gempa-bumi-pengertian-gempa-bumi-jenis
.html . Diakses pada tanggal 3 Desember 2018.

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/macam-macam-gempa-bumi . Diakses
pada tanggal 3 Desember 2018.

http://www.artikelsiana.com/2017/08/gempa-bumi-pengertian-gempa-bumi-jenis.
html .Diakses pada tanggal 3 Desember 2018.

https://id.wikipedia.org/wiki/Seismometer Diakses pada tanggal 3 Desember 2018.

https://www.pinterpandai.com/alat-untuk-mengukur-gempa-bumi-disebut/Diakses
pada tanggal 3 Desember 2018.

https://mozaiksains.wordpress.com/2011/05/27/skala-gempa-bumi.Diakses pada
tanggal 3 Desember 2018.

https://www.bmkg.go.id/gempabumi/skala-mmi.bmkg . Diakses pada tanggal 3


Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai