Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

HASIL WAWANCARA

OLEH :
KELOMPOK IV:

SYAHRUL BACHTIAR R1A1 17 023


LA ODE ABDUL RAJAB. R1A1 17 012
AINUN AYU UTAMI R1A1 17 027
MUH. ALHABSYI SYAM. F1H1 14 062
NURFADILA FAHDA. R1A1 17 055
APRIANSYAH NUR SAPUTRA R1A1 17 002
LA ODE SIRMAN. R1A1 17 051

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantisa tercurahkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih baik. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk para pembaca.

Kendari, 21 Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN PENULISAN
METODE DAN TEKNIK PENULISAN
BAB II LANDASAN TEORI
HAK DAN KEWAJIBAN BERDEMOKRASI
WAWASAN NUSANTARA
BELA NEGARA
BAB II PROFIL DAN TEMPAT WAWANCARA
PROFIL INFORMAN
TEMPAT WAWANCARA
BAB III HASIL WAWANCARA
BAB IV PEMBAHASAN
HAK DAN KEWAJIBAN BERDEMOKRASI
WAWASAN NUSANTARA
BELA NEGARA
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu negara terdapat sistem yang bernama sistem pemerintahan. Dalam
pemerintahan melihatkan pemerintah dan rakyat. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan yang
mengeluarkan kebijakan dan aturan aturan yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara
dan masyarakat berkewajiban menjalankan hak dan kewajiban yang dikeluarkan oleh pemerintah
tersebut. Jika kita melihat pada kehidupan nyata, masih banyak terjadi penyimpangan antara hak
dan kewajiban oleh pemerintah maupun oleh rakyat itu sendiri. Ada sebagian masyarakat yang
merasa dirinya tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan
keluraganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang
menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat penderitaan yang dirasakan mereka.
Dengan demikian mereka menanyakan hak-hak mereka, akankah hak-hak mereka diabaikan
begitu saja, atau jangan-jangan hal semacam itu memang bukan hak mereka? kalau memang
bantuan pemerintah kepada mereka itu adalah hak yang harus diterima mereka mengapa bantuan
itu belum juga datang?
Selain itu juga tak bisa dipungkiri bahwa selain masalah hak dan kewajiban yang
belum terpenuhi, masalah lainnya adalah mengenai masalah nusantara seperti masalah tentang
timbulnya kembali isu komunis diakhir akhir ini yang ingin mengganggu kesaktian pancasila.
Dan oleh sebab itu aturan pemerintah harus lebih ditegaskan lagi seperti undang undang yang
harus lebih kuat lagi agar masalah seperti ini memiiki payung hukum yang jelas dalam
penyelesaian kedepannya.
Di indonesia juga sangat dibutuhkan peningkatan keamanan dari segala sektor
bukannya hanya dari aparat keamanan itu sendiri tetapi juga dari rakyatnya. Hal itu dapat
dilakukan dengan adanya program Bela Negara. Dengan adanya bela negara ini diharapkan
menciptakan warga negara yang rela berkorban untuk bangsanya dan dapat menjadi sumber daya
cadangan saat negara membutuhkan.
Oleh karena itu, dengan adanya mata kuliah pendidikan keawarganegaraan inilah
dapat menjadi titik tolakan generasi muda untuk memahami tentang pentingnya negara itu
sendiri dan sebagai warga negara kita harus menjaga dan mempertahankan negara ini dimanapun
dan sampai kapanpun itu. Sebagai warga negara kita harusnya dapat mengambil peran dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dan tidak segan untuk mengoreksi dan menyalurkan aspirasi
kepada pemerintah ketika terjadi kejanggalan dalam hal pemerintahan seperti mengenai
pemenuhan hak dan kewajiban
B. Tujuan
Untuk mengetahui pemahaman dan wawasan masyarakat tentang hak dan kewajiban dalam
berdemokrasi, pentingnya pancasila, dan kewajiban bela negara
Untuk memperoleh informasi
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

C. Metode dan Teknik Penulisan


Metode dan teknik penulisan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan cara
wawancara secara langsung terhadap narasumber.
BAB II
LANDASAN TEORI

Hak dan Kewajiban Dalam Berdemokrasi


Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut “teori
korelasi” yang dianut oleh pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan
kewajiban, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula
sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam arti
sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidak
pantas disebut hak. Hal ini sejalan dengan filsafat kebebasannya Mill (1996) yang menyatakan
bahwa lahirnya hak Asasi Manusia dilandasi dua hak yang paling fundamental, yaitu hak
persamaan dan hak kebebasan. Hak kebebasan seseorang, menurutnya tidak boleh dipergunakan
untuk memanipulasi hak orang lain, demi kepentingannya sendiri. Kebebasan menurut Mill
secara ontologis substansial bukanlah perbuatan bebas atas dasar kemauan sendiri, bukan pula
perbuatan bebas tanpa kontrol, namun pebuatan bebas yang diarahkan menuju sikap positif, tidak
mengganggu dan merugikan orang lain.
Hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan kenegaraan maupun hak dan
kewajiban seseorang dalam kehidupan pribadinya, secara historis tidak pernah dirumuskan
secara sempurna, karena organisasi negara tidak bersifat statis. Artinya organisasi negara itu
mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia. Kedua konsep hak dan
kewajiban warga negara/manusia berjalan seiring. Hak dan kewajiban asasi marupakan
konsekwensi logis dari pada hak dan kewajiban kenegaraan juga manusia tidak dapat
mengembangkan hak asasinya tanpa hidup dalam organisasi Negara (Yasin, 2015: 100).
Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini menjadi amat penting
untuk di kaji mendalam mengingat negara kita sedang menumbuhkan kehidupan demokrasi.
Betapa tidak, di satu pihak implementasi hak dan kewajiban menjadi salah satu indikator
keberhasilan tumbuhnya kehidupan demokrasi. Di lain pihak hanya dalam suatu negara yang
menjalankan sistem pemerintah demokrasi, hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga
negara dapat terjamin. Pengaturan hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga negara
secara lebih operasional kedalam berbagai peraturan perundang-undang sangat bermanfaat.
Pengaturan demikian itu akan menjadi acuan bagi penyelenggaraan negara agar terhindar dari
tindakan sewenang-wenang ketika mengoptimalkan tugas kenegaraan. Sedangkan bagi
masyarakat atau warga negara hal itu merupakan pegangangan atau pedoman dalam
mengaktualisasikan hak-haknya dengan penuh rasa tanggung jawab (Handayani, 2015: 2-3).

Wawasan Nusantara
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti
raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian
ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas (AL-
Marsudi, 2001:57).
Sebagai dasar negara dari suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam nilai-nilai sosial
dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh seluruh masyarakatnya. Sebagai
ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu diimplementasikan ke dalam perilaku kehidupan
dalam rangka berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila
dalam ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya sudah mencakup gambaran pembentukan karakter
manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang diharapkan para penggali dari pancasila itu
sendiri.
Undang-undang Dasar
Konsepsi negara hukum yang dulu dikesankan menganut rechtsstaat sekarang
dinetralkan menjadi negara hukum saja, tanpa label rechtsstaat diletakkan di dalam kurung.
Dengan demikian, politik hukum kita tentang konsepsi negara hukum menganut unsur-unsur
yang baik dari rechtsstaat dan the rule of law, bahkan sistem hukum lain sekaligus. Dulu,
konsep negara hukum ditegaskan di dalam Penjelasan UUD dengan kalimat “Indonesia ialah
negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat)...,” namun sekarang Penjelasan UUD sudah tidak
berlaku dan pernyataan prinsip negara hukum itu penuangannya di dalam konstitusi dipindahkan
ke dalam Pasal 1 ayat 3 dengan kalimat yang netral, yaitu “Negara Indonesia adalah negara
hukum.” Di era reformasi ini, kekuasaan kehakiman (lembaga yudikatif), yang sudah lebih
dimandirikan berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 1999, justru menjadi lebih korup dibandingkan
dengan lembaga eksekutif dan legislatif. Kebebasan lebih luas yang oleh UU kepada para hakim
untuk bebas melakukan korupsi peradilan dengan berbagai variasinya. (Moh. Mahfud MD,
2010:52).

Bela Negara
Bela Negara merupakan sikap setiap individu dengan semangat kejuangan pantang
menyerah dalam jiwa Sapta Marga, dilandasi keimanan dan ketaqwaan, berniat tekad bulat
tanpa pamrih dan berani rela berkorban melaksanakan bela Negara dengan didasari sikap
profesionalitas dan integritasnya untuk bersama-sama mencapai tujuan Negara yang aman
dengan landasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 demi kejayaan Negara (Yulianto,
2013:365).

Dalam menyelenggarakan Hankamnas, setiap warga Negara mempunyai hak dan


kewajiban yang ditetapkan dan dijamin oleh UUD 1945 yang merupakan kehormatan dan
dilaksanakan dengan penuh keasadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdiannya kepada bangsa dan Negara. Upaya Hankamneg mencakup pembentukan dan
penggunaan sumber daya buatan dan segenap prasarana fisik dan prasarana psikis bengsa dan
Negara. Hankamneg yang mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa dan Negara sebagai
bagian integral dari pembangunan nasional diartikan sebagai keikutsertaan seluruh rakyat secara
aktif dalam Sishakamrata bukan dengan mempersenjatai seluruh rakyat secara fisik untuk
mengadakan perlawanan fisik, melainkan merupakan keikutsertaan seluruh rakyat dalam upaya
Hankamneg melalui bidang profesinya masing-masing. Dengan demikian setiap warga Negara
melakukan usaha Hankamneg sebagai bagian dari pelaksanaan bidang profesi atau pekerjaan
masing-masing atau merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk
keikutsertaan rakyat dalam upaya Hankamneg diselenggarakan melalui Pendidikan Bela Negara
(PPBN) sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional. Dengan
Pendahuluan Bela Negara yang dilaksanakan melalui pendidikan disekolah maupun pendidikan
diluar sekolah akan dihasilkan wrga Negara yang cinta tanah air, rela berkorban bagi bangsa dan
Negara, yakin akan kesaktian Pancasila dan UUD 1945 serta mempunyai kesadaran akan hak
dan kewajiban sebagai warga Negara yang bertanggung jawab. PPBN merupakan proses menuju
kepada kualitas manusia yang lebih baik, yakni manusia yang mampu menghadapi tantangan-
tantangan dimasa depan yang dapat menjamin tetap tegaknya identitas dan integritas bangsa.
BAB II
PROFIL INFORMAN DAN TEMPAT WAWANCARA

A. NARASUMBER I (MASYARAKAT)

1. PROFIL INFORMAN

Nama : Jumardin
Pekerjaan : Satpam Rektorat UHO

2. TEMPAT WAWANCARA

Tempat : Gedung Rektorat UHO


Waktu : 19.00-selesai

B. NARASUMBER II ( AKTIFIS)

1. PROFIL INFORMAN
Nama : Aan Sanjaya
Pekerjaan : Anggota Menwa UHO

2. TEMPAT WAWANCARA

Tempat : MAKO
Waktu : 16.00 - Selesai

C. NARASUMBER III ( DOSEN)

1. PROFIL INFORMAN

Nama : Firman S.Sc


Pekerjaan : Asisten Lab Kimia UHO

2. TEMPAT WAWANCARA

Tempat : Kampus Baru UHO


Waktu : 13.00 - Selesai

D. NARASUMBER IV ( MAHASISWA)

1. PROFIL INFORMAN

Nama : Muh Nur Fajar Maga


Pekerjaan : Anggota Menwa UHO / Mahasiswa Fakultas Pertanian

2. TEMPAT WAWANCARA

Tempat : Fakultas MIPA UHO


Waktu : 14.00 - Selesai

BAB III
HASIL WAWANCARA

Berikut wawancara yang diajukan penulis kepada Narasumber:

A. NARASUMBER I (MASYARAKAT)
Lansung saja ke inti dari pertanyaan yang di tanyakan Pewawancara Ke Narasumber

Pewawancara : Menurut Bapak seperti apasih Demokrasi itu, dan bagaimana seharusnya
Demokrasi itu berjalan?
Narasumber : Demokrasi merupakan bagaimana cara kita mengemukakan pendapat , dimana
pada dasarnya di negara indonesia ini menganut sistem demokrasi beda halnya dengan negara di
luar sama yang menggunakan sistem liberalisme . Dalam demokrasi itu semua kebutuhan
masyarakat telah di jamin seperti
Itulah wawancara yang dilakukan penulis dengan touris dan dibantu dengan tour guide touris
tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hak dan Kewajiban Berdemokrasi

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Hak untuk meyampaikan pendapat dan berekpresi juga merupakan hak setiap warga
Negara. Dan hal tersebut telah diatur dalam UUD pasal 27 (3). Sehingga setiap warga negara itu
memiliki kebebasan untuk menyalurkan aspirasi mereka maupun untuk ikut berpartisipasi dalam
pemilu karena rakyat memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu sebagaimana yang
telah diatur dalam undang-undang.

Dalam konteks pemilihan umum rakyat memiliki peranan penting didalamnya baik itu
sebagai pemilih maupun sebagai yang dipilih. Oleh karena itu kita tidak dapat menghalang-
halangi hak orang untuk memilih atau denga menggunakan cara yang tidak dibenarkan dalam
undang-undang yaitu dengan “money politic” atau biasa disebut sebagai politik uang. Dan
nyatanya bahwa dikalangan masyarakat indonesia pada umumnya maupun pada lokasi penelitian
kami faktor politik uang masih memiliki daya tarik tersendiri pada masyarakat. Oleh sebab itu,
sebagai generasi muda kita harus berani memulai demokrasi yang bersih dengan menerima hasil
yang ada, jujur, dan tentunya menghargai hak dan kewajiban kita dalam berdemokrasi.

B. Wawasan Nusantara
Di indonesia, pancasila dan undang-undang dasar pasti tidak asing lagi. Pancasila sebagai
dasar negara kesatuan republik indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting sehingga tak
boleh ada yang menggatikannya. Karena pancasila sebagai dasar dari negara ini dan bila ada
yang menggantikannya berarti sama saja dengan meruntuhkan negara kesatuan republik
indonesia.
Mungkin masih terlintas diingatan kita tentang adanya isu komunis yang kembali muncul
ditengah-tengah kita, dan paham komunis ini sangat tidak pantas menggantikan kedudukan
pancasila. Pancasila sebagai dasar negara berasal dari nilai budaya masyarakat indonesia itu
sendiri dan sudah sepatutnya kita mempertahankan pancasila tersebut tersehadap semua pihak
yang ingin meruntuhkan pancasila maupun menggantikanny.
Selain pancasila, undang-undang atau peraturan di indonesia saat ini jika kita melihat
sudah tidaklah ebrjalan dengan sebagai mana mestinya yang kita harapkan. Undang-undang yang
dibuat seharusnya pro ke rakyat tapi kalau kita melihat saat ini banyak undang-undang atau
aturan-aturan yang bisa dikatan menyiksa rakyat. Dan para wakil rakyat sebagai wakil kita di
parlemen juga masih kurang dalam membela hak-hak rakyat tersebut. Kian hari kasus-kasus
korupsi, suap-menyuap dan lain sebagainya masih saja terus bermunculan di negeri ini. Hal ini
seakan menandakan bahwa undang-undang kita masih kurang tegas khususnya dalam hal
pelaksanaanya.

Bela Negara
Bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara sebagaimana yang
tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar 1945. Setiap warga negara wajib hukumnya
untuk turut serta dalam upaya pertahanan dan keamana negara. Dan bela negara sangatlah
penting bagi suatu negara, bela negara itu sendiri adalah bukan harus kita sebagai masyarakat
turun ke medan tempur membawa senjata, tapi bela negara yang dimaksud adalah rakyat dapat
memberi kontribusi kepada negara melalui bidang dan profesinya masing-masing.
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam menjalani pemerintahan ini baik rakyat dan pemerintah haruslah sama-sama
mengingat hak dan kewajiban masing-masing agar nantinya tidak terjadi ketidakseimbangan hak
dan kewajiban tersebut. Didalam bernegara, pancasila dan undang-undang dasar suatu hal yang
berperan penting. Diera sekarang ini kedudukan pancasila mulai terancam dengan adanya isu-
isu munculnya komunisme. Jelas hal ini sangat mengancam dan membahayakan pancasila
sebagai dasar negara bangsa indonesia. Dan untuk menjaga dua pilar tersebut usaha bela negara
dari rakyat dan semua pihak sangatlah diperlukan, bela negara yang dimaksud adalah memberi
kontribusi pada negara sesuai dengan bidang kita masing-masing.

SARAN

Negara kita sangat rawan sekali akan terjadinya ketegangan karena dengan banyaknya
suku dan perbedaan lainnya dapat saja menimbulkan isu SARA yang berakibat pada keutuhan
pancasila kita. Usaha bela negara sangatlah dibutuhkan oleh bangsa ini. Untuk itu marilah kita
semua bersatu padu dan bergandengan tangan untuk bersama-sama melawan paham yang ingin
menjatuhkan pancasila

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Ria. 2015. Hak dan Kewajiban Warga Negara. Vol 3 No.5
Mahfud MD, Moh. 2010. Perdebatan Hukum Tata Negara Pascaamandemen Konstitusi. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.

Yasin, Johan. 2015. Hak Azasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara Dalam
Hukum Positif Indonesia. Vol 2 No. 1

Sumber online:

Hadi, Yulianto.2014. Bela Negara UPN 2014. 1 Oktober 2015.


(http://upnyk.ac.id/admin/upload/data/Bela%20Negara%20(letkol.%20%yulianto%20hadi

http://www.makalah-pancasila-sebagai-ideologi.html/

Anda mungkin juga menyukai