Hayawanat
Di dalam lampiran KMA no. 183 tahun 2019 disebutkan bahwa Bahasa
Arab sebagai bahasa pengantar untuk memahami ajaran Islam. Dengan Bahasa
Arab, ajaran Islam dapat dipahami secara benar dan mendalam dari sumber
model penutur sekaligus juga sebagai media bagi peserta didik untuk
1
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah memiliki tujuan
sebagai berikut:
(kitabah).
satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam
pergaulan internasional.
bahasa yang baik dan benar. Kemahiran berbahasa tersebut ditampilkan oleh
1
Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 183 Tahun 2019
tentang Kurikulum PAI Dan Bahasa Arab Pada Madrasah.
2
peserta didik dalam bentuk kemampuan berbahasa yang bersifat aktif reseptif
dan aktif produktif. Bahasa Arab hendaknya dilihat dari sudut pandang
juga harus memerhatikan prinsip-prinsip berbahasa pada satu sisi dan prinsip
komunikatif, maka bahasa harus dilihat dalam enam fungsinya, yaitu: الوظيفة
maupun di luar kelas seperti pada konteks dan situasi yang sesungguhnya.
Selain itu, peserta didik akan belajar secara optimal apabila peserta didik
ditunjukan pada aspek sosial budaya penutur asli dan pengalaman langsung
dalam budaya Bahasa Arab. Hal ini dilaksanakan untuk mengurangi adanya
verbalisme (tahu kata dan bahasa tetapi tidak tahu arti dan budayanya).
3
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik memiliki kecakapan berbahasa,
yang tercermin dalam sikap toleran, berpikir kritis dan sistematis. Berpijak
pada hal-hal di atas, maka pembelajaran Bahasa Arab hendaknya tidak bersifat
Menurut Kim dan Frick, “Internal factors are related to the features of the
course it self that can influence the learner’s motivation. External factors
refer to aspects of the learning environment that can influence the learner’s
Selanjutnya, menurut Lee dan Reeve bahwa: “Being aware of, monitoring
4
Bahwa sadar akan pentingnya suatu model pembelajaran yang konstruktif
yang mampu memberikan arah dan respon terhadap motivasi selama proses
pembelajaran, maka motivasi dan retensi adalah sebagai kunci untuk mencapai
keberhasilan prestasi peserta didik. Oleh karena itu agar proses pembelajaran
hasil belajar bahasa Arab, maka aktivitas gerak tubuh, kecerdasan auditori,
visual dan intelektual yang dimiliki oleh peserta didik harus digabungkan
al-qira’ah.
event but something that involves the whole person (body, mind and soul) and
that man has a dimension of somatic, auditory, visual and intellectual. Based
four student learning that is somatic, auditory, visual, and intellectual. Where
in this learning model learning students can move, speak or hear, see and
think directly what they are learning, so that learning becomes more
meaningful”.
Bayan Vol.10, No.1,Bulan Juni Tahun 2018.ISSN 2086-9282. e-ISSN 2549-1229, hal. 76
5
Iskandar, Dadang et al. (2016). “Implemetation Of Model Savi (Somatic, Audiotory,
Visualization, Intellectual) To Increase Critical Thinking Ability In Class IV Of Social Science
Learning On Social Issues In The Local Environment”. Journal of Education, Teaching and
Learning Vol.1, No. 1. Law Review.
5
Pembelajaran bukanlah peristiwa kognitif yang terpisah, namun sesuatu
yang melibatkan tubuh, pikiran dan jiwa serta seluruh bentuk kecerdasan.
dan berpikir secara langsung apa yang mereka pelajari, sehingga pembelajaran
B. Rumusan masalah
6
3. Sejauh mana pembelajaran SAVI bisa meningkatkan kemampuan kalam
C. Tujuan penelitian
Pelajaran 2021/2022.
D. Lingkup Penelitian
pelajaran 2021/2022.
2. Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah penguasaan maharoh kalam
E. Manfaat penelitian
sehingga Peserta didik dan guru memegang peranan penting. Tanpa adanya
7
perbaikan dari kedua belah pihak tidak mungkin hasil pembelajaran
pendekatan SAVI.
potensi kecerdasannya.
2. Bagi Guru :
SAVI.
kecerdasannya
3. Bagi Sekolah
belajar meningkat.
F. Kerangka Teori
1. Pendekatan SAVI
8
Belajar tidak efektif kalau hanya dilakukan dengan diam saja.
aktivitas atau disingkat dengan BBA berarti bergerak aktif secara fisik
dalam jangka waktu lama. Terjadilah kelumpuhan otak dan belajar pun
belajar.
Accelerated Learning.
sistem. Hal ini terlihat dari buku “The Accelerated Learning Hand Book” :
9
Accelerated Learning adalah merupakan proses pembelajaran dengan
masing-masing individu.6
6
Colin Rose & Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning For The 21st Cenutry, “Cara
Belajar Cepat Abad XXI, penerjemah: Dedy Ahimsa,, (Bandung:Penerbit Nuansa, 2006),hlm.36.
7
Dave Meier, Accelerated Learning Hand Book : Panduan Kreatif dan Efektif Merancang
Program Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung : Kaifa. 2002).hlm.34.
8
Ibid, hal. 36
9
Ibid, hal. 38
10
aktif, menumbuhkan kreatifitas, membentuk pengartian, serta
satunya tentang cara otak belajar yaitu teori yang dikenal dengan konsep
Otak Triune (Triune artinya adalah Three In One). Menurut konsep ini
otak manusia mempunyai tiga bidang spesialisasi yaitu otak reptil, sistem
(semua otak, tubuh, emosi, dan semua indera) untuk belajar. Adapun teori
merenung.11
1. Belajar Somatis.
10
Hari Sederajat, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pembahatruan
Pendidikan dalam Undang-Undang Sisdiknas,2003 (Bandun:CV Sipta Grafika,2004) hlm.102
11
Muhamad Fathoni, Pendekatan Accelerated Learning Dalam Pembelajaran Qira’ah,
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 4, Nomor 2, Desember 2015, hal. 108.
11
Somatis berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma. Jadi,
belajar.
”otak” dan tidak ada hubungan dengan apa yang ada di bawahnya.
berlanjut hingga hari ini, dan bahkan telah meningkat dalam dua
Padahal, untuk banyak anak, sifat hiperaktif itu normal dan sehat.
12
tahu cara memperlakukan mereka kecuali menyatakan mereka
lima juta anak di Amerika Serikat yang setiap harinya harus minum
yang dapat dan seharusnya ditolong dengan obat, tetapi suatu studi
13
sepenuhnya dalam belajar, kita menghalangi fungsi pikiran mereka
yang membuat cacat belajar, dan sama sekali bukan pebelajar itu
sendiri).
2. Belajar Auditori
Pikiran auditori kita lebih kuat dari yang kita sadari. Telinga kita
secara lisan. Epos, mitos, dan dongeng dalam semua kebudayaan kuno
lewat dialog. Filosofi mereka adalah: jika kita mau belajar lebih
sejarah.
a. Revolusi Gutenberg
14
dapat membayangkan menerima informasi tanpa sarana auditori.
kecenderungan auditori yang kuat) belajar dari suara, dari dialog, dari
membaca keras, dari menceritakan kepada orang lain apa yang baru
sendiri, dari mengingat bunyi dan irama, dari mendengarkan kaset, dan
karya Dr. Seuss, Hooray for Diffendoofer Day. Buku itu menceritakan
15
Dalam merancang pelajaran yang menarik bagi seluruh auditori
yang kuat dalam diri pebelajar, carilah cara untuk mengajak mereka
computer
terperici apa yang baru mereka pelajari dan bagaiman mereka akan
menerapkannya.
16
4) Mintalah pebelajar mempraktikkan suatu keterampilan atau
3. Belajar Visual
sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa di dalam
visual daripada semua indra yang lain. Dari hasil penelitian Maier dan
informasi teknis dan ilmiah ratarata memperoleh nilai 12% lebih baik
panjang. Dan statistik ini berlaku bagi setiap orang tanpa memandang
17
Pebelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat
6) Pengamatan lapangan
18
8) Dekorasi warna-warni
4. Belajar Intelektual
dan berkotak-kotak.
dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri.
19
dangkal dan kekanak-kanakan. Inilah yang terjadi dengan beberapa
teknik “kreatif” yang mengajak orang untuk bergerak secara fisik (S),
mempunyai auditori kuat (A), dan masukan visual (V), namun tidak
1) Inteligensi linguistic
20
Gardner menjelaskan inteligensi linguistik sebagai kemampuan
2) Inteligensi matematis-logis
21
inteligensi ini sangat mudah membuat klasifikasi dan
dan mana yang tidak, mana yang berkaitan antara satu dan
4) Inteligensi kinestetik-badani
22
atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Dalam inteligensi ini
5) Inteligensi musikal
6) Inteligensi interpersonal
23
7) Inteligensi intrapersonal
dengan baik.
8) Inteligensi lingkungan
9) Inteligensi eksistensial
24
Inteligensi eksistensial ini lebih menyangkut kepekaan dan
dari gaya belajar atau learing style peserta didik yang berbeda-beda
misalnya saja bagi peserta didik visual berbeda dengan peserta didik
yang dikerjakan oleh guru dan membuat catatan. Peserta didik auditori
berlangsung.13
25
Salah satu metode yang dapat dijadikan alternatif untuk memecahkan
Peserta didik satu dengan Peserta didik lainnya tanpa diliputi rasa takut
menuntut Peserta didik saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan
dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Sehingga hasil
saat pelajaran berlangsung dan anak dapat berbagi informasi pada saat
26
teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan
dan dapat pengalaman atau pengetahuan yang baru bagi anak atau
oleh guru dan dapat bertukar pikiran dan mendapatkan informasi yang
baru.
pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu, Peserta
dapat di gunakan untuk semua tingkat usia anak didik dan mata
27
Menurut Kagan, ada lima langkah utama dalam penerapan
bersamaan.
besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam, sehingga
18
Ibid, hal. 6.
28
f. Mengajak Peserta didik untuk bisa berintaksi sehingga Peserta didik
Kekurangan IOC:
percaya diri Peserta didik, Peserta didik juga dapat menilai sejauh mana
29
Peserta didik aktif, membantu Peserta didik untuk terampil berbicara,
3. Pembelajaran kalam
30
kebahasaan (qawa’id nahwiyyah wa sharfiyyah) tertentu untuk
Arab bagi non-Arab pada tahap awal bertujuan, antara lain, supaya
(khususnya yang tidak ada padanannya pada bahasa lain) dan dengan
nada dan intonasi yang sesuai, bisa berbicara dalam situasi formal
20
Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, Tangerang,
2011 Hal. 129-130
21
Fachrurrozi, Aziz dan Mukhshon Nawawi, 2010 ,ة العربيةCارات اللغويCدريس المهCأساليب ت, hal.
14
31
pertukaran antara pertisipan, (5). Menghubungkan setiap pembicara
mengungkapkan apa yang ada dalam dirinya kepada orang lain. Maka
strategi.
Kalam, paling tidak ada empat aspek yang harus dipertimbangkan oleh
22
Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, hal. 139
32
Terdapat beraneka macam teknik yang bisa digunakan untuk
tingkat lanjut.
(5). Guru tidak menuntut Peserta didik mampu berbicara persis seperti
orang Arab, (6). Objek atau topik pembicaraan adalah sesuatu yang
23
Ibid, hal. 140.
24
Ibid. hal. 161.
33
e) Praktek pola kalimat (tadrib anmath/pattern practice)
the questions)
do?)
e) Bayangkan (takhayyal/imagine)
f) Mendeskripskan
h) Pertanyaan menggali
i) Melanjutkan cerita
j) Cerita berantai
k) Menceritakan kembali
m) Dramatisasi
n) Bermain peran
34
a) Mengarang lisan (ta’bir syafawi/ oral composition) atau
berpidato (khatabah)
mutsirah/interesting experience)
f) Diskusi (munaqasyah)
g) Memberi petunjuk.
diusulkan.
25
Iskandar Wassid, dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa. 2008.
Bandung, hal. 242.
35
formal kepada pengajar atau peserta didik lainnya dengan suara lirih
c. Hakikat Berbicara
fikirannya.27
36
memilih respon yang sesuai konteks lingkungannya, (6). Memahami
percakapan;
a. Tingkat Pemula
b. Tingkat Menengah
37
dialog yang diperdengarkan dan kosakata serta bentuk bahasa yang
c. Tingkat Lanjutan
Tahapan ini adalah tahap yang paling atas dan wujud percakapan
percakapan tersebut.
38
yang akan didialogkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
sambil memahami isi hiwar dengan melihat gambar yang tertera dalam
buku. Tulisan hiwar dalam hal ini masih belum boleh dilihat. Ketiga,
G. Metode penelitian
28
Rahmaini, Strategi Pembelajaran Maharah Kalam Bagi Non Arab, Ihya al-‘Arabiyah,
Tahun pertama, edisi 2, Juli-Desember 2015, ISSN : 2442-3538.
39
b. Subyek Penelitian ini adalah peserta didik kelas V MI Al-Fatah, karena
a. Variabel input :
b. Variabel proses :
c. Variabel output :
3. Rencana tindakan
a. Pra Siklus
b. Siklus 1
1) Penyampaian Apersepsi
3) Penguasaan pertama
4) Evaluasi pertama
c. Siklus 2
1) Pengajaran Remedial
40
2) Penugasan kedua
3) Evaluasi kedua
d. Siklus 3
1) Pengajaran Remedial
2) Penugasan ketiga
3) Evaluasi ketiga
a. Sumber Data
2) Sumber data lainnya adalah guru mata pelajaran bahasa Arab kelas
2) Tes
3) Lembar Observasi
5) Observasi
6) Dokumentasi
7) Wawancara
8) Angket
5. Analisis data
41
a. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah
6. Indikator kinerja
80 %
Daftar Pustaka
Colin Rose & Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning For The 21st Cenutry,
“Cara Belajar Cepat Abad XXI, penerjemah: Dedy Ahimsa,,
(Bandung:Penerbit Nuansa, 2006)
Dave Meier, Accelerated Learning Hand Book : Panduan Kreatif dan Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung : Kaifa.
2002).
42
Gusti Ayu Rai Aryadnyani, Ketut Pudjawan, dan I Gede Raga, “Penerapan
Model Pembelajaran Inside Outside Circle Berbantuan Media Balok
Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Kelompok B,” e-Journal PG-
PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 02, No. 01 (n.d.).
I Wayan Dana Ardika, Pendekatan Savi Untuk Belajar Bahasa, Soshum Jurnal
Sosial Dan Humaniora, Vol. 5, No.1, Maret 2015.
43
Tito Hagi Darmawan, Penerapan Metode Inside-Outside Circle Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas Iv Sd Negeri 01 Tambakboyo Tahun 2012/2013, Naskah
Publikasi Ilmiah, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2013.
44